Pages - Menu

Sunday, February 17, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 8 Part 1


Chae Won memandang ibu mertuanya dengan tatapan berani "dirumah sakit jiwa mana kau akan memasukanku kali ini, ibu?"
Chul Goo dan Young Ja terkejut dan terdiam mendengar perkataan Chae Won.
Wajah Young Ja ketakutan "ingatanmu sudah kembali, benarkah?".
 Chae Won berdiri, mendekati Young Ja yang semakin ketakutan. Ia bicara dengan penuh emosi, setengah berteriak "kenapa kau dulu melakukannya?. Kenapa kau membuat orang yang normal menjadi orang gila, dan menuduh seorang wanita tidak berdosa menjadi seorang wanita pezina? Kenapa?".
Chul Goo : Chae Won, apa ingatanmu sudah kembali?. Benarkah?
Chae Won memandang Chul Goo dengan tatapan marah "sayang sekali, aku mengetahui kebenarannya sebelum ingatanku kembali. Lee Se Yoon telah mengatakan semuanya padaku. Sekarang semuanya sudah jelas. 

Chae Won berbalik menatap Young Ja. "benar aku memasukkanmu kerumah sakit jiwa, kau tahu kenapa? Itu karena kau mengalami depresi berat. Aku mengkhawatirkanmu dan ingin kau sembuh. Tapi kau melarikan diri dan menempatkan dirimu dalam masalah ini. Aku tidak melakukan kesalahan", jawab Young Ja berdalih.
Chae Won : Lalu apa yang akan kau peroleh setelah menjebakku sebagai wanita pezina?
Young Ja berpura-pura tak mengerti "menjebak? apa maksudmu, apa kau mencurigaiku karena terpengaruh dengan perkataan pria itu?
Chae Won : aku tak mempercayai siapapun, aku hanya percaya pada kenyataan dan juga bukti.
Young Ja bertanya dengan wajah jeleknya "bukti?".
Chae Won : Lee Se Yoon baru kembali dari Amerika. Aku memeriksa tanggal dia masuk ke Korea.
Chul Goo : tunggu, apa yang dia bicarakan.

Young Ja kelagapan, ia bertingkah tak mengerti maksud perkataan Chae Won, menghindar masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar, ia binggung harus bagaimana menghadapi Chae Won "Apa aku seharusnya berpura-pura tidak bersalah, atau aku harus keras terhadapnya?. Aku tidak boleh mengambil sikap kompromi. Lebih baik aku terus menjadi agresif". 

Chae Won menjelaskan asal foto-foto itu pada Chul Goo. Jika Se Yoon tak menyelamatkan dirinya waktu kecelakaan itu, mungkin sekarang ia sudah meninggal. Chul Goo lalu bertanya tentang foto yang memperlihatkan wajah Chae Won dan Se Yoon yang saling berdekatan. "itu adalah hasil rekayasa dari ibumu. Jika kau tidak bisa mempercayaiku, periksa saja pada ahlinya. Itu foto gabungan", jawab Chae Won.

Chul Goo pergi ke kamar ibunya, Young Ja terkejut "Ini sudah larut. Kenapa kau belum tidur?". Chul Goo memperlihatkan foto yang ia pegang "apa kau merekayasa ini?". Young Ja tak menjawab, itu pertanda ia membenarkan pertanyaan Chul Goo. Young Ja merebut foto dari tangan Chul Goo, langsung merobeknya. 

Young Ja terpaksa mengakui perbuataanya, tentu saja ia melakukan semua ini karena menginginkan Chul Goo dan Chae Won bercerai. Chul Goo tak habis pikir, haruskan ibunya berbuat seperti ini, apa tidak cukup hanya dengan memasukkan Chae Won kerumah sakit jiwa. Young Ja tetap tak ingin disalahkan, ia melakukan hal semua hal sampai sejauh ini demi putranya, jika tidak mana mungkin Chul Goo bisa meraih posisi dan duduk di kursi CEO. "Lagi pula kau mudah bosan dengan wanita manapun dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, jadi aku membuat persiapan lebih dulu", tambah Young Ja membenarkan semua perkataannya.

"Biar aku jelaskan. Aku tidak akan menceraikan Chae Won", ucap Chul Goo meyakinkan. Young Ja tak percaya "Kau berkata kalau kau mencintainya atau apa?".
"ya, aku mencintainya", jawab Chul Goo, dan langsung pergi dari kamar Young Ja.
Young Ja tertegun, ia tak percaya kata itu bisa keluar dari bibir Chul Goo "anak itu, belum lama dia bilang membenci wanita itu. Sekarang dia bilang dia mencintainya".

Chae Won membakar satu per satu foto hasil rekayasa yang dibuat Young Ja. Chul Goo datang menyusul, ia berlutut di depan Chae Won "Ini semua salahku, aku yang harus disalahkan dalam hal ini. Aku tidak bisa memintamu untuk memaafkan ibuku. Yang bisa aku katakan adalah "maafkan aku".
Chul Goo berdiri "Sekarang kita pikirkan saja diri kita sendiri. Ayo kita pindah. Tidak, ayo kita tinggal di luar negeri".

Chae Won bertanya satu hal pada Chul Goo "Kau tahu aku berada di rumah sakit, ya kan?". Chul Goo bersumpah tak mengetahui hal itu, ia minta Chae Won percaya padanya "Lupakanlah masa lalu. Aku akan bersikap baik padamu. Kumohon percaya padaku", pinta Chul Goo dengan wajah mengiba.

Se Yoon bekerja di dalam kamarnya, ia kembali teringat wajah dan perkataan Chae Won yang menyebutnya sebagai seseorang yang berhati hangat. Se Yoon tersenyum "Sudah tiga tahun sejak seseorang menyebutku berhati hangat".

"apa ada berita yang bagus?. Kau kelihatannya ada dalam suasana yang baik hari ini!", tanya Sol Joo saat masuk ke kamar putranya. Se Yoon tersenyum "begitukah?". Sol Joo bertanya apa putranya sibuk di kantor ahkir-ahkir ini. Se Yoon menjawab ia pergi ke Paju siang tadi.  "untuk apa?" tanya Sol Joo dengan wajah terkejut. Se Yoon menjelaskan "ayah memintaku untuk menghadiri pesta perayaan 100 tahun pabrik mie disana". Sol Joo tersenyum lega "oh, ibu mengerti".

Kang Jin mengajak Choon Hee nonton film musikal di bioskop tengah malam, sambil menunjukkan 2 tiket di tangannya. Choon Hee bertanya "apa kau sedang merayuku sekarang?". Kang Jin menuduh Choon Hee berakting jual mahal dan berpura-pura pemalu di hadapannya saat ini.  "Dengar, aku tak tertarik denganmu sama sekali" kata Choon Hee menegaskan. "Lalu kenapa kau mengatakan pada wanita tua (nenek) itu untuk menjodohkanmu denganku",tanya Kang Jin tak mau kalah. Choon Hee bilang ia  justru berpikir Kang Jin lah yang pertama kali meminta nenek untuk menjodohkannya. Kang Jin tetap tak percaya, ia tetap menanggap Choon Hee mengatakan hal itu karena malu.

Kang Jin melihat keripik di meja, tangannya spontan ingin mengambil keripik. Choon Hee memukul tangan Kang Jin dengan pandangan mendelik. Pertanda tak mengijinkan Kang Jin mengambil makanan miliknya.

Do Hee berada di dalam sel, ia merengek meminta Ki Moon tetap tinggal menemani dirinya. Ia merasa takut berada di dalam penjara. Ki Moon kesal melihat tingkah istrinya. Ki Choon meminta kakak iparnya untuk sabar, ia akan segera di bebaskan setelah mereka mencapai kesepakatan. Do Hee menangis, ia tak pernah membayangkan akan tertipu seperti ini. "bagaimana ini yobo, kita akan menjadi orang miskin", tangis Do Hee semakin nyaring.
Ki Moon emosi "Lihatkan, sudah kukatakan padamu! Kukatakan padamu berulang-ulang kali untuk keluar dari Klub". Do Hee tak mau disalahkan "aku tak tahu akan menjadi seperti ini! ", kata Do Hee dengan setengah berteriak. Orang yang berada satu sel bersama Do Hee berteriak "tidak bisakah kau diam, aku mau tidur!". Hyo Dong meminta Do Hee dan Ki Moon untuk tenang, tak ada gunanya berdebat seperti ini. Lebih baik mereka memikirkan jalan keluar untuk masalah ini.

Do Hee duduk dilantai "Apa yang kulakukan itu salah?. Aku tidak melakukannya untuk diriku sendiri. Suamiku dari keluarga sederhana dan tidak ada bantuan dari mereka. Semua orang disekeliling kami meminta bantuan, aku hanya mencoba yang terbaik yang bisa kulakukan untuk membuat uang berkembang dengan cepat.
Do Hee berteriak ke Ki Moon"Jika kau menghasilkan uang yang banyak, aku tidak akan melakukan itu!".  Ki Moon menutup mata, ia semakin pusing dengan tingkah istrinya.

Hyo Dong pulang kerumah mie. Seperti biasa, nenek selalu bertanya dari mana saja menantunya sampai pulang semalam ini. Nenek menebak Hyo Dong pergi ke cafe Choon Hee. Hyo Dong menjelaskan ia pergi minum bersama Ki Choon. Nenek menatap Hyo Dong tak percaya. Hyo Dong menelepon Ki Choon, ia memberikan handphone pada nenek untuk mengecek kebenaran perkataanya.

Nenek merasa tidak enak "apa kau merasa tidak nyaman?", tanya nenek pada Hyo Dong. Hyo Dong menggeleng, ia tak merasa seperti itu. Nenek bilang ia sudah menganggap Hyo Dong sebagai putranya sendiri. Karena itu ia ingin Hyo Dong menikah lagi, dan mencarikan Hyo Dong seorang wanita yang baik, seperti memilih menantunya sendiri. Karena itu nenek minta Hyo Dong untuk tidak bergaul dengan nyonya pemilik bar (Choon Hee).

Hyo Dong diam, wajahnya tampak tak setuju dengan perkataan nenek. "kenapa kau tak menjawab?", tanya nenek. "baiklah, selamat malam ibu", jawab Hyo Dong, dan berlalu pergi ke kamar. Nenek tahu apa yang dipikirkan Hyo Dong "ha. dia tidak bilang kalau dia tak ingin menikah lagi, seperti sebelumnya".

Kakek duduk termenung di kamar. Ia memikirkan harapan tuan Choi yang ingin tetap melihat pabrik mie terus berjalan hingga berabad-abad. Kakek berkata sendiri "Baiklah, Soon Cheol. Aku akan menghormati keinginanmu dan menyelamatkan pabrik ini".

Kakek berdiri membuka laci, mengambil dokumen penting. Nenek masuk ke dalam kamar. Kakek menyembunyikan dokumen yang ia pegang di balik baju. "kau belum tidur?", tanya nenek pada suaminya. Kakek tak menjawab, hanya berdehem.

Hyo Dong tersenyum mengingat waktu ia mencium aroma wangi baju Choon Hee, saat dirinya bersembunyi di lemari pakaian. Tanpa sadar ia mencium jaket miliknya, menganggap jaketnya sebagai baju Choon Hee. Hyo Dong menggelangkan kepala, tersadar dari imajinasinya "Apa yang sedang kulakukan sekarang? Sadarlah, Hyo Dong. Ini bukan saatnya kau melakukan ini", kata Hyo Dong pada dirinya sendiri.

Handphone Hyo Dong berbunyi, dari Chae Won. Hyo Dong bertanya kenapa putrinya belum tidur. Chae Won menjawab ia hanya tidak bisa tidur. Hyo Dong meminta maaf karena membiarkan Chae Won pulang dengan tangan kosong, seharusnya ia membungkuskan beberapa makanan untuk ibu mertua Chae Won. Hyo Dong bertanya "bagaimana dengan Chul Goo". Chae Won bilang Chul Goo sudah tertidur. Hyo Dong menilai Chul Goo adalah suami yang baik dan bijaksana, ia pasti merasa sangat tertekan dengan keadaan Chae Won saat ini, hanya saja mungkin ia tak menunjukkannya "saat ingatanmu kembali, bersikaplah baik kepadanya. Nilai sejati seorang pria terlihat saat berada dalam krisis.", kata Hyo Dong menambahkan.

Chae Won menangis, Hyo Dong mendengar isak tangis putrinya "apa kau menangis, apa yang terjadi?", tanya Hyo Dong cemas. "tidak, aku tidak menangis, ayah", jawab Chae Won berusaha menutupi. Chae Won berkata dalam hati "Aku tidak akan menangis. Aku juga tidak akan takut. Aku pasti akan memulihkan ingatanku dan meninggalkan rumah ini terhormat".


Pagi hari, kediaman rumah keluarga Lee.

Sol Joo masuk ke dalam kamar Se Yoon, membawakan vitamin. Se Yoon tersenyum, ia bertanya bagaimana keadaan ibunya pagi ini. "ibu sudah benar-benar sehat", jawab Sol Joo tersenyum. Se Yoon berjanji saat menerima gaji pertamanya, ia akan membelikan ibunya obat herbal.  Sol Joo tersenyum bahagia "benarkah? jangan mengubah ucapanmu".

Ayah Se Yoon masuk. Ia bertanya apa ada yang lucu. Sol Joo bilang putranya berjanji akan membelikan obat herbal untuk ibunya jika mendapatkan gaji pertama. Ayah Se Yoon sedikit protes, "Ayah yang memberimu gaji, bukannya ibumu. Jangan lupakan itu". Se Yoon tertawa mendengar perkataan ayahnya, "Benar. Kalau begitu aku akan membelikanmu juga". Mereka tertawa bahagia.

Chul Goo menemui Se Yoon. Ia meminta maaf karena telah bersikap ceroboh dan melibatkan Se Yoon dalam masalah rumah tangganya. Chul Goo bilang sejak awal ia mempercayai Chae Won tapi karena beberapa keadaan, mau tak mau ia tak mempercayainya.

 Se Yoon merasa lega karena tidak ada lagi kesalahpahaman. Se Yoon bertanya satu hal pada Chul Goo. Se Yoon merasa penasaran kenapa ibu Chul hal-hal itu seperti memasukkan menantunya yang sehat ke kerumah sakit jiwa, dan menjebaknya sebagai wanita tidak setia. Dari sudut pandang akal sehat, hal itu tidak masuk akal. Chul Goo merasa ia tak harus membeberkan masalah keluarganya pada Se Yoon.

Se Yoon mengerti, tapi ia masih merasa ada sesuatu yang menganjal. Kejadian itu merupakan pengalaman kejam yang akan sulit di lupakan Chae Won, "tidakkah kau ingin mempersiapkan langkah-langkah untuk melindungi istrimu?", tanya Se Yoon.
Chul Goo marah "Kau lancang. Dengar, apa kau keluarganya?. Kau pikir kau ini siapa memberikan saran untukku?. Baiklah. Aku  tidak datang kemari untuk berdebat denganmu.Aku kemari untuk menyelesaikan kesalahpahaman dan mengucapkan terima kasih. Jadi hentikan sampai disini".
Se Yoon berdiri mengulurkan tangan, tersenyum dan mengajak Chul bersalaman "aku minta maaf membuatmu tersinggung".
"kuharap kita tidak harus bertemu lagi", ucap Chul Goo mengabaikan uluran tangan Se Yoon dan beranjak pergi "dia membuatku jengkel".

Young Ja mendesah kesal melihat wajah Chae Won "aku tahu kau ulet, tapi aku berharap tidak melihatmu lagi. Dengar, kau memahami seluruh situasi. Kenapa kau harus tetap tinggal disini?". tanya Young Ja dengan tatapan sinis. "semoga harimu menyenangkan", ucap Chae Won menjawab perkataan ibu mertuanya.

Young Ja semakin kesal "Apa aku seperti anjing yang menggonggong?. Dengar, aku mohon kepadamu. Akhiri sampai disini. Kau diberi makan olehku, bukankah begitu? Kuharap aku tidak perlu bertemu denganmu lagi setelah aku pulang". Chae Won hanya diam saja mendengar kata-kata pedas dari mulut Young Ja.

Setelah melihat Young Ja keluar dari pintu rumah, ia masuk kekamar ibu mertuanya. Chae Won mendengar suara Young Ja yang kembali masuk ke dalam kamar mengambil sesuatu yang tertinggal. Chae Won bersembunyi di balik pintu. Hampir saja ketahuan. 

Hyo Dong menyerahkan buku tabungan dan stempel miliknya pada Ki Moon. Meski jumlahnya tak banyak, Ki Moon dapat menggunakannya untuk pembayaran uang penyelesaian kasus Do Hee. Kang Sook dan Ki Ok meminta maaf, mereka tak memiliki uang sehingga tak bisa membantu Ki Moon. 

Ki Moon mengembalikan buku tabungan Hyo Dong, ia telah memasang iklan penjualan rumahnya secara darurat. Ki Choon berkomentar bisnis real estate sedang lesu, mungkin agak sulit untuk menjual rumah. Kang Seok menebak, Do Hee akan pingsan saat mendengar kabar ini. 

  "Apa? Kau menjual rumah?. Lalu apa kita akan tidur di jalan?", Do Hee benar-benar terkejut mendengar rencana Ki Moon yang menjual rumah mereka. "kita harus tinggal di rumah yang lebih kecil, atau tinggal dirumah orang tuaku!", jawab Ki Moon. Do Hee menutup mata, menggeleng "Aku lebih baik mati daripada tinggal dengan mereka. Kau tahu aku mual-mual, saat aku dekat dengan rumah orang tuamu. Tidak mungkin untuk tinggal bersama mereka!". Ki Moon kesal "kau yang meminta ini!". Do Hee terdiam menunduk, ia tak bisa berkata apa-apa lagi.

Ki Choon berserta Kang Sook menemui peramal, mereka mengeluh karena rumah mereka tak juga terjual meski telah memasang iklan sejak 6 bulan yang lalu. Kang Sook bilang ia  telah bercerai 3 bulan yang lalu, tapi masih tinggal bersama karena menunggu rumah mereka terjual, "saat rumah itu terjual, kami akan membagi harta dan jalan masing-masing", tambah Ki Choon. Kang Sook menambahkan ia telah mencoba berbagai macam cara, termaksud memasang jimat dan menggantungkan gunting di atas pintu, tapi tak ada seorang pun yang tertarik membeli rumah, ini gila.
Peramal wanita itu hanya terdiam tertegun mendengar Kang Sook dan Ki Choon yang terus saja bicara tanpa titik koma. Kang Sook dan Ki Choon bertanya secara bersamaan "kapan rumah kami terjual?". Peramal itu menggeleng "itu tidak penting sekarang, kau akan mendapatkan jackpot?". Ki Choon dan Ki Moon memandang satu sama lain dengan wajah terkejut. Beralih menatap peramal "jackpot?", tanya mereka bersamaan.


Kang Jin bernyanyi di kelas musik, Ki Ok mengiringi nyanyian Kang Jin dengan piano. Para ahjuma yang hadir di kelas mengikuti suara nyayian Kang Jin. Mereka bertepuk tangan saat lagu selesai dinyayikan, Kang Jin memberikan nilai pada mereka 99 dari 100. "Kita melewati satu hari yang indah lagi. Cukup untuk hari ini. Sampai berjumpa hari Rabu depan", ucap Kang Jin menutup sesi jam pelajaran. 

Para ahjuma berlarian menghampiri Kang Jin, mereka memberikan bingkisan yang mereka bawa dari rumah, kimchi dan juga makanan kering. "Kupikir kalian mempunyai rasa sakit hati terhadapku karena hutangku?", tanya Kang Jin. Para ahjuma itu menjawab suara Kang Jin membuat rasa sakit hati dan kesal mereka hilang. Kang Jin tersenyum malu, menutup matanya, bertingkah genit "Sampai bertemu minggu depan, dipenuhi dengan cintamu. Aku mencintai kalian, nona-nona!". Para ahjuma itu berteriak seperti anak abg, mereka merasa tak sabar menunggu sampai minggu depan, lalu berpencar pulang kerumah masing-masing.
Ki Ok tersenyum geli melihat tingkah para ahjuma. Ia bertanya pada Kang Jin " Apa rahasiamu? Mereka dulu ganas demi mengumpulkan uang mereka darimu. Bagaimana kau bisa membuat mereka menjadi penggemarmu dalam waktu seminggu?". Kang Jin menyobongkan dirinya "mungkin penampilan dan kepercayaan diriku adalah kuncinya". Ki Ok mencibir "aku seharusnya tak bertanya". 

 
Kang Jin memberikan bingkisan makanan kering pada Ki Ok menolak. Ia tahu Kang Jin akan mengurangi hutangnya beberapa won dari makanan yang akan ia terima. "tidak akan, ini hadiah untukmu", kata Kang Jin. Ki Ok memandang Kang Jin curiga. Kang Jin bilang ia serius kali ini. Ki Ok menerimanya "terima kasih, aku akan menikmatinya".


Kang Jin tersenyum, mendekakkan wajahnya ke Ki Ok, ia mengajak Ki Ok untuk menonton film. Ki Oke terkejut menjauhkan wajahnya "apa kau sedang merayuku?".
Kang Jin langsung kesal "ah, Kenapa wanita bersikap berlebihan saat aku mengajak mereka nonton film denganku. Wanita membingungkan". 

Nenek bertemu Kang Jin di tengah jalan. Nenek tersenyum "Oh ya ampun! Kau Rooftop Oppa, apa kau sudah makan?". Kang Jin bilang ia akan membeli mie ramen di pasar. Nenek mengundang Kang Jin makan di rumahnya, ia akan memasak mie kuah untuk Kang Jin. 

Kang Jin memakan mie kuah buatan nenek dengan lahap. Nenek bertanya asal daerah Kang Jin. Kang Jin bilang ia berasal dari provinsi Seosan. Nenek mengatakan ia juga berasal dari provinsi yang sama dengan Kang Jin. "Itulah sebabnya Ketika aku melihat anda, anda mengingatkan pada ibuku di surga. Ibu!", kata Kang Jin sambil mengunyah makanannya. Mereka tertawa bersama, bergenggaman tangan.
Hyo Dong menyapa ibu mertuanya. Nenek memperkenalkan Hyo Dong dengan Kang Jin. Kang Jin bilang Hyo Dong beruntung memiliki ibu mertua yang luar biasa seperti nenek. Hyo Dong mengangguk. Nenek kemudian bilang ia berencana menjodohkan Kang Jin dengan madam Yang (Choon Hee) "tidak kah kau berpikir mereka pasangan yang serasi?", tanya nenek pada menantunya.

Kang Jin tersenyum ramah, berbeda dengan wajah Hyo Dong yang terlihat kesal. Mereka bersalaman dan saling menekan tangan lawannya kuat-kuat. Keduanya menahan sakit, tapi tak mau menarik tangan terlebih dahulu. Nenek tersenyum melihat keduanya (apa maksud senyuman nenek ya...hehehhehe).

Sol Joo berdiri di depan Opera Cafe, ia tampak ragu-ragu. Lalu melangkah kaki masuk ke dalam. Choon Hee terkejut melihat kedatangan Sol Joo Onnie. Choon Hee bertanya dari mana Sol Joo mengetahui tempat ini. Sol Joo bilang kemarin malam ia menelpon Choon Hee, pelanggan Choon Hee yang menjawab dan memberikan alamat cafe. Sol Joo meminta maaf soal kejadian kemarin yang telah menyinggung Choon Hee, ia tak bisa tidur memikirkannya, perbuatannya waktu itu hanyalah bentuk kegembiraannya. Choon Hee tersenyum senang "sekarang aku melihat sosok Onnie yang kukenal". Mereka berpelukan. Sol Joo tersenyum, meski begitu tetap saja tergambar kecemasan di wajahnya.

Mereka melanjutkan obrolan di kamar Choon Hee. Sol Joo sedikit berbasa-basi mengatakan kamar Choon Hee nyaman. Choon Hee bilang kamar ini hanya sederhana dan kotor. "apa kau sudah menikah?", tanya Sol Joo. Choon Hee merasa pernikahan tidak ada dalam garis takdirnya. Choon Hee ke Sol Joo : "Onnie, kau bahagia, betul kan?. Undang aku kerumahmu, saat kau tak sibuk"
Sol Joo : oh, baiklah aku akan mengundangmu.
Choon Hee :  Sekarang karena aku sering melihatmu, aku sadar kalau aku berada di Korea.
Sol Joo berkata dengan hati-hati : Choon Hee, Salah satu temanku di Busan mempunyai bangunan komersial disana. Dia menyewakan ruang perkantoran. Tidakkah kau tertarik berbisnis disana. 
Choon Hee : Onnie, Kelihatannya kau mencoba untuk mengirimku pergi jauh.
Sol Joo tersenyum terpaksa : Bukan begitu. Karena kau dulu menyukai lautan, aku hanya mengungkapkannya.

Hyo Dong masuk kedalam kamarnya. Ia mendengar suara Kang Jin yang berpamitan pulang. Kang Jin memanggil nenek dengan sebutan "ibu". Hyo Dong mengomel sendiri "ibu..ibu...dia pikir ibu mertua itu ibunya. Ny. Yang terlalu baik untuk dijodohkan dengan pria gemuk itu". Ponsel Hyo Dong berdering, dari Young Ja. Ia meminta Hyo Dong untuk datang ke kantornya.

Young Ja meminta Hyo Dong untuk membawa Chae Won pulang bersamanya. Hyo Dong tak mengerti. Young Ja beralasan sulit baginya untuk mengatakan hal ini "biarkan mereka bercerai", pinta Young Ja pada Hyo Dong. Tentu saja Hyo Dong terkejut mendengar perkataan Young Ja, ia mengira hal ini disebabkan Chae Won yang kehilangan ingatan, jika itu memang benar ia bersedia merawat putrinya dan mengembalikan Chae Won ke keluarga Young Ja jika telah mendapatkan ingatannya kembali.
"Bukan itu masalahnya Tidak ada hari-hari yang damai sejak ia masuk ke dalam keluargaku. Dia banyak berkonflik denganku dan dia juga memiliki kepribadian yang bertentangan dengan Chul Goo. Kebenarannya adalah, mereka sudah menandatangani surat perceraian. Karena dia kehilangan ingatannya setelah kecelakaan, kami membiarkannya untuk tinggal
bersama dengan kami, tapi hubungan mereka sudah rusak dan tidak dapat diperbaiki.
Kepercayaan itu sulit didapat  dan begitu rapuh, benar begitu?". Young Ja berbicara tanpa merasa bersalah sama sekali.
Hyo Dong semakin terkejut mendengar penjelasan Young Ja. "Jadi maksudmu Chae Won menginginkan perceraian sebelum ia kehilangan ingatannya?', tanya Hyo Dong. Young Ja membenarkan "dia tertekan sama halnya dengan kami". Hyo Dong sedih, ia tak pernah menyangka putrinya akan mengalami hal seperti itu.


Lanjut Ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 8 Part 2

2 comments:

  1. ketawa aja liat tingkah Hyo Dong... berarti dia pengen nikah lagi tuh ta hehe...

    Kang Jin kesana kemari tebar pesona tapi 2 cewe (Choon He n Ki Ok) belum ada yang kecantol hahaha...

    ah Se Yoon, apa ada arti khusus dibalik senyumnya kali ini...

    ReplyDelete
  2. sebenernya ceritanya biasa aja, tp karena udah telanjur baca...gak enak juga klo brenti di tengah jln, jadi penasaran kelanjutan nya gimana :D lanjut baca deh

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)