Pages - Menu

Saturday, October 29, 2016

Sinopsis Go Ho Starry Night Episode 1




Title : Go Ho Starry Night
Genre : Comedy, Romance
Episode : 4
Broadcast : SBS

Cast :
Yuri Kwon as Go Ho
Kim Young Kwang as Kang Tae Ho
Lee Ji Hoon as Hwang Ji Hoon
Shin Jae Ha as Oh Jung Min
Kang Rae Yeon as Lee He Yeon


Fyi :
Go Ho Starry Night merupakan drama produksi kerjasama antara TV Sohu China dan Jung Hyuk Studio, Korea  Selatan. Drama ini pertama kali di tayangkan di situs streaming TV Sohu dengan jumlah 20 episode. Setiap episodenya hanya berdurasi 18 menit.

Berbeda dengan TV Suho, SBS menayangkan drama ini hanya berjumlah 4 episode. Karena setiap episodenya memiliki durasi yang cukup panjang yakni 64 menit. Jadi tidak perlu bingung ketika menemukan link download Go Ho Starry Night dengan jumlah 20 episode. Karena TV Suho memang membagi 1 episode yang seharusnya 64 menit menjadi 5 episode dengan hanya berdurasi 18 menit. Sehingga tidak heran jika versi TV Suho memiliki jumlah episode yang lebih banyak dibandingkan versi SBS.

Kebetulan saya mempunyai kedua versi dari drama ini (versi TV Sohu dan SBS). Cukup banyak adegan yang di potong pada versi SBS, tidak selengkap versi TV Sohu. Sinopsis yang saya tulis saat ini, merupakan versi Web TV  Suho dikarenakan Scene yang ditampilkan lebih lengkap. 

Episode 1

Go Ho berjalan sembari memandangi ponsel dan sesekali menghela napas. Kemudian ia duduk di ruang tunggu halte dan sibuk membalas sms. Go Ho menjadi penengah antara Ketua Tim Kang Tae Ho dan PD Kim Yoo Chan yang tengah beragumen melalui sms. Malangnya, Go Ho yang menjadi penyampai sms dari kedua pria itu. 

Mereka tengah meributkan konsep iklan sepatu. Go Ho menerima sms dari Tae Hoo untuk di sampaikan pada PD Kim. Begitu pula sebaliknya, PD Kim Yoo Chan mengirimkan sms balasan pada Go Ho untuk di sampaikan pada Tae Ho.

Meski kedua pria itu yang tengah bersiteru tapi Go Ho yang terkena imbasnya. Kata-kata makian dari kedua pria itu seakan-akan di tujukan untuk dirinya. Demi kotrak bernilai 1 milyar, Go Ho mencoba bersabar dan mencoba merelai mereka. Tapi tetap saja tidak ada yang mau mengalah. 

Go Ho menghela napas lelah “Udang kecil  terluka karena  perkelahian para paus, masuk akal”.

Go Ho melihat jam yang menunjukan pukul 11.00 malam. Dengan alasan hp low bat, Go Ho menyudahi percakapan via sms. Ia segera berlari menunggu bus. Dengan riang Go Ho bersorak dalam hati, “Hari ini adalah hari jum’at waktunya aku pulang kerumah”.

= Go Ho, 29  tahun. Accoung Executive di E:Woo =

Di rumah, Go Ho membantu ibunya cuci piring. Go Ho yakin pasti saat ini ibunya, merasa senang dengan kehadirannya di rumah ini . Tak hanya memberi uang, tapi ia juga membantu bersih-bersih. Ibu membenarkan meski agak canggung.

Usai mencuci piring, Go Ho dan ibu menonton televisi. Go Ho mengajak ibu untuk belanja baju bersama. Menurutnya belanja bersama lebih baik di bandingkan belanja sendirian. Ibu menyahut nanti saja. Go Ho menghela napas dan kembali menonton televisi. Go Ho mengomel melihat acara televisi yang menanyangkan variety show tentang 5 pria yang mengejar satu wanita.

Go Ho mengeluh kenapa ibunya menonton acara seperti ini. Mana mungkin 5 pria menyukai wanita yang sama. Setiap pria mempunyai kesukaan dan tipe wanita idaman yang berbeda. Go Ho menilai wanita yang ada di dalam televisi itu sama saja seperti dirinya memiliki 2 mata 1 hidung dan 1 mulut. “Dia sama saja sepertiku”.

Ibu tidak setuju, Go Ho dan wanita di televisi itu memang sama sama wanita tapi tidak memiliki kesamaan (dengan kata lain ibu menyebut Go Ho tidak cantik…hahaha). Go Ho manyun imut mendengar perkataan ibunya. Tak putus asa, Go Ho kembali merayu ibu untuk belanja baju tapi ibu tetap menolak.

Ponsel Go Ho bordering, dari Kang Tae Ho. Begitu menjawabnya, langsung terdengar omelan Tae Ho di seberang sana nadanya mirip dengan kaset rusak..hahaha…. Melihat Go Ho yang sibuk menerima telpon, diam-diam ibu pergi dari sana dan masuk ke dalam kamar Go Kang, kakak Go Ho. Go Ho yang melihatnya menatap curiga.

Di dalam kamar, tanpa sepengetahuan Go Ho, ibu memberi amplop berisi uang pada Kang. Kang menolaknya begitu mengetahui kalau uang itu dari Go Ho. Lebih baik uangnya ibu gunakan untuk beli baju baru. Tapi ibu memaksa dan menyuruh Kang untuk membeli celana jeans. Kang menolak dan  kembali menyodorkan amplop pada ibu. Ibu juga bersikeras memberikan amplop ke Kang. Terjadi adegan saling dorong mendorong amplop beberapa saat (sini, buat aku aja…hehehe)

Lee Chung Kyung, 62 tahun. Sayang putra....sayang putra

 Go Kang, 34 tahun. Peserta ujian PNS abadi

Tiba-tiba, Go Ho masuk kedalam kamar tepat pada saat amplop berada di tangan Kang. Ibu terkejut begitu pula dengan Kang. Go Ho sudah menduga pada akhirnya, ibu akan memberikan uang itu pada kakaknya. Ibu menyahut, memang kenapa toh uang itu sudah menjadi miliknya dan Go Ho sendiri yang memberi.

Dengan kesal Go Ho berkata beberapa bulan lalu ibu mengeluh karena tidak mempunyai baju musim semi. Karena itu, ia mengumpulkan uang itu dan memberikannya pada ibu. Tapi apa sekarang, ibu malah memberikan uang itu pada kakaknya.

“Berisik sekali”, ucap ibu, “uang sedikit juga. Bisa menghasilkan uang sudah membuatmu merasa hebat?

“Apa menganggur ibu kira hebat”, jawab Go Ho menyudutkan Kang.

Ibu yang membela Kang menyuruh Go Ho jangan asal bicara, “Kau hanya membuat reklame dan iklan. Karena selalu bicara kasar makannya kau di campakkan. Kalau bukan karena itu, apa lagi yang membuat Ji Hoon memutuskanmu”

“Ibu” teriak Go Ho tidak terima

“Beraninya kau meninggikan suaramu”, balas ibu tak kalah nyaring.

“Setelah putus, ibu tahu betapa beratnya bagiku. Tega ibu bilang begitu?”.

“Toh kejadiannya sudah berlalu, kenapa kau sensi?”, ucap ibu membela diri. Ibu menyuruh Go Ho keluar. Keributan ini hanya membuat Kang melupakan pelajarannya. Kalau keadaan rumah terus ribut seperti ini kapan Kang bisa lulus ujian PNS.

Go Ho menyahut, rumah berisik atau sepi tetap saja Kang tidak belajar, “Lihat ini, lihat ini”, Go Ho membanting stick playstation dan koleksi komik milik Kang. Menandakan kalau Kang hanya menghabiskan waktu sepanjang hari dengan bermain game dan membaca komik. Ibu semakin marah dan memukuli Go Ho, “Bersikap seperti ini, memangnya kau pikir siapa dirimu, hah”.

Ibu semakin menyudutkan Go Ho dengan bilang kalau Ji Hoon mengambil keputusan yang tepat dengan memutuskan Go Ho, mau jadi apa jika Ji Hoo terus berrsama dengan wanita pemarah seperti Go Ho. Go Ho tak bisa berkata-kata, ia hanya berteriak dan keluar kamar dengan marah.

Go Ho keluar rumah sambil membanting pintu, terdengar teriakan ibu, “Kau tak menikah, dan sekarang kau jadi suka marah”.

Go Ho berbalik dan balas teriak, “Ibu bilang aku tak bisa menikah karena suka marah?”.

Go Ho berjalan dengan kesal, menendang apa saja yang ada di hadapannya. Dalam hati ia berkata “Sayangnya, aku sudah 29 tahun. Berharap menikah dengan pacarku, tapi dia mutusin aku tanpa alasan jelas. Di kantor, aku seperti samsak. Di rumah aku tak merasakan cinta. Wow! Bisa gila aku. Di rumah aku dipukuli. Di kantor aku dipukuli”.

Karena terlalu marah, Go Ho berjalan tanpa melihat kanan dan kiri. Tanpa ia sadari, sebuah mobil melaju cepat kearahnya. Go Ho terpaku pasrah dan hanya bisa berkata dalam hati, “Apakah aku juga akan di tabrak mobil?

************ Hari Apes *************

Di hari yang sama. Ketua Tim Kreatif Moon meninggal dunia di sebabkan kecelakaan setelah syuting. Go Ho datang ke rumah duka turut berbela sungkawa. Ia meletakan bunga, berdoa dan memberi penghormatan terakhir pada almarhumah.

Go Ho bergabung bersama teman kerja. Salah satu dari mereka mendengar kabar kabar kalau Go Ho juga mengalami kecelakaan hari ini. Go Ho berkata beruntung ia tidak tertabrak hanya kaget saja. Kabar meninggalnya Ketua Tim Moon yang lebih membuatnya kaget.

Seorang wanita bernama Soo Jin datang membawa anaknya yang masih balita, karena tidak ada yang menjaga dirumah. Go Ho terkejut, seingatnya Soo Jin menikah musim panas tahun lalu. Dengan malu-malu, Soo Jin mengaku sudah hamil saat memakai baju pengantin. Pria di samping Soo Jin berceletuk, “Ah..ternyata kau deposit duluan. Tak sabaran sekali”… Hahaha

Dia membawa bayi ke pemakaman aku tak kaget. Yang membuatku kaget dia yang 3 tahun lebih muda ini sudah punya bayi. Apa saja yang sudah aku lakukan?”, keluh Go Ho dalam hati

Soo Jin lalu bertanya bukankah Go Ho akan menikah?. Ia tahu Go Ho sudah berpacaran selama 3 tahun. Ia bertanya apakah Go Ho akan segera menikah atau masih rencana. Kedua teman Go Ho yang lain mencoba mengalihkan pembicaraan karena ia tahu nasib percintaan Go Ho. Tapi Soo Jin sangat antusias membahas hal ini, dan memuji kalau pacar Go Ho sangat tampan dan sukses, “Kami semua iri padamu”, ucap Soo Jin jujur.

“Kami sudah putus”, jelas Go Ho.

Soo Jin menyayangkan sekali, kenapa harus putus. Soo Jin lalu membahas ketua tim Moon yang masih single. Teman Go Ho menjawab selama ini Ketua Tim Moon selalu sibuk bekerja. Berkat kerja kerasnya itu, ketua tim Moon mendapatkan banyak penghargaan. Tapi kenapa wanita sehebat itu belum menikah. Sendiri itu kesepian. Meski wanita hebat dalam bekerja, tetapi tetap harus menikah.

Beberapa menit kemudian. Go Ho hendak pulang, ia berbalik memandang foto almarhumah. Hal itu mengingatkan Go Ho pada saat ia masih menjadi karyawan baru di tempatnya bekerja

Flashback. Pada Ketua Tim Kreatif Moon, Go Ho berkata kelak ingin menjadi seperti Ketua Tim Moon, yang menurutnya sangat hebat. Ketua Tim Moon merasa tidak ada yang hebat pada dirinya. Ia mengingatkan Go Ho untuk tidak menyesal nantinya, sibuk pada pekerjaan malah membuatnya tidak mempunyai waktu untuk mencari kekasih. Go Ho tak mengerti kenapa harus menyesal, menurutnya ketua tim Moon adalah seorang senior yang keren. Flashback end. 

Go Ho menunduk menangis mengingat kenangannya bersama ketua tim Moon. Bagi Go Ho, Ketua Tim Moon bukan hanya sekedar sunbae, tapi merupakan sosok idola dan panutan untuknya. Kang Tae Ho yang saat itu juga berada tak jauh dari sana, melihat Go Ho menangis. Tae Ho terdiam beberapa saat memandang Go Ho dari jauh.

Merasa tak tahan, Go Ho berlari keluar dan menangis. Masih terniang di telingannya ucapannya yang saat itu ingin menjadi seperti Ketua Tim Kreatif Moon. Setelah puas menangis, Go Ho kembali masuk ke dalam. Dan seperti kebetulan, Tae Ho yang saat itu berada di dalam mobil hendak pergi, melihat sosok Go Ho. Tae Ho menghela napas pelan, tampak tak nyaman melihat gadis itu bersedih.

Go Ho masuk kembali  ke rumah duka dengan maksud membantu membagikan makanan untuk para pelayat yang datang. Semalam dia membantu dan akhirnya karena kelelahan, dia tertidur dengan posisi duduk. 

Salah satu pelayan dengan sengaja menjatuhkan nampan. Go Ho kaget dan sontak terbangun. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 08.30 pagi. Go Ho panic, ia sudah terlambat masuk kantor.

Jae Ho memantulkan bola tenis ke meja, seperti sedang menunggu seseorang. Para karyawan yang berada tak jauh dari Jae Ho, tampak tahu apa yang akan Jae Ho lakukan. Jae Ho bangkit dari tempat duduknya, berjalan pelan menelusuri koridor.

Hanya berselang beberapa detik kemudian berpapasan dengan Go Ho yang berlari dengan tergopoh-gopoh. Begtu melihat Tae Ho, Go Ho langsung menunduk menyadari kesalahannya yang datang terlambat. Kasian Go Ho….

Sembari melihat apa yang akan terjadi pada Go Ho, tangan direktur Choi mengulur ingin mengambil snack di meja Lee Hee Yeon. Lee Hee Yeon yang mengetahui gelagat itu, langsung menarik snacknya menjauh dari jangkauan manager Park. Hahaha….

Manager Park melihat Tae Ho memarahi Go Ho. Ia heran kenapa Go Ho sering sekali terlambat. Hari ini juga terlambat. Hee Yeon menyahut kalau semalam Go Ho berada di rumah duka ketua tim Moon. Bukankah mereka tahu kalau Go Ho mengidolakan Ketua Tim Moon. Manager Park menilai Go Ho terlalu terbawa perasaan. Bukankah dia sudah tahu kalau Tae Ho akan memarahinya jika datang terlambat.

Go Ho terus menunduk siap menerima omelah Tae Ho. Tapi rupanya Tae Ho tidak memarahi Go Ho, karena mulai hari ini Go Ho tidak lagi berada di tim A, yang ia  pimpin. Tae Ho menjelaskan mulai hari ini, Go Ho akan berada di tim B. Go Ho tentu saja kaget dengan perubahan mendadak ini.

Pada jam istirahat Go Ho curhat pada Hee Yeon tentang apa yang ia alami semalam. Mungkin ini sudah menjadi takdir. Ia memikirkan hidupnya yang tampak tidak baik. Tentang mantan pacar yang memutuskannya dan rasa takutnya  bekerja di bawah tekanan Jae Ho yang selalu galak. 

Hee Yeon memberi Go Ho semangat, tapi Saat ini Go Ho sama sekali tidak bersemangat. Go Ho berkata andai saja ia tidak putus dengan Hwang Ji Hoo. Mungkin saat ini ia sudah menikah dan tidak perlu lagi kerja.

Hee Yeon bertanya apakah putus dengan Hwang Ji Hoo juga takdir?. Go Ho membenarkan dan tidak lagi membutuhkan pria dan merasa yakin bisa mengandalkan diri sendiri. Sekarang ia terbebas dari tekanan Tae Ho. Saatnya untuk memulai awal yang baru dan bekerja lebih giat lagi. Jika Tae Ho mengira ia akan sedih di pindahkan ke Tim B, maka Jae Ho salah, karena Go Ho sama sekali tidak sedih.

Pembicaraan Go Ho terhenti ketika mendapat sms. Tim editor majalah online “Megapoly”. Edtor memberitahu kalau tulisan Go Ho telah di posting di web, tapi hanya sedikit pengunjungnnya. Editor minta Go Ho untuk menulis sesuatu yang lebih menarik.

Hee Yeon berharap ketua tim B yang baru adalah orang yang baik. Hee Yeon sangat tahu selama ini Go Ho selalu merasa tertekan dan khawatir di pecat selama bekerja di tim A. Dan selama ini, Hee Yoen terus membantu Go Ho.

Go Ho yakin ketua tim yang baru akan lebih baik dari Kang Tae Ho, “Jujur ya, cuman aku yang tahan menghadapi kemarahan Kang Tae Ho.  Berat badanku bahkan tak bisa turun gara-gara dia.  Karena beban yang dia berikan”, geram Go Ho.

Hee Yeon menyarankan Go Ho untuk berhenti bekerja begitu mendapat pekerjaan baru. Bukankah Go Ho bilang akan melamar menjadi kolomunis special di majalah online itu, “Kalau dapat kerjaan itu, buang surat pengunduran dirimu di depan wajahnya”.

Go Ho membayangkan melempar surat pengunduran dirinya ke wajah Tae Ho. Lalu melenggang pergi dengan penuh kemenangan. Tapi kenyataanya, Go Ho tahu kalau semua itu tidaklah semudah yang ia bayangkan.

Flashback. Malam hari. Go Ho duduk di depan laptop bermaksud hati menulis cerita yang menarik. Tapi betapa pun ia berusaha, tetap tidak dapat menemukan ide. Go Ho menggerutu kesal memukuli bonekanya yang tak bersalah. Menulis ternyata tidak semudah kelihatannya.

Dan yang lebih menyedihkan lagi, keesokan harinya saat Go Ho melihat saldo di rekening tabungan. Disana tercetak jumlah honor yang diterima penulis tidaklah sebesar yang ia bayangkan. Go Ho yang frustasi mengacak rambutnya. Flashback end.

Go Ho yang kini berada di balik meja kerjanya, terkejut begitu melihat Tae Ho melempar berkas di depannya. Go Ho langsung berdiri dan menunduk patuh. Tae Ho memarahi Go Ho yang masih saja focus pada data yang ada. 

Sudah berkali-kali ia mengatakan hal ini, tapi Go Ho tetap tidak mendengarkan, “Apa kau ingin memberontak?. Atau otakmu yang seukuran otak ikan tidak bisa mengingatnya?”.

“Kupikir Timjangnim (ketua tim) akan suka”, jawab Go Ho manyun. Tae Ho mendesis kesal.

Go Ho menggenggam tangan Tae Ho, “Timjangnim, kukatakan ini bukan karena aku pindah ke tim lain.  Rencana proyek bisa begini, atau begitu.  Kapan berubah, siapa yang tahu?.  Jadi, tak bagus kau marah melulu. Tak cocok dengan stylemu.  Aku tak apa. Tapi apa yang akan orang lain pikirkan?”.

Tae Ho memandangi tangannya yang di genggam Go Ho, “Kau mulai lagi”, cibirnya.

Go Ho langsung melepas genggamannya dan tersenyum imut. Tapi di balik senyuman imut itu, inilah penilaian Go Ho tentang Tae Ho

“Sifat : Gila. Sifatnya yang pemarah itu membuatku gila. Cowok sadis yang bisa membunuh 144 orang dengan tatapan matanya.  Orang yang terlahir membuat orang lain merasa tidak nyaman.”.

Dalam penilainnya ini, Go Ho memberi peringkat bintang 3 untuk sifat Tae Ho… lalu berkurang menjadi 1…dan  akhirnya hanya tersisa setengah saja…hahaha..segitu buruknya Tae Ho di mata Go Ho.

“Apa lihat-lihat. Lihat bawah”, ucap Tae Ho jutek menyadarkan lamunan Go Ho.
 
Mendengar teguran itu, Go Ho langsung menunduk patuh sembari manyun imut. (Yuri…walau manyun tetap terlihat cantik).

Tae Ho menyuruh Go Ho mengulangi lagi pekerjaannya, kali ini harus benar. Setelah mengucapkan itu, Tae Ho melangkah pergi. Go Ho yang kesal mengepalkan tinju seakan ingin memukul Tae Ho dan tepat pada saat itu, tiba-tiba Tae Ho berbalik. Sepertinya Tae Ho tahu kebiasaan Go Ho yang sering mengoloknya di belakang.

Tae Ho tersenyum tipis, sangat tipis. Sementara Go Ho yang tertangkap basah hanya senyum tanpa dosa. ^-^. 

Sedetik kemudian senyum Go Ho memudar begitu melihat wajah seseorang yang tampak tak asing baginya. Direktur Choi datang bersama seorang pria dan memperkenalkan kalau pria yang bersamanya ini adalah ketua tim B yang baru. Namanya Hwang Ji Hoo, yang tak lain adalah mantan pacar Go Ho.

Hwang Ji Ho menoleh menatap Go Ho yang terpaku terkejut. Hwang Ji Hoon pun tak bisa berhenti menatap Go Ho. Diam-diam, Tae Ho yang berada di antara mereka memperhatikan ekspresi wajah Go Ho dan Ji Hoon secara bergantian.

Dalam keterkejutannya, inilah penilaian Go Ho tentang Hwang Ji Hoon. Sebagai mantan yang menorehkan luka di hatinya, Go Ho memberi peringkat bintang 1. Di faktor lain sebagai atasan baru di tinjau dari jabatan dan penampilan Go Ho memberi peringkat bintang 5.

Go Ho dan Ji Hoo masih saja tidak bisa mengalihkan pandangan mereka. Tae Ho masih di posisi yang sama, memperhatikan mereka. Lalu, kenapa saya melihat kecemburuan di mata Tae Ho??.....

Bersambung….



No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)