Genre : Comedy, Romance
Episode : 4
Broadcast : SBS
Cast :
Yuri Kwon as Go Ho
Kim Young Kwang as Kang Tae Ho
Lee Ji Hoon as Hwang Ji Hoon
Shin Jae Ha as Oh Jung Min
Kang Rae Yeon as Lee He Yeon
Fyi :
Go Ho Starry Night merupakan
drama produksi kerjasama antara TV Sohu China dan Jung Hyuk Studio, Korea Selatan. Drama ini pertama kali di tayangkan
di situs streaming TV Sohu dengan jumlah 20 episode. Setiap episodenya hanya
berdurasi 18 menit.
Berbeda dengan TV Suho, SBS
menayangkan drama ini hanya berjumlah 4 episode. Karena setiap episodenya
memiliki durasi yang cukup panjang yakni 64 menit. Jadi tidak perlu bingung
ketika menemukan link download Go Ho Starry Night dengan jumlah 20 episode.
Karena TV Suho memang membagi 1 episode yang seharusnya 64 menit menjadi 5
episode dengan hanya berdurasi 18 menit. Sehingga tidak heran jika versi TV
Suho memiliki jumlah episode yang lebih banyak dibandingkan versi SBS.
Kebetulan saya mempunyai kedua
versi dari drama ini (versi TV Sohu dan SBS). Cukup banyak adegan yang di
potong pada versi SBS, tidak selengkap versi TV Sohu. Sinopsis yang saya tulis
saat ini, merupakan versi Web TV Suho
dikarenakan Scene yang ditampilkan lebih lengkap.
Episode 1
Go Ho berjalan sembari memandangi
ponsel dan sesekali menghela napas. Kemudian ia duduk di ruang tunggu halte dan
sibuk membalas sms. Go Ho menjadi penengah antara Ketua Tim Kang Tae Ho dan PD
Kim Yoo Chan yang tengah beragumen melalui sms. Malangnya, Go Ho yang menjadi
penyampai sms dari kedua pria itu.
Mereka tengah meributkan konsep iklan sepatu.
Go Ho menerima sms dari Tae Hoo untuk di sampaikan pada PD Kim. Begitu pula
sebaliknya, PD Kim Yoo Chan mengirimkan sms balasan pada Go Ho untuk di sampaikan
pada Tae Ho.
Meski kedua pria itu yang tengah
bersiteru tapi Go Ho yang terkena imbasnya. Kata-kata makian dari kedua pria
itu seakan-akan di tujukan untuk dirinya. Demi kotrak bernilai 1 milyar, Go Ho
mencoba bersabar dan mencoba merelai mereka. Tapi tetap saja tidak ada yang mau
mengalah.
Go Ho menghela napas lelah “Udang kecil
terluka karena perkelahian para
paus, masuk akal”.
Go Ho melihat jam yang menunjukan
pukul 11.00 malam. Dengan alasan hp low bat, Go Ho menyudahi percakapan via
sms. Ia segera berlari menunggu bus. Dengan riang Go Ho bersorak dalam hati, “Hari ini adalah hari jum’at waktunya aku pulang
kerumah”.
= Go Ho, 29 tahun. Accoung Executive di E:Woo =
Di rumah, Go Ho membantu ibunya
cuci piring. Go Ho yakin pasti saat ini ibunya, merasa senang dengan
kehadirannya di rumah ini . Tak hanya memberi uang, tapi ia juga membantu
bersih-bersih. Ibu membenarkan meski agak canggung.
Usai mencuci piring, Go Ho dan
ibu menonton televisi. Go Ho mengajak ibu untuk belanja baju bersama. Menurutnya
belanja bersama lebih baik di bandingkan belanja sendirian. Ibu menyahut nanti
saja. Go Ho menghela napas dan kembali menonton televisi. Go Ho mengomel
melihat acara televisi yang menanyangkan variety show tentang 5 pria yang
mengejar satu wanita.
Go Ho mengeluh kenapa ibunya
menonton acara seperti ini. Mana mungkin 5 pria menyukai wanita yang sama. Setiap
pria mempunyai kesukaan dan tipe wanita idaman yang berbeda. Go Ho menilai
wanita yang ada di dalam televisi itu sama saja seperti dirinya memiliki 2 mata
1 hidung dan 1 mulut. “Dia sama saja sepertiku”.
Ibu tidak setuju, Go Ho dan
wanita di televisi itu memang sama sama wanita tapi tidak memiliki kesamaan
(dengan kata lain ibu menyebut Go Ho tidak cantik…hahaha). Go Ho manyun imut
mendengar perkataan ibunya. Tak putus asa, Go Ho kembali merayu ibu untuk
belanja baju tapi ibu tetap menolak.
Ponsel Go Ho bordering, dari Kang
Tae Ho. Begitu menjawabnya, langsung terdengar omelan Tae Ho di seberang sana
nadanya mirip dengan kaset rusak..hahaha…. Melihat Go Ho yang sibuk menerima
telpon, diam-diam ibu pergi dari sana dan masuk ke dalam kamar Go Kang, kakak
Go Ho. Go Ho yang melihatnya menatap curiga.
Di dalam kamar, tanpa
sepengetahuan Go Ho, ibu memberi amplop berisi uang pada Kang. Kang menolaknya
begitu mengetahui kalau uang itu dari Go Ho. Lebih baik uangnya ibu gunakan
untuk beli baju baru. Tapi ibu memaksa dan menyuruh Kang untuk membeli celana
jeans. Kang menolak dan kembali
menyodorkan amplop pada ibu. Ibu juga bersikeras memberikan amplop ke Kang.
Terjadi adegan saling dorong mendorong amplop beberapa saat (sini, buat aku
aja…hehehe)
Lee Chung Kyung, 62 tahun. Sayang putra....sayang putra
Go Kang, 34 tahun. Peserta ujian PNS abadi
Tiba-tiba, Go Ho masuk kedalam
kamar tepat pada saat amplop berada di tangan Kang. Ibu terkejut begitu pula
dengan Kang. Go Ho sudah menduga pada akhirnya, ibu akan memberikan uang itu
pada kakaknya. Ibu menyahut, memang kenapa toh uang itu sudah menjadi miliknya
dan Go Ho sendiri yang memberi.
Dengan kesal Go Ho berkata
beberapa bulan lalu ibu mengeluh karena tidak mempunyai baju musim semi. Karena
itu, ia mengumpulkan uang itu dan memberikannya pada ibu. Tapi apa sekarang,
ibu malah memberikan uang itu pada kakaknya.
“Berisik sekali”, ucap ibu, “uang
sedikit juga. Bisa menghasilkan uang sudah membuatmu merasa hebat?
“Apa menganggur ibu kira hebat”,
jawab Go Ho menyudutkan Kang.
Ibu yang membela Kang menyuruh Go
Ho jangan asal bicara, “Kau hanya membuat reklame dan iklan. Karena selalu
bicara kasar makannya kau di campakkan. Kalau bukan karena itu, apa lagi yang
membuat Ji Hoon memutuskanmu”
“Ibu” teriak Go Ho tidak terima
“Beraninya kau meninggikan
suaramu”, balas ibu tak kalah nyaring.
“Setelah putus, ibu tahu betapa
beratnya bagiku. Tega ibu bilang begitu?”.
“Toh kejadiannya sudah berlalu,
kenapa kau sensi?”, ucap ibu membela diri. Ibu menyuruh Go Ho keluar. Keributan
ini hanya membuat Kang melupakan pelajarannya. Kalau keadaan rumah terus ribut
seperti ini kapan Kang bisa lulus ujian PNS.
Go Ho menyahut, rumah berisik
atau sepi tetap saja Kang tidak belajar, “Lihat ini, lihat ini”, Go Ho
membanting stick playstation dan koleksi komik milik Kang. Menandakan kalau
Kang hanya menghabiskan waktu sepanjang hari dengan bermain game dan membaca
komik. Ibu semakin marah dan memukuli Go Ho, “Bersikap seperti ini, memangnya
kau pikir siapa dirimu, hah”.
Ibu semakin menyudutkan Go Ho
dengan bilang kalau Ji Hoon mengambil keputusan yang tepat dengan memutuskan Go
Ho, mau jadi apa jika Ji Hoo terus berrsama dengan wanita pemarah seperti Go
Ho. Go Ho tak bisa berkata-kata, ia hanya berteriak dan keluar kamar dengan
marah.
Go Ho keluar rumah sambil
membanting pintu, terdengar teriakan ibu, “Kau tak menikah, dan sekarang kau
jadi suka marah”.
Go Ho berbalik dan balas teriak,
“Ibu bilang aku tak bisa menikah karena suka marah?”.
Go Ho berjalan dengan kesal,
menendang apa saja yang ada di hadapannya. Dalam hati ia berkata “Sayangnya, aku sudah 29 tahun. Berharap
menikah dengan pacarku, tapi dia mutusin aku tanpa alasan jelas. Di kantor, aku
seperti samsak. Di rumah aku tak merasakan cinta. Wow! Bisa gila aku. Di
rumah aku dipukuli. Di kantor aku
dipukuli”.
Karena terlalu marah, Go Ho
berjalan tanpa melihat kanan dan kiri. Tanpa ia sadari, sebuah mobil melaju
cepat kearahnya. Go Ho terpaku pasrah dan hanya bisa berkata dalam hati, “Apakah aku juga akan di tabrak mobil?”
************ Hari
Apes *************
Di hari yang sama. Ketua Tim
Kreatif Moon meninggal dunia di sebabkan kecelakaan setelah syuting. Go Ho
datang ke rumah duka turut berbela sungkawa. Ia meletakan bunga, berdoa dan
memberi penghormatan terakhir pada almarhumah.
Go Ho bergabung bersama teman
kerja. Salah satu dari mereka mendengar kabar kabar kalau Go Ho juga mengalami
kecelakaan hari ini. Go Ho berkata beruntung ia tidak tertabrak hanya kaget
saja. Kabar meninggalnya Ketua Tim Moon yang lebih membuatnya kaget.
Seorang wanita bernama Soo Jin
datang membawa anaknya yang masih balita, karena tidak ada yang menjaga
dirumah. Go Ho terkejut, seingatnya Soo Jin menikah musim panas tahun lalu.
Dengan malu-malu, Soo Jin mengaku sudah hamil saat memakai baju pengantin. Pria
di samping Soo Jin berceletuk, “Ah..ternyata kau deposit duluan. Tak sabaran
sekali”… Hahaha
“Dia membawa bayi ke pemakaman aku tak kaget. Yang membuatku kaget dia
yang 3 tahun lebih muda ini sudah punya bayi. Apa saja yang sudah aku lakukan?”,
keluh Go Ho dalam hati
Soo Jin lalu bertanya bukankah Go
Ho akan menikah?. Ia tahu Go Ho sudah berpacaran selama 3 tahun. Ia bertanya
apakah Go Ho akan segera menikah atau masih rencana. Kedua teman Go Ho yang
lain mencoba mengalihkan pembicaraan karena ia tahu nasib percintaan Go Ho.
Tapi Soo Jin sangat antusias membahas hal ini, dan memuji kalau pacar Go Ho
sangat tampan dan sukses, “Kami semua iri padamu”, ucap Soo Jin jujur.
“Kami sudah putus”, jelas Go Ho.
Soo Jin menyayangkan sekali,
kenapa harus putus. Soo Jin lalu membahas ketua tim Moon yang masih single.
Teman Go Ho menjawab selama ini Ketua Tim Moon selalu sibuk bekerja. Berkat
kerja kerasnya itu, ketua tim Moon mendapatkan banyak penghargaan. Tapi kenapa
wanita sehebat itu belum menikah. Sendiri itu kesepian. Meski wanita hebat
dalam bekerja, tetapi tetap harus menikah.
Beberapa menit kemudian. Go Ho
hendak pulang, ia berbalik memandang foto almarhumah. Hal itu mengingatkan Go
Ho pada saat ia masih menjadi karyawan baru di tempatnya bekerja
Flashback. Pada Ketua Tim Kreatif
Moon, Go Ho berkata kelak ingin menjadi seperti Ketua Tim Moon, yang menurutnya
sangat hebat. Ketua Tim Moon merasa tidak ada yang hebat pada dirinya. Ia
mengingatkan Go Ho untuk tidak menyesal nantinya, sibuk pada pekerjaan malah
membuatnya tidak mempunyai waktu untuk mencari kekasih. Go Ho tak mengerti
kenapa harus menyesal, menurutnya ketua tim Moon adalah seorang senior yang
keren. Flashback end.
Go Ho menunduk menangis mengingat
kenangannya bersama ketua tim Moon. Bagi Go Ho, Ketua Tim Moon bukan hanya
sekedar sunbae, tapi merupakan sosok idola dan panutan untuknya. Kang Tae Ho yang
saat itu juga berada tak jauh dari sana, melihat Go Ho menangis. Tae Ho terdiam
beberapa saat memandang Go Ho dari jauh.
Merasa tak tahan, Go Ho berlari keluar
dan menangis. Masih terniang di telingannya ucapannya yang saat itu ingin
menjadi seperti Ketua Tim Kreatif Moon. Setelah puas menangis, Go Ho kembali
masuk ke dalam. Dan seperti kebetulan, Tae Ho yang saat itu berada di dalam
mobil hendak pergi, melihat sosok Go Ho. Tae Ho menghela napas pelan, tampak
tak nyaman melihat gadis itu bersedih.
Go Ho masuk kembali ke rumah duka dengan maksud membantu
membagikan makanan untuk para pelayat yang datang. Semalam dia membantu dan
akhirnya karena kelelahan, dia tertidur dengan posisi duduk.
Salah satu pelayan dengan sengaja
menjatuhkan nampan. Go Ho kaget dan sontak terbangun. Ia melihat jam dinding
yang menunjukkan pukul 08.30 pagi. Go Ho panic, ia sudah terlambat masuk
kantor.
Jae Ho memantulkan bola tenis ke
meja, seperti sedang menunggu seseorang. Para karyawan yang berada tak jauh
dari Jae Ho, tampak tahu apa yang akan Jae Ho lakukan. Jae Ho bangkit dari
tempat duduknya, berjalan pelan menelusuri koridor.
Hanya berselang beberapa detik kemudian berpapasan
dengan Go Ho yang berlari dengan tergopoh-gopoh. Begtu melihat Tae Ho, Go Ho
langsung menunduk menyadari kesalahannya yang datang terlambat. Kasian Go Ho….
Sembari melihat apa yang akan
terjadi pada Go Ho, tangan direktur Choi mengulur ingin mengambil snack di meja
Lee Hee Yeon. Lee Hee Yeon yang mengetahui gelagat itu, langsung menarik
snacknya menjauh dari jangkauan manager Park. Hahaha….
Manager Park melihat Tae Ho
memarahi Go Ho. Ia heran kenapa Go Ho sering sekali terlambat. Hari ini juga
terlambat. Hee Yeon menyahut kalau semalam Go Ho berada di rumah duka ketua tim
Moon. Bukankah mereka tahu kalau Go Ho mengidolakan Ketua Tim Moon. Manager Park menilai Go Ho terlalu terbawa perasaan. Bukankah dia sudah tahu kalau Tae
Ho akan memarahinya jika datang terlambat.
Go Ho terus menunduk siap
menerima omelah Tae Ho. Tapi rupanya Tae Ho tidak memarahi Go Ho, karena mulai
hari ini Go Ho tidak lagi berada di tim A, yang ia pimpin. Tae Ho menjelaskan mulai hari ini, Go
Ho akan berada di tim B. Go Ho tentu saja kaget dengan perubahan mendadak ini.
Pada jam istirahat Go Ho curhat
pada Hee Yeon tentang apa yang ia alami semalam. Mungkin ini sudah menjadi
takdir. Ia memikirkan hidupnya yang tampak tidak baik. Tentang mantan pacar
yang memutuskannya dan rasa takutnya
bekerja di bawah tekanan Jae Ho yang selalu galak.
Hee Yeon memberi Go
Ho semangat, tapi Saat ini Go Ho sama sekali tidak bersemangat. Go Ho berkata
andai saja ia tidak putus dengan Hwang Ji Hoo. Mungkin saat ini ia sudah
menikah dan tidak perlu lagi kerja.
Hee Yeon bertanya apakah putus
dengan Hwang Ji Hoo juga takdir?. Go Ho membenarkan dan tidak lagi membutuhkan pria dan merasa yakin bisa mengandalkan diri sendiri. Sekarang ia terbebas dari
tekanan Tae Ho. Saatnya untuk memulai awal yang baru dan bekerja lebih giat
lagi. Jika Tae Ho mengira ia akan sedih di pindahkan ke Tim B, maka Jae Ho
salah, karena Go Ho sama sekali tidak sedih.
Pembicaraan Go Ho terhenti ketika
mendapat sms. Tim editor majalah online “Megapoly”. Edtor memberitahu kalau
tulisan Go Ho telah di posting di web, tapi hanya sedikit pengunjungnnya.
Editor minta Go Ho untuk menulis sesuatu yang lebih menarik.
Hee Yeon berharap ketua tim B
yang baru adalah orang yang baik. Hee Yeon sangat tahu selama ini Go Ho selalu
merasa tertekan dan khawatir di pecat selama bekerja di tim A. Dan selama ini,
Hee Yoen terus membantu Go Ho.
Go Ho yakin ketua tim yang baru
akan lebih baik dari Kang Tae Ho, “Jujur ya, cuman aku yang tahan menghadapi
kemarahan Kang Tae Ho. Berat badanku
bahkan tak bisa turun gara-gara dia.
Karena beban yang dia berikan”, geram Go Ho.
Hee Yeon menyarankan Go Ho untuk
berhenti bekerja begitu mendapat pekerjaan baru. Bukankah Go Ho bilang akan
melamar menjadi kolomunis special di majalah online itu, “Kalau dapat kerjaan
itu, buang surat pengunduran dirimu di depan wajahnya”.
Go Ho membayangkan melempar surat
pengunduran dirinya ke wajah Tae Ho. Lalu melenggang pergi dengan penuh
kemenangan. Tapi kenyataanya, Go Ho tahu kalau semua itu tidaklah semudah yang
ia bayangkan.
Flashback. Malam hari. Go Ho
duduk di depan laptop bermaksud hati menulis cerita yang menarik. Tapi betapa
pun ia berusaha, tetap tidak dapat menemukan ide. Go Ho menggerutu kesal
memukuli bonekanya yang tak bersalah. Menulis ternyata tidak semudah kelihatannya.
Dan yang lebih menyedihkan lagi,
keesokan harinya saat Go Ho melihat saldo di rekening tabungan. Disana
tercetak jumlah honor yang diterima penulis tidaklah sebesar yang ia bayangkan.
Go Ho yang frustasi mengacak rambutnya. Flashback end.
Go Ho yang kini berada di balik
meja kerjanya, terkejut begitu melihat Tae Ho melempar berkas di depannya. Go
Ho langsung berdiri dan menunduk patuh. Tae Ho memarahi Go Ho yang masih saja
focus pada data yang ada.
Sudah berkali-kali ia mengatakan hal ini, tapi Go Ho
tetap tidak mendengarkan, “Apa kau ingin memberontak?. Atau otakmu yang
seukuran otak ikan tidak bisa mengingatnya?”.
“Kupikir Timjangnim (ketua tim) akan suka”, jawab Go Ho manyun.
Tae Ho mendesis kesal.
Go Ho menggenggam tangan Tae Ho, “Timjangnim, kukatakan ini
bukan karena aku pindah ke tim lain.
Rencana proyek bisa begini, atau begitu.
Kapan berubah, siapa yang tahu?.
Jadi, tak bagus kau marah melulu. Tak cocok dengan stylemu. Aku tak apa. Tapi apa yang akan orang lain
pikirkan?”.
Tae Ho memandangi tangannya yang di genggam Go Ho, “Kau
mulai lagi”, cibirnya.
Go Ho langsung melepas genggamannya dan tersenyum imut. Tapi
di balik senyuman imut itu, inilah penilaian Go Ho tentang Tae Ho
“Sifat : Gila. Sifatnya
yang pemarah itu membuatku gila. Cowok sadis yang bisa membunuh 144 orang dengan
tatapan matanya. Orang yang terlahir membuat
orang lain merasa tidak nyaman.”.
Dalam penilainnya ini, Go Ho memberi peringkat bintang 3
untuk sifat Tae Ho… lalu berkurang menjadi 1…dan akhirnya hanya tersisa setengah
saja…hahaha..segitu buruknya Tae Ho di mata Go Ho.
“Apa lihat-lihat. Lihat bawah”, ucap Tae Ho jutek
menyadarkan lamunan Go Ho.
Mendengar teguran itu, Go Ho
langsung menunduk patuh sembari manyun imut. (Yuri…walau manyun tetap
terlihat cantik).
Tae Ho menyuruh Go Ho mengulangi
lagi pekerjaannya, kali ini harus benar. Setelah mengucapkan itu, Tae Ho
melangkah pergi. Go Ho yang kesal mengepalkan tinju seakan ingin memukul Tae Ho
dan tepat pada saat itu, tiba-tiba Tae Ho berbalik. Sepertinya Tae Ho tahu
kebiasaan Go Ho yang sering mengoloknya di belakang.
Tae Ho tersenyum tipis, sangat
tipis. Sementara Go Ho yang tertangkap basah hanya senyum tanpa dosa. ^-^.
Sedetik kemudian senyum Go Ho memudar begitu melihat wajah seseorang yang
tampak tak asing baginya. Direktur Choi datang bersama seorang pria dan
memperkenalkan kalau pria yang bersamanya ini adalah ketua tim B yang baru.
Namanya Hwang Ji Hoo, yang tak lain adalah mantan pacar Go Ho.
Hwang Ji Ho menoleh menatap Go Ho
yang terpaku terkejut. Hwang Ji Hoon pun tak bisa berhenti menatap Go Ho. Diam-diam, Tae Ho yang berada di antara mereka memperhatikan ekspresi wajah Go Ho dan Ji Hoon secara bergantian.
Dalam keterkejutannya, inilah penilaian Go Ho tentang Hwang Ji Hoon. Sebagai mantan yang menorehkan luka di hatinya, Go Ho memberi
peringkat bintang 1. Di faktor lain sebagai atasan baru di tinjau dari jabatan
dan penampilan Go Ho memberi peringkat bintang 5.
Go Ho dan Ji Hoo masih saja tidak bisa mengalihkan pandangan mereka. Tae Ho masih di posisi yang sama, memperhatikan mereka. Lalu, kenapa saya melihat kecemburuan
di mata Tae Ho??.....
Bersambung….
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)