Penyidik Go dalam perjalanan menuju ke suatu tempat. Beberapa menit kemudian ia telah sampai di sebuah rumah. Disana ia melihat mobil sedan putih dan mencocokkan plat mobilnya. Nomor plat yang sama dengan yang ia lihat kemarin malam.
Dengan penuh kewaspadaan, penyidik Go membuka pagar dan melangkah masuk ke halaman sembari menodongkan pistol yang ia bawa untuk berjaga-jaga. Ia terus melangkah hingga masuk ke dalam rumah.
Tanpa penyidik Go ketahui dari seberang jalan, psikiater yang menyembunyikan Eun Bi melihatnya masuk ke dalam rumah. Sepertinya psikiater sengaja memarkir mobilnya di depan rumah lain untuk mengecoh penyidik Go.
Penyidik Go menelusuri setiap sudut rumah mencari Eun Bi. Sampai akhirnya ia menemukan Eun Bi di salah satu kamar terbaring di lantai tidak sadarkan diri. Penyidik Go segera menghampiri Eun Bi dan membawanya ke atas sofa.
Eun Bi yang baru sadar langsung menangis begitu melihat wajah penyidik Go, "Kenapa baru datang sekarang?". Penyidik Go menenangkan Eun Bi yang menangis dan meminta maaf karena datang terlambat.
Sesaat kemudian wajah penyidik Go berubah menjadi wajah psikiater. Eun Bi masih terus menangis karena merasa sangat ketakutan. Psikiater bertanya apa Eun Bi melihat siapa yang membunuh detektif Park. Eun Bi tidak tahu, saat itu ia sangat ketakutan sehingga tidak sempat melihat wajah si pembunuh.
Psikiater memeluk Eun Bi, "Sekarang tidak apa-apa, Eun Bi. Aku akan menjagamu selama kau tidur agar rasa takutmu menghilang". Setelah psikiater mengatakan itu, Eun Bi kembali tertidur di pelukan psikiater.
Entah karena hipnotis atau halusinasi yang membuat Eun Bi melihat wajah psikiater seperti penyidik Go. Karena penyidik Go yang asli masih berada dirumah yang dia datangi tapi tidak berhasil menemukan Eun Bi. Saat akan pergi, penyidik Go melihat buku yang tergeletak di atas meja. Penyidik Go mengambilnya dan melihat brosur yang terselip diantara halaman buku, "Young Jae Mental Health Clinic".
Penyidik Go teringat pada ucapan kabag Han yang bilang kalau Woo Jin sering pergi berkonsultasi dengan psikiater. Kemudian ia menghubungi seseorang dan bilang kalau ia sudah menemukan tersangka kasus pembunuhan detektif Park. Ia minta pada rekannya tersebut untuk segera mencari keberadaan pria yang ia curigai.
Saat Woo Jin serius membaca artikel di depannya, saat itu juga ia menerima sebuah pesan. Ia begitu terkejut melihat foto Eun Bi yang tidak sadarkan diri di atas tempat tidur. Tak lama kemudian, ia menerima telpon dari seseorang yang suaranya di samarkan.
"Jika terjadi sesuatu pada Eun Bi, aku tidak akan memaafkanmu", jawab Woo Jin.
"Itu tergantung pada kau dan Eun Bi".
Woo Jin marah, "Apa yang sebenarnya kau inginkan?!".
"Kau tebus kejahatanmu", tuntut pria itu.
Woo Jin mengakui telah membunuh seseorang dan bersedia menerima hukumannya, tapi jangan Eun Bi. Pria itu menyuruh Woo Jin untuk datang ke suatu tempat dalam waktu satu jam. Terlambat satu menit saja, keselamatan Eun Bi tidak akan terjamin. Pria itu juga menyuruh Woo Jin untuk menghilang dari orang yang selama ini terus mengikuti Woo Jin. Dengan begitu Woo Jin baru bisa bertemu dengan Eun Bi.
Woo Jin keluar dari ruangan dan masuk ke mobilnya seraya bicara di telepon. Ia melajukan mobilnya dan tentu saja anak buah presdir Kim mengikuti kemanapun dia pergi. Woo Jin masuk ke area parkir, dari kaca spion ia bisa melihat sebuah mobil yang terus mengikuti.
Woo Jin keluar dari mobil dan bertemu nona Park yang memberinya laporan. Setelah menerima laporan, Woo Jin masuk ke dalam mobilnya. Anak buah presdir Kim yang mengintip dari balik tembok buru-buru masuk ke dalam mobilnya sendiri. Ia terus mengikuti mobil Woo Jin yang berjalan meninggalkan area parkir.
Mobil Woo Jin melewati pos dan ternyata orang yang berada di dalamnya adalah Dong Soo. Bagaimana hal itu bisa terjadi?. Rupanya Woo Jin dan Dong Soo sengaja bertukar mobil untuk mengecoh anak buah presdir Kim. Dong Soo bersembunyi di balik tembok sehingga tidak terlihat oleh anak buah presdir Kim. Setelah Woo Jin menerima laporan dari nona park, saat itulah mereka saling bertukar mobil.
Dong Soo yang kini mengendarai mobil Woo Jin, memberi isyarat pada nona Park yang bersembunyi di dalam pos. Dong Soo teringat pada permintaan Woo Jin yang memintanya untuk menyelidiki kematian Jo Bong Hak. Woo Jin juga memberitahu ada orang yang mengikutinya.
Anak buah presdir Kim sempat tertahan di pos dengan pemalang menghadang di depan mobilnya. Petugas parkir keluar dari pos dan berpura-pura membenarkan pemalang. Anak buah presdir Kim kesal karena ia kehilangan jejak Dong Soo yang ia kira Woo Jin. Kesempatan ini di gunakan nona Park untuk mencatat nomor plat mobilnya.
Woo Jin yang kini memakai mobil Dong Soo mulai meninggalkan area parkir. Di dalam mobil tersebut, terpajang foto Dong Soo bersama istri dan kedua anaknya yang masih kecil. Namun sepertinya Woo Jin tidak sempat melihat foto tersebut.
Penyidik Go menjenguk kabag Han dengan membawa sebelah sepatu Eun Bi yang ia temukan. Kabag Han memegang sepatu itu dan menangis memikirkan nasib Eun Bi, "Mengapa kau tidak mengatakan apapun padaku". Tak ada yang bisa penyidik Go katakan selain meminta maaf.
Kabag Han bertanya lalu dimana Woo Jin sekarang?. Penyidik Go juga tidak tahu keberadaan Woo Jin karena Woo Jin tidak bisa di hubungi. Kabag Han kembali menangis dan meminta penyidik Go untuk segera mengambilkan laptopnya.
Malam itu juga Woo Jin datang ke taman Mirae dengan membawa senter kecil sebagai penerang jalan. Ponsel Woo Jin berdenting menerima sms,
"Kau bisa lihat cahaya di sebelah sana. Pergilah kesana, matikan sentermu".
Sesuai perintah Woo Jin pergi ke tempat yang di maksud. Ia melihat lampu mobil yang mati dan menyala berulang kali. Sorot lampu itu membuat pandangannya kabur dan semakin kabur hingga akhirnya jatuh tidak sadarkan diri.
Saat terbangun, Woo Jin melihat Eun Bi berdiri membelakanginya. Woo Jin berdiri dan memanggil nama gadis itu. Eun Bi berbalik dengan wajah penuh air mata. Eun Bi yang marah minta penjelasan kenapa Woo Jin tega membunuh ayahnya.
"Kenapa?. Kenapa kau membunuhnya?. Kau merasa bersalah membunuh ayahku, karena itu kau baik padaku, kan?".
Woo Jin terbata tidak bisa menjelaskan. Eun Bi menyebut Woo Jin sebagai pembunuh. Lalu mengeluarkan pisau lipatnya dan berkata, "Kau juga harus mati sama seperti ayahku".
Eun Bi berlari ke arah Woo Jin dan dengan penuh kemarahan ia menusuk perut Woo Jin dengan pisau yang ada di tangannya, "Kau juga harus mati!. Pembunuh ayahku".
Woo Jin mengerang kesakitan dan terjatuh, saat itulah samar-samar ia melihat wajah Eun Bi berubah menjadi wajah psikiater Young Jae, pria yang menyembunyikan Eun Bi.
Kabag Han berusaha untuk menemukan Woo Jin dengan bantuan GPS, sayang upaya ini tidak membuahkan hasil karena gangguan sinyal dan pengaruh ponsel Woo Jin yang tidak aktif.
Woo Jin yang tersadar dari pingsan terkejut mendapati tangan dan tubuhnya yang terikat di kursi. Psikiater Young Jae bisa menebak pasti Woo Jin merasa sangat terkejut saat ini. Woo Jin menyadari satu hal kalau Young Jae menggunakan sorot lampu mobil untuk menghipnotis dirinya. Woo Jin menyayangkan kenapa ia tak pernah merasa curiga pada Young Jae sebelumnya.
"Kau bisa lihat cahaya di sebelah sana. Pergilah kesana, matikan sentermu".
Sesuai perintah Woo Jin pergi ke tempat yang di maksud. Ia melihat lampu mobil yang mati dan menyala berulang kali. Sorot lampu itu membuat pandangannya kabur dan semakin kabur hingga akhirnya jatuh tidak sadarkan diri.
Saat terbangun, Woo Jin melihat Eun Bi berdiri membelakanginya. Woo Jin berdiri dan memanggil nama gadis itu. Eun Bi berbalik dengan wajah penuh air mata. Eun Bi yang marah minta penjelasan kenapa Woo Jin tega membunuh ayahnya.
"Kenapa?. Kenapa kau membunuhnya?. Kau merasa bersalah membunuh ayahku, karena itu kau baik padaku, kan?".
Woo Jin terbata tidak bisa menjelaskan. Eun Bi menyebut Woo Jin sebagai pembunuh. Lalu mengeluarkan pisau lipatnya dan berkata, "Kau juga harus mati sama seperti ayahku".
Eun Bi berlari ke arah Woo Jin dan dengan penuh kemarahan ia menusuk perut Woo Jin dengan pisau yang ada di tangannya, "Kau juga harus mati!. Pembunuh ayahku".
Woo Jin mengerang kesakitan dan terjatuh, saat itulah samar-samar ia melihat wajah Eun Bi berubah menjadi wajah psikiater Young Jae, pria yang menyembunyikan Eun Bi.
Kabag Han berusaha untuk menemukan Woo Jin dengan bantuan GPS, sayang upaya ini tidak membuahkan hasil karena gangguan sinyal dan pengaruh ponsel Woo Jin yang tidak aktif.
Woo Jin yang tersadar dari pingsan terkejut mendapati tangan dan tubuhnya yang terikat di kursi. Psikiater Young Jae bisa menebak pasti Woo Jin merasa sangat terkejut saat ini. Woo Jin menyadari satu hal kalau Young Jae menggunakan sorot lampu mobil untuk menghipnotis dirinya. Woo Jin menyayangkan kenapa ia tak pernah merasa curiga pada Young Jae sebelumnya.
Young Jae mencibir jika Woo Jin mempunyai kemampuan hipnotis pastilah mengetahui hipnotis semacam itu hanya dengan sekali lihat, "Ah... Kemampuan hipnotismu sudah hilang. Apa kau tidak tahu?. Kau mendapatkan kemampuan hipnotis setelah kau kehilangan ingatan. Jika ingatanmu kembali, maka kemampuan menghilang".
Young Jae tertawa dan bertanya bagaimana perasaan Woo Jin setelah di tusuk oleh Eun Bi. Woo Jin bertanya dimana Eun Bi. Young Jae menyuruh Woo Jin untuk tidak mengkhawatirkan Eun Bi. Gadis itu akan baik-baik saja asal Woo Jin bisa mengingat dengan biak ingatannya itu.
"Ingatan apa yang sebenarnya ku simpan?. Kenapa kau memamfaatkan orang-orang di sekitarku?".
Young Ja berdiri dan memukul wajah Woo Jin dengan keras, "Memamfaatkan?. Aku memamfaatkan mereka katamu?. Jangan asal bicara. Karenamulah orang-orang yang menyedihkan itu mati".
Bagi Woo Jin orang- orang itu tidaklah menyedihkan, karena mereka adalah pembunuh, "Hanya demi keinginan mereka sendiri, mereka tidak takut akan konsekuensinya".
Young Jae yang tidak terima kembali memukul wajah Woo Jin, tidak hanya sekali tapi berulang kali. Setelah puas memukuli Woo Jin, Young Ja berkata setidaknya orang-orang itu tidak melakukan transaksi seperti yang Woo Jin lakukan.
Woo Jin bingung, "Apa? Transaksi?".
"Kim Man Cheol, Han Mi Seon, Yoo Chang Seon, dan juga detektif Park. Kau tahu kenapa mereka jadi pembunuh?. Kenapa mereka mati?. Jika 7 tahun lalu kau tidak hanya tertarik pada dirimu sendiri dan membuat kesepakatan kotor dengan mereka. Kau dan mereka akan punya kehidupan yang bahagia. Tapi karenamu, keluarga mereka, keluargaku, bahkan anakku yang berumur kurang dari 2 tahun. Orang-orang yang tidak berdosa telah terbunuh. Semuanya karenamu!!", teriak Young Jae murka.
Woo Jin ingat artikel kebakaran yang ia baca tadi siang. Woo Jin seakan bisa mendengar teriakan minta tolong orang-orang yang terkurung di dalam api. Young Ja melanjutkan ucapannya yang sempat terhenti,
"Selama 7 tahun aku hidup sebagai pemerkosa. Kau tahu apa yang paling tidak bisa kutahan?. Kau memojokkan keluargaku ke lembah kematian. Aku tidak bisa membunuh orang sepertimu, yang tidak tahu diri dengan menyegel ingatanmu sendiri".
Woo Jin tidak percaya dan mengganggap ucapan Young Jae hanyalah omong kosong. Young Jae tidak perduli, Woo Jin mau percaya atau tidak, "Kau hanya perlu melakukan hal terakhir, jika kau menolak Eun Bi akan jadi pembunuh".
Woo Jin marah, "Akan ku bunuh kau!".
Young Jae mendekatkan wajahnya ke Woo Jin dan berkata Eun Bi akan jadi pembunuh. Dia akan membunuh demi membalas dendam ayahnya. Dan akhirnya bunuh diri setelah membunuh".
Woo Jin yang tangannya terikat tidak dapat melakukan apa-apa, tapi jika Young Jae berani macam-macam pada Eun Bi, Woo Jin memastikan akan membunuh Young Jae. Young Jae hendak melayangkan pukulannya lagi, tapi tidak jadi. Ia merogoh ponselnya dari dalam kantong.
Young Jae mendapat sms dari seseorang yang mengatakan kalau lokasinya sudah di ketahui orang lain dan menyuruhnya untuk segera kabur. Buru-buru Young Jae menyuntik Woo Jin yang meronta minta di lepaskan. Dalam hitungan detik Woo Jin menjadi lemas. Young Jae membisikan sesuatu ke telinga Woo Jin dan melepas ikatan Woo Jin lalu pergi menyelamatkan diri.
Dengan sisa tenaganya Woo Jin berusaha untuk bangkit. Ia membuka pintu dan menemukan Eun Bi yang tidak sadarkan diri. Woo Jin berusaha membangunkan Eun Bi dan menghidupkan ponselnya untuk meminta bantuan. Tapi badannya terlalu lemah dan mempunyai kekuatan. Woo Jin akhirnya pingsan di samping Eun Bi.
Bersama beberapa petugas, penyidik Go bergegas mendatangi lokasi. Penyidik Go menemukan Woo Jin dan Eun Bi yang terbaring tak sadarkan diri di atas tangga. Penyidik Go langsung membawa Eun Bi dan Woo Jin ke rumah sakit.
Young Jae melewati gang yang sempit dan mendapat sms yang memberitahu bahwa pembunuh detektif Park ada di dekat sana. Baru saja ia selesai membaca sms, tiba-tiba pria yang di maksud sudah berdiri di depannya. Young Jae yang terkejut langsung lari dari kejaran pria berjuba hitam yang membunuh detektif Park itu.
Sampai akhirnya Young Jae mendapati jalan buntu yang membuat ia tidak bisa lari kemana-mana. Dengan cepat ia mengirim sms pada rekannya. Pembunuh detektif Park jalan perlahan hendak memukul. Tapi sebelum itu terjadi, Young Jae lebih memilih bunuh diri dengan menyuntikan cairan ke lehernya.
Pembunuh detektif Park mendekati Young Jae yang kejang-kejang lalu meregang nyawa saat itu juga. Ia begitu kesal ketika mengetahui ponsel Young Jae sudah mati.
Woo Jin datang ruang rawat kabag Han dan Eun Bi. Menatap kabag Han dan Eun Bi yang tidur sambil berangkulan di tempat tidur yang sama.
Sementara itu penyidik Go yang seharusnya menjaga Woo Jin malah tertidur di samping tempat tidur pasien. Saat terbangun ia mendapati tempat tidur Woo Jin yang kosong dan menemukan pesan yang memang sengaja di tinggalkan Woo Jin,
"Untuk saat ini, jangan mencariku. Ini perintah".
Penyidik Go yang terhenyak hanya bisa kembali ke tempat duduknya. Jika sudah begini maka ia tidak bisa berbuat banyak.
Kabag Han dan penyidik Go berpelukan haru begitu melihat Eun Bi yang sudah sadarkan diri dan bisa mengenali mereka. Eun Bi jadi heran dengan tingkah mereka lalu bertanya kenapa dirinya dirawat di rumah sakit.
Dengan hati-hati penyidik Go bertanya apa Eun Bi ingat apa yang terjadi dengan detektif Park. Eun Bi menjawab memangnya apa yang terjadi dengan detektif Park, bukankah kemarin mereka sempat bertemu dengan detektif Park di tempat Woo Jin.
Penyidik Go dan kabag Han saling berpandangan dengan raut wajah binggung karena Eun Bi tidak bisa mengingat peristiwa yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Eun Bi yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa memandangi mereka dengan wajah tak kalah binggung.
Woo Jin berada satu mobil dengan direktur Choi. Direktur Choi memberi amlop berkas pada Woo Jin bertanya apa kau memang harus seperti ini?. Woo Jin merasa hanya ini satu-satunya cara. Direktur Choi memperingatkan kalau Woo Jin hanya mempunyai waktu 5 hari dan tidak bisa melindungi Woo Jin lebih dari itu.
Woo Jin mengerti. Direktur Choi ingini tahu apa alasan yang membuat Woo Jin gigih seperti ini. Woo Jin tak menjawab dan mengalihkan pembicaraan kalau ia tahu dirketur Choi juga mengincar buku rekening rahasia Park bersaudara.
Direktur Choi kaget dan bertanya apa Woo Jin tahu seberapa pentingnya buku rekening itu?. Direktur Kim dan asisten saja sampai terkecoh karena buku itu. Yang bahkan resikonya tidak bisa Woo Jin tanggung.
Woo Jin bertekad untuk menemukan siapa pelaku sebenarnya dari rentetan peristiwa mengerikan ini. Sudah 8 orang yang mati. Woo Jin menganggap direktur Choi tidak mengerti karena dia itu bukanlah kasus pembunuhan yang bisa di pahami dengan mudah dan tidak tahu kapan terjadinya.
Presdir Kim menyeret stick golfnya yang berlumur darah. Ia baru saja membunuh salah satu anak buahnya yang ia anggap gagal menjalankan tugas. Orang itu adalah pria jubah hitam yang tak lain pembunuh detektif Park.
(Hidh... presdir Kim kejam banget. Suka main hakim sendiri dan membunuh seenaknya).
Pria yang selama ini mengikuti Woo Jin juga tengah di hukum karena gagal menjalakan tugas. Wajahnya sudah berdarah akibat pukulan yang ia terima. Ia gemetar ketakutan ketika presdir Kim meletakan sitck golf diatas kepalanya.
Presdir Kim menganggap pria itu tak ada bedanya dengan tikus. Datang dengan tangan kosong tanpa membawa hasil apa-apa bahkan kehilangan jejak Cha Woo Jin, "Bukankah aku menyuruhmu untuk mengawasinya!. Maka awasi baik-baik. Kenapa kau membiarkan baji**** pergi. Kenapa!!!", teriak presdir Kim marah.
Presdir Kim hendak mengayunkan tongkatnya menghantam kepala pra itu. Tapi tidak jadi. Sembari mengancam presdir Kim memerintahkan anak buahnya untuk mencari Woo Jin. Cari dia sampai ke ujung dunia, "Jika tidak, kau akan ku kubur hidup-hidup di samping anakku. Menemaninya dalam kematian".
Di beri kesempatan sekali lagi, pria itu buru-buru berdiri. Sebelum pria itu pergi, presdir Kim menyuruh anak buahnya untuk membiarkan Eun Bi, suatu saat gadis itu akan berguna untuknya. Ia juga memberi perintah untuk mencari tahu buku rekening rahasia itu.
Setelah pria itu pergi, presdir Kim memandang foto Kim In Suk, putra semata wayangnya yang telah meninggal.
Sebuah mobil yang membawa tahanan memasuki kawasan rutan. Setelah sampai para petugas menyuruh semua tahanan itu untuk turun. Ada 5 tahanan yang datang. Sipir penjara yang bertugas mengabsen satu persatu tahanan dan memberikan baju napi untuk mereka. Salah satu diantara mereka ada yang bernama Joeng Sang, yang tak lain adalah Woo Jin.
Sipir muda yang galak itu menatap tidak suka pada Woo Jin dan menyuruh Woo Jin yang saat itu menunduk untuk mengangkat kepalanya dengan benar. Setelah Woo Jin memperlihatkan wajahnya, barulah ia memberi baju napi untuk Woo Jin.
END
Komentar :
Apa rencana Woo Jin?. Kenapa dia menjebloskan dirinya sendiri ke dalam penjara. Mungkinkah di dalam sana Woo Jin bisa menemukan jejak X yang selama ini mengawasinya?. Presdir Kim dan X jelas bermusuhan. Lalu siapa dalang di balik semua pembunuhan ini, presdir Kim atau X?.
Kemungkinan besar presdir Kim lah yang bertanggung jawab dan dalang di balik semua peristiwa ini. Karena di lihat dari sifatnya presdir Kim bukanlah orang yang mementingkan perasaan orang lain. Dia marah saat anaknya di bunuh orang, lalu kenapa dia bisa seenaknya menghilangkan nyawa orang lain. Benar-benar manusia super kejam.
Mba semangat ya lanjutin ke episode 7 nya yg cepet ya ba :D aku ppenggemar setia blog mba :D semangat ba di tunggu episode 7 nya langsung 2 part ya hehe :D
ReplyDeleteI Hope So. Seandainya saya bisa menulis secepat itu. :)
Deleteaduh semakin memusingkan ini
ReplyDeleteSungguh mati aku jadi penasaran....
ReplyDelete