Episode 6
= Transaksi dan Pembunuhan Paling Kejam =
Pria yang menemukan Eun Bi tergeletak di tengah jalan, membawa Eun Bi ke sebuah rumah dan membaringkannya ke atas ranjang. Kemudian dia mengambil kotak berisi suntikan yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
Sementara itu
Woo Jin belum juga sadar dari pingsannya, penyidik Go yang berusaha
menghubunginya menjadi cemas bercampur panik.
Tak ingin membuang waktu lagi penyidik Go pergi mencari Woo Jin. Tampaknya dia tahu dimana Woo Jin berada saat ini. Penyidik Go berlari menghampiri Woo Jin yang pingsan dan berusaha membangunkannya. Woo Jin sempat membuka matanya sebentar sebelum akhirnya pingsan kembali.
Penyidik Go membawa Woo Jin pulang, ia tetap menunggu disana sampai Woo Jin sadar. Menjelang pagi Woo Jin baru sadar dari pingsannya. Penyidik Go yang melihatnya langsung memberikan segelas air minum pada Woo Jin. Ia bertanya kenapa Woo Jin pergi ke pergi ke taman Mirae lagi. Woo Jin tak menjawab pertanyaannya. Penyidik Go mengerti dan menyuruh Woo Jin untuk beristirahat.
Saat penyidik Go hendak berbalik pergi, Woo Jin berkata kalau yang membunuh detektif Park bukanlah X. Penyidik Go jelas tak mengerti, jelas-jelas si pembunuh meninggalkan tanda X. Woo Jin mengatakan selama ini X selalu menggunakan tanda itu untuk memancing orang datang, lalu orang yang menjadi target terbunuh.
Tapi kasus berbeda terjadi pada detektif Park, Woo Jin
beramsumsi kalau detektif Park tewas terlebih dahulu dan oleh pelaku mayatnya
di beri tanda X. Dengan tujuan agar mereka berpikir kalau ini adalah kasus yang
sama.
“Berarti seseorang sengaja meninggalkan tanda X itu?”, tanya
penyidik Go.
“Ya”, jawab Woo Jin yakin, “Ini seperti dekralasi perang.”.
Penyidik Go bingung, “Deklarasi perang?. Siapa dengan siapa”.
Woo Jin juga tidak tahu siapa orangnya, tapi yang jelas selain dirinya ada
orang lain yang mengejar X. Orang itulah
yang berpura-pura sebagai X.
Penyidik Go bertanya-tanya mungkinkah detektif Park ada
hubungannya dengan foto pria yang mereka lihat sebelumnya?. Ia juga
memberitahu bahwa pria dalam foto itu adalah ayah Eun Bi. Woo Jin terkejut,
saking terkejutnya sampai-sampai membuat badannya bergetar.
Penyidik Go ingin
mengatakan sesuatu tentang Eun Bi tapi tidak jadi begitu melihat tangan Woo Jin
yang bergetar. Penyidik Go mendekati Woo Jin dan bertanya, “Yoenggam, kau
baik-baik saja?”.
“Untuk sekarang tolong rahasian ini dari Eun Bi”, pinta Woo Jin
dengan suara bergetar.
Penyidik Go mengerti dan memlilih pergi agar Woo Jin bisa beristirahat.
Kabag Han yang hendak berangkat kerja berpapasan dengan penyidik Go yang keluar dari rumah Woo Jin. Kabag Han bertanya bagaimana keadaan Woo Jin. Penyidik Go menjawab Woo Jin sedang beristirahat di dalam dan memuji pelacak GPS yang kabag Han pasang di ponsel Woo Jin. Benar-benar sebuah ide yang bagus.
Kabag Han menyindir,
tempo hari penyidik Go menilai kalau tindakanya memasang GPS itu adalah
tindakan illegal dan tidak boleh di lakukan. Sekarang malah mengatakan hal yang berbeda. Penyidik
Go mengaku memang ia pernah mengatakan itu, tapi kan cuma sekali. Kabag Han
sedang berpikir untuk memasang GPS di ponsel Eun Bi, “Dia tidak pulang semalam
dan tidak mengatakan apa-apa”.
Penyidik Go ingin memberitahu kabag Han yang sebenarnya. Tapi
tidak jadi karena kabag Han lebih dulu memotong dengan bilang tidak akan
memberitahukan apapun pada Woo Jin. Sebelum pergi kabag Han berpesan kalau
sekarang ini Woo Jin masih dalam masa skorsing, lebih baik jangan banyak
bekerja.
Setelah kabag Han pergi, penyidik Go berbalik jalan menuju
rumahnya. Ia berhenti dan menoleh ke kanan dan ke kiri, merasa seperti ada
orang yang mengawasinya. Tapi penyidik Go tidak melihat siapun disana dan masuk
ke dalam rumah. Perasaan penyidik Go tidak salah, karena memang ada sepasang
mata yang sedang mengawasinya dari jauh. Hanya saja ia tidak melihat si penguntit.
Woo Jin terpekur dalam rasa syoknya. Ia teringat pada permintaan
Eun Bi yang memintanya untuk mencari ayahnya. Harapan-harapan Eun Bi yang ingin
bertemu dengan ayahnya membuat Woo Jin semakin merasa dihantui atas apa yang
telah ia lakukan 7 tahun lalu.
Eun Bi masih belum sadarkan diri. Pria yang membawa Eun Bi memeriksa denyut nadi Eun Bi. Perlahan terlihat wajah pria itu yang ternyata adalah psikiater yang juga mengenal Woo Jin.
Presdir Kim dan kedua anak buahnya berdiri di tempat tinggi memandang pemandangan laut dan taman yang ia buat. Presdir Kim bercerita banyak orang yang menganggapnya gila saat berencana membangun taman ini. Tapi ia bersikeras mewujudkan keingginannya hanya dengan satu alasan.
Presdir Kim membangun taman itu dengan tujuan ingin membuat anaknya merasa bangga padanya. Bahwa ia bukan hanya seorang rentenir tapi juga pengusaha dan ayah yang bisa di banggakan, "Sekarang impianku sudah terkabul, tapi anakku sudah tidak ada di dunia ini. Jo Eun Bi, gadis itu telah membuat putraku mati".
Presdir Kim menyalahkan anak buahnya yang gagal menangkap Eun Bi. Ia menyuruh anak buahnya itu untuk mencari Eun Bi, "Tangkap dia. Tangkap, lalu bunuh".
Salah seorang anak buah presdir Kim pergi. Pria yang selama ini terus mengawasi Woo Jin melaporkan hasil penyelidikannya. Anak buah presdir Kim memberitahu bahwa yang meninggal semalam adalah detektif Park. Satu hal yang membuat presdir Kim penasaran kenapa detekfit Park sering mengawasi Woo Jin dan membantunya.
Anak buah presdir Kim meminta maaf karena belum menyelediki lebih jauh, tapi ia menemukan hal yang aneh, "Detektif Park berasal dari rumah kedamaian. Dan juga pembunuh anak anda, Kim Man Cheol juga pernah bekerja di rumah kedamaian itu".
Presdir Kim terkejut. Anak buah presdir Kim bertanya apa yang harus ia perbuat pada Woo Jin selanjutnya.
Penyidik Go kembali ke TKP tempat detektif Park terbunuh. Ia bertanya bagaimana perkembangan hasilnya. Petugas yang bertanggung jawab menjawab belum ada perkembangan. Jawaban itu membuat penyidik Go marah, ini jelas-jelas kasus pembunuhan dan penculikan. Semakin marah memikirkan Eun Bi yang dalam bahaya saat ini.
Petugas minta penyidik Go mengerti. Ia telah berusaha semampunya dan berjanji akan segera menghubungi penyidik Go jika menemukan sesuatu. Setelah mengatakan itu petugas pun pergi. Penyidik Go mengambil ponselnya berpikir untuk menghubungi kabag Han.
Kabag Han berkeliling mencari Eun Bi, ia membawa foto Eun Bi dan bertanya pada setiap orang yang ia temui di jalan. Salah satu teman sekolah yang sempat melihat Eun Bi memberitahu kalau kemarin Eun Bi di jemput seseorang pria menggunakan mobil.
Penyidik Go menghubungi kabag Han dan menyuruhnya untuk melacak lokasi ponsel Eun Bi. Kabag Han baru ingat, cara itu lebih efektif. Ia akan menelpon penyidik Go setelah memeriksanya.
Setelah menerima telpon dari kabag Han, penyidik Go segera pergi ke lokasi yang di maksud. Lokasi yang di datangi penyidik Go memang benar menjadi tempat persembunyian Eun Bi semalam. Tapi disana ia hanya menemukan sebelah sepatu Eun Bi yang berada di bawah tumpukan kayu.
Kabag Han menerima telpon dari "Pria jahat", mantan suaminya. Ia segera menemui mantan suaminya itu dan bertanya apa kau menemukan sesuatu. Tidak, jawab mantan suami kabag Han. Ponsel Yoo Chang Seon bersih dari hal yang mencurigakan, tampaknya ada seseorang sengaja membersihkannya.
Kabag Han langsung marah, "Apa?. Kau tidak menemukan sesuatu?". Mantan suami kabag Han ingin mengatakan sesuatu kalau ia berhasil mendapat...., tapi kabag Han yang marah langsung merebut ponsel itu dengan kesal. Ia sengaja datang memohon tapi mantan suaminya itu malah tidak menemukan apapun, "Seharusnya dari awal aku tidak memberitahumu"
Mantan suami kabag Han berusaha menahan kabag Han yang hendak pergi. Tapi kabag Han menepis tangannya dan pergi begitu saja tanpa sempat mendengar penjelasan dari mantan suaminya. Mantan suami kabag Han jadi kesal, "Dasar wanita pemarah!".
Dari kejauhan ada seseorang yang mengawasi langkah kabag Han.
Woo Jin keluar dari rumahnya, di dalam mobil ada anak buah presdir Kim yang terus mengawasi gerak-geriknya dan mengikuti kemana Woo Jin pergi.
Saat tiba di parkiran kabag Han mengomel sendiri. Ia sudah begitu khawatir tentang Eun Bi dan sekarang mantan suaminya itu semakin membuatnya kesal. Sebelum menuju mobilnya, kabag Han sempat menoleh kebelakang, ia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Tapi ia tidak melihat orang lain disana.
Namun, saat ia hendak membuka pintu mobil ada seseorang yang memukul kepalanya dari belakang hingga membuat kabag Han jatuh tidak sadarkan diri. Penyerang itu menggeledah tas kabag Han dan mengambil ponsel Yoo Chang Seon, lalu pergi begitu saja meninggalkan kabag Han yang terluka.
Dong Soo menemui Woo Jin yang sudah menunggunya sejak tadi. Dong Soo bertanya untuk apa Woo Jin datang kemari, "Kau mau mengambil sesuatu lagi?. Sekarang tidak ada apapun yang bisa kau ambil".
Woo Jin diam berpikir. Dong Soo tanya sebenarnya apa yang ingin bicarakan, "Cepat katakan. Aku sibuk". Woo Jin bertanya apa Dong Soo ingat saat masa kuliah dulu, dosen mereka pernah bertanya kenapa ia ingin menjadi jaksa.
Dong Soo tidak mungkin lupa pada ucapan dosen yang menyuruh mereka untuk membuka mata lebar-lebar dan perhatikan ucapan pengacara. Tapi saat itu Woo Jin malah menjawab "Dari pada mendapat uang dari penyesuaian tuntunan pengacara lebih baik menghukum orang yang bersalah sesuai dengan tuntutan jaksa".
Dong Soo mengaku saat itu ia tak paham apa artinya, meski begitu ia ikut bertepuk tangan. Dong Soo tertawa mengingat masa itu. Tawanya itu menjadi heran kenapa tiba-tiba Woo Jin mengajaknya bernostalgia.
Woo Jin berdiri dari tempat duduknya dan menyerahkan lencana jaksanya. Woo Jin minta Dong Soo menyelesaikan satu kasus pembunuhan. Dong Soo bingung memangnya kasus apa itu sampai membuat Woo Jin menyerahkan lencana jaksanya. Woo Jin mengajak Dong Soo bicara di ruang interogasi. Dong Soo tak mau untuk apa keruangan itu, toh tersangkanya juga belum ada.
Woo Jin berdiri dari tempat duduknya dan menyerahkan lencana jaksanya. Woo Jin minta Dong Soo menyelesaikan satu kasus pembunuhan. Dong Soo bingung memangnya kasus apa itu sampai membuat Woo Jin menyerahkan lencana jaksanya. Woo Jin mengajak Dong Soo bicara di ruang interogasi. Dong Soo tak mau untuk apa keruangan itu, toh tersangkanya juga belum ada.
"Aku tersangkanya. Tersangka dari kasus pembunuhan yang aku bicarakan adalah aku, Cha Woo Jin".
Dong Soo terkejut, saking terkejutnya ia bahkan tidak bisa berkomentar seakan tak percaya pada pengakuan Woo Jin.
Perlahan-lahan Eun Bi mulai membuka matanya dan mencoba untuk bangun. Ia memegangi kepalanya yang pusing. Saat melihat bayangan seseorang, Eun Bi pura-pura tidur. Psikiater menelpon seseorang memberitahu lawan bicaranya kalau Eun Bi masih tertidur. Ia juga mendengar berita tentang detekfit Park yang mati di tangan musuh mereka.
Psikiater yakin Cha Woo Jin akan melakukan sesuatu. Kematian detektif Park bukanlah akhir dari segalanya. Ia tidak akan melepaskan Eun Bi dan mengajak lawan bicaranya untuk mengubah rencana mereka dan akan memancing Woo Jin. Setelah mengakhiri panggilannya, psikiater kembali menyuntikan cairan ke lengan Eun Bi.
Penyidik Go masih mencari Eun Bi. Saat masuk ke sebuah toko, ia berpapasan dengan pria berjubah hitam. Penyidik Go menunjukan foto Eun Bi dan bertanya pada pemilik toko apakah pernah melihat gadis ini. Pemilik toko berkata pria yang barusan keluar juga menanyakan hal yang sama.
Penyidik Go yang sadar kalau pria itu ada hubungannya dengan Eun Bi langsung mengejarnya. Saat penyidik Go menyentuh pundaknya, pria itu langsung meninju penyidik Go. Penyidik Go ingin membalas tapi pria itu lebih dulu berkelit dan membanting penyidik Go jatuh ke tumpukan kardus bekas. Penyidik Go sempat melihat cincin tengkorak yang di kenakan pria itu.
Penyidik Go bangkit dan berusaha mengejar. Pria berjubah yang merupakan anak buah presdir Kim itu terus berlari. Mungkin saja penyidik Go berhasil menangkap pria itu jika saja tidak ada mobil yang tiba-tiba melintas di depannya. Pria berjubah berhasil kabur dengan mobil yang sudah menunggunya untuk kabur.
Penyidik Go mengatur napasnya yang ngos-ngos'an. Ia mendongak ke atas dan melihat ada CCTV terpasang di simpang jalan. Dengan alasan penculikan, penyidik Go minta petugas untuk memeriksa rekaman CCTV kemarin dan juga hari ini.
Setelah itu penyidik Go menerima telpon yang membuatnya terkejut.
Kini Dong Soo dan Woo Jin berada di ruang interogasi. Setelah Woo Jin merasa siap barulah Dong Soo memulai proses interogasi. Di ruang sebelah, direktur Kim dan asisten melihat Woo Jin. Ia bertanya pada asisten apa benar buku rekening rahasia itu sudah di bakar.
Dengan takut-takut asisten berkata saat itu Woo Jin menyuruh nona Jang untuk berbohong bahwa buku itu sudah di bakar. Direktur Kim marah karena Woo Jin tak hanya membohonginya tapi juga sudah mempermaikannya.
Asisten merasa lebih penasaran apa benar Woo Jin membunuh seseorang. Direktur Kim menyahut, "Kau sudah memastikan mengenai Jo Bong Hak?". Asisten menjawab kabag Lee sedang memeriksanya.
Penyidik Go yang mendapat kabar tentang kabag Han langsung berlari kerumah sakit. Tapi sesampainya disana ia melihat kabag Han bersama mantan suaminya. Penydik Go menghela napas lega dan memilih pergi.
Mantan suami kabag Han yang melihat penyidik Go berlari mengejar keluar. Kemudian mereka bicara berdua. Mantan suami kabag Han memberitahu kalau mantan istrinya itu meminta untuk memeriksa ponsel Yoo Chang Seon. Tapi ponsel itu telah di hapus dengan sangat bersih dan hanya sedikit yang bisa ia temukan. Untung saja ia berhasil membuat duplikatnya, tapi kodenya susah untuk di uraikan.
Woo Jin mulai bercerita sementera Dong Soo mendengarkan. "15 tahun yang lalu seorang siswi SMA, Choi Seung Hee menjadi korban pemerkosaan. Choi Seung Hee mati bunuh diri. Sebagai pacarnya, aku terus mencari pelakunya. Akhirnya, pelakunya ku temukan. Setelah itu aku membunuhnya".
Kabag Lee masuk menemui direktur Kim dengan membawa berkas mengenai Jo Bong Hak. Direkur Kim yang tak sabar langsung merebut berkas itu dan memeriksanya. Tangannya bergetar saat membaca berkas di tangannya lalu menoleh ke tempat Woo Jin dengan wajah murka.
Direktur Kim masuk ke ruang interogasi dan melempar berkas di tangannya ke Woo Jin, "Dasar brengsek!. Kau pikir ini dimana?. Beraninya kau main-main!". Ia juga memarahi Dong Soo yang selalu saja mudah untuk di permainkan. Sama sekali tidak pantas menjadi jaksa.
Woo Jin membaca berkas yang di lempar direktur Kim dan tampak tak percaya saat melihat isinya. Dong Soo yang bingung merebut berkas Jo Bong Hak dari tangan Woo Jin dan ikut membacanya. Direktur Kim menyuruh anak buahnya untuk menangkap Woo Jin karena telah membuat pengakuan palsu lalu pergi dengan marah.
Woo Jin yang terkejut hanya bisa menunduk. Dong Soo menuntut penjelasan apa yang sebenarnya terjadi. Woo Jin merasa bingung tapi ia sadar pasti ada salah dengan semua ini. Dong Soo yang marah tidak lagi mau mengakui Woo Jin sebagai rekan kerja sesama jaksa, "Jangan bilang kau mengenalku. Mengerti!".
Penyidik Go berhasil mendapatkan rekaman CCTV dan berusaha memeriksa sedetail mungkin. Dari rekaman itu, penyidik Go bisa melihat pria berjubah ini sengaja menjauhi CCTV. Penyidik Go terus mengulangi hingga beberapa kali untuk memastikan tidak ada yang terlewat.
Penyidik Go berhasil mendapatkan rekaman CCTV dan berusaha memeriksa sedetail mungkin. Dari rekaman itu, penyidik Go bisa melihat pria berjubah ini sengaja menjauhi CCTV. Penyidik Go terus mengulangi hingga beberapa kali untuk memastikan tidak ada yang terlewat.
Woo Jin keluar dari kantor kejaksaan dengan pikiran campur aduk. Bingung dan juga tak percaya.
Asisten tak mengerti apa yang Woo Jin pikirkan. Sudah jelas Woo Jin tidak pernah membunuh tapi kenapa dia malah mengaku membunuh seseorang. Tampaknya bukan karena buku rekening itu yang membuat Woo Jin bertindak sejauh ini. Direktur Kim juga sedang memikirkannya. Cha Woo Jin memang orang yang susah di mengerti. Direktur Kim meminta asistennya untuk merahasiakan masalah ini dari atasan mereka.
Dong Soo terdiam di ruangannya memandangi lencana jaksa Woo Jin. Merenungi apa yang sebenarnya terjadi.
Penyidik Go membuat denah untuk mempermudah pencariannya. Tadi siang Pria berjubah itu menayakan keberadaan Eun Bi sesuai posisi Eun Bi terakhir terlacak. Kemudian penyidik Go melihat rekaman di malam detektif Park terbunuh.
Ia ingat ada mobil sedan putih lewat di dekatnya, mobil yang sama dengan mobil yang tertangkap kamera CCTV. Setelah mencatat nomor plat mobil itu, penyidik Go bergegas pergi. Kali ini dia membawa pistol untuk berjaga-jaga.
Ia ingat ada mobil sedan putih lewat di dekatnya, mobil yang sama dengan mobil yang tertangkap kamera CCTV. Setelah mencatat nomor plat mobil itu, penyidik Go bergegas pergi. Kali ini dia membawa pistol untuk berjaga-jaga.
Eun Bi kembali sadarkan diri. Ia berusaha untuk kabur meski harus berjalan sempoyongan. Namun baru beberapa langkah ia terjatuh. Psikiater yang baru datang hendak mengangkat Eun Bi. Tapi Eun Bi mendorong pria itu dan menendang wajahnya lalu berusaha kabur. Sayang tubuhnya lemahnya tak menginjikannya untuk berjalan jauh. Eun Bi kembali jatuh tak jauh dari tempat psikiater berada.
Woo Jin kembali ke ruangan yang kemarin malam ia datangi bersama penyidik Go. Woo Jin mengamati satu persatu semua foto yang tertempel disana dan mencabut foto Eun Bi, "Maaf. Eun Bi", ucap Woo Jin merasa bersalah atas apa yang menimpa Jo Bong Hak.
Perhatian Woo Jin kemudian beralih pada potongan-potongan artikel koran yang juga tertempel di dinding. Artikel yang memuat tentang peristiwa kebakaran yang terjadi 7 tahun lalu.
Lanjut ke Sinopsis Reset Episode 6 Part 2
Thhanks great blog
ReplyDelete