Pages - Menu

Saturday, November 01, 2014

Sinopsis Reset Episode 5 Part 2

Woo Jin masuk ke ruangan Dong Soo, ketika si pemilik runangan sedang melihat foto hasil jepretan kabag Lee. Dong Soo yang terkejut langsung menutup laptopnya rapat-rapat. Woo Jin tersenyum melihat Dong Soo yang tampak gugup seperti itu. Dong Soo mengejek Woo Jin yang masih bisa berkeliaran di kantor padahal dia sedang di skors.

Woo Jin melihat flashdisk yang tertancap di laptop Dong Soo dan berkata ia datang untuk mengambil benda yang ia butuhkan. Dong Soo melirik flashdisk, Woo Jin mencondongkan badannya ke arah Dong Soo dan bertanya?,

"Kau di ijinkan oleh atasan melakukan ini?. Kau menyuruh seseorang mengikutiku".

Dong Soo berlagak tidak mengerti. Omong kosong apa ini?. Woo Jin menunjukan foto kabag Lee yang tertangkap kamera saat mengikutinya. Woo Jin bertanya apa yang di pikirkan oleh atasan jika melihat foto ini. Dong Soo kesal tapi ia yang sudah tertangkap basah tidak bisa berbuat apa-apa.

Kekesalannya semakin bertambah ketika Woo Jin mencabut flashdisk yang tertancap di laptop. Woo Jin berkata akan menghancurkan barang bukti dan tidak akan mengatakannya kepada atasan. Woo Jin malah menyuruh Dong Soo mengirimkan seseorang untuk terus mengikutinya lalu berbalik pergi.

Kabag Han menceritakan soal ponsel Yoo Chang Seon yang di simpan Eun Bi. Woo Jin bertanya dimana handphone itu sekarang. Kabag Han menjawab telah memberikan handphone itu pada mantan suaminya untuk di periksa. Woo Jin merasa tidak enak telah menyusahkan kabag Han. 

Kabag Han merasa itu bukanlah masalah. Meski telah bercerai, tapi ia akui kemampuan mantan suaminya memang yang terbaik. Woo Jin mengucapkan terima kasih. Kabag Han merasa Woo Jin tidak perlu berterima kasih karena ini adalah pekerjaannya. Kabag Han pamit pergi lebih dulu karena harus kembali kerja. Sampai bertemu nanti malam.

Penyidik Go masih berkutat dengan laptop di hadapannya, tapi tidak ada satupun yang bisa memberikan petunjuk. Woo Jin minta penyidik Go memeriksa sekali lagi, ia yakin X pasti meninggalkan jejak. 

Penyidik Go terdiam melihat Woo Jin yang tampak serius memeriksa berkas-berkas kasus. Dimata penyidik Go, Woo Jin yang sekarang ini tampak sama dengan Woo Jin 7 tahun yang lalu. Seorang Woo Jin yang merasa gelisah. Woo Jin minta penyidik Go untuk tidak khawatir, kejadian 7 tahun lalu tidak akan terulang kembali. 

Detektif Park menjemput Eun Bi dan berkata kalau Woo Jin yang memintanya untuk datang menjemput Eun Bi. 

Penyidik Go merasa lelah sampai-sampai matanya terasa mau lepas. Woo Jin menyuruh penyidik Go untuk beristirahat. Tak lama penyidik Go menerima informasi dari salah satu rekannya bahwa 7 tahun yang lalu di taman Mirae tidak pernah terjadi pembunuhan.

Woo Jin tanya bagaimana dengan kekerasan?. Mungkin ada korban kekerasan yang meninggal di rumah sakit. Penyidik Go menjelaskan taman Mirae baru di buka 7 tahun lalu, tidak ada kasus besar yang pernah terjadi di taman itu. 

Woo Jin mengerti dan kembali fokus pada foto-foto hasil jepretan kabag Lee yang ia rebut dari Dong Soo. Penyidik Go melihat foto Woo Jin di tempat parkir, penyidik Go heran kenapa foto ini jelas sekali. Seorang penguntit seharusnya tidak menggunakan flash saat memotret.

Woo Jin berkata foto itu memang di ambil dengan menggunakan lampu flash dan itulah yang membuat ia sadar kalau tengah di ikuti. Woo Jin saja hampir tertawa saat itu, tapi ia menahannya dan berpura-pura tidak tahu. Penyidik Go tertawa geli mendengar cerita Woo Jin. 

Perhatian Woo Jin kemudian tertuju pada mobil lain yang terparkir di sana. Sosok detektif Park ikut tertangkap dalam foto itu dan wajah detektif Park terlihat jelas sekali. Penyidik Go dan Woo Jin saling pandang. Pertanda buruk kah ini?.

Eun Bi dan detektif Park berada dalam perjalanan pulang. Eun Bi mengoyangkan badan mengikuti alunan musik. Ketika Eun Bi bergoyang laci dashboard mobil terbuka. Eun Bi melihat sebuah foto. Detektif Park mengatakan foto itu adalah foto ayah Eun Bi dan mengaku kalau Woo Jin memintanya untuk mencari ayah Eun Bi.

Sebenarnya foto itu adalah hadiah kejutan untuk Eun Bi, tapi gagal karena Eun Bi sudah mengetahuinya lebih dulu. Eun Bi tersenyum senang, Yeonggam memang yang terbaik. Detektif Park juga yang terbaik. Eun Bi segera memasukan foto ayahnya ke dalam tas. Eun Bi terlihat sangat senang dan entah kenapa raut wajah detektif Park terlihat berbeda.

Penyidik Go mencoba mencari keberadaan detektif Park, tapi orang itu belum kembali ke kantor. Ponselnya juga mati, "Apa sebenarnya kesalahan kita?. Detektif Park tidak punya alasan untuk melakukannya".

Woo Jin tanya apa penyidik Go mengetahui alamat detektif Park. Penyidik Go menjawab ya, tapi ia minta Woo Jin berpikir sekali lagi, tidak mungkin detektif Park ikut terlibat dalam kasus ini. Namun Woo Jin berkeinginan lain. Ia ingin tetap pergi kesana, setelah itu baru di pikirkan kembali.

Kabag Han masih berada di kantor. Ia tampak sibuk mengurai kode yang di berikan Woo Jin beberapa hari lalu, yang Woo Jin dapat dari Lee Tae Won. Kabag Han pusing meski ia telah membaca buku petunjuk pengurai kode rahasia, tetap saja kombinasi angkat itu tak terpecahkan.   

Woo Jin dan penyidik Go sampai di depan rumah detektif Park. Tanpa mereka tahu ada seseorang pria yang melihat kedatangan mereka. Pria ini langsung melaporkan hal tersebut pada atasannya. Pria ini juga yang mengikuti Eun Bi tadi siang.

Penyidik Go mengambil kunci rumah yang biasa detektif Park simpan di bawah pot bunga. Ia menyerahkan kunci itu pada Woo JIn dan berusaha membujuk Woo Jin untuk memikirkan hal ini sekali ini.  Tapi Woo Jin tidak menghiraukan perkataan penyidik Go dan langsung masuk ke dalam begitu pintu terbuka. Penyidik Go hanya bisa menghela napas ikut masuk ke dalam rumah.

Woo Jin menelusuri setiap bagian rumah detektif Park. Penyidik Go sangat yakin bukan detektif Park pelakunya. Tidak mungkin temannya itu yang melakukan hal mengerikan ini. Tidak menemukan hal yang mencurigakan, Woo Jin akhirnya keluar. Saat di luar dia melihat kotak surat. Woo Jin mengambil surat-surat yang terselip di sana dan memeriksanya satu persatu. 

Kabag Han menerima telepon dari mantan suaminya. Mantan suami kabag Han berkata kombinasi nomor rahasia itu pasti diambil dari nomor seri produk. Setelah keluar dari penjara seharusnya Yoo Chang Seon pergi ke tempat itu. Mereka bisa menemukan tempat itu dengan melihat nomornya.

Segera saja kabag Han melakukan searching di internet mengenai informasi pemesanan logistik, "Bingo", seru kabag Han senang berhasil memecahkan kode rahasia tersebut.

Woo Jin membuka salah satu surat yang tampak mencurigakan. Surat peminjaman atas nama "Park Min Jae", dengan nomor peminjam "EGAJ - 405438-4". Woo Jin ingat nomor peminjam itu sama dengan kode rahasia yang di berikan Lee Tae Won. Kemudian Woo Jin menelpon kabag Han untuk bertanya apakah kabag Han sudah memeriksa kode yang di berikan Lee Tae Won. 

Kabag Han menjawab sudah memeriksa dan seharusnya Yoo Chang Seon pergi ke tempat itu setelah keluar dari penjara. Nomor itu sama dengan nomor sebuah kontainer. Dengan melihat nomornya akan tahu di mana letak kontainer tersebut. Kabag Han juga memberitahu dimana alamatnya. Woo Jin menuntup teleponnya dan yakin detektif Park ada di tempat itu. 

Woo Jin sampai di tempat tujuan. Ia melihat nomor yang tertera di atas kontainer dan mencocokannya. Sama. Di belakang mereka ada seorang pria yang terus mengawasi sejak tadi. Rupanya, pria ini juga yang menyuruh Lee Tae Won untuk memberikan kertas berisi kode rahasia itu pada Woo Jin.

Pria ini lalu menelpon seseorang untuk melapor bahwa rencana mereka telah berjalan dengan baik, kalau mereka berhasil menuntun Woo Jin untuk menemukan tempat itu. Ia merasa yakin Yoo Chang Seon bekerja sama dengan detektif Park.

Scene kemudian beralih ke seorang pria lain yang hanya tampak punggungnya saja (saya yakin dia adalah presdir Kim). Ia baru saja menerima telepon dari seseorang. Terlihat tempat dupa di atas meja dan foto Kim In Suk. 

Pria tersebut menambah dupa yang hampir habis lalu mengetik sms, "X sudah di pastikan. Detektif Park mulai beraksi".

Di tengah perjalanan mobil detektif Park di hadang seseorang yang melambaikan tangan seolah meminta bantuan. Anehnya orang itu memakai jubah hitam dan menutupi wajahnya. Detekfit Park mengira mobil orang tersebut mogok. Sebelum keluar melihat keadaan, detekfit Park berpesan pada Eun Bi untuk tetap diam di dalam mobil. 

Eun Bi menyalakan musik dengan nyaring dan asyik bermain dengan ponselnya sehingga ia tidak mengetahui apa yang terjadi dengan detektif Park. Tak lama kemudian, ada seseorang yang menyentuh pintu mobil. Eun Bi menoleh untuk melihat. Orang tersebut langsung roboh di susul dengan teriakan histeris Eun Bi. 

Penyidik Go dan Woo Jin berhasil membuka gembok yang mengunci ruangan yang mereka datangi. Dengan menggunakan bantuan senter, Woo Jin memeriksa isi ruangan. Woo Jin begitu terkejut melihat apa yang ia temukan. Ada banyak foto-foto tertempel di dinding. Foto dirinya dan orang-orang yang berada di sekitarnya, termaksud Eun Bi. 

Woo Jin mengamati satu foto yang tampak asing baginya, foto seorang pria. Kepala Woo Jin terasa sangat sakit saat sebuah ingatan muncul di benaknya. Dalam ingatan Woo Jin pria dalam foto itu adalah korban tembak 7 tahun yang lalu. Woo Jin merintih menahan sakit yang ia rasakan. Penyidik Go yang cemas bertanya, "Yeonggam, kau baik-baik saja?".  

Woo Jin mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan mengambil foto pria yang ada di depannya. Ia menyuruh penyidik Go untuk menyelidiki identitas pria dalam foto ini. Secepatnya. Mungkin saja pria itulah yang mengirim pesan-pesan padanya selama ini. 

Pria berjubah hitam mengejar Eun Bi yang berlari mencari tempat persembunyiaan. Eun Bi bersembunyi di sebuah gudang yang tidak lagi terpakai. Eun Bi benar-benar ketakutan, ia menutup mulutnya dan menangis tertahan saat pria berjubah hitam berdiri tepat di depannya. 

Saat pria berjubah melangkah pergi, Eun Bi yang merasa aman keluar dari tempat persembunyiaan. Tapi tiba-tiba pria itu berdiri di depannya dan menyeringai dengan bengis. Eun Bi berusaha lari, tapi pria itu dengan cepat membungkam mulutnya. Tak kehilangan akal, Eun Bi menginjak kaki pria itu dan menggigit tangannya, sehingga ia bisa terlepas dari cengkaram dan kabur melarikan diri. 

Penyidik Go menerima telepon. Dengan wajah terkejut ia memberitahu Woo Jin kalau keberadaan penyidik Go telah di temukan. 

Eun Bi yang kini bersembunyi di balik tumpukan kayu berusaha menghubungi seseorang. Belum sempat terhubung ponsel Eun Bi mendadak mati karena low bat. Pria berjubah hitam mengambil kayu dan mendekati tempat Eun Bi bersembunyi.

Pria itu kembali tertawa menyeringai saat menatap wajah Eun Bi. Secara spontan Eun Bi mendorong tumpukan kayu yang jatuh menimpa pria itu. Eun Bi hendak lari namun kakinya di pegangi pria tersebut. Pria berjubah hitam terlihat sangat marah, tapi Eun Bi lebih dulu mengambil balok kayu yang ia gunakan untuk memukul kaki dan kepala lawannya lalu lari menyelamatkan diri.

Woo Jin dan penyidik Go tiba di TKP, keduanya syok melihat detektif Park yang telah tewas bersimbah darah, terbaring diatas kap mobil. Pelaku sengaja meninggalkan jejak dengan membuat tanda X diatas tubuh detektif Park. 

Woo Jin melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat. Ia berteriak meluapkan kemarahan atas banyaknya jatuhnya korban. Woo Jin ingat sms yang dikirimkan X tempo hari, "Siapa lagi korban berikutnya?".  Woo Jin bertekad menghentikan semua ini. Tidak boleh lagi ada korban yang jatuh. 

Polisi memindahkan tubuh detektif Park ke ambulance. Penyidik Go menelpon Woo Jin tapi tidak di jawab. Petugas polisi mengambil tas Eun Bi yang di temukan di dalam mobil detektif Park. Penyidik Go yang melihatnya meminta tas tersebut dan langsung memeriksa isinya. 

Di dalamnya penyidik Go menemukan kartu pelajar Eun Bi. Penyidik Go gelisah karena tidak tahu di mana Eun Bi berada saat ini. Di dalam tas itu penyidik Go juga menemukan foto seorang pria. Wajah pria itu sama dengan wajah pria di dalam foto yang di berikan Woo Jin untuk di selidiki. 

Sebuah mobil sedan berwarna putih bergerak meninggalkan TKP. Si pengemudi sempat melihat penyidik Go dari kaca spion. 

Di rumah kabag Han menunggu Eun Bi pulang. Ia sempat ketiduran saat terbangun , ia melihat jam yang menunjukan pukul 00:15 malam. Kabag Han tampak cemas, sudah lewat tengah malam tapi Eun Bi belum juga pulang.





Eun Bi berjalan tertatih dengan sepatunya yang tinggal sebelah. Ia ingat saat detektir Park roboh di depannya ketika ia masih berada di dalam mobil. Darah mengucur dari tubuh detektif Park dan dengan sisa tenaga detektif Park memberikan USB pada Eun Bi dan minta Eun Bi untuk segera lari. 

Eun Bi yang mulai kelelahan terus berjalan sembari menggenggam erat USB yang di berikan detektif Park. Di tempat lain terlihat sebuah alat pendeteksi yang mengetahui kemana Eun Bi melangkah.

Woo Jin ke taman Mirae berdiri di samping pohon yang menjadi tempat penembakan 7 tahun lalu. 

Flashback. 7 tahun yang lalu tepatnya di taman itu, Woo Jin berjalan melewati semak belungkar dengan wajah marah. Di punggungnya terselip sebuah pistol. Woo Jin menodongkan pistolnya pada pria yang berjongkok di sebuah pohon. Woo Jin menunduh pria itulah yang telah meyakiti Seung Hee.

Pria bernama Jo Bong Hak itu mendekati Woo Jin dan terdengar suara letusan. Jo Bong Hak jatuh ke tanah. Woo Jin yang tengah di kuasai rasa dendam kembali menembak Jo Bong Hak untuk kedua kalinya. Flashback end.


Woo Jin yang telah berhasil mengingat masa lalu langsung jatuh lemas sebelum akhirnya pingsan. 


Penyidik Go mencari informasi mengenai informasi tentang foto yang di berikan Woo Jin untuk ia selidiki, foto yang sama yang ia temukan di dalam tas Eun Bi. Penyidik Go membaca riwayat pria itu berikut dengan catatan kriminalnya. Penyidik Go terkejut saat memastikan bahwa pria itu bernama Jo Bong Hak, yang tak lain adalah ayah Eun Bi. 

Di antara rasa lelahnya, Eun Bi terus berjalan. Namun ia kehabisan tenaga dan jatuh tak sadarkan diri. Mobil sedan putih berhenti di depan Eun Bi yang tidak sadarkan diri.

Setelah mengetahui identitas ayah Eun Bi, penyidik Go segera menghubungi Woo Jin untuk melaporkan hal ini. Tapi Woo JIn tidak bisa menjawab telponnya.
 
Si pengemudi sedan putih keluar dari mobil dan mendekati Eun Bi. Pria itu mengambil USB dari genggaman tangan Eun Bi lalu mengangkat Eun Bi masuk ke dalam mobil. 

Semetara itu kabag Han yang cemas keluar dari rumah menunggu kepulangan Eun Bi yang tak kunjung datang.
 


END

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)