Episode 3
Gun memberi nasihat agar Mi Young jangan
bersikap terlalu baik. Tapi tentu untuk berubah itu tak mudah, kan?. Ya, itulah
yang terjadi pada Mi Young. Gadis manis dan baik hati ini tetap menjadi gadis
post it yang selalu mengerjakan apapun yang di perintahkan padanya. Seperti
hari ini. Mi Young berjalan menuju kantor dengan membawa banyak bawaan di kedua
tangannya. Ada makanan, minum dan juga pakaian yang telah selesai di laundry.
Mi Young mempercepat langkahnya, saat itu lah
dia bertemu dengan Ji Yun. Sebagai sahabat Mi Young, Ji Yun kesal karena MI Young
masih saja mau disuruh-suruh seperti ini. Ji Yun
mengambil alih sebagian barang bawaan Mi Young. Ji Yun berkomentar jika Mi
Young memakai helm, pasti orang-orang akan berpikir kalau dia gadis pengantar
makanan.
Mi Young beralasan hanya sekalian keluar. Ji
Yun kesal, itu alasan yang sudah sering
kali ia dengar. Kalau begitu Mi Young jangan keluar kemanapun atau jangan
bilang sekalian. Jangan katakan kedua
kalimat itu. Mi Young tersenyum melihat wajah Ji Yun yang cemberut. Ia
berkata tidak semua orang bisa bersikap tegas. Ada juga orang-orang seperti
dirinya yang tidak bisa bilang “tidak”.
Sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan
kantor tempat Mi Young bekerja. Tampaknya itu adalah tamu penting sampai-sampai
beberapa staf dan pengacara Yong menyambut orang tersebut. Ji Yun yang melihat saja sampai heran, ada apa ini kenapa semua orang berlarian keluar. Seperti ada mafia saja.
Pemilik mobil sedan turun, yang ternyata ada Lee Gun. Mi Young terkejut melihat kehadiran pria itu. Meski Gun memakai kaca mata hitam, tapi ia bisa mengenali Gun dengan baik. Mi Young membalikan badan, membelakangi mereka.
Pengacara Yong menyambut Gun dengan penuh hormat, "Selamat datang Presdir Lee Gun. Suatu kehormatan bagi firma hukum Dae Yong bisa bekerja sama dengan anda". Gun mengatakan alasan ia mengganti firma hukum dan memilih Dae Young sebagai mitranya, karena ia ingin firma hukum ini bisa menangani proyeknya dengan baik.
Pengacara Yong mengerti. Ia mempersilahkan Gun untuk masuk ke dalam dan membicarakan hal ini lebih lanjut. Gun yang setuju melangkah kan kaki memasuki lobby.
Sikap Mi Young yang aneh membuat Ji Yun bertanya, "Onnie kenapa?. Onnie kenal dia?". Mi Young mengeleng dan menyangkal kalau ia tidak kenal tamu yang datang ke kantor mereka.
Ibu Mi Young mempimpin para warga pulau Yeo Wool untuk berdemo. Mereka membawa papan protes dan juga alat pengeras suara. Bahkan kakak Mi Young yang sedang hamil besarpun ikut berdemo.
Ibu Mi Young berkata dengan lantang kalau musuh besar mereka sebentar lagi akan datang, "Apa kalian bisa melihat mereka?". Teriakan itu di iyakan penduduk pulau Yeo Wool. Ibu Mi Young berteriak untuk menghentikan para musuh - musuh itu, sebelum mereka menginjakan kaki di pulau Yeo Wool.
Memang benar, ada beberapa pria yang memakai setelan jas hitam hendak turun dari kapal. Tapi mereka langsung masuk lagi saat melihat para warga Yeo Wool yang seperti ingin memakan mereka. Hahaha... mereka ketakutan, apa boleh buat. Dari pada benyok di hajar warga Yeo Wool, lebih baik kabur menyelamatkan diri.
Bersamaan dengan itu, Gun tengah menceritakan permasalahannya pada pengacara Yong. Gun mengatakan kelakuan warga pulau Yeo Wool membuatnya pusing. Mereka terus saja berdemo sehingga membuat para stafnya sedikit pun tidak bisa menjangkau pabrik (sabun) yang ada disana.
Pengacara Yong mengaku terbiasa menghadapi situasi semacam itu. Ia janji akan membantu Gun dengan mempelajari dokumen yang diserahkan Gun terlebih dahulu.
Terdengar ketukan di pintu. Seorang staf wanita masuk dan pengacara Yong memanggilnya dengan nama Kim Mi Young. Gun tersentak mendengar nama Kim Mi Young. Pengacara Yong menyuruh Mi Young untuk memberi kopi manis pada Gun.
Perlahan Gun membuka kaca mata hitamnya untuk mengintip apakah wanita yang membawa minuman ini adalah Ki Mi Young yang itu. Gun tampak lega dan benar-benar melepas kacamata ketika mengetahui wanita yang ada di hadapannya bukanlah Kim Mi Young yang ia kenal di Macau.
Pengacara Yong mempersilahkan Gun meminum kopinya lalu bertanya bagaimana dengan bisnis Gun di China. Jika Gun butuh jasa seorang konsultan, pengacara Yong merekomendasikan seseorang yang tepat yang bisa membantu bisnis Gun. Gun menjawab akan mempertimbangkannya jika pengacara Yong bisa memperkenalkan orang tersebut.
Konsultan yang dimaksud pengacara Yong datang, dia adalah Kim Byun Ho. Pada Byun Ho, pengacara Yong mengenalkan klien mereka saat ini adalah Presdir Lee Gun dari Jang In Chemical.
Alangkah terkejutnya Byun Ho ketika melihat Gun duduk dengan tenangnya disana, sampai-sampai ia tersentak kebelakang ketika melihat pria yang berhasil membuatnya malu di meja kasino adalah klien penting perusahaan.
Pengacara Yong sedikit heran melihat wajah Byun Ho yang terlihat tegang. Setelah berhasil menguasai dirinya, Byun Ho berusaha bersikap biasa dan memberi salam hormat pada Gun yang memandangnya tanpa berkedip.
Tapi anehnya, Gun malah tertawa melihat ekpresi Byun Ho. Hahaha..Tawa lebar Gun yang konyol. Gun tidak mengalami insomnia, pastinya ia juga ingat siapa Byun Ho.
Tapi anehnya, Gun malah tertawa melihat ekpresi Byun Ho. Hahaha..Tawa lebar Gun yang konyol. Gun tidak mengalami insomnia, pastinya ia juga ingat siapa Byun Ho.
"Aku ada janji lain. Jadi maaf, aku harus pergi. Tentang konsultasi bisnis di China akan aku pertimbangkan lagi", ucap Gun kemudian.
Pengacara Yong dan Byun Ho terkejut dengan keputusan Gun. Tawa Gun terdengar lagi saat menatap Byun Ho. Kali ini terdengar seperti tawa mengejek. Gun beranjak pergi dan tawanya terus terdengar saat meninggalkan ruangan itu.
Byun Ho tampak lemas. Tidak yakin atau bahkan tidak berani berharap bisa menjadi konsultan bisnis Gun. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk karirnya.
Gun berjalan menuju lift dengan setengah melamun. Gun berguman sendiri, ia ingat Mi Young pernah bilang bahwa dia satu kantor dengan sampah (Byun Ho) itu. Bearti Mi Young ada di kantor ini juga. Tepat saat itulah, Gun melihat sekelebat sosok wanita yang mirip dengan Mi Young.
Gun langsung mengejar wanita itu yang masuk ke dalam lift. Tampak dari belakang memang postur wanita itu mirip dengan Mi Young. Sayangnya, Gun terlambat karena pintu lift lebih dulu tertutup sebelum ia sampai disana.
Gun tersenyum tipis dan menggeleng-gelengkan kepala. Seakan bingung dan heran dengan dirinya sendiri. Kenapa ia sampai harus bereaksi berlebihan saat melihat sosok wanita yang mirip dengan Mi Young?. Ada apa dengan dirinya?.
Di meja kerjanya, Mi Young menerima tugas dari staf lain. Meja kerja Ji Yun berdekatan dengan meja Mi Young. Ji Yun memegang perutnya yang terasa keram, sepetinya ia menstruasi. Ji Yun meminta pembalut pada Mi Young.
Mi Young memberikan pembalut yang ia simpan di dompet dengan sembunyi-sembunyi. Malu kalau di liat staf pria..hehe.. Ji Yun berdiri sembari memegangi perutnya yang sakit. Ia benci sekali menstruasi. Tidak adakah sihir yang membuat wanita menstruasi hanya setahun sekali. *Jangan mengeIuh, itu takdir wanita, non*.
Setelah Ji Yun pergi, Mi Young teringat sesuatu. Ia melihat kalender meja, mengecek tanggal kapan terakhir kali ia mendapat menstruasi. Bulan lalu.
Para tetua kelurga Lee kembali mengadakan pertemuan. Tentunya tujuan dari pertemuan ini untuk membahas masalah pernikahan Gun yang terancam gagal. Mereka sudah tahu kalau wanita yang di kencani Gun selama 6 tahun telah kembali ke Amerika. Kepala tetua tak ingin mendengar Ny. Wang yang meminta mereka untuk menunggu lebih lama lagi.
Ny. Wang meminta maaf. Suara tetua lain meninggi, kata maaf saja tidak cukup. Kaburnya kekasih Gun telah membuat saham Jang In Chemical turun 20 %. Mereka sangat khawatir dan berkata inilah saatnya membawa Lee Yong masuk ke silsilah keluarga.
Klan dari pihak Ny. Wang tidak setuju dengan usul tersebut. Pewaris asli (Lee Gun) dari garis keturunan mereka masih hidup. Beraninya kau menyebut-nyebut anak dari wanita simpanan.
(Lee Yong adalah adik tiri Gun. Terlahir dari rahim wanita simpanan ayah Gun).
Kepala tetua yang lebih condong ke pihak Lee Yong berkata meski Gun masih hidup, tapi mereka merasa tidak aman, "Apa kalian tidak ingat bahwa laki-laki dari keturunan keluarga ini cenderung meninggal di usia 30 tahun. Walau Yong adalah anak dari wanita simpanan, tapi dia masih memiliki darah yang sama. Jika Gun tidak juga menikah tahun ini dan tidak bisa dapat memiliki anak pada tahun depan. Aku khawatir, Gun tidak lagi bisa menjadi penerus keluarga ini".
Ny. Wang syok mendengarnya. Mau tak mau harus, ia harus bersiap menerima kehadiran cucu dari wanita simpanan anaknya.
Ucapan kepala tetua yang akan membawa masuk Lee Yong bukan isapan jempol semata. Buktinya, ia sendiri yang menyuruh Lee Yong berserta ibunya ke dalam rumah rumah Ny. Wang.
Lee Yong mengenalkan diri di depan Ny. Wang dan Gun. Ia mengaku ini pertama kalinya secara resmi mengenalkan diri pada mereka, "Ku harap kalian menyukaiku", ucap Lee Yong tersenyum manis. Gun menatap adik tirinya dengan tatapan tidak suka.
Lee Yong Mo, ibu Lee Yong (kita panggil Ny. Lee saja, ya) memberi salam ramah pada Ny. Wang, "Ibu. Bagaimana kabar ibu. Sudah lama kita tidak bertemu". Ny. Wang membalas salam Ny. Lee dengan deheman, jelas sekali kalau ia tak menyukai menantunya tersebut.
Kemudian Ny. Lee menyapa Gun yang bersikap acuh. Wah, sekarang Gun sudah besar, apa Gun tidak kangen pada ibu tirinya ini. Ny. Wang menyidir Ny. Lee. Jangan bersikap berlebihan, tidak ada orang lain disini. Duduklah.
Ny. Lee tetap bersikap ramah, tapi sedikit garing dan terlihat sekali kalau sikap baiknya itu hanya pura-pura. Ny. Lee mengaku sangat merindukan Ny. Wang. Mereka sudah lama tak bertemu semenjak suaminya (ayah Gun) meninggal, "Apa ibu tahu seberapa besar aku merindukan ibu".
"Aku merindukamu juga. Sehingga aku sering terbangun di tengah malam (karena mimpi buruk)", balas Ny. Wang ketus.
Senyum Ny. Lee yang sejak tadi merekah langsung memudar. Sadar tengah disindir. Mimik wajah Lee Yong juga berubah.
Pada kepala tetua, Ny. Wang kembali menegaskan bahwa ia mengijinkan Yong berserta ibunya untuk tinggal disini hanya selama satu tahun saja. Jika Gun menikah dan memiliki anak. Yong beserta ibunya harus segera pindah dari rumah ini.
Kepala tetua bicara pada Ny. Lee dan Yong. Bagi para tetua, saat ini yang terpenting adalah kelangsungan generasi keluarga Lee. Jadi ia ingin Yong segera menikah dan secepatnya memiliki banyak anak.
Ny. Lee menanggapinya dengan senyuman. Tentu saja Yong mau melakukannya. Yong memang tak berbakat di bidang lain, tapi dia pandai dalam hal wanita. Kepala tetua lalu menyuruh Gun untuk memberi perkerjaan pada Yong di Jang In Chemical.
Yong basi basi dengan bilang pekerjaan bukanlah hal yang ia harapkan. Padahal dari caranya tersenyum menunjukan kalau ia sangat menginginkan posisi di perusahaan. Gun hanya diam dengan wajah masam. Posisinya sebagai pewaris tunggal bisa terancam karena kehadiran adik tirinya ini yang memang mengincar posisi tersebut.
Mi Young beradi di dalam toilet, sibuk mengotak atik ponselnya. Oh, rupanya Mi Young tengah mengisi test diagnosa kehamilan yang ada di aplikasi ponsel. Beberapa jawaban Mi Young jawab "Yes", hanya satu yang dijawab "No".
Mi Young menekan tombol hasil. Mendadak Mi Young merasa sesak nafas saat melihat hasil muncul di layar ponsel. Hamil atau tidak?
Mi Young menekan tombol hasil. Mendadak Mi Young merasa sesak nafas saat melihat hasil muncul di layar ponsel. Hamil atau tidak?
Kemudian terlihat Mi Young yang duduk sendirian seraya menyangkal, "Tidak..tidak mungkin", ketika melihat hasil test penguji kehamilan tertera di layar ponsel. Hasil aplikasi di ponselnya menunjukan hasil kalau ia tengah mengandung.
Mi Young terkejut ketika tiba-tiba Byun Ho datang dan memberinya minuman dingin. Byun Ho yang pintar berpura-pura bertanya kenapa Mi Young terus menghindarinya. Mi Young menjawab, aku tidak menghindarimu. Merasa tak nyaman, Mi Young berpindah tempat duduk menjauhi Byun Ho.
Byun Ho mengikuti kemana Mi Young duduk. Berusaha tampil baik, Byun Ho kembali menyodorkan minuman yang telah ia buka penutupnya. Ternyata kebaikan itu ada maksudnya. Tanpa basa basi, Byun Ho tanya kenapa Mi Young tidak memberitahu kalau pria yang bertanding denganya di kasino Macau adalah presdir Jang In Chemical. Apa Mi Young masih berhubungan dengan Gun?.
Tidak lagi, jawab Mi Young jujur. Hubungannya dengan Gun hanya kesalahan, dan ia hanya bertemu dengan Gun hari itu saja. Byun Ho tak percaya dan tanya apa maksudnya Mi Young terlibat cinta satu malam dengan Gun?. Mi Young kaget dan juga malu, ia menoleh ke sekitar takut-takut jika ada staf lain yang mendengar. Pertanyaan Byun Ho tadi hanya sebuah pancingan.
Byun Ho menggeser duduknya semakin mendekati Mi Young. Ia bisa memberi nomor telepon Gun dan menyuruh Mi Young untuk menelpon Gun. Byun Ho mengatakan Gun memiliki bisnis di China dan meminta bantuan Mi Young untuk membujuk Gun, agar Gun mau menjadikannya sebagai konsultan bisnis di China.
Mi Young yang tidak biasa menolak permintaan orang lain, untuk kali ini akhirnya bisa menolak dan berkata tidak. Mi Young mengaku tidak terlalu mengenal Gun, "Dia hanya orang yang kebetulan membantuku hari itu. Aku tidak bisa melakukannya. Maafkan aku".
Mi Young berniat pergi, tapi Byun Ho menarik tanganya dengan kasar. Penolakan Mi Young membuat Byun Ho marah. Dengan nada mengancam Byun Ho berkata pada Mi Young untuk tidak melakukan sesuatu yang nantinya membuat Mi Young menyesal. Ia tahu Mi Young telah menjalin cinta satu malam dengan Gun.
Byun Ho menuduh Mi Young hanya berlagak naif pada awalnya, tapi ia tahu Mi Young tidak lugu seperti yang terlihat. Mi Young beronta meminta agar di lepaskan. Tapi Byun Ho malah menguatkan cengkramannya, membuat Mi Young kesakitan. Byun Ho ingin tahu bagaimana cara Mi Young merayu Gun.
"Tidak masuk akal. Kau hanyalah wanita biasa. Bagaimana bisa presdir Lee Gun tertarik pada wanita sepertimu", cerca Byun Ho merendahkan.
Mi Young berhasil melepaskan tangannya dari cengkraman Byun Ho. Tapi hanya sebentar, karena Byun Ho kembali menarik tangannya, bahkan kali ini lebih kasar dari yang pertama. Byun Ho mengancam akan menyebarkan rumor di kantor tentang Mi Young yang menggoda presdir Jang In Chemical.
"Apa kau tidak ingin bekerja lagi?. Kau tahu apa akibatnya jika ada scandal seperti itu?", suara Byun Ho meninggi
Mi Young menunduk pasrah tanpa bisa membela diri. Byun Ho melepaskan tangan Mi Young dan mengaduh kesakitan ketika tangannya tiba-tiba di pelintir seseorang dari belakang. Siapakah orang itu?, Ough.. dia adalah Lee Gun.
Dengan kerennya, Gun membuka kaca mata hitamnya. Gun sempat tersenyum samar pada Mi Young, lalu menatapa Byun Ho.
"Ini aku, Gun", ucap Gun santai. "Sakitkah?", tanyanya masih memelintir tangan Byun Ho. Lalu memperdengarkan tawa khasnya yang terdengar menggelikan.
Pengacara Yong dan beberapa staf lainya berhambur keluar untuk melihat keributan apa yang terjadi. Gun menantang Byun Ho untuk menyebarkan rumor yang Byun Ho ancamkan pada Mi Young barusan. Dengan lantang Gun berkata, "Aku mencoba segala cara untuk mendapatkan hati nona Kim Mi Young, tapi dia tidak pernah menerimaku".
Pengakuan lantang itu didengar oleh semua orang yang ada disana. Mi Young kaget dan hanya terdiam menunduk. Sekali lagi, Gun menyelamatkan harga dirinya. Gun kemudian berkata kalau prilaku buruk Byun Ho masih saja sama, "Kau sampah diluar negeri. Dan kau masih menjadi sampah disini".
Pada pengacara Yong, Gun berkata akan menyewa jasa pengacara dari firma hukum Dae Yong sebagai konsultan bisnisnya. Tapi dengan satu syarat. Gun menatap tajam Byun Ho dan melanjutkan kalimatnya, "Sampah ini, segera pecat dari perusahaanmu".
Para staf syok mendengar syarat yang diajukan Gun. Sementara pengacara Yong memejamkan mata pasrah, seperti turut berduka atas berakhirnya karir Byun Ho. Gun melepaskan tangan Byun Ho dan membawa Mi Young pergi bersamanya. Yeay.. hidup Gun...
Gun membawa Mi Young ke sebuah cafe. Mi Young mengucapkan terima kasih atas bantuan Gun yang telah menolongnya lagi. Gun menatap Mi Young dan bertanya beginikah cara hidup Mi Young selama ini?. Selalu di injak-injak orang lain. Gun menilai Mi Young masih tetaplah gadis post-it seperti dulu, padahal ia sudah merubah Mi Young menjadi lem super. Mi Young tersenyum dan meminta maaf.
Pandangan Gun beralih pada perut Mi Young. Gun yang heran bertanya kenapa Mi Young terus menyentuh perutnya. Apa perut Mi Young buncit?. Gun merasa geli dan tertawa lagi, "Perutmu buncit, kan?".
Mi Young ikut tertawa, padahal hanya untuk meredakan rasa gugupnya. Mi Yong membenarkan kalau pertunya memang buncit. Bagaimana Gun bisa tahu. Memang badannya kecil, tapi perutnya sudah gendut dan buncit sejak remaja.
Tiba-tiba terdengar suara anak kecil, "Ayah... ayah". Mi Young menyadari kalau suara itu berasal dari dalam perutnya. Dengan konyolnya, Mi Young menyuruh anak yang ada di dalam kandungannya untuk diam, memang siapa yang kau panggil ayah?. Hahaha..
"Ayah", suara dari dalam perut Mi Young kembali terdengar. Mi Young berdehem keras untuk menyamarkan suara panggilan bayinya, ia semakin gugup dan berusaha menutupi perut. Mi Young kembali menyuruh anaknya untuk diam. Takut kalau Gun mendengar suara panggilan tadi. Gun yang memang mendengar suara itu menempelkan telunjuk di bibir dan menajamkan pendengarannya.
Suara bayi terdengar lagi. Gun tahu kalau suara itu berasal dari perut Mi Young, dan merasa panggilan ayah itu pasti di tujuan pada dirinya. Gun berdiri dan mendekati Mi Young. Mi Young malah menghindar dengan memutar tubuhnya, duduk membelakangi Gun.
"Tunggu. Kau tidak gendut kan?".
"Gendut, kok", sangkal Mi Young cepat. :P
Gun yang tidak percaya menyentuh perut Mi Young. Ia sangat senang saat merasakan ada pergerakan bayi di sana. Mi Young pura-pura tak mengerti apa yang Gun bicarakan.
"Ini bayiku, kan?. Benar-benar. Aku akan menjadi ayah". Gun tertawa dengan gaya khasnya.
Mi Young yang panik menggeleng cepat dan menyangkal kalau janin bayi yang ada di kandungannya bukan anak Gun. Gun yang sudah terlanjur girang menyuruh Mi Young untuk melahirkan anak ini. Dan semakin girang ketika mendengar lagi panggilan ayah dari perut Mi Young. Hahaha..
Gun membelai perut Mi Young dan dengan gaya gokilnya, ia menyuruh bayi yang ada di dalam kandungan Mi Young untuk memanggilnya lagi seperti tadi, "Panggil ayah..ayah". Dan Gun tertawa semakin lebar, saat suara bayi kembali terdengar.
Saking gembiranya, Gun meminta pada pengunjung cafe untuk memberi selamat pada Mi Young yang tengah hamil. Mi Young mengacak rambutnya, merasa stress sendiri. Bagus donk, kalau Gun bisa menerima kehamilan Mi Young dengan tangan terbuka, iya gak?
Namun, suara jentikan Gun membuyarkan khayalan Mi Young. Jadi, yang tadi itu cuma khayalan Mi Young saja. Hedeh.... tapi lucu sich, hahaha
Gun heran melihat Mi Young yang mendadak aneh, "Kau kenapa?. Apa ada masalah?".
Mi Young lalu bertanya apa Gun sudah bertemu dengan Se R. Wajah Gun berubah sedih dan menjawab, Ya..ya.. Mi Young ikut senang jika Gun telah bertemu dengan Se Ra. Baguslah. Benar-benar bagus. Mi Young berusaha tersenyum, tapi mimik wajahnya menunjukan hal yang sebaliknya. Semakin sulit bagi Mi Young untuk memberitahu kalau ia mengandung anak hasil hubungannya dengan Gun.
Daniel bermain bersama anak-anak panti. Mereka berhompimpah untuk menentukan siapa yang bertugas berjaga. Seorang anak perempuan bertugas berjaga mulai menghitung sementara yang lain bersembyunyi, termaksud Daniel.
Daniel mencari tempat persembunyian sejauh mungkin agar tidak mudah di temukan. Ia masuk ke dalam gereja, mulanya ia ingin bersembunyi di bawah deretan kursi. Tapi tidak jadi dan memilih bersembunyi di dalam bilik pengakuan dosa. Daniel menutup pintu dan berdiam di dalam, merasa sangat yakin tempat persembunyiannya pasti aman.
Tanpa di duga, Mi Young masuk ke bilik sebelah tempat Daniel berada. Daniel terkejut ketika tiba-tiba mendengar seorang wanita yang memanggilnya "Bapa", sebutan yang biasa di gunakan untuk memanggil seorang pastor/pendeta.
Mi Young bertanya bolehkah ia membuat pengakuan dosa, meski ia tidak beragama katolik. Daniel menyahut bukan hanya orang beragama katolik saja yang membuat pengakuan dosa. *Yach, namanya juga manusia, pasti punya dosa, kan*.
Karena bukan beragama katolik, Mi Young tidak tahu bagaimana caranya membuat pengakuan. Apa itu tidak masalah. Daniel tersenyum, sejujurnya ia juga tidak tahu bagaimana caranya.
Mi Young tersenyum geli dan menganggap Daniel lucu juga. Sebenarnya, Daniel tak ingin mendengarkan pengakuan Mi Young, dengan halus Daniel menyuruh Mi Young untuk tak perlu melakukan pengakuan dosa sekarang. Lakukan saja nanti.
Mi Young terdiam sesaat sebelum akhirnya berkata kalau ia sedang hamil. Saat ini Mi Young belum yakin 100 %, tapi Mi Young yang bisa merasakan perubahan dalam tubuhnya merasa yakin kalau ia sedang mengandung.
Jujur, Mi Young merasa takut dan juga khawatir. Saat Mi Young berpikir akan mempunyai anak, ia merasa sangat takut, tapi Mi Young juga merasa sedih saat berpikir akan menggugurkan kandungannya. Tapi di sisi lain, Mi Young juga mengkhawatirkan reaksi orang-orang saat mengetahui dirinya hamil. Terutama ibu, saudara, dan teman kerjanya.
"Apa ayah dari bayimu sudah tahu?", tanya Daniel menanggapi cerita Mi Young.
"Tidak", jawab Mi Young, "Itu karena..dia mempunyai wanita yang dicintainya. Dia pasti akan menderita jika aku memberitahukan kehamilan ini. Dia sudah cukup terluka dengan tidur bersamaku".
Mi Young bersedia menanggung semua itu sendiri karena tidak ingin membuat Gun ikut menderita. Daniel menghela napas, turut prihatin dengan situasi Mi Young. Daniel memberi saran pada Mi Young untuk segera membeli test kehamilan di apotek. Dan lihat hasilnya, apakah hamil atau tidak. Setelah itu beritahu ayah si bayi. Meski ayah bayi terkejut dan tidak mengharapkan kehadiran jabang bayi, tapi dia tetap memiliki tugas dan hak sebagai seorang ayah, "Meskipun itu sulit baginya, bagaimanapun dia tetap harus bertanggung jawab, mengerti?".
Mi Young mengangguk, "Ya".
Daniel menambahkan ada beberapa jenis test kehamilan. Ada yang bulat memanjang ataupun pipih. Ada juga yang terbuat dari kertas. Mi Young memuji Daniel yang mengetahui banyak tentang test kehamilan. Daniel membuang malu dan berkata, "Itu hanya pengakuan dasar, anakku".
"Terima kasih telah mendengarkan pengakuan ku, bapa", ucap Mi Young pamit pergi.
Mi Young keluar dari bilik pengakuan dengan segala macam perasaan. Bingung dan sedih campur jadi satu. Daniel menyusul kemudian, ia memanggil Mi Young dan memberinya semangat. Mi Young tersenyum, membungkukan badan, "Sampai jumpa". Daniel menatap kepergian Mi Young dengan tatapan prihatin.
Sesampainya dirumah, Mi Young membaca petunjuk dari test kehamilan yang ia beli di apotek. Setelah itu, Mi Young pergi ke kamar mandi dengan membawa alat test kehamilan.
Gun masuk ke ruanganya, dan langsung kesal saat melihat Yong duduk kursinya. Bahkan Yong menaikan kakinya ke atas meja sembari membaca majalah. Yong buru-buru menurunkan kaki begitu melihat kedatangan Gun. Yong tampak gugup dan meminta maaf, "Hyung, kau menyuruhku menunggu di kantor".
Gun memasang wajah kecut. Setelah duduk di kursi empuknya, dengan ketus Gun berkata, "Jangan panggil aku dengan panggilan Hyung di kantor. Panggil aku presdir, bodoh".
"Ah, ya. Presdir", jawab Yong takut-takut.
Kemudian, Gun menyuruh Yong untuk pergi ke bagian Departement PR, ia sudah menyiapakan jabatan untuk Yong. Yakni Asisten Manager. Yong terkejut dan seakan tak percaya dengan jabatan Asisten manager yang diberikan Gun. Atau mungkin Yong menginginkan jabatan yang lebih tinggi.
Gun tertawa, direktur Tak juga ikut tertawa. Tawa Gun berhenti dan tanya memangnya kenapa dengan jabatan itu, apa Yong tidak puas dengan posisi itu?. Yong menjawab terbata, tidak.. hanya saja ia belum paham betul seluk beluk perusahaan.
"Kau belum tahu?. Sama sekali?", sambar Gun nyaring, "Kau sama sekali tidak tahu apa-apa".
Yong membenarkan, ia memang sama sekali belum mengetahui apapun tentang perusahaan. Ia tak mau mendapatkan perlakuan khusus hanya karena ia adik Gun.
Gun menatap Yong tajam, "Aku tak pernah menganggapmu sebagai adikku. Jadi, tidak ada perlakuan khusus".
Yong diam mengkeret. Direktur Tak memberitahu ada paket untuk Gun. Ia memberikan paket yang sedari tadi ia pegang dan berkata pengirimanya adalah Park Kyung Chul dari pulau Yeo Wool. Gun menghela napas berat, "Presdir Park".
Yong penasaran dengan isi paket, terlebih saat melihat wajah Gun yang berubah ketika menerima paket itu semakin membuatnya ingin tahu. Gun yang menganggap Yong sebagai "lawan" segera menyuruh adik tirinya itu untuk keluar ruangan. Yong menurut dan berjalan pergi. Giliran direktur Tak memarahi Yong yang berani-beraninya menaikan kaki ke atas meja Gun.
Yong pergi dengan wajah bersungut-sungut sedih. Tak beradaya untuk melawan ataupun membalas perkataan direktur Tak. Sebelum benar-benar keluar ruangan, ia sempat menoleh ke belakang. Masih merasa penasaran dengan isi paket.
Setelah Yong pergi, Gun segera membuka paket yang isinya adalah flashdisk yang di bungkus berlapis-lapis dengan plastik pelindung. Kira-kira data penting apa yang ada pada flashdisk itu.
Tangan Mi Young bergetar saat memegang test kehamilan. Takut dan juga cemas untuk melihat hasilnya. Perlahan ia menurunkan jari jempolnya hingga tampaklah 2 garis disana yang menandakan kalau dirinya tengah berbadan dua. Mi Young terhenyak. Syok.
Gun terkejut melihat isi rekaman yang di dalam flashdisk yang baru saja ia terimana. Video rekaman video adegan di kamar, saat Gun berada satu ranjang bersama Mi Young. Wajah Gun terlihat jelas, tapi wajah Mi Young di buramkan.
Gun yang tak mengira akan menerima hadiah itu tampak syok, begitu pula dengan direktur Tak. Direktur Tak menekan tombol pause saat kamera mengarah ke sosok wanita yang ada di samping Gun. Meskipun wajah si wanita di sengaja di buramkan, tapi ia yakin wanita itu bukanlah Se Ra. Hahaha..mungkin direktur Tak mengira, Gun bermain gila dengan wanita lain setelah di tinggalkan Se Ra.
Direktur Tak semakin syok, menutup mulutnya dan teriak dengan suara tertahan. Gun marah, ia bertanya berapa nomor telepon firma hukum Dae Yong.
Bukannya kamera itu sudah masuk ke dalam sungai, kok bisa rekaman video itu sampai ke tangan Gun. Begini ceritanya. Ternyata begitu keluar dari kamar Gun, presdir Park lebih dulu mengeluarkan kartu memori. Mr. Choi akhirnya mengerti, jadi saat itu presdir Park memang sengaja melempar kamera hingga jatuh ke dalam sungai.
"Hamu..hamu...", jawab presdir Park mengacungkan jempolnya yang berarti benar.
Mr. Choi memuji presdir Park memiliki otak yang brilian. Pemikirannya yang hebat seperti jendral Mac Arthur.
"Hamu... Hamu...", jawab presdir Park lagi, yang kemudian juga di ikutin oleh Mr. Choi, "Hamu..Hamu...".
Presdir Park berkata, karena wajah adik ipar Mr. Choi ada di dalam video itu, maka ia menyuruh seseorang untuk mengaburkan wajahnya. Butuh waktu sebulan untuk menyelesaikannya. Mr. Choi memuji presdir Park, mereka lalu berbagi minuman soju bersama.
Ibu Mi Young mendatangi mereka dan bertanya apa yang orang dua itu lakukan disini, saat tidak ada seorang pun di restoran. Kakak ipar Mi Young atau Mr. Choi berkata suasana diluar sini lebih segar dan nyaman. Ibu Mi Young menunjuk makanan yang ada di meja, bukankah rasanya sangat enak.
Mr. Choi dan presdir Park membenarkan, benar-benar lezat. Ibu menyuruh mereka untuk menikmati makanan, setelah itu tamatlah kalian. Ibu kesal, ia berharap yang datang ke restoranya adalah pelanggan yang membayar makanan, tapi yang datang malah Mr. Choi dan presdir Park yang makan dan minum tanpa membayar. Ibu mengebrak meja lalu pergi dengan membawa botol soju yang telah kosong.
Melihat sikap mertuanya yang sangat tegas itu, Mr. Choi khawatir jika sampai ibu tahu apa yang terjadi pada Mi Young, maka habislah nasib adik iparnya itu. Presdir Park menjamin mulutnya terkunci rapat dan tidak akan membocorkan rahasia mereka pada siapapun.
Yong mengendap-endap masuk kedalam kantor Gun, saat Gun dan direktur Tak tak ada disana. Yong masih penasaran dengan isi paket tadi dan langsung menyalakan laptop Gun. Yong terkejut saat melihat rekaman Gun di Makau. Tapi ekspresi terkejutnya berbeda dengan Gun. Yong terkejut senang karena menemukan sesuatu yang bisa menjatuhkan Gun.
Gun dan direktur Tak sepertinya ingin pergi keluar, saat di lobby Gun baru sadar kalau ia meninggalkan ruangan dengan laptop dalam keadaan menyala, plus flashdisk yang masih tertancap. Direktur Tak meminta resepsionis untuk menghubungi ruang sekertaris Gun, untuk meminta bantuan.
Resepsionis bilang sekertaris Gun tidak menjawab telepon. Gun berbalik arah kembali ke ruangannya. Ia harus bergegas mengamankan barang bukti, sebelum ada orang lain yang melihat isi rekaman itu.
Sementara itu, di dalam ruangan, Yong tak mau membuang kesempatan emas ini. Ia bergegas mengirim file rekaman video tersebut ke alamat emailnya. Proses loading yang memakan waktu beberapa detik membuat Yong berharap-harap cemas. Berharap proses pengiriman bisa cepat selesai sebelum ada orang yang memergokinya. Yong bisa merasakan ada langkah seseorang yang berjalan mendekati pintu.
Pintu terbuka, Gun masuk keruangannya dan tampak lega ketika melihat tidak ada seorangpun di dalam sana. Gun berpikir semuanya masih aman dan segera mencabut flashdisk lalu keluar ruangan. Walau terlambat, Direktur Tak berhasil menyusul Gun dengan napas ngos-ngos'an. Ia kembali berlari ketika melihat Gun melangkah keluar.
Kasihan direkur Tak, ia menyusul Gun dengan menaiki tangga. Belum sempat mengatur napas, eh... sudah harus mengikuti Gun lagi.
Ternyata Yong bersembunyi di balik tembok, ia sempat mengintip saat Gun pergi. Yong merasa sangat senang mendapatkan sesuatu yang bisa menjatuhkan Gun. Saking senangnya, ia bersorak girang. Tapi kesenangan itu harus ia tahan dulu, Yong menutup mulutnya. Jangan sampai suaranya terdengar orang lain.
Gun memperlihatkan video itu pada pengacara Yong. Gun mengaku sangat marah saat mengetahui dirinya di jebak, tapi ia masih mau memaafkan si pelaku. Tapi lihat apa yang mereka lakukan sekarang, bagaimana bisa mereka memerasnya dengan cara seperti ini lGun tidak bisa mentolerir lagi, apapun itu unjuk rasa atau ancaman, Gun ingin memenjarakan mereka dan juga menuntut mereka untuk membayar biaya kerusakan.
"Akan ku masukan mereka semua ke penjara!", teriak Gun emosi..
Pengacara hanya diam saja saat Gun meluapkan kekesalannya. Ia malah tertarik pada sosok wanita di dalam video itu. Gun mengaku tidak mengenal siapa wanita itu dan belum pernah bertemu dengan dia sebelumnya.
Usai mengatakan itu, Gun membuka tirai yang menjadi pemisah ruangan pengacara Yong dengan staf lainya. Gun mengedarkan pandangannya di sekitar di ruangan itu seperti mencari seseorang. Cari siapa atuh, bang?. Hahaha
Seakan mengetahui siapa yang dicari Gun, pengacara Yong berkata kalau Kim Mi Young yang Gun kenal sedang mengambil cuti. Gun langsung menutup tirai dan berkata kenapa pengacara Yong memberitahunya kalau Mi Young sedang cuti. Memangnya tadi ia tanya dimana Mi Young?.
Pengacara Yong tersenyum tipis lalu fokus pada permasalahan Gun. Ia ingin tahu apa sosok wanita yang ada di dalam video secara sengaja dirancang agar bisa masuk ke kamar Gun. Gun menjawab tidak tahu. Sungguh tidak tahu, berapa kali ia harus mengatakan kalau ia tak tahu apa yang terjadi malam itu.
Pengacara Yong berkata akan meminta bantuan ahli untuk memperbaiki wajah sosok wanita yang di buramkan, supaya mereka bisa tahu wajah si wanita. Terus terang saja, pengacara Yong bisa dengan mudah memenjarakan seseorang dengan memenangkan gugatan dan mendapatkan kompensasi dari pengadilan. Tapi, ada tapinya...resikonya terlalu besar untuk Gun.
Jika pelaku mengupload video ini ke youtube dan videonya menjadi terkenal, sulit bagi Gun untuk bisa mengontrol dampaknya. Gun tertawa dan menganggap penjelasan pengacara Yong terdengar lucu. Pengacara Yong serius, publik yang menonton video ini akan mengkritik sebagai skandal konglomerat yang suka sewang-wenang dan menyalahkan Gun.
Gun tidak terima, ia membeli pabrik sabun itu dengan sah, mengapa aku yang harus di salahkan. Orang - orang itu yang keterlaluan. Pengacara Yong bisa mengerti perasaan warga pulau Yeo Wool, "Mereka merasa putus asa. Hidup mereka di pertaruhkan disini. Itulah mengapa mereka bertindak sejauh ini padamu".
"ini tidak masuk akal... Ini gila!", ucap Gun nyaring,
Sebagai seorang pengacara, pengacara Yong meminta Gun untuk melakukan seperti yang ia sarankan. Jika Gun bersikeras menuntut, pengacara Yong akan dengan senang hati mengusut kasusnya. Tapi, ia mengatakan ini untuk kebaikan Jang In Chemical. Pergilah ke pulau Yeo Woo dan temui perawakilan dari para pendemo dan buatlah penyelesaian bersama mereka. Itulah langkah terbaik yang harus Gun lakukan.
Gun menahan geram, seperti tidak setuju dengan saran pengacara Yong. Akankah ia mengikuti saran pengacara Yong dan berdamai dengan warga pulau Yeo Wool, atau tetap pada pendiriannya???..
Lanjut ke Sinopsis Fated To Love You Episode 3 Part 2
Mi Young yang tidak biasa menolak permintaan orang lain, untuk kali ini akhirnya bisa menolak dan berkata tidak. Mi Young mengaku tidak terlalu mengenal Gun, "Dia hanya orang yang kebetulan membantuku hari itu. Aku tidak bisa melakukannya. Maafkan aku".
Mi Young berniat pergi, tapi Byun Ho menarik tanganya dengan kasar. Penolakan Mi Young membuat Byun Ho marah. Dengan nada mengancam Byun Ho berkata pada Mi Young untuk tidak melakukan sesuatu yang nantinya membuat Mi Young menyesal. Ia tahu Mi Young telah menjalin cinta satu malam dengan Gun.
Byun Ho menuduh Mi Young hanya berlagak naif pada awalnya, tapi ia tahu Mi Young tidak lugu seperti yang terlihat. Mi Young beronta meminta agar di lepaskan. Tapi Byun Ho malah menguatkan cengkramannya, membuat Mi Young kesakitan. Byun Ho ingin tahu bagaimana cara Mi Young merayu Gun.
"Tidak masuk akal. Kau hanyalah wanita biasa. Bagaimana bisa presdir Lee Gun tertarik pada wanita sepertimu", cerca Byun Ho merendahkan.
Mi Young berhasil melepaskan tangannya dari cengkraman Byun Ho. Tapi hanya sebentar, karena Byun Ho kembali menarik tangannya, bahkan kali ini lebih kasar dari yang pertama. Byun Ho mengancam akan menyebarkan rumor di kantor tentang Mi Young yang menggoda presdir Jang In Chemical.
"Apa kau tidak ingin bekerja lagi?. Kau tahu apa akibatnya jika ada scandal seperti itu?", suara Byun Ho meninggi
Mi Young menunduk pasrah tanpa bisa membela diri. Byun Ho melepaskan tangan Mi Young dan mengaduh kesakitan ketika tangannya tiba-tiba di pelintir seseorang dari belakang. Siapakah orang itu?, Ough.. dia adalah Lee Gun.
Dengan kerennya, Gun membuka kaca mata hitamnya. Gun sempat tersenyum samar pada Mi Young, lalu menatapa Byun Ho.
"Ini aku, Gun", ucap Gun santai. "Sakitkah?", tanyanya masih memelintir tangan Byun Ho. Lalu memperdengarkan tawa khasnya yang terdengar menggelikan.
Pengacara Yong dan beberapa staf lainya berhambur keluar untuk melihat keributan apa yang terjadi. Gun menantang Byun Ho untuk menyebarkan rumor yang Byun Ho ancamkan pada Mi Young barusan. Dengan lantang Gun berkata, "Aku mencoba segala cara untuk mendapatkan hati nona Kim Mi Young, tapi dia tidak pernah menerimaku".
Pengakuan lantang itu didengar oleh semua orang yang ada disana. Mi Young kaget dan hanya terdiam menunduk. Sekali lagi, Gun menyelamatkan harga dirinya. Gun kemudian berkata kalau prilaku buruk Byun Ho masih saja sama, "Kau sampah diluar negeri. Dan kau masih menjadi sampah disini".
Pada pengacara Yong, Gun berkata akan menyewa jasa pengacara dari firma hukum Dae Yong sebagai konsultan bisnisnya. Tapi dengan satu syarat. Gun menatap tajam Byun Ho dan melanjutkan kalimatnya, "Sampah ini, segera pecat dari perusahaanmu".
Para staf syok mendengar syarat yang diajukan Gun. Sementara pengacara Yong memejamkan mata pasrah, seperti turut berduka atas berakhirnya karir Byun Ho. Gun melepaskan tangan Byun Ho dan membawa Mi Young pergi bersamanya. Yeay.. hidup Gun...
Gun membawa Mi Young ke sebuah cafe. Mi Young mengucapkan terima kasih atas bantuan Gun yang telah menolongnya lagi. Gun menatap Mi Young dan bertanya beginikah cara hidup Mi Young selama ini?. Selalu di injak-injak orang lain. Gun menilai Mi Young masih tetaplah gadis post-it seperti dulu, padahal ia sudah merubah Mi Young menjadi lem super. Mi Young tersenyum dan meminta maaf.
Pandangan Gun beralih pada perut Mi Young. Gun yang heran bertanya kenapa Mi Young terus menyentuh perutnya. Apa perut Mi Young buncit?. Gun merasa geli dan tertawa lagi, "Perutmu buncit, kan?".
Mi Young ikut tertawa, padahal hanya untuk meredakan rasa gugupnya. Mi Yong membenarkan kalau pertunya memang buncit. Bagaimana Gun bisa tahu. Memang badannya kecil, tapi perutnya sudah gendut dan buncit sejak remaja.
Tiba-tiba terdengar suara anak kecil, "Ayah... ayah". Mi Young menyadari kalau suara itu berasal dari dalam perutnya. Dengan konyolnya, Mi Young menyuruh anak yang ada di dalam kandungannya untuk diam, memang siapa yang kau panggil ayah?. Hahaha..
"Ayah", suara dari dalam perut Mi Young kembali terdengar. Mi Young berdehem keras untuk menyamarkan suara panggilan bayinya, ia semakin gugup dan berusaha menutupi perut. Mi Young kembali menyuruh anaknya untuk diam. Takut kalau Gun mendengar suara panggilan tadi. Gun yang memang mendengar suara itu menempelkan telunjuk di bibir dan menajamkan pendengarannya.
Suara bayi terdengar lagi. Gun tahu kalau suara itu berasal dari perut Mi Young, dan merasa panggilan ayah itu pasti di tujuan pada dirinya. Gun berdiri dan mendekati Mi Young. Mi Young malah menghindar dengan memutar tubuhnya, duduk membelakangi Gun.
"Tunggu. Kau tidak gendut kan?".
"Gendut, kok", sangkal Mi Young cepat. :P
Gun yang tidak percaya menyentuh perut Mi Young. Ia sangat senang saat merasakan ada pergerakan bayi di sana. Mi Young pura-pura tak mengerti apa yang Gun bicarakan.
"Ini bayiku, kan?. Benar-benar. Aku akan menjadi ayah". Gun tertawa dengan gaya khasnya.
Mi Young yang panik menggeleng cepat dan menyangkal kalau janin bayi yang ada di kandungannya bukan anak Gun. Gun yang sudah terlanjur girang menyuruh Mi Young untuk melahirkan anak ini. Dan semakin girang ketika mendengar lagi panggilan ayah dari perut Mi Young. Hahaha..
Gun membelai perut Mi Young dan dengan gaya gokilnya, ia menyuruh bayi yang ada di dalam kandungan Mi Young untuk memanggilnya lagi seperti tadi, "Panggil ayah..ayah". Dan Gun tertawa semakin lebar, saat suara bayi kembali terdengar.
Saking gembiranya, Gun meminta pada pengunjung cafe untuk memberi selamat pada Mi Young yang tengah hamil. Mi Young mengacak rambutnya, merasa stress sendiri. Bagus donk, kalau Gun bisa menerima kehamilan Mi Young dengan tangan terbuka, iya gak?
Namun, suara jentikan Gun membuyarkan khayalan Mi Young. Jadi, yang tadi itu cuma khayalan Mi Young saja. Hedeh.... tapi lucu sich, hahaha
Gun heran melihat Mi Young yang mendadak aneh, "Kau kenapa?. Apa ada masalah?".
Mi Young lalu bertanya apa Gun sudah bertemu dengan Se R. Wajah Gun berubah sedih dan menjawab, Ya..ya.. Mi Young ikut senang jika Gun telah bertemu dengan Se Ra. Baguslah. Benar-benar bagus. Mi Young berusaha tersenyum, tapi mimik wajahnya menunjukan hal yang sebaliknya. Semakin sulit bagi Mi Young untuk memberitahu kalau ia mengandung anak hasil hubungannya dengan Gun.
Daniel bermain bersama anak-anak panti. Mereka berhompimpah untuk menentukan siapa yang bertugas berjaga. Seorang anak perempuan bertugas berjaga mulai menghitung sementara yang lain bersembyunyi, termaksud Daniel.
Daniel mencari tempat persembunyian sejauh mungkin agar tidak mudah di temukan. Ia masuk ke dalam gereja, mulanya ia ingin bersembunyi di bawah deretan kursi. Tapi tidak jadi dan memilih bersembunyi di dalam bilik pengakuan dosa. Daniel menutup pintu dan berdiam di dalam, merasa sangat yakin tempat persembunyiannya pasti aman.
Tanpa di duga, Mi Young masuk ke bilik sebelah tempat Daniel berada. Daniel terkejut ketika tiba-tiba mendengar seorang wanita yang memanggilnya "Bapa", sebutan yang biasa di gunakan untuk memanggil seorang pastor/pendeta.
Mi Young bertanya bolehkah ia membuat pengakuan dosa, meski ia tidak beragama katolik. Daniel menyahut bukan hanya orang beragama katolik saja yang membuat pengakuan dosa. *Yach, namanya juga manusia, pasti punya dosa, kan*.
Karena bukan beragama katolik, Mi Young tidak tahu bagaimana caranya membuat pengakuan. Apa itu tidak masalah. Daniel tersenyum, sejujurnya ia juga tidak tahu bagaimana caranya.
Mi Young tersenyum geli dan menganggap Daniel lucu juga. Sebenarnya, Daniel tak ingin mendengarkan pengakuan Mi Young, dengan halus Daniel menyuruh Mi Young untuk tak perlu melakukan pengakuan dosa sekarang. Lakukan saja nanti.
Mi Young terdiam sesaat sebelum akhirnya berkata kalau ia sedang hamil. Saat ini Mi Young belum yakin 100 %, tapi Mi Young yang bisa merasakan perubahan dalam tubuhnya merasa yakin kalau ia sedang mengandung.
Jujur, Mi Young merasa takut dan juga khawatir. Saat Mi Young berpikir akan mempunyai anak, ia merasa sangat takut, tapi Mi Young juga merasa sedih saat berpikir akan menggugurkan kandungannya. Tapi di sisi lain, Mi Young juga mengkhawatirkan reaksi orang-orang saat mengetahui dirinya hamil. Terutama ibu, saudara, dan teman kerjanya.
"Apa ayah dari bayimu sudah tahu?", tanya Daniel menanggapi cerita Mi Young.
"Tidak", jawab Mi Young, "Itu karena..dia mempunyai wanita yang dicintainya. Dia pasti akan menderita jika aku memberitahukan kehamilan ini. Dia sudah cukup terluka dengan tidur bersamaku".
Mi Young bersedia menanggung semua itu sendiri karena tidak ingin membuat Gun ikut menderita. Daniel menghela napas, turut prihatin dengan situasi Mi Young. Daniel memberi saran pada Mi Young untuk segera membeli test kehamilan di apotek. Dan lihat hasilnya, apakah hamil atau tidak. Setelah itu beritahu ayah si bayi. Meski ayah bayi terkejut dan tidak mengharapkan kehadiran jabang bayi, tapi dia tetap memiliki tugas dan hak sebagai seorang ayah, "Meskipun itu sulit baginya, bagaimanapun dia tetap harus bertanggung jawab, mengerti?".
Mi Young mengangguk, "Ya".
Daniel menambahkan ada beberapa jenis test kehamilan. Ada yang bulat memanjang ataupun pipih. Ada juga yang terbuat dari kertas. Mi Young memuji Daniel yang mengetahui banyak tentang test kehamilan. Daniel membuang malu dan berkata, "Itu hanya pengakuan dasar, anakku".
"Terima kasih telah mendengarkan pengakuan ku, bapa", ucap Mi Young pamit pergi.
Mi Young keluar dari bilik pengakuan dengan segala macam perasaan. Bingung dan sedih campur jadi satu. Daniel menyusul kemudian, ia memanggil Mi Young dan memberinya semangat. Mi Young tersenyum, membungkukan badan, "Sampai jumpa". Daniel menatap kepergian Mi Young dengan tatapan prihatin.
Sesampainya dirumah, Mi Young membaca petunjuk dari test kehamilan yang ia beli di apotek. Setelah itu, Mi Young pergi ke kamar mandi dengan membawa alat test kehamilan.
Gun masuk ke ruanganya, dan langsung kesal saat melihat Yong duduk kursinya. Bahkan Yong menaikan kakinya ke atas meja sembari membaca majalah. Yong buru-buru menurunkan kaki begitu melihat kedatangan Gun. Yong tampak gugup dan meminta maaf, "Hyung, kau menyuruhku menunggu di kantor".
Gun memasang wajah kecut. Setelah duduk di kursi empuknya, dengan ketus Gun berkata, "Jangan panggil aku dengan panggilan Hyung di kantor. Panggil aku presdir, bodoh".
"Ah, ya. Presdir", jawab Yong takut-takut.
Kemudian, Gun menyuruh Yong untuk pergi ke bagian Departement PR, ia sudah menyiapakan jabatan untuk Yong. Yakni Asisten Manager. Yong terkejut dan seakan tak percaya dengan jabatan Asisten manager yang diberikan Gun. Atau mungkin Yong menginginkan jabatan yang lebih tinggi.
Gun tertawa, direktur Tak juga ikut tertawa. Tawa Gun berhenti dan tanya memangnya kenapa dengan jabatan itu, apa Yong tidak puas dengan posisi itu?. Yong menjawab terbata, tidak.. hanya saja ia belum paham betul seluk beluk perusahaan.
"Kau belum tahu?. Sama sekali?", sambar Gun nyaring, "Kau sama sekali tidak tahu apa-apa".
Yong membenarkan, ia memang sama sekali belum mengetahui apapun tentang perusahaan. Ia tak mau mendapatkan perlakuan khusus hanya karena ia adik Gun.
Gun menatap Yong tajam, "Aku tak pernah menganggapmu sebagai adikku. Jadi, tidak ada perlakuan khusus".
Yong diam mengkeret. Direktur Tak memberitahu ada paket untuk Gun. Ia memberikan paket yang sedari tadi ia pegang dan berkata pengirimanya adalah Park Kyung Chul dari pulau Yeo Wool. Gun menghela napas berat, "Presdir Park".
Yong penasaran dengan isi paket, terlebih saat melihat wajah Gun yang berubah ketika menerima paket itu semakin membuatnya ingin tahu. Gun yang menganggap Yong sebagai "lawan" segera menyuruh adik tirinya itu untuk keluar ruangan. Yong menurut dan berjalan pergi. Giliran direktur Tak memarahi Yong yang berani-beraninya menaikan kaki ke atas meja Gun.
Yong pergi dengan wajah bersungut-sungut sedih. Tak beradaya untuk melawan ataupun membalas perkataan direktur Tak. Sebelum benar-benar keluar ruangan, ia sempat menoleh ke belakang. Masih merasa penasaran dengan isi paket.
Setelah Yong pergi, Gun segera membuka paket yang isinya adalah flashdisk yang di bungkus berlapis-lapis dengan plastik pelindung. Kira-kira data penting apa yang ada pada flashdisk itu.
Tangan Mi Young bergetar saat memegang test kehamilan. Takut dan juga cemas untuk melihat hasilnya. Perlahan ia menurunkan jari jempolnya hingga tampaklah 2 garis disana yang menandakan kalau dirinya tengah berbadan dua. Mi Young terhenyak. Syok.
Gun terkejut melihat isi rekaman yang di dalam flashdisk yang baru saja ia terimana. Video rekaman video adegan di kamar, saat Gun berada satu ranjang bersama Mi Young. Wajah Gun terlihat jelas, tapi wajah Mi Young di buramkan.
Gun yang tak mengira akan menerima hadiah itu tampak syok, begitu pula dengan direktur Tak. Direktur Tak menekan tombol pause saat kamera mengarah ke sosok wanita yang ada di samping Gun. Meskipun wajah si wanita di sengaja di buramkan, tapi ia yakin wanita itu bukanlah Se Ra. Hahaha..mungkin direktur Tak mengira, Gun bermain gila dengan wanita lain setelah di tinggalkan Se Ra.
Direktur Tak semakin syok, menutup mulutnya dan teriak dengan suara tertahan. Gun marah, ia bertanya berapa nomor telepon firma hukum Dae Yong.
Bukannya kamera itu sudah masuk ke dalam sungai, kok bisa rekaman video itu sampai ke tangan Gun. Begini ceritanya. Ternyata begitu keluar dari kamar Gun, presdir Park lebih dulu mengeluarkan kartu memori. Mr. Choi akhirnya mengerti, jadi saat itu presdir Park memang sengaja melempar kamera hingga jatuh ke dalam sungai.
"Hamu..hamu...", jawab presdir Park mengacungkan jempolnya yang berarti benar.
Mr. Choi memuji presdir Park memiliki otak yang brilian. Pemikirannya yang hebat seperti jendral Mac Arthur.
"Hamu... Hamu...", jawab presdir Park lagi, yang kemudian juga di ikutin oleh Mr. Choi, "Hamu..Hamu...".
Presdir Park berkata, karena wajah adik ipar Mr. Choi ada di dalam video itu, maka ia menyuruh seseorang untuk mengaburkan wajahnya. Butuh waktu sebulan untuk menyelesaikannya. Mr. Choi memuji presdir Park, mereka lalu berbagi minuman soju bersama.
Mr. Choi dan presdir Park membenarkan, benar-benar lezat. Ibu menyuruh mereka untuk menikmati makanan, setelah itu tamatlah kalian. Ibu kesal, ia berharap yang datang ke restoranya adalah pelanggan yang membayar makanan, tapi yang datang malah Mr. Choi dan presdir Park yang makan dan minum tanpa membayar. Ibu mengebrak meja lalu pergi dengan membawa botol soju yang telah kosong.
Melihat sikap mertuanya yang sangat tegas itu, Mr. Choi khawatir jika sampai ibu tahu apa yang terjadi pada Mi Young, maka habislah nasib adik iparnya itu. Presdir Park menjamin mulutnya terkunci rapat dan tidak akan membocorkan rahasia mereka pada siapapun.
Yong mengendap-endap masuk kedalam kantor Gun, saat Gun dan direktur Tak tak ada disana. Yong masih penasaran dengan isi paket tadi dan langsung menyalakan laptop Gun. Yong terkejut saat melihat rekaman Gun di Makau. Tapi ekspresi terkejutnya berbeda dengan Gun. Yong terkejut senang karena menemukan sesuatu yang bisa menjatuhkan Gun.
Gun dan direktur Tak sepertinya ingin pergi keluar, saat di lobby Gun baru sadar kalau ia meninggalkan ruangan dengan laptop dalam keadaan menyala, plus flashdisk yang masih tertancap. Direktur Tak meminta resepsionis untuk menghubungi ruang sekertaris Gun, untuk meminta bantuan.
Resepsionis bilang sekertaris Gun tidak menjawab telepon. Gun berbalik arah kembali ke ruangannya. Ia harus bergegas mengamankan barang bukti, sebelum ada orang lain yang melihat isi rekaman itu.
Sementara itu, di dalam ruangan, Yong tak mau membuang kesempatan emas ini. Ia bergegas mengirim file rekaman video tersebut ke alamat emailnya. Proses loading yang memakan waktu beberapa detik membuat Yong berharap-harap cemas. Berharap proses pengiriman bisa cepat selesai sebelum ada orang yang memergokinya. Yong bisa merasakan ada langkah seseorang yang berjalan mendekati pintu.
Pintu terbuka, Gun masuk keruangannya dan tampak lega ketika melihat tidak ada seorangpun di dalam sana. Gun berpikir semuanya masih aman dan segera mencabut flashdisk lalu keluar ruangan. Walau terlambat, Direktur Tak berhasil menyusul Gun dengan napas ngos-ngos'an. Ia kembali berlari ketika melihat Gun melangkah keluar.
Kasihan direkur Tak, ia menyusul Gun dengan menaiki tangga. Belum sempat mengatur napas, eh... sudah harus mengikuti Gun lagi.
Ternyata Yong bersembunyi di balik tembok, ia sempat mengintip saat Gun pergi. Yong merasa sangat senang mendapatkan sesuatu yang bisa menjatuhkan Gun. Saking senangnya, ia bersorak girang. Tapi kesenangan itu harus ia tahan dulu, Yong menutup mulutnya. Jangan sampai suaranya terdengar orang lain.
Gun memperlihatkan video itu pada pengacara Yong. Gun mengaku sangat marah saat mengetahui dirinya di jebak, tapi ia masih mau memaafkan si pelaku. Tapi lihat apa yang mereka lakukan sekarang, bagaimana bisa mereka memerasnya dengan cara seperti ini lGun tidak bisa mentolerir lagi, apapun itu unjuk rasa atau ancaman, Gun ingin memenjarakan mereka dan juga menuntut mereka untuk membayar biaya kerusakan.
"Akan ku masukan mereka semua ke penjara!", teriak Gun emosi..
Pengacara hanya diam saja saat Gun meluapkan kekesalannya. Ia malah tertarik pada sosok wanita di dalam video itu. Gun mengaku tidak mengenal siapa wanita itu dan belum pernah bertemu dengan dia sebelumnya.
Usai mengatakan itu, Gun membuka tirai yang menjadi pemisah ruangan pengacara Yong dengan staf lainya. Gun mengedarkan pandangannya di sekitar di ruangan itu seperti mencari seseorang. Cari siapa atuh, bang?. Hahaha
Seakan mengetahui siapa yang dicari Gun, pengacara Yong berkata kalau Kim Mi Young yang Gun kenal sedang mengambil cuti. Gun langsung menutup tirai dan berkata kenapa pengacara Yong memberitahunya kalau Mi Young sedang cuti. Memangnya tadi ia tanya dimana Mi Young?.
Pengacara Yong tersenyum tipis lalu fokus pada permasalahan Gun. Ia ingin tahu apa sosok wanita yang ada di dalam video secara sengaja dirancang agar bisa masuk ke kamar Gun. Gun menjawab tidak tahu. Sungguh tidak tahu, berapa kali ia harus mengatakan kalau ia tak tahu apa yang terjadi malam itu.
Pengacara Yong berkata akan meminta bantuan ahli untuk memperbaiki wajah sosok wanita yang di buramkan, supaya mereka bisa tahu wajah si wanita. Terus terang saja, pengacara Yong bisa dengan mudah memenjarakan seseorang dengan memenangkan gugatan dan mendapatkan kompensasi dari pengadilan. Tapi, ada tapinya...resikonya terlalu besar untuk Gun.
Jika pelaku mengupload video ini ke youtube dan videonya menjadi terkenal, sulit bagi Gun untuk bisa mengontrol dampaknya. Gun tertawa dan menganggap penjelasan pengacara Yong terdengar lucu. Pengacara Yong serius, publik yang menonton video ini akan mengkritik sebagai skandal konglomerat yang suka sewang-wenang dan menyalahkan Gun.
Gun tidak terima, ia membeli pabrik sabun itu dengan sah, mengapa aku yang harus di salahkan. Orang - orang itu yang keterlaluan. Pengacara Yong bisa mengerti perasaan warga pulau Yeo Wool, "Mereka merasa putus asa. Hidup mereka di pertaruhkan disini. Itulah mengapa mereka bertindak sejauh ini padamu".
"ini tidak masuk akal... Ini gila!", ucap Gun nyaring,
Sebagai seorang pengacara, pengacara Yong meminta Gun untuk melakukan seperti yang ia sarankan. Jika Gun bersikeras menuntut, pengacara Yong akan dengan senang hati mengusut kasusnya. Tapi, ia mengatakan ini untuk kebaikan Jang In Chemical. Pergilah ke pulau Yeo Woo dan temui perawakilan dari para pendemo dan buatlah penyelesaian bersama mereka. Itulah langkah terbaik yang harus Gun lakukan.
Gun menahan geram, seperti tidak setuju dengan saran pengacara Yong. Akankah ia mengikuti saran pengacara Yong dan berdamai dengan warga pulau Yeo Wool, atau tetap pada pendiriannya???..
Lanjut ke Sinopsis Fated To Love You Episode 3 Part 2
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)