Pages - Menu

Wednesday, July 09, 2014

Sinopsis Fated To Love You Episode 1 Part 2

Mi Young teriak ketakutan saat rottweiler melompat kearahnya. Gun mengayunkan jas yang ia pegang dengan penuh kekuatan sambil menutup mata, "Apa sudah mati?. Aku membunuhnya, kan?", tanyanya dengan tawa khas (sejak kapan jas bisa bunuh anjing, bang..hahaha). 

Tawa khas Gun lenyap berganti terkejut ketika melihat rottweiler berada dekat dengan kaki Mi Young. Mi Young yang ketakutan menutup matanya ngeri tanpa bisa berbuat apa-apa. 

"Jangan. Jangan menyetuhnya", ucap Gun gemetaran.

Gun kembali mengayunkan jasnya, tapi ia tak berani mendekati si anjing. Mi Young akhirnya menyadari kalau anjing itu tidak ingin mengigit atau berniat melukai. Tapi anjing itu justru mengendus-endus kantong celananya, dimana ada permen lolipop Cherry Pink. Dengan takut-takut, Mi Young mengeluarkan permen dan memberikannya pada rottweiler.

Benar saja, anjing besar itu ternyata memang tertarik pada permen lolipop. Dengan semangat menjilat-jilat permen yang diberikan Mi Young. Gun menatap heran. Saat suasana tenang, barulah si pemilik anjing datang. 

"Cherry!", panggil ahjuma berbadan besar tersebut, "Cherry. Kenapa  kau mengikutinya?".

Ahjuma memungut permen cherry di lantai dan menjelaskan kalau anjing miliknya selalu menggila jika mencium bau cherry. Karena itu ia menamai anjing besar itu dengan nama "Cherry". Gun yang kesal dengan nada nyaring menyuruh ahjuma untuk mengikat anjing itu dengan erat, "Apa yang akan kau lakukan jika dia sudah menggigit seseorang?. Aku akan marah. Tapi aku menahan diri".

Mi Young menatap Gun "aneh", mungkin Mi Young heran melihat perubahan Gun yang tiba-tiba sok berani padahal tadi ketakutan. Ahjuma yang merasa tidak enak hati meminta maaf, biasanya cherry baik dan penurut. Ia pun menarik kalung cherry, membawa anjingnya pergi. 
Gun mengatur napas sementara Mi Young masih terlihat syok. Gun lalu ingat sesuatu, "Cincinku!. Cincinku!. Kau mendapatkan cincinku?".

"Aku mendapatkannya. Aku hebat kan?. Ini cincinmu", ucap Mi Young tersenyum ceria sembari menunjukan jari telunjuknya dimana cincin itu melingkar. 


Gun ikut tertawa lega, tapi hanya sebentar. Gun menarik cincinnya secara paksa agar terlepas dari jari Mi Young. Mi Young jelas kesakitan. Gun yang tak peduli terus menarik cincinnya. Setelah Gun mendapatkan cincinya, Mi Young berguman hampir saja jarinya putus. 


Gun yang ikhlas cincinnya di pakai gadis lain langsung memarahi Mi Young, "Orang macam apa kau ini?. Mengapa ini ada di jarimu?. Ini cincin ku untuk melamar!. Ini cincin gadis lain, kau tidak boleh memakainya!". 

Mi Young berusaha membela diri. Tadi ia terburu-buru, jadi ia memasukan cincin itu ke jarinya agar tidak hilang. Gun kembali memarahi Mi Young yang menimbulkan masalah dan membuat mereka berlari. Mi Young minta maaf, "Tapi bukankah melegakan kita sudah menemukan cincinmu?". 

"Lega?. Lega apanya?. Cincin ini berharga. karena kau berlarian dan kemudian Cherry atau
siapa namanya mengikutimu. Tidak ada yang melegakan. Kenapa kau bilang melegakan? Kenapa?".

Mi Young menjawab bagaimana ia tahu kalau anjing itu mengikutinya karena permen. Cukup. Gun tak mau mendengar penjelasan apapun, "Tapi jika aku melamar dan hasilnya buruk. Ketahuilah itu karena kau adalah nasib buruk. Mengerti?. Apa kau tahu cincin apa ini?". 


Gun pergi meninggalkan Mi Young. Di sepanjang jalan ia mencak-mencak sendiri sambil menyebut, "Sial..sial". Mi Young menatap kepergian Gun dengan heran, "Ommo. Orang macam apa itu. Bicara sesuka hatinya!. Mi Young terdiam sesaat, lalu teringat permen pesanan pengacara Yong. 


Di kantor firma hukum tempat Mi Young bekerja, pengacara Yong membawa kotak undian dan mengumpulkan seluruh staf. Pengacara Yong berkata seperti yang semua staf ketahui, hari ini merupakan perayaan ulang tahun ke-10 firma hukum tempat mereka berkerja. Seperti biasa ada hadiah khusus yang akan diberikan perusahaan kepada karyawan yang beruntung. Perkataan pengacara Yong disambut tepuk tangan gemuruh dari semua staf.

Pengacara Yong terdiam sebentar lalu berkata seperti ada yang kurang. Ji Yun menyahut, "Mi Young tidak ada disini". Ji Yun menyindir semua orang yang ada disitu, apa kalian benar-benar memikirkannya. Bukankan mereka tidak menganggap Mi Young sebagai teman. 

Disindir seperti itu bukannya sadar, eh malah salah satu staf yang pernah meminta pertolongan Mi Young berceletuk kenapa Jin Yun harus memperhatikan orang yang tidak berguna seperti Mi Young. Ji Yun kesal, tidak ada seorang pun yang peduli pada Mi Young. Bahkan kalau Mi Young tidak masuk kerja sekalipun tidak ada yang tahu. 

Tak lama Mi Young datang membawa permen pesanan pengacara Yong. Kembali ke undian, pengacara Yong berkata di dalam kotak undian terdapat nama seluruh karyawan. Nama yang nantinya terpilih akan pergi liburan ke resort terbaik di Macau. Semua staf bersorak senang, tak kecuali Mi Young dan Ji Yun. 

Tapi!. Ada tapinya, tiket pesawat harus dibeli sendiri. Kenapa gak sekalian aja, hahaha. Mi Young berkata pada Ji Yun siapa yang mendapatkannya pasti beruntung, karena ia pernah memenangkan undian apapun.

"Orang yang beruntung adalah...", pengacara Yong mengaduk-aduk isi kotak dan mengambil satu kertas, lalu membacanya, "Kim Mi Young". 

"Onnie dapat", seru Ji Yun. 

Salah satu staf bertanya Kim Min Young yang  mana?.  Karena ada beberapa orang yang bernama Kim Mi Young. Pengacara Yong melihat kertas itu lagi dan memastikan Seomul Kim Mi Young yang dapat, yang berarti si Mi Young gadis post-it yang berhak mendapatkan hadiah itu. Ji Yun dan Mi Young bersorak senang. Byun Ho ikut tersenyum melihatnya. 

Satu persatu staf membubarkan diri setelah pengacara Yong memberikan hadiah pada Mi Young. Tidak ada satupun yang mengucapkan selamat pada Mi Young. Karena ini pasangan, Mi Young mengajak Ji Yun ikut serta pergi liburan. Ji Yun menolak, apa ia sudah gila mau pergi berpasangan dengan Mi Young. Ji Yun berkata itu sebabnya Mi Young butuh seorang pria (pacar). Sehingga Mi Young bisa menggunakannya di saat seperti ini.

Byun Ho yang mendengar itu tersenyum tipis kearah mereka. Tapi kedua gadis itu tidak menyadari tengah di perhatikan. Beberapa detik kemudian, Byun Ho kembali fokus pada pekerjaannya. Setelah itu giliran Mi Young yang menatap kearah Byun Ho. 
Direktur Tak sedang mempresentasikan rencana lamaran pada Gun. Ia telah mempersiapkan semuanya dengan cermat. Wajah Gun tampak kesal saat direktur Tak membahas soal cincin, yang mengingatkannya pada kejadian tidak enak yang ia alami barusan. 

Selanjutnya direktur Tak menjelaskan lokasi yang akan di gunakan Gun untuk melamar adalah resort terbaik di Makau. Gun berkata itu pertama kali bertemu dengan Se Ra, lalu tertawa terbahak. Direktur Tak menambahkan lamaran kali ini akant terasa sangat mengharukan. Tiba-tiba direktur Tak menyinggung masalah lain. Direktur Tak menilai Gun sangat kesepian setelah kedua orang tuanya meninggal. 

Gun menyangkal, "Apa yang kau maksud kesepian?. Aku tidak kesepian". 

Direktur yang sudah terlanjut menilai Gun kesepian berkata, kalau Gun mempunyai seorang adik, pasti Gun tidak akan bersikap seperti ini. Gun harus bersikap seperti pria sejati, "Tolong bersikaplah layaknya pria sejati". 

"Hiya..hiya". Gun menendang-nendangkan kakinya ke udara, bergaya seperti pria sejati. Ia bersama direktur Tak tertawa terbahak.
Secercah cahaya masuk karena pintu terbuka. Tanpa diduga Se Ra muncul dan berseru, "Surprise. Ini aku Gun".

Kedatangan Se Ra membuat kedua pria yang semula tertawa itu menjadi kalang kabut. Direktur Tak berusaha menutupi layar dengan badanya. Tapi mana bisa..hahaha. Sementara Gun yang tampak kebingungan ingin melakukan apa, pada akhirnya menendang proyektor yang terhubung ke screen, lalu cepat-cepat menutup laptop. 

Se Ra menyalakan lampu. Gun bersikap biasa dan menyambut kedatangan Se Ra sekaligus menutupi rasa paniknya, "Syukurlah kau datang. Se Ra ada disini. Se Ra sungguh ada disini". 

Direktur Tak melimpir pergi memberi waktu pada sepasang kekasih itu untuk berdua saja. Se Ra menatap Gun curiga. Tanpa berkata-kata ia memeteng kepala Gun dengan lengannya, membuat Gun mengaduh kesakitan,  "Katakan sejujurnya apa yang kau lakukan di belakangku?". 

"Ampun", rintih Gun

"Katakan padaku".

Gun berjanji akan mengatakan pada Se Ra, tapi lepaskan dulu lehernya bisa terikilir. Se Ra melepaskan Gun. Setelah lehernya terbebas dari cengkraman Se Ra, Gun berkata sedang menyiapkan rencana untuk pergi bersenang-senang dengan Se Ra. 

Se Ra tersipu malu mendengarnya, mencubit gemas perut Gun. Kenapa Gun mendadak bersikap baik. Gun menyahut tentu saja ia baik. Lalu bertanya kenapa Se Ra datang tiba-tiba hari ini, bukannya Se Ra yang bilang sendiri kalau besok baru tiba di Korea. Se Ra berkata karena ia sengaja ingin membuat suprise, apa Gun tak senang melihatnya ada disini?. 


Gun menghela napas. Apa Se Ra bercanda, tentu saja ia senang melihat Se Ra. Walau memalukan, Gun berniat menjemput Se Ra dengan melakukan parade dari bandara menuju rumahnya. Dengan karpet merah yang terbuat dari bunga mawar. 

"Benarkah?", tanya Se Ra. Perlukah ia pergi dan kembali lagi besok. 

Se Ra berbalik seakan ingin benar-benar pergi. Gun menahan tangan Se Ra, "Jangan pergi". Se Ra tersenyum. Gun memeluk Se Ra erat penuh kerinduan, "Mulai sekarang. Aku tidak akan membiarkan kau pergi lagi kemanapun, cintaku". Se Ra membalas pelukan Gun, terlihat nyaman di dalam pelukan kekasihnya.  

Ny. Mi Young Mo, ibu Mi Young membuka usaha rumah makan bernama "Rumah makan ibu tiga putri". Ny. Mi menerima telepon dari Mi Young yang mengajaknya untuk berlibur bersama. Disana ada kakak dan adik Mi Young. Mereka menyahut meminta Mi Young mengajak mereka ikut serta. Btw, Wajah Mi Young terlihat lebih muda di bandingkan wajah adiknya. Kekeke. 

Ibu Mi Young mendorong putri sulungnya menjauh, "Suaramu keras. Pergi sana". Mi Young bertanya di mana tempatnya. 

Mi Young yang saat ini bersama Ji Yun menjawab ke Asia tenggara, tepatnya di Macau. Ny. Mi menyuruh putrinya pergi bersenang-senang sendirian saja. Ny. Min langsung menutup telpon dan berguman kenapa aku  harus pergi disaat seperti ini, ketika para warga sedang bermasalah dengan pabrik sabun. 


Mi Young merebahkan kepalanya ke bantal. Ia yang lagi-lagi mendapat penolakan, berpikir untuk menjual saja tiket ini pada orang lain. Tidak ada yang ingin pergi dengannya. Ji Yun berkata akan menyenangkan jika disaat seperti ini ada hujan pria. Sehingga mereka bisa memilih salah satu yang sesuai dengan keinginan. Mi Young tertawa menganggapi candaan Ji Yun. 


Ponsel Mi Young berdenting menerima pesan masuk. Ia langsung bangkit dari tempat tidur. Saat keluar rumah, ia sudah berganti pakaian. Di luar sudah ada Byun Ho menunggu, melambaikan tangan ke arahnya. 

Byun Ho mengajak Mi Young ke restoran jepang. Di restoran itu para pengujung bisa melihat sendiri atraksi koki dalam mengolah makanan. Mi Young teriak kaget saat melihat api yang tiba-tiba membumbung tinggi ke atas. Lalu tertawa menyadari kekonyolannya. 

Setelah makanan dihidangkan, Byun Ho bersikap manis dengan menaruh beberapa lauk ke piring Mi Young. Lalu mereka memakannya. Byun Ho bertanya bagaimana rasanya?. Enak?. 

"Ini lezat", jawab Mi Young. 

Tapi Byun Ho bisa melihat wajah terpaksa ketika Mi Young mengatakan makanan itu lezat. Mi Young menegaskan makanan ini sungguh lezat. Byun Ho menilai Mi Young pandai bicara dibawah tekanan.  

"Bagaimana kau bisa tahu?", tanya Mi Young.


Byun Ho tak menjawab. Ia malah balik menanyakan suatu hal yang membuat Mi Young gugup, "Bagaimana pendapatmu tentang diriku".  

Mi Young tak tahu harus menjawab apa. Ia mengambil gelas air putih dan meminumnya hingga habis dalam sekali teguk. Byun Ho yang tahu kegugupan Mi Young berkata Mi Young tak perlu menjawab sekarang. Tidak usah terburu-buru. Makanlah. 

Disebuah tempat hiburan club malam. Daniel berada di belakang meja Dj, tengah asyik meracik nada-nada menjadi alunan musik yang enak buat bergoyang. Segera setelah alunan musik berhenti, pujian mengalir padanya. 

Teman Daniel yang juga ikut meracik musik bersamanya, memuji Daniel tampak berbeda ketika bermain musik. Daniel berpesan agar temannya itu jangan main-main dan melakukan seperti yang ia ajarkan. Teman Daniel mengerti. Daniel beranjak pergi. 


Mi Young dan Ji Yun berada di restoran. Mi Young mengetik pesan yang ia tujukan pada Byun Ho, tak lupa ia kirimkan juga foto makanan yang ia santap hari ini,  "Aku sedang makan di restoran depan kantor. Selamat makan". 

Sebelum benar-benar mengirimnya, ia yang merasa ragu bertanya pada Ji Yun, "Haruskah aku mengirimnya?". Ji Yun memberi semangat. Jangan takut, kirim sekarang juga. 
Usai mengirim pesan, Mi Young makan. Baru beberapa detik pesan terkirim, Mi Young tak sabar mengecek kembali pesannya tersebut. Ji Yun bertanya apa balasannya. Mi Young yang tadinya bersemangat menjadi menyesal. Pesan yang ia kirimkan belum di baca Myung Ho. Seharusnya ia tak mengirim pesan semacam itu. 

Mi Young pesimis, "Dia pasti menertawakanku. Dia hanya membelikanku makanan. Tapi aku salah mengartikannya". 

Ji Yun menyahut tidak mungkin. Seorang pria tidak akan membelikan makanan pada wanita yang tidak dia sukai. Mi Young kembali menatap ponselnya. Kali ini ada tanda Byun Ho sudah membaca pesannya. Tapi belum ada balasan.


Mi Young dan Ji Hyun minum air, mereka hampir tersedak saat mendengar ponsel Mi Young berdenting. Ji Yun yang paling bersemangat pindah tempat duduk di samping Mi Young. Sudah pasti itu balasan dari Byun Ho. 

"Kenapa kau hanya makan ddukbokki?. Kau harus makan nasi. Sampai jumpa", balasan pesan Byun Ho. 

Mi Young tersipu dan semakin tersipu saat membaca pesan Byun Ho yang memanggilnya dengan sebutan, "Sayangku", diakhir kalimat dilengkapi dengan gambar hati. 

Ji Yun ikut senang dan semakin yakin kalau Byun Ho akan mengajak Mi Young berkencan. Ji Yun mendorong Mi Young untuk lebih berusaha, jangan diam saja, "Katakan padanya kau ingin mengajaknya pergi ke resort Macau. Kirim juga gambar hati". Mi Young yang terlalu malu untuk menuruti saran Ji Yun, hanya memandangi layar ponselnya dengan wajah berseri-seri. 

Setelah makan, Mi Young dan Ji Yun berjalan kembali ke kantor sambil tetap membahas Byun Ho. Eh, kebetulan pria yang sedang mereka bicarakan kini tengah jalan di depan mereka. Ji Hyun yang melihat Byun Ho lebih dulu berseru, bukankah itu pengacara Min. Ia menyuruh Mi Young mengatakan apa yang tadi ia sarankan. Belum sempat Mi Young menjawab, Ji Yun ngibrit  pergi meninggalkan Mi Young. 


Mi Young memanggil nama Mi Young beberapa kali, dari pelan hingga nyaring. Tapi Byun Ho yang lagi asyik mengotak-otak ponselnya sama sekali tidak mendengar panggilan Mi Young. Akhirnya Mi Young teriak, "Pengacara Min", barulah saat itu Byun Ho menoleh dan menyadari ada Mi Young di belakangnya. 


Byun Ho bertanya, apakah kimbab dan ddukbooki yang dimakan Mi Young enak?. Mi Young mengangguk tersipu. Byun Ho merasa aneh. Baru sebentar ia tak bertemu tapi sudah merindukan Mi Young. Mi Young semakin tersipu dibuatnya. Mi Young membuka suara, sepertinya ia ingin mengajak Byun Ho pergi berlibur, tapi kata-kata itu tercekat di kerongkongannya. 

Byun Ho tanya apakah terlihat aneh jika ia memanggil Mi Young dengan panggilan sayang. Tidak, tidak sama sekali. Jawab Mi Young berseri-seri. Byun Ho senang jika Mi Young mempunyai pemikiran yang sama, "Aku berpikir bergerak terlalu cepat". 

Lagi-lagi Mi Young menunduk malu-malu. Byun Ho mendekati Mi Young. Mulai sekarang ia ingin bicara dengan nyaman, "Mengenai resort itu. Maukah kau pergi denganku?". Mi Young mengangguk malu-malu. Senyum tersipu semakin mengembang diwajah manisnya. 

Inilah Macau, kota yang mendapat julukan Las Vegas Asia. 

Kedatangan Gun di kota ini bukan hanya untuk melamar Se Ra, tapi sekaligus menandatangi perjanjian kerjasama dengan salah satu resort terbaik di Macau. Gun berjabat tangan dengan rekan bisnisnya, dan dengan bahasa mandarin fasih ia berkata senang menjalin kerjasama. Begitu pula dengan pejabat resort, merasa terhormat bisa bekerja sama dengan Jang In Chemical. 

Macau, memang surga bagi para pelancong. Banyak objek wisata menarik yang Macau miliki. Salah satunya adalah gondola, yang saat ini tengah di nikmati Gun. Dengan menggunakan perahu kayu itu, Gun tiba di tempat yang akan ia gunakan untuk melamar kekasih pujaan hati. 


Begitu Gun turun dari gondola, sudah ada panitia penyelenggara  acara yang menyambut dan menjelaskan sejauh mana persiapan telah rampung. Tempat terbuka itu sudah di hias sedemikian cantik.

Disisi jalan banyak terpasang baliho bergambar moment-moment saat Se Ra dan Gun berpacaran. Panita menjelaskan, nanti saat Gun turun dari gondola, akan ada iringan okestra yang membuat sesi lamaran itu terasa lebih romantis. Gun tersenyum puas mendengar penjelasan panitia.


Panitia lalu memberi tahu tempat dimana Gun harus berdiri saat melamar Se Ra. Panita sedikit heran, kenapa Se Ra tidak datang kemari bersama-sama Gun. Gun menjelaskan, Se Ra ada sedikit urusan jadi dia akan datang siang nanti. Lagipula Gun ingin memeriksa semua persiapannya. Gun dan panitia berkeliling memeriksa semua persiapan.


Tak jauh dari sana, ada dua pria mencurigakan yang memperhatikan gerak-gerik Gun. Mereka menyamar dan berpakaian seperti staf resort. Pria berkaca mata berkata musuh kita telah datang. Ia menunjuk Gun dan menyebutnya sebagai manusia kejam. Apapun yang terjadi kita harus berhasil menjebaknya. Pria berkaca mata mengepalkan tangan, tanda semangat. Yang di ikuti oleh teman di belakangnya.


Mi Young baru saja mendarat di Macau. Ia menyeret 2 koper besar keluar dari bandara. Mi Young segera melakukan panggilan video call dengan Ji Yun. Mi Young tampak bersemangat sekali saat memberi tahu kalau sudah tiba di Macau. Ji Yun berpesan agar Mi Young bersenang-senang menikmati liburannya. Lepaskan semuanya hari ini, karena besok, Mi Young sudah harus pulang ke Korea.


Mi Young yang polos bertanya pada Ji Yun. Mi Young khawatir, di malam hari apa yang harus ia lakukan. Ia dan Byun Ho belum lama berkencan. Ji Yun menenangkan Mi Young, kenapa harus khawatir. Bukankah sudah jelas, Mi Young pergi dengan pria yang dia sukai. Atau jangan-jangan ini pertama kali Mi Young akan menghabiskan malam bersama seorang pria. 

Mi Young segera menutup telpon saat melihat Byun Ho keluar dari bandara. Pria itu melenggang bebas tanpa beban. Ia berkata tempat penukaran uang sangat ramai. Byun Ho meraih satu tas koper yang di bawa Mi Young, "Ini pasti berat. Kenapa kau tidak memintaku membawanya. Rasanya seperti aku memaksamu". (oh, jadi salah satu tas itu milik Byun Ho). 

Mi Young tidak keberatan. Untuk menutupi rasa gugupnya, Mi Young memuji Macau sungguh luar biasa. Bis pariwisata dengan atap terbuka berhenti di depan mereka. Byun Ho mengajak Mi Young naik. 

Begitu bis pariwisata pergi. Seorang wanita berpakaian gelap keluar dari bandara. Ia menelpon seseroang dan memberitahu pada lawan bicaranya baru saja tiba di Macau. Wanita itu berkata mempertaruhkan hidupnya untuk datang kemari. Siapa wanita ini?. 

Gun masih sibuk berkeliling. 2 pria yang mencurigakan tadi tak lepas mengikuti gerak-gerik Gun. Tanpa melepaskan padangannya dari Gun, pria berkaca mata yang saat ini sedang berbicara dengan wanita berpakaian gelap tadi berkata juga mempertaruhkan hiudpnya. Jadi ia minta pada wanita itu untuk mengerti. 
Pria berkaca mata sedikit kesal karena sambungan telpon terputus. Berapa banyak uang yang ia investasikan pada wanita itu. Pria berambut keriting memanggil pria berkaca mata itu dengan panggilan presdir. Ia berkata nona Kim, nama wanita tadi sudah ahli dalam bidang ini. Apalagi kalau bukan tipu menipu dan jebak menjebak.

Sebagai persiapan, mereka sudah menyiapkan sebotol sparkling water dan satu plastik berisi bubuk putih. Bubuk putih itu adalah obat perangsang yang di campur ke botol minuman. Pria berkaca mata mengocoknya, lalu meletakan botol minuman ke atas pilar jembatan. 

"Sekarang bagaimanapun caranya, kita harus memberikan minuman ini pada monyet itu", ucap pria kaca mata menunjuk Gun. Wkwkwk...

Jika Gun meminumnya, dia akan menjadi kuat di malam hari. Kedua pria ini yakin, rencana mereka akan berhasil. 

Tiba-tiba mereka di panggil oleh seorang staf resort yang mengira mereka hanya bersantai sementara yang lain bekerja. Kedua pria yang asil orang korea ini tentu saja tak mengerti saat staf resort bicara dalam bahasa mandarin. 

Tapi pria kaca mata bertingkah seolah mengerti, dan membalas, "Ha mu ha mu"...wkwkw.. Mereka bahkan mengulanginya hingga 3 kali, "Ha mu ha mu.. Ha mu ha mu".

Staf resort menggaruk kepalanya. Bingung. Bahasa apa sih itu. Apa ada aksennya. Hahaha. 



Staf resort lalu memberi komando pada staf lainya untuk memindahkan pot-pot bunga dan menaruhnya di tempat yang di perintahkan. Kedua pria mencurigakan menepi memberi jalan pada mereka. 

Saat itulah, tanpa sengaja tangannya menyenggol botol minuman dan menyebabkan minuman itu nyemplung ke sungai yang berada tepat di bawah mereka. Kedua pria itu syok melihat senjata ampah mereka untuk menjebak Gun hanyut di bawa arus. 



Mi Young dan Byun Ho dalam perjalanan menuju resort. Karena atap bis terbuka, mereka bisa menikmati pemandangan kota Macau. Mi Young terlihat sangat senang. Senyum tak pernah lepas menghiasi wajahnya. Byun Ho menengok ke kursi belakang tempat ia duduk. Dimana ada sepasang kekasih sedang asyik berciuman. Iya dech, dua serasa milik berdua.


Byun Ho menilai Mi Young tidak paham harga diri seorang pria. Mereka sudah sepakat untuk membayar setengah-sengah tiket perjalanan. Tapi Mi Young malah membayar semuanya. Seharusnya Mi Young membiarkan ia membayar sendiri tiket perjalanannya. Hm...Byun Ho ini demen banget basa-basi. 

Karena ini perjalannya, maka Mi Young merasa harus membayar semuanya. Rasanya tidak enak jika harus membayar setengah-setengah. Byun Ho tersenyum mengerti. Malam ini ia berjanji akan menjaga Mi Young. Janji Byun Ho membuat Mi Young gugup. 

Byun Ho menggenggam tangan Mi Young yang semakin membuat gadis itu gugup dan juga kaget. Byun Ho meminta Mi Young jangan malu-malu, "Pertimbangkanlah", ucapnya setengah berbisik. Mi Young tersipu malu-malu. 

Mi Young dan Byun Ho sampai di resort tempat mereka menginap. Kamar bernomor 2006. Kamar itu mempunyai ruang tamu yang luas. Mi Young masuk ke ruang tidur. Ia duduk di tepi ranjang dan berkomentar tempat ini besar dan bagus.


Byun Ho menyusul, dengan santainya duduk tepat di samping Mi Young. Byun Ho tanya sebaiknya apa yang harus kita lakukan sekarang. Mi Young canggung dan juga gugup. Byun Ho menatap Mi Young nakal. Membuat pikiran Mi Young melayang kemana-mana.

Byun Ho kembali bertanya apa ada tempat yang ingin Mi Young kunjungi. Mi Young sudah melihat brosur perjalanan Macau. Banyak tempat menarik yang bisa di kunjungi, ada spa, kolam renang dan juga kasino. Mi Young bingung kemana dulu mereka harus pergi.

Mata Byun Ho berbinar mendengar Mi Young menyebut kasino. Ia menyuruh Mi Young beristirahat, sementara ia akan melihat-lihat sebentar. Byun Ho menyentuh pundak Mi Young, dengan nada penuh rayuan pria itu berkata, "Sayang. Kau pasti lelah".


Mi Young yang polos itu menurut saja tanpa menaruh curiga sedikit pun. Panggilan sayang sudah cukup membuatnya melambung ke langit ketujuh. Mi Young berguman pasti Byun Ho merasa malu tinggal berdua'an dengannya di kamar. Haduh, Mi Young polos banget sich.

Byun Ho pergi ke kasino. Disana mata nakalnya menangkap pemandangan yang menggoda, yaitu pinggul seorang wanita seksi yang bergerak-gerak menggoda iman. 

"Wow.. Apa yang bisa kulakukan dengan pemandangan ini?. Sungguh mematikan", celetuk Byun Ho. 

Wanita bertubuh seksi itu menoleh. Nona Kim rupanya. Nona Kim dengan keahliannya memikat berkomentar kalau Byun Ho juga cukup mematikan. Byun Ho tak menyangka wanita yang ia rayu ternyata juga berasal dari Korea. 
  Nona Kim mengulurkan tangan mengajak bersalaman, "Namaku nona Kim yang akan membakar habis Seoul dan akhirnya akan menaklukan Macau". 

Byun Ho menyambut uluran tangan nona Kim, "Aku pengacara Min Byun Ho". 

Byun Ho yang tergoda dengan keseksian dan kecantikan nona Kim berkata kalau kasino dak kecantikan adalah 2 hal yang tidak bisa di pisahkan. Jelas sudah, Byun Ho bukan pria yang tepat untuk Mi Young.


Bosan berada di dalam kamar, Mi Young pun pergi keluar. Ia menoleh ke kanan dan kekiri mencari Byun Ho. Tiba-tiba Mi Young bersin. Ia merasa cuaca Macau dingin sekali. Tidak boleh, ia tidak boleh jatuh sakit disaat seperti ini. 

Mi Young terus mencari Byun Ho, tapi tidak ketemu juga. Mi Young berguman kemana pengacara Min pergi, kenapa lama sekali. Katanya hanya melihat-lihat sebentar. Mi Young khawatir, mungkinkan terjadi sesuatu pada Byun Ho. 

Mi Young merasa lelah dan duduk di dekat kolam air mancur. Ia memijat kakinya yang sakit. Arus sungai membawa botol minuman yang seharusnya diberikan pada Gun mendekat ke tempat Mi Young berada.

Di sebuah taman yang indah, tepatnya di seberang tempat Mi Young beristirahat. Ada Gun duduk di kursi tengah melatih kata-kata yang akan ia gunakan untuk melamar Se Ra, "Ini baru permulaan", ucap Gun mulai berlatih, lalu terdiam beberapa saat.

Mi Young mendongak kesumber suara. Tanaman hias yang berjejer rapi di sepanjang taman menghalangi pandangannya. Ia hanya bisa melihat sosok pria dari arah belakang. Tapi tidak bisa melihat jelas bagaimana wajahnya. Mi Young kembali duduk ketika Gun melanjutkan kalimatnya.

"Se Ra-ah. Terima kasih telah kembali ke Korea dan pergi berlibur denganku. Aku tahu bahwa kepulangamu ke Korea bukan hanya untuk membahagiakanmu. Dan aku akan melamarmu. Mungkin kau menganggapnya egois".

"Tapi aku, daripada berada di sisimu saat kau bahagia. Aku ingin berada di sisimu disaat sulit. Seseorang yang berbagi beban denganmu. Meski aku suka melihat kau tersenyum, tapi aku ingin menjadi seseorang yang ada disisimu saat kau menangis. Bolehkah aku melakukannya?. Aku mencintaimu, Se Ra.....Maukah kau menikah denganku?". 

Mi Young yang bisa mendengar semuanya dengan jelas tampak tersentuh. Hati wanita mana yang tidak meleleh jika di lamar dengan cara seperti itu. Namun, tiba-tiba Mi Young bersin. Suara bersinnya tentu saja bisa di dengar oleh Gun. 

"Suara apa itu", guman Gun bingung. 




Mi Young menjadi panik menutup mulutnya saat Gun berdiri dan mencari-cari sumbe suara, "Siapa kau?. Apa ada orang?". 



Mi Young mengambil air kolam bermaksud ingin minum, tangannya menyentuh botol yang mengembang di air. Botol yang di dalamnya telah di campur dengan obat perangsang. Tanpa pikir panjang ia mengambil botol itu dan segera bersembunyi di balik pot besar. 

Gun masih terus teriak sepertinya ada orang. Mi Young yang sudah merasa aman, membuka tutup botol dan meminum setengah dari isinya.  


END

Komentar : 
Drama ini lucu, saya suka. Dengar ketawa Lee Gun itu loh, bikin ngakak. Hahaha... style rambut Gun juga lucu. Jarang-jarang loh bisa liat Jang Hyuk berakting konyol. Kalau liat beliau berwajah serius itu udah sering. Baik di IRIS 2 ataupun drama lainya, Jang Hyuk selalu memasang wajah "garang". Oh, ya malam ini masuk episode 3, gak sabar nonton kelajutannya. Abisnya nemu pic ini sich... 


Tuch kan, Gun tetap aja gokil. 


No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)