Seorang gadis cantik berjalan tanpa alas kaki disebuah hutan buatan. Oh, rupanya gadis ini sedang syuting iklan shampoo. Model berwajah cantik dan mempunyai bentuk tubuh seksi ini melihat sebotol shampoo di dekat pancuran air.
Ia meraih botol itu dan mulai mencuci rambutnya penuh perasaan. Ia tersenyum sembari mengarahkan kedua tangannya mendekat ke hidung, ingin mencium aroma wangi dari shampoo yang ia pakai.
Adegan yang semula tampak bagus harus di cut karena tiba-tiba sang model teriak, "Bau apa ini?", teriaknya nyengir ketika mencium aroma dari wangi samphoo tersebut. Hahaha..
Sutradara bertanya pada Hyeri, nama model tersebut, "Ada masalah apa". Buru-buru asisten Hyeri memberikan handuk pada Hyeri untuk mengeringkan rambutnya. Sementara si manager membawakan kursi untuk Hyeri duduk. Ia berdiri pasrah disamping sang model, bersikap seperti siap menerima omelan.
Hyeri menyuruh manager untuk melakukan sesuatu. Si sutradara berkata jika Hyeri butuh sesuatu katakan saja padanya. Tapi Hyeri tak menganggap perkataan sutradara. Ia bilang pada manager seharusnya ada pemeran pengganti yang menggantikannya di adegan mencuci rambut.
Dengan penuh kesabaran manager menjelasakan Hyeri sudah menandatangani kontrak. Bahwa model harus melakukan semua adegan sendiri tanpa pemeran pengganti. Tak mau kalah, Hyeri tetap bersikeras ini tidak benar dan keterlaluan.
Sutradara mencoba merayu, ia mengeri Hyeri sangat menderita, tapi tidak bisakah mereka melakukan sekali lagi. Keangkuhan Hyeri makin menjadi. CEO sendiri yang memilih ia sebagai model pemilik rambut terindah selama 4 tahun berturut-turut. Jika rambutnya rusak setelah menggunakan shampoo aneh itu, bagaimana sutradara akan bertanggung jawab.
Sutradara mengacungkan jari telunjuk, tanda memohon. Hyeri melihat wajah-wajah para crew yang tampak kesal padanya. Akhirnya Hyeri bersedia melakukannya sekali lagi. Hyeri menyuruh asisten untuk mengambilkan shampoo miliknya yang dari Filiphina, yang mengandung ekstrak pohon Birch dan penyubur.
Semua bersiap di posisi masing-masing. Terdengar suara jentikan jari, "Tunggu sebentar".
Itu adalah suara Lee Gun yang berjalan dengan gaya perlente, tak memperdulikan tatapan orang-orang yang melihatnya dengan heran. Sembari berjalan mendekati set syuting, Lee Gun melepaskan arloji dan menyodorkan pada crew yang berada di sebelah kanannya. Seperti di hipnotis, crew tersebut menerima barang yang diulurkan Lee Gun.
Begitu pula saat Lee Gun melepas kacamata hitamnya. Secara otomatis orang yang berada di sebelah kananya akan menerima barang yang dia berikan. Hyeri terpaku bengong saat Lee Gun mendekati dirinya, "Kau mengenalku..siapa kau ada disini?".
Lee Gun meriah tangan Hyeri dan mendorong gadis itu menjauh. Ia tak peduli saat sutradara bertanya siapa kau. Lee Gun menatap tajam, melepaskan jas dan syal lalu melemparnya sesuka hati.
Semua orang terkejut saat Lee Gun menguyur kepalanya dengan air dari sumur buatan. Lalu mencuci rambutnya dengan shampoo yang ada disana. Lee Gun menjadi model iklan dadakan. Dengan gayanya sendiri, ia mulai berakting di depan kamera.
Setelah puas mencuci rambutnya dengan shampoo, Lee Gun membasuh rambutnya, bukan dengan segayung air, tapi langsung menenggelamkan kepalanya ke dalam sumur buatan. Sementara kamera tetap menyela merekam apa yang Lee Gun lakukan.
Lee Gun merentangkan kedua tangan dan mengoyangkan pinggulnya kekiri. Secara paksa ia melepas kancing kemeja. Hingga tampaklah otot perutnya yang six pack. Hyeri yang kembali di buat tercengang sempat menghitung jumlah otot perut yang terbentuk di perut Lee Gun.
"Anggaplah seperti dirumah sendiri. Dan jangan ragu dengan hasil karya dari 3 generasi. Rasakan kekuatan rambutmu dari akar hingga keujung rambut. Kalian harus mencobanya. Terakhir, dengan kepuasan dari menggunakan shampoo ini. Kalian akan bisa tertawa terbahak-bahak"
Lee Gun tertawa seperti dalam tokoh kartun, "Huwahaha..huwahahaha". Kata yang keluar tanpa kita sadari, "Ah...Aku merasa segar".
"Cut", teriak sutradara tak menyangka pengambilan gambar tadi tampak sempurna seperti yang ia harapkan, "Tapi, siapa kau?", tanyanya masih merasa bingung.
Pertanyaan sutradara terjawab dengan panggilan direktur Tak yang berlari terburu-buru memanggil Lee Gun, "Presdir..presdir...ada masalah besar. Apa disini ada masalah juga?".
Kecuali direktur Tak, semua orang yang ada disana terkejut saat Lee Gun memperkenalkan diri, "Aku presdir Lee Gun dari Jangin Chemical. Mohon perhatiannya ini bukan sekedar shampoo biasa. Dengan membawa nama Jangin Chemical, ini produk nomor satu. Yang telah dibuat selama 3 generasi dan memiliki sejarah serta keaslian".
Alasan kenapa Lee Gun ingin menjadi model iklan tersebut karena ia ingin keaslian shampoo ini tersalurkan dengan baik pada para costumer. Lee Gun menekankan sekali lagi dengan suara nyaring, "Ini bukanlah sekedar shampoo biasa".
Lee Gun menyuruh direktur Tak untuk menyiapkan biaya penalti (denda). Hyeri ciut mendengar gertakan Lee Gun. Melempar handuk yang melingkar di pundaknya dan buru-buru mendekati Lee Gun.
Hyeri bersikap manis Lee Gun tidak perlu melakukan hal itu. Dan berkata bisa melakukan adegan tersebut dengan baik. Hyeri berbisik mesra seraya mengelus dada Lee Gun, "Kita bisa membicarakan kembali kontraknya sambil makan malam bersama".
Hyeri bersikap manis Lee Gun tidak perlu melakukan hal itu. Dan berkata bisa melakukan adegan tersebut dengan baik. Hyeri berbisik mesra seraya mengelus dada Lee Gun, "Kita bisa membicarakan kembali kontraknya sambil makan malam bersama".
Tapi Rayuan Hyeri itu tak mempan pada Lee Gun, "Tidak perlu. Kau tidak punya nilai keaslian. Model sepertimu hanya meminta bayaran tinggi. Aku tidak membutuhkanmu". Lee Gun mendekatkan wajahnya dan berbisik dengan sangat halus di telinga Hyeri "Pergilah".
Lee Gun pergi di ikuti direktur Tak. Direktur Tak mengomel, sudah berapa kali Lee Gun bersikap seperti ini (menyerobot perkerjaan model). Lee Gun yang tampak puas dengan perkerjaannya barusan malah tanya, masalah besar apa yang tadi ingin direktur Tak sampaikan. Direktur Tak baru ingat Ketua Wang Hee Jang (nenek Lee Gun) di panggil para tetua.
Pertemuan darurat keluarga Jeonju Lee. Di hadapan para tetua, Ny. Wang mengatakan Lee Gun (selanjutnya saya panggil Gun saja, ya) memiliki seorang pacar yang sudah Gun pacari selama 6 tahun.
Semua tetua pasti tahu kalau Gun kurang bertanggung jawab dan tidak bisa di percaya. Dia bagai jasad yang hampa. Ny. Wang memohon agar tetua memberikan kepercayaan pada Gun, dan ia memastikan cucunya itu akan menikah tahun ini.
"3 tahun lalu, kau bilang dia akan menikah ketika usianya mencapai 30 tahun. Apa kau pikir kami akan tertipu lagi?", tuntut salah satu tetua.
"Jika itu benar, kau harus menandatangani kontrak Yang menyatakan Gun akan menikah dalam 100 hari", tuntut yang lain.
Salah satu tetua membela Ny. Wang, haruskah sampai sejauh itu. Pria yang tadi bicara berkata ini persolan yang kritis, menyangkut garis keturunan keluarga Lee. ia tak ingin garis keturuan keluarga Lee terputus sampai disini saja. Sebenarnya apa masalah bagi Ny. Wang.
Didesak seperti itu, Ny. Wang yang merasa terpojok tak bisa membela diri. Beruntung ia terselamatkan dengan kehadiran Gun yang baru tiba dan langsung memberi salam kepada para tetua.
"Aku Lee Gun, generasi ke-21 dan putra tunggal generasi ke-9 keluarga Lee dari Jeonju. Memberi hormat pada para tetua disini".
Selanjutnya, Lee Gun berpidato telah berkerja di perusahaan yang dikembangkan neneknya semasa muda. Sebagai presdir, ia menjadikan Jangin Chemical sebagai perusahaan nomor 1 pemasok barang sehari-hari. Tak hanya di dalam negeri, perusahaan yang ia pimpin terkenal di manca negara.
Saham naik lima kali lipat, dan itu terjadi lebih dari lima kali. Berkat usaha kerasnya, para tetua yang hadiri disini bisa terus hidup layak tanpa harus mengkhawatirkan dana pensiun, "Aku merasa ini sepadan. Kapal pesiar dan rumah yang anda beli baru-baru ini masih terjaga dengan baik, kan?".
Hm..sindirian cerdas yang membuat para tetua malu dan diam seribu bahasa. Ny. Wang tersenyum dengan dagu terangkat. Merasa bangga pada cucu kesayangannya. Gun mengumumkan, wanita yang ia cintai akhirnya kembali ke Korea, "Musim gugur ini, aku pasti akan menikah"... huwahahahhaha...Gun tertawa terbahak dengan gaya khasnya.
Ny. Wang melongo kaget, mengira perkataan cucunya itu hanya guruan saja. Gun mengambil kuas, bersiap menulis perjanjian. Ia duduk disamping neneknya, tersenyum memperlihatkan sederetan gigi putihnya dan berkata, "Aku keren, kan?". Hahaha...
Kim Mi Young lari terburu-buru membawa banyak bungkus makanan dan minuman. Masuk ke lobby sebuah firma hukum tempat ia bekerja. Dengan menggunakan kakinya, Mi Young menahan lift yang hampir tertutup. Untung saja badannya mungil sehingga ia bisa menyelinap di antara para penumpang lain. Mi Young meminta maaf mendengar suara keluhan dari orang-orang di sekelilingnya.
Rupanya di dalam lift itu ada rekan kerja Mi Young, pria bernama Min Byun Ho. Byun Ho mendekati Mi Young dan membetulkan letak kacamata Mi Young yang melorot. Byun Jo juga membantu Mi Young membawakan kopi yang ada di tangan Mi Young.
Saat keluar lift, Mi Young meminta kembali kopi yang tadi di bawa Byun Ho. Byun Ho mencium aroma kopi dan berkata, "Baunya enak". Mi Young berkata kopinya baru di sentuh dan menawarkan satu cangkir kopi pada Byung Ho.
Sedikit basa-basi, Byun Ho Pria bertanya apa tidak apa jika aku ambil. Mi Young menjawab tak apa. Byun Ho bertanya kenapa Mi Young terus mengerjakan hal semacam ini (menjadi pesuruh). Mi Young bingung ingin menjawab apa, pada akhirnya ia berkata sebenarnya ia memang ingin keluar.
Keduanya lalu berpisah setelah Mi Young mengucapkan terima kasih. Byun Ho berjalan menjauh sembari menyeruput kopi panas. Mi Young tersenyum melihat punggung Byun Ho. Tak apa jatah kopi miliknya ia berikan pada pria tadi, lagipula ia bisa minum kopi instan.
Seampainya di ruang kerja, dengan cekatan Mi Young membagikan makan dan minum yang ia bawa pada teman sekantor.
"Selalu ada orang seperti ini di sekitar kita. Padahal bukan pekerja paruh waktu tapi harus mengerjakan semuanya. Meski sibuk dengan pekerjaannya sendiri tapi tak pernah bisa menolak".
"Meski mereka tidak berterima kasih, dia tetap mendengarkan permintaan setiap orang", suara hati Mi Young.
"Meski mereka tidak berterima kasih, dia tetap mendengarkan permintaan setiap orang", suara hati Mi Young.
Teman kerja Mi Young, tak henti-hentinya meminta bantuan Mi Young. Mulai dari fotocopy, membersihkan meja, mengirim berkas ke pengadilan, menyiram tanaman, minta di buatkan kopi.
Parahnya lagi semua permintaan itu datang dalam waktu bersamaan, yang tentu saja membuat Mi Young bingung harus mengerjakan yang mana lebih dulu. Seorang karyawan wanita menghampiri Mi Young dan menempelkan Post it di lengannya. Post it berisi catatan tugas tambahan untuk Mi Young hari ini.
Parahnya lagi semua permintaan itu datang dalam waktu bersamaan, yang tentu saja membuat Mi Young bingung harus mengerjakan yang mana lebih dulu. Seorang karyawan wanita menghampiri Mi Young dan menempelkan Post it di lengannya. Post it berisi catatan tugas tambahan untuk Mi Young hari ini.
Mi Young menghela napas lelah, lalu ia tersenyum dan berkata, "Benar, aku Kim Mi Young. Nama yang umum dan biasa, seperti wajahku".
Mi Young mengambil post it yang menempel di lengannya, "Jika kau lihat catatan ini, ini seperti diriku. Meskipun dibutuhkan semua orang, tapi tak ada yang menganggapnya berharga. Karena ini biasa dan mudah dilupakan".
Mi Young mengambil post it yang menempel di lengannya, "Jika kau lihat catatan ini, ini seperti diriku. Meskipun dibutuhkan semua orang, tapi tak ada yang menganggapnya berharga. Karena ini biasa dan mudah dilupakan".
Mi Young menatap sedih post it -post it yang tertempel di komputer. Sudah bisa di tebak, post it yang tertempel disana berisi tugas tambahan yang harus dia kerjakan. Kemudian Mi Young membawa beberapa buku. Mungkin ia berniat ingin membuang buku-buku tersebut ke tempat sampah.
Lagi-lagi teman sekantor Mi Young memamfaatkan peluang ini untuk menyuruhnya membuang sampah. Dengan enaknya mereka menaruh sampah-sampah diatas tumpukan buku yang Mi Young bawa, membuat beban Mi Young semakin berat. Bukan hanya kertas tapi juga sampah bekas makanan atau minuman.
Wanita ini lebih keterlaluan lagi. Tanpa merasa bersalah sedikit pun ia menitipkan bekas wadah makanannya pada Mi Young. Sisa saus dari makanan itu jatuh mengotori tangan Mi Young.
Jun Ji Yun, teman kerja sekaligus sahabat Mi Young kesal bukan main melihat Mi Young yang terus saja mau di suruh-suruh, "Onnie, sudah kubilang untuk berhenti melakukan hal ini. Semua sampah ini sama seperti mereka. Aku merasa sangat marah tiap kali kau melakukan hal ini".
"Aku bukan pembantu kalian!. Kenapa kau tidak bisa berkata begitu?. Apa kau Kim Jung Eun dari Lovers In Paris?. Sudah kubilang tolak mereka".
Mi Young tidak bisa melakukannya, ia tak kuasa mengatakan tidak. Ji Yun menganggap sikap Mi Young itu penyakit. Penyakit yang menyebalkan karena terlalu baik. Mi Young menyanggah bukan dirinya yang baik. Hanya saja jika ia menolak permintaan mereka, bayangkan betapa malunya mereka. Mi Young merasa tak enak hati.
Ji Yun menyuruh Mi Young berlatih mengatakan tidak. Awalnya akan sulit tapi lama-lama akan terbiasa. Mulai sekarang sebelum tidur, katakan pada bantal, "Tidak...tidak...". Ji Yun mencotohkannya dengan gaya lucu.
Mi Young tertawa sambil mengulangi gerakan Ji Yun, "Tidak...tidak...". Mereka tertawa. Mi Young mendesah, pasti akan sulit. Apa akan berhasil jika aku mencobanya.
Terdengar suara pengacara Yong memanggil Mi Young. Pria berkacamata ini menyerahkan memberikan berkas yang harus Mi Young serahkan ke pengadilan. Mi Young mengerti. Pengacara Yong bertanya bisakah ia meminta tolong. Mi Young terkesiap mendengar kata tolong. Sedikit ia melirik Ji Yun ke belakang yang mengeleng memberi kode agar Mi Young menolak.
"Maaf, hari ini aku tidak bisa", ucap Mi Young membuat Ji Yun menarik napas lega. Pengacara Yong memasang wajah memelas, "Baikah. Jika kau sibuk". Pengacara Yong tetap berdiri di tempatnya, memasang wajah lesu dan kecewa.
Mi Young menatap wajah cemberut pengacara Young, "Aku harus bertahan. Ini akan berhasil jika waktunya berjalan dengan baik", batin Mi Young.
1 detik..2 detik...3 detik... pertahanan Mi Young runtuh. Mi Young menggeleng dan berkata dalam hati tidak bisa menolak permintaan orang lain. Dengan senyum manis, Mi Young bertanya apa yang bisa ia bantu. Ji Yun menghela napas kesal.
Wajah pengacara Yong yang semula cemberut, berubah berseri-seri. Ia berkata ini hanya masalah pribadi. Mi Young tak keberataan. Pekerjaan akan lebih baik jika dilakukan secara pribadi. Pengacara Yong menyodorkan kartu dan juga post it yang bertuliskan daftar permintaan putrinya yang tinggal di kanada. Mi Young membaca sekilas. Putri Yong meminta aneka permen.
Gun berjalan loncat-loncat ketika keluar dari ruang pertemuan para tetua. Ny. Wang bertanya kenapa Gun mengatakan akan menikah tahun ini dengan begitu lantang di hadapan para tetua. Jika pernikahan itu tidak terjadi, bagaimana Gun akan menanggung akibatnya.
Gun berkata kali ini Se Ra akan datang ke Korea Selatan dan akan menatap untuk selamanya. Ny. Wang antuias, "Jadi untuk selamanya?. Lalu dia akan berhenti menari balet?".
"Dia akan berhenti", ucap Gun penuh keyakinan.
Ny. Wang memukul lengan Gun, "Anak nakal. Kabar baik ini, kenapa kau baru mengatakannya sekarang".
(Ya, ampun kelakuan Ny. Wang tak beda jauh dengan Young Ja. Suka main pukul...hahahaha).
Direktur Tak yang memegang payung bertanya. Untuk jaga-jaga, apa yang akan dilakukan Gun jika Se Ra menolak lamarannya. Senyum Gun langsung pudar. Mengacaukan suasana aja nich direktur Tak, hahaha. Ny. Wang memukul direktur Tak. Gun yang semula diam, ikut memukul pria malang itu. Kelakuan cucu sama nenek sama aja. Hehehe..
"Apa maksdumu berjaga-jaga?. Mengapa kau berbicara negatif saat aku tengah melaksanakan perencanaan masa depanku?", bentak Gun.
Direktur Tak melonjak kaget mendengar bentakan Gun. Buru-buru ia menunduk meminta maaf. Ia lalu menganti topik pembicaraan. Apa Gun yakin tidak perlu ditemani saat membeli cincin. Gun berkata akan berhati-hati memilih cincin, dan memberi tugas pada direktur Tak untuk tetap tinggal disini mempesiapkan semuanya. Jangan sampai ada kesalahan.
"Cermat!", seru Gun memberi perintah
"Cermat", sahut direktur Tak siap melaksanakan perintah.
"Cermat!", seru Gun memberi perintah
"Cermat", sahut direktur Tak siap melaksanakan perintah.
"Baiklah.. Bye...bye", Ny. Wang melambaikan tangan, yang di balas dengan lambaian tangan oleh Gun dan juga tawa khasnya. Sikap Gun ini persis seperti anak kecil yang pamit ingin pergi bermain.
Mi Young pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli barang permintaan putri pengacara Yong. Mi Young sempat berhenti di toko perhiasan. Memandang takjut pada cincin berlian yang tampak berkilauan terpajang di elatase toko.
Dari arah dalam, pegawai toko mengambil salah satu kotak cincin. Mi Young berkata pasti wanita yang menerima cincin itu akan merasa bahagia. Mi Young pun berlalu dari sana.
Pegawai yang mengambil cincin tadi menunjukan cincin-cincin itu pada Gun. Tak hanya satu atau dua model cincin, tapi belasan model cincin berhampar di depan Gun. Pegawai berkata, cincin yang baru saja ia bawa merupakan cincin lamaran terbaik yang mereka miliki.
Gun bertanya, apa toko ini tidak punya cincin yang lebih elegan dan anggun. Pegawai tersenyum, "Semua produk yang kami punya sudah anda lihat semuanya". Gun melangkah pergi hendak meninggalkan toko. Pegawai memanggil, jika Gun bisa menjelaskan seperti apa kekasih Gun. Akan lebih mudah bagi mereka untuk merekomendasikan cincin mana yang sekiranya cocok.
Gun menerawang tersenyum bahagia, "Dia adalah...syairku".
Pikiran Gun melayang membayangkan saat melihat Se Ra yang menari balet dengan penuh kekaguman,
"Bukan syair yang bisa kau baca dan dengar tetapi prajurit infanteri di atas panggung. Dengan seluruh tubuhnya, mengeluarkan sinar kenyamanan, yang membuat dunia ini damai dan indah. Dia juga sangat lugu. Bagaikan anak yang baru lahir. Dengan kedua lengannya memelukku. Seperti pelukan ibuku. Dia menulis puisi untukku".
"Dia wanita yang sangat istimewa".
Pikiran Gun melayang membayangkan saat melihat Se Ra yang menari balet dengan penuh kekaguman,
"Bukan syair yang bisa kau baca dan dengar tetapi prajurit infanteri di atas panggung. Dengan seluruh tubuhnya, mengeluarkan sinar kenyamanan, yang membuat dunia ini damai dan indah. Dia juga sangat lugu. Bagaikan anak yang baru lahir. Dengan kedua lengannya memelukku. Seperti pelukan ibuku. Dia menulis puisi untukku".
"Dia wanita yang sangat istimewa".
Beralih kesebuah penerbangan menuju Korea. Di kabin kelas satu, Daniel menggambar sketsa wajah seseorang. Gambar wajah itu mendapatkan pujian dari penumpang lain, "Manisnya. Siapa dia".
"Adik ku", jawab Daniel, "Bagaimana menurutmu. Dia sangat cantik, kan?".
Tak hanya setuju dengan pendapat Daniel, wanita itu juga memuji wajah Daniel dan adiknya sangat mirip. Daniel memasang wajah sendu dan berkata, "Aku juga berharap seperti itu. Aku kehilangan dia sewaktu masih kecil. Aku lupa seperti apa wajahnya. Kupikir wajahnya seperti ini jadi kugambar seperti yang kubayangkan".
"Adik ku", jawab Daniel, "Bagaimana menurutmu. Dia sangat cantik, kan?".
Tak hanya setuju dengan pendapat Daniel, wanita itu juga memuji wajah Daniel dan adiknya sangat mirip. Daniel memasang wajah sendu dan berkata, "Aku juga berharap seperti itu. Aku kehilangan dia sewaktu masih kecil. Aku lupa seperti apa wajahnya. Kupikir wajahnya seperti ini jadi kugambar seperti yang kubayangkan".
Penumpang itu adalah Se Ra. Sontak Daniel menoleh ke sumber suara, melihat Se Ra yang memakai headphone dan fokus menatap layar tabletnya. Oh, rupanya Se Ra mengomentari film yang tengah ia tonton.
Daniel melanjutkan jurus rayuan gombalnya, "Aku yakin tidak akan mengenali wajahya jika aku bertemu dengannya lagi".
"Bagaimana ini?. Aku sangat sedih", komen wanita itu turut prihatin.
Daniel bercerita saat masih kelas satu, ia berpisah dengan adiknya. Ia dibawa ke panti asuhan dan diadopsi ke Amerika. Meski Daniel berusaha mencari adiknya setiap kali datang ke Korea, selalu berakhir sia-sia.
"Ah....parah. Siapa yang akan percaya dengan cerita seperti itu. Jika aku, aku tidak akan mempercayainya", celetuk Se Ra tanpa mengalihkan pandangannya.
Daniel jadi malu. Wanita tadi yang mendengarkan cerita Daniel kembali ke tempat duduknya. Pasti dalam hatinya menilai perkataan Se Ra ada benarnya. Hahah, gagal dech rayuan pulau kelapanya. Se Ra tersenyum menatap layar tablet, "Benar. Ya, itu memang benar. Mengapa ini sangat menyenangkan?".
Daniel yang kesal menatap Se Ra sesaat lalu berkata, "Permisi". Se Ra seolah tak mendengarkan panggilan Daniel.
"Tikus", seru Daniel tiba-tiba menunjuk ke arah bawah kursi.
Sontak Se Ra terkesiap kaget mengira benar-benar ada tikus di bawah kakinya. Tapi itu hanya jebakan, hehehehe.. Daniel tahu Se Ra bisa mendengar semua perkataannya. Jika Se Ra memang menyukainya, jujur saja. Jangan berlagak manis, "Apa kau marah karena aku tidak merayumu?". Hidih...ampun pede banget Daniel ini.
"Bagaimana, ya?. Kau bukan tipeku sama sekali", balas Se Ra melepas headphone.
"Bagaimana tipemu?".
Se Ra berkata dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Pria tipe idealnya berbeda 180 derajat dari Daniel. Se Ra tersenyum dan memasang kembali headphonenya. Daniel tersenyum manis, tapi senyum manis itu berubah menjadi tatapan kesal.
Mi Young menemukan toko yang khusus menjual permen. Kedatangannya di sambut dengan 3 peri permen, "Putri, selamat datang di istana permen ajaib. Putri, jika kau butuh bantuan, hubungi kami kapan saja".
Mi Young tersipu malu, "Tapi, aku bukan seorang putri".
Selanjutnya, Mi Young berkeliling mencari pesanan putri pengacara Yong. Toko ini sudah seperti istana permen. Dimana-mana permen...Mi Young tersenyum mendengar pegawai berbincang dengan salah satu pelanggan.
Pegawai berkata semua permen cinta disini akan membantu anda menemukan cinta. Pelanggan itu berkata pacarnya memberi permen lolipop saat menyatakan cinta dan itu sangat romantis. Tanpa sadar ia berkata "ya", padahal saat itu ia tidak menyukai pacarnya.
Pegawai berkata semua permen cinta disini akan membantu anda menemukan cinta. Pelanggan itu berkata pacarnya memberi permen lolipop saat menyatakan cinta dan itu sangat romantis. Tanpa sadar ia berkata "ya", padahal saat itu ia tidak menyukai pacarnya.
Mi Young kemudian membawa sekeranjang permen ke meja kasir. Kasir memberi hadiah, permen lolipop Cherry Pink. Menurut pengakuan kasir, Cherry Pink adalah permen cinta yang terkenal.
Akhirnya, Gun menemukan cincin yang ia inginkan. Gun melihat cincin itu dan melatih kata-kata yang akan ia gunakan untuk melamar, "Se Ra. Kurasa ini cocok untukmu. Kuharap kau menerimanya". Gun tertawa gembira, Wuahahahahaha..
Tak jauh dari sana, Mi Young keluar dari toko dengan membawa sekeranjang permen yang telah di bungkus dengan sangat cantik. Mi Young melihat balita yang berjalan seorang diri tanpa orang tua menuju eskalator. Balita yang manis itu jatuh dan menangis. Lalu berdiri, dan tetap berjalan mendekati eskalator turun.
Mi Young yang cemas bergegas lari untuk menyelamatkan balita. Karena terburu-buru dan tidak melihat kanan dan kiri, Mi Young menabrak 2 anak yang membawa bola-bola.
Keseimbangan Mi Young goyah karena menginjak bola-bola yang terhambur di lantai. Bola-bola itu dengan cepat menyebar dan seakan mengantarkan Mi Young mendekat ke sisi Gun.
Mi Young yang tergelincir, berusaha menjaga keseimbangan dengan berpegang pada pundak Gun. Namun, apa yang di lakukan Mi Young malah membuat keseimbangan Gun ikut goyah. Berpijak pada bola-bola yang licin membuat Mi Young dan Gun berputar beberapa kali seperti pasangan yang sedang berdansa.
Cincin yang Gun pegang keluar dari kotaknya. Dan permen-permen yang Mi Young beli terhambur ke udara, bersamaan dengan tubuh mereka melambung diatas ketinggian.
Di iringi musik orkestra. Tangan Gun terulur ke udara seakan ingin meraih benda yang sangat berharga untuk, "Cincin",
Begitu pula dengan Mi Young, tapi kata yang terucap dari bibirnya adalah, "Permen".
Bruk...hukum gravitasi menghempaskan tubuh Gun dan Mi Young jatuh ke tanah. Di iringi suara rintihan keduanya. Aww... sakit pasti.
Mi Young melihat ke tempat balita berada. Sang ibu datang membawa pergi anaknya. Cincin Gun jatuh ke tanah dan tergelincir jauh dari jangkauannya.
"Cincinku", Gun bangkit dan mengejar cincinya yang terus mengelinding jauh. Turun melewati eskalator. Seperti di komando, Mi Young mengikuti kemana Gun pergi. Cincin terus mengelinding melewati kandang anjing.
Rupanya, cincin nakal itu, hahaha.. membawa Gun ke sebuah ruang tempat perkumpulan anjing berada. Suara salak'an dari anjing-anjing yang ada disana membuat nyali Gun ciut, "Cincinku ada disana...cincinku ada disana", seru Gun panik.
Gun mendorong Mi Young untuk mengambil cincin miliknya. Gun menujuk ke suatu tempat dimana cincinya berada, "Disana..disana..disana". Mi Young bingung karena cincin berwarna silver itu itu terus berpindah tempat. Anjing-anjing kecil secara bergantian menendang cincin layaknya bola sepak.
Gun memarahi anjing yang menyepak cincinya hingga membuat benda itu kembali mengelinding jauh. Hahaha... konyol.
Mi Young sibuk mengejar kemana cincin pergi, hampir saja ia berhasil meraih benda bundar itu, tapi sayang meleset. Cincin masuk ke kandang besar dan berhenti di sebelah anjing ras Rottweiler yang sedang tertidur.
Sebisa mungkin Gun menghindari para anjing dan menyusul Mi Young. Wajahnya pias seketika ketika melihat anjing besar itu. Ia berbisik menyuruh Mi Young mengambil cincin. Mi Young terkejut menunjuk dirinya, "Aku?".
Gun mengaku tidak berani menyentuh anjing, "Kau ambillah. Aku takut. Cepat!". Mi Young juga merasa keder, anjingnya tampak menakutkan.
Yang terjadi kemudian, Gun memegangi badan Mi Young melewati pagar. Tangan Mi Young terulur berusaha meraih benda bundar berharga milik Gun.
Sedikit lagi, hampir sampai. Sayangnya, bukan cincin yang Mi Young dapat, tapi tangannya malah menyentuh mangkuk makanan anjing yang terbuat dari stainless dan membuat suara gaduh. Whoops...
Gun dan Mi Young terpaku kaget menunggu reaksi dari anjing berbulu hitam pekat itu. Perlahan kedua mata rottweiler terbuka. Dengan satu gerakan cepat, anjing jenis penjaga ini melompat melewati pagar dan mengejar 2 orang asing yang menganggu tidurnya.
Mi Young dan Gun lari terbirit-birit, mereka terpisah dan mengambil jalur yang berbeda. Gun menunjuk Mi Young, seakan menyuruh anjing untuk mengejar gadis itu saja. Sayangnya, anjing lebih memilih mengejar Gun. Mi Young dan Gun kembali bertemu, di persimpanan, terus berlari secepat yang mereka bisa.
Diantara rasa lelahnya, batin Gun berkata, "Apakah ini akan berakhir. Mengikuti nenek moyangku di umur 30 tahun-an", batin Gun diantara rasa lelahnya karena terus berlari, "Apakah ini akhir bagi kita. Ayah, kakek dan kakek buyut, dan kakek - kakek sebelumnya. Aku juga akan berakhir. Aku tidak bisa lari dari takdir".
"Tidak. Jika ini berakhir aku akan mati karena anjing". Gun menoleh ke Mi Young yang mampu berlari lebih cepat darinya, "Tapi. Siapa wanita ini?. Begitu cepat. Dia adalah wanita yang cepat".
Gun berusaha meraih pundak Mi Young, tapi gagal, "Tidak..mari kita pergi bersama-sama".
Malangnya, mereka malah terpojok di jalan buntu. Belum selesai mereka mengatur napas, terdengar suara gonggongan anjing yang mendekat ke arah mereka. Mi Young panik, "Tidak. Apa yang harus ku lakukan?".
Mi Young bersembunyi di balik punggung Gun ketika anjing itu semakin mendekat. Rottweiler terus menyalak. Gun mencoba menekan rasa takutnya, "Jangan khawatir, aku akan mengusirnya. Aku bisa melakukanya".
Gun tertawa menghilang rasa gugup dan takut yang bersarang di dada, "Brengsek. Kau harus di beri pelajaran". Gun melepaskan jas sebagai senjata untuk menghadapai rottweiler yang terus menyalak.
"Kau harus diberi pelajaran. Kemarilah, ayo", tangan Gun siap mengayunkan jas yang ia pegang. Tapi bagaimana bisa ia melakukannya dengan baik jika tangannya saja gemetaran, "Kemarilah", bentaknya nyaring.
Mi Young teriak ketakutan saat Rottweiler menerjang ke arah mereka. Oh, apa yang terjadi???...
Keseimbangan Mi Young goyah karena menginjak bola-bola yang terhambur di lantai. Bola-bola itu dengan cepat menyebar dan seakan mengantarkan Mi Young mendekat ke sisi Gun.
Mi Young yang tergelincir, berusaha menjaga keseimbangan dengan berpegang pada pundak Gun. Namun, apa yang di lakukan Mi Young malah membuat keseimbangan Gun ikut goyah. Berpijak pada bola-bola yang licin membuat Mi Young dan Gun berputar beberapa kali seperti pasangan yang sedang berdansa.
Cincin yang Gun pegang keluar dari kotaknya. Dan permen-permen yang Mi Young beli terhambur ke udara, bersamaan dengan tubuh mereka melambung diatas ketinggian.
Di iringi musik orkestra. Tangan Gun terulur ke udara seakan ingin meraih benda yang sangat berharga untuk, "Cincin",
Begitu pula dengan Mi Young, tapi kata yang terucap dari bibirnya adalah, "Permen".
Bruk...hukum gravitasi menghempaskan tubuh Gun dan Mi Young jatuh ke tanah. Di iringi suara rintihan keduanya. Aww... sakit pasti.
Mi Young melihat ke tempat balita berada. Sang ibu datang membawa pergi anaknya. Cincin Gun jatuh ke tanah dan tergelincir jauh dari jangkauannya.
"Cincinku", Gun bangkit dan mengejar cincinya yang terus mengelinding jauh. Turun melewati eskalator. Seperti di komando, Mi Young mengikuti kemana Gun pergi. Cincin terus mengelinding melewati kandang anjing.
Rupanya, cincin nakal itu, hahaha.. membawa Gun ke sebuah ruang tempat perkumpulan anjing berada. Suara salak'an dari anjing-anjing yang ada disana membuat nyali Gun ciut, "Cincinku ada disana...cincinku ada disana", seru Gun panik.
Gun mendorong Mi Young untuk mengambil cincin miliknya. Gun menujuk ke suatu tempat dimana cincinya berada, "Disana..disana..disana". Mi Young bingung karena cincin berwarna silver itu itu terus berpindah tempat. Anjing-anjing kecil secara bergantian menendang cincin layaknya bola sepak.
Gun memarahi anjing yang menyepak cincinya hingga membuat benda itu kembali mengelinding jauh. Hahaha... konyol.
Mi Young sibuk mengejar kemana cincin pergi, hampir saja ia berhasil meraih benda bundar itu, tapi sayang meleset. Cincin masuk ke kandang besar dan berhenti di sebelah anjing ras Rottweiler yang sedang tertidur.
Sebisa mungkin Gun menghindari para anjing dan menyusul Mi Young. Wajahnya pias seketika ketika melihat anjing besar itu. Ia berbisik menyuruh Mi Young mengambil cincin. Mi Young terkejut menunjuk dirinya, "Aku?".
Gun mengaku tidak berani menyentuh anjing, "Kau ambillah. Aku takut. Cepat!". Mi Young juga merasa keder, anjingnya tampak menakutkan.
Yang terjadi kemudian, Gun memegangi badan Mi Young melewati pagar. Tangan Mi Young terulur berusaha meraih benda bundar berharga milik Gun.
Sedikit lagi, hampir sampai. Sayangnya, bukan cincin yang Mi Young dapat, tapi tangannya malah menyentuh mangkuk makanan anjing yang terbuat dari stainless dan membuat suara gaduh. Whoops...
Gun dan Mi Young terpaku kaget menunggu reaksi dari anjing berbulu hitam pekat itu. Perlahan kedua mata rottweiler terbuka. Dengan satu gerakan cepat, anjing jenis penjaga ini melompat melewati pagar dan mengejar 2 orang asing yang menganggu tidurnya.
Mi Young dan Gun lari terbirit-birit, mereka terpisah dan mengambil jalur yang berbeda. Gun menunjuk Mi Young, seakan menyuruh anjing untuk mengejar gadis itu saja. Sayangnya, anjing lebih memilih mengejar Gun. Mi Young dan Gun kembali bertemu, di persimpanan, terus berlari secepat yang mereka bisa.
Diantara rasa lelahnya, batin Gun berkata, "Apakah ini akan berakhir. Mengikuti nenek moyangku di umur 30 tahun-an", batin Gun diantara rasa lelahnya karena terus berlari, "Apakah ini akhir bagi kita. Ayah, kakek dan kakek buyut, dan kakek - kakek sebelumnya. Aku juga akan berakhir. Aku tidak bisa lari dari takdir".
"Tidak. Jika ini berakhir aku akan mati karena anjing". Gun menoleh ke Mi Young yang mampu berlari lebih cepat darinya, "Tapi. Siapa wanita ini?. Begitu cepat. Dia adalah wanita yang cepat".
Gun berusaha meraih pundak Mi Young, tapi gagal, "Tidak..mari kita pergi bersama-sama".
Malangnya, mereka malah terpojok di jalan buntu. Belum selesai mereka mengatur napas, terdengar suara gonggongan anjing yang mendekat ke arah mereka. Mi Young panik, "Tidak. Apa yang harus ku lakukan?".
Mi Young bersembunyi di balik punggung Gun ketika anjing itu semakin mendekat. Rottweiler terus menyalak. Gun mencoba menekan rasa takutnya, "Jangan khawatir, aku akan mengusirnya. Aku bisa melakukanya".
Gun tertawa menghilang rasa gugup dan takut yang bersarang di dada, "Brengsek. Kau harus di beri pelajaran". Gun melepaskan jas sebagai senjata untuk menghadapai rottweiler yang terus menyalak.
"Kau harus diberi pelajaran. Kemarilah, ayo", tangan Gun siap mengayunkan jas yang ia pegang. Tapi bagaimana bisa ia melakukannya dengan baik jika tangannya saja gemetaran, "Kemarilah", bentaknya nyaring.
Mi Young teriak ketakutan saat Rottweiler menerjang ke arah mereka. Oh, apa yang terjadi???...
Lanjut ke Sinopsis Fated To Love You Episode 1 Part 2
Udah nonton ep 1 .. sedikit tertarik sih, cuman masih di pending.. lebih enak baca sinop'a.
ReplyDeleteEntah kenapa ngerasa peran'a lee gun terlalu lebay-.- hehehe~ maklum, blm nntn versi asli'a
sama grace, kakak juga belum nonton versi taiwan. dan belum ada niatan untuk nonton versi aslinya... ntar malah ngebandingin lagi..hehehe...
DeleteAq uda ntn versi asli n koreanya di youtube tp subtitlenya gak ada..yg inggris sampe episode 5 aja...gmn cari subtitlenya mba..penasaran ni..aq uda ntn ampe episode 12..yg 13 lom keluar ya...emang brp episode si mba...infoin donk...ma kasih...
ReplyDeleteSaya biasa download di IDWS, jika belum jadi member silahkan register terlebih dahulu. Ini saya kasih link-nya.
ReplyDeleteLink versi taiwan : http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=34231
Link versi korea : http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=478657
Untuk versi korea, videonya berupa raw (tanpa sub). Biasa saya cari subtitlenya disini : http://subscene.com/subtitles/fated-to-love-you-woonmyungcheoreom-neol-saranghae.
Jika ingin nonton saja tanpa harus donwload terlebih dahulu, bisa di situs streaming dengan catatan subtitelnya inggris. Saya biasa nonton di sini, http://www.gooddrama.net/drama/search?key=fated+to+love+you&stype=drama&search_submit=Go.
Episode 13 baru tayang hari rabu, tanggal 13 agustus 2014. Rencana awal Fated to love you versi korea dibuat sampai 16 episode.