Selain memiliki tempat-tempat wisata yang indah, Indonesia juga memiliki museum-musem terbaik yang bahkan telah berdiri selama puluhan tahun. Museum-museum ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengisi waktu luang ataupun liburan sekaligus menambah pengetahuan. Berikut beberapa diantaranya.
1. Museum Gula Jawa Tengah
Indonesia mempunyai sejarah industri gula yang melegenda. Ekspoitasi besar-besaran kebun tebu oleh Belanda menjadikan negeri ini salah satu produsen gula tersubur di Asia Tenggara. Pabrik-pabrik gula bermekaran di banyak lokasi, dari jawa hingga sumatera. Di awal abad ke- 20, Indonesia juga mengenal nama Oei Tiong Ham, salah seorang konglomerat terkaya di dunia yang dijuluki Raja Gula Asia Tenggara. Untuk mempelajari sejarah gula nasional, Anda bisa mengunjungi Museum Gula Jawa Tengah yang berjarak sekitar satu kilometer arah timur candi prambanan. Museum ini menampilkan skema produksi gula mulai dari penanaman pohon tebu hingga proses pengolahannya. Dibangunannya yang terpecah menjadi empat ruangan terpanjang aneka alat produksi seperti perkakas kebun tebu, mesin-mesin pabrik, mesin jahit karung, timbangan, gerobak kayu, hingga lokomotif uap buatan Jerman yang digunakan untuk mendistribusikan gula ke Semarang dan Surabaya. Datang di periode Mei hingga September, pengunjung bisa menyaksikan upacara penggilingan tebu yang dimeriahkan pentas wayang kulit dan pemberiaan sesaji.
Museum ini berlokasi di Jl. Raya Jogja Solo Km. 25, Klaten, Jawa Tengah. Dengan harga tiket masuk Rp. 3.500
2. Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan & Teknologi
Sebagai negara yang memiliki ilmuwan penemu planet dan pemegang paten sistem 4G, sudah selayaknya Indonesia memiliki museum ilmu pengetahuan yang bonafide. Berlokasi di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, pusat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi atau yang biasa disebut IPTEK memajang aneka wahana yang berbasis teknologi dan ilmu fisika. Pengunjung bisa mempelajari konsep dan dasar sains, termaksud beragam aplikasinya di kehidupan. Museum IPTEK mengoleksi 250 unit alat peraga interaktif yang terbagi ke dalam 12 wahana, di antaranya Wahana Ilmu Dasar, Listrik, dan Magnet, Peniliti Cilik, dan Komputer. Selain di Jakarta Museum IPTEK juga bisa ditemukan di Bandung.
Museum ini berlokasi di Jl. Raya Taman Mini Indonesia Indah, Cipayung, Jakarta. Harga tiket masuk Rp. 16.500
3. Museum Ullen Sentalu
Berdiri sejak 1997, museum ini mengabadikan kekayaan budaya Jawa dari era Kerajaan Mataram. Kita bisa menemukan ruangan yang memamerkan koleksi berbeda. Diantaranya ruangan yang memamerkan batik-batik langka Indonesia, serta ruangan di bawah tanah yang memajang lukisan diri para tokoh Dinasti Mataram.
Museum ini tutup setiap hari senin. Lokasi museum ini berada di Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Dengan harga tiket masuk Rp. 25.000
4. Museum Pasifika
Diberi nama Psifika karena koleksinya adalah barang-barang seni dari kawasan Asia Pasifik. Bangunannya mengusung arsitektur Bali dengan halaman parkir yang luas ditambah taman hijau di sisi luar dan dalam. Interiornya terpecah ke dalam 11 ruang pamer yang memajang setidaknya 400 lukisan dan obyek seni yang dibuat oleh 140 perupa dari 20 negara. Beberapa seniman kondang yang memajang karyanya adalah I Nyoman Gunarsa, Rudolf Bonnet, Adrien-Jean Le Mayuer dan Theo Meier. Tak kalah menarik adalah benda-benda seni berbau etnik seperti patung ukuran raksasa, songket tua, dan lukisan kulit pohon yang didatangkan dari kawasan Indocina, Polinesia, Melanseia, dan Cina.
Lokasi museum ini berada Nusa Dua Resort, BTDC Area, Blok. P. Benoa, Bali. Harga tiket masuk Rp. 70.000
5. Museum Tsunami Aceh
Beberapa bencana begitu dahsyat hingga layak dikenang dalam wujud museum. Jika di Amerika terdapat Museum 9/11 di kawasan Ground Zero, di Aceh kita memiliki Museum Tsunami Aceh. Berdiri pada 2 tahun silam di atas lahan 10 ribu meter persegi, museum ini memiliki misi utama mengenang 240 ribu jiwa yang melayang akibat terjangan gelombang pasang pada tahun 2002 silam, sekaligus menyosialisasikan ke masyarakat tentang bencana tsunami. Bangunannya dirancang oleh arsitek muda berbakat Indonesia Ridwan Kamil. Konsepnya yang bertema "Rumah Panggung Aceh" berhasil memenangkan sayembara desain sekaligus menysihkan 60-an arsitek kompetitor.
Desain eksterior museum cukup atraktif, mirip panci anyaman berwarna cerah. Sementara di sisi dalam, kita bisa menemukan setidaknya dua ruangan menarik yakni lorong panjang dengan pancuran air terjun yang mengalir di kedua sisi tembok dan menghasilkan suara gemuruh layaknya ombak yang disebut oleh sang perancang sebagai "tunnel of sorrow", serta ruang berbentuk cerobong yang menjulang tinggi dan menampilkan nama-nama korban tsunami.
Museum ini berada di Jl. Iskandar Muda, Blang Padang, Banda Aceh. Pengunjung tidak dikenakan membayar tiket masuk.
6. Museum Kereta Api Ambarawa
Syahdan, Raja William I mendirikan stasiun kereta api di Ambarawa pada tahun 1873 guna memudahkan pengangkutan pasukan Belanda menuju Semarang. Pensiun beroperasi pada tahun 1970-an, stasiun kemudian beralih fungsi menjadi museum pada tahun 1976. Koleksinya mencakup 21 lokomotif kuno yang sebagian diparkir di halaman, di tambah telepon antik, peralatan pengirim sandi morse, telegram, dan sinyal serta furnitur-furnitur antik. Obyek andalannya adalah kereta api uap bergerigi buatan Jerman yang kini cuma tersisa tiga unit di dunia. Museum Ambarawa juga menawarkan paket wisata kereta uap berkapasitas 80 penumpang dengan rute sejauh sembilan kilometer menuju Stasiun Bendono.
Museum ini berlokasi di Jl. Stasiun No. 1. Ambarawa, Jawa Tengah dengan tarif tiket masuk Rp. 5.000
7. Museum Anak Kolong Tangga
Jauh sebelum kehadiran Play stations dan Xbox, godak sodor, congklak, kuda lumping dan ketapel merupakan permainan nomor satu anak-anak di Indonesia. Mainan-mainan ini memang low tech, tapi mereka bersifat kumukal, tidak individualis seperti game consule modern. Berada di lantai dasar Taman Budaya Yogyakarta, Museum Anak Kolong Tangga mengajak Anda bernostalgia ke masa kecil melalui ratusan mainan tradisional dari pelosok Indonesia seperti angklung, bakiak, layangan, kuda-kudaan hingga kayu pahat dari zaman majapahit.
Guna memikat publik, pengelola museum juga rajin menggelar pameran, contohnya pameran celengan yang diadakan Oktober lalu dan menampilkan 500 celengan tua yang sebagian merupaka artefak asli dari zaman majapahit. Museum Anak Kolong Tangga didirikan oleh Rudi Corens, seniman Belgia yang telah menjelajahi Indonesia selama 15 tahun guna mengumpulkan mainan-mainan tradisional koleksinya mencapai 4.ooo buah, namun sebagian kecil yang bisa ditampilkan akibat ketergantungan ruangan. Koleksi museum terus bertambah dan kini mencakup juga mainan anak nasional.
Museum ini berlokasi di Jl. Sriwedani No. 1, Tanan Budaya Yogyakarta dengan tarif tiket masuk Rp. 2.000
8. Museum Rekor Dunia Indonesia
Keinginan mencipatakan rekor merepresentasikan gairah kompetitif manusia untuk menjadi yang terbesar, tercepat, dan terbaik di segala bidang. Berkendara sekitar 12 kilometer dari Tugu Muda menuju kompleks kawasan industri Jamu Jago Semarang, kita akan menemukan Museum Roker Dunia Indonesia (MURI) yang mendokumentasikan berbagai pencapaian fenomenal yang dibukukan orang-orang Indonesia.
Sejak di mulai di tahun 1990. setidaknya 150 rekor telah tercipta, diantaranya rekor parade sinterklas terpanjang, penyalaan kembang api terlama, dan bedug terpanjang, sebagian bukan cuma bergelar rekor nasional, tapi juga international. Museum berusia 21 tahun ini diprakasai oleh Jaya Suprana, seorang penulis, pengusaha, sekaligus seniman. Dengan konsep mirip Museum Ripley's Believe It or Not!, MURI merupakan salah satu museum modern paling unik di Indoensia. Usai mengunjunginya, kita bisa melakoni tur ke museum tetangga, Museum Jamu Jago.
Museum ini berada di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 275, Semarang. Tanpa dikenai tarif tiket masuk.
9. Museum Jamu Nyonya Meneer
Dari Meksiko hingga Cina, dunia mengoleksi beragam pengobatan herbal. Di Indonesia kita mengenalnya dengan nama jamu. Didirikan pengusaha jamu nasional, Museum Jamu Nyonya Meneer memiliki misi menawarkan ke publik seluk-beluk industri jamu serta sejarahnya yang panjang di Indonesia. Bangunannya mengadopsi arsitektur rumah tradisional Jawa, sementara interiornya yang dibalut kayu memancarkan aura pendopo keraton. Koleksi museum antara lain foto-foto koleksi pribadi Nyonya Meneer, informasi seputar sejarah pembuatan jamu, serta berbagai alat produksi jamu tradisional.
Museum Jamu Nyonya Meneer terletak di Jl. Raya Kaligawa Km. 7, Semarang. Tanpa dikenai tarif tiket masuk bagi para pengunjung.
10. Museum Batik Danar Hadi
Inilah tempat terbaik untuk mempelajari sejarah batik Nusantara. Berdiri di kompleks Ndalem Wuryaningratan, Museum Batik Kuno Danar Hadi adalah museum swasta milik Santoso Doellah, pemegang merek dagang batik Danar Hadi. Di ruangannya yang mewah tersaji 700 kain batik kuno dari total 10 ribu koleksi museum. Kain-kain panjang ini dipajang terpisah sesuai jenisnya. Ada Batik Belanda, Batik Cina, Batik Jawa Hokaido, Batik Indramayu, Batik Sembagi, Batik Nitik, Batik Jambi, Batik Keraton, dan masih banyak lagi. Untuk lebih memahami mahakarya Indonesia ini, pengunjung bisa menyaksikan proses membatik tradisional di dapur Danar Hadi serta mengikuti kelas membatik dengan tarif mulai dari RP. 85.ooo per peserta.
Museum Batik Danar Hadi ini bertempat di Jl. Slamet Riyadi 261, Surakarta, Jawa Tengah. dengan harga tiket masuk Rp. 25.000
Salam dari kami, juragantidung dot com, agen wisata bahari kepulauan seribu
ReplyDelete