Pages - Menu

Tuesday, March 18, 2014

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 43 Part 1

Chae Won dan Se Yoon kesal melihat Chul Goo berada di depan gerbang rumah mie, terlebih lagi saat Chul Goo mengatakan Chae Won dan Se Yoon terlihat serasi seperti saudara kakak dan adik. Se Yoon bertanya apa maksudnya. Chul Goo tertawa lebar, "Aku juga penasaran apa maksudnya?. Aku cuma berkata kalian terlihat nyaman seperti hubungan kakak dan adik. Jangan perdulikan aku". 

"Berhenti bicara omong kosong dan pergilah", seru Chae Won geram.

Bukannya pergi, Chul Goo makin menjadi ia berkata kalau diperhatikan wajah Chae Won dan Se Yoon ternyata memiliki kemiripan. Lalu tertawa terkekeh. 

"Sekarang apa lagi yang kau katakan", ucap Se Yoon menekan emosi. 

Chul Goo mengadahkan tangan di langit, lalu meletakan tangannya di dada sembari berkata bahwa ketulusan hatinya begitu menyetuh sehingga mendapatkan pertolongan dari surga, "Bahkan surga tersentuh dengan tekadku untuk mencintai satu wanita saja. Perasaan ku campur aduk tentang hal ini dan ujung hidungku berdenyut-denyut seperti ingin menangis"

Chul Goo pasti akan terus mengoceh jika Do Hee tidak keluar rumah dan buru-buru menghentikan Chul Goo bicara lebih banyak. Ia menyuruh Chul Goo pulang sekarang. Sembari cengar-cengir, Chul Chul berkata sebenarnya ia berniat pulang, tapi karena perasaannya sedang senang maka ia sempatkan mampir lebih dulu. 

Do Hee menarik Chul Goo menjauh. Ia memperingatkan Chul Goo telah berjanji tidak akan mengungkapkan rahasia alam (jangan berkata apa-apa), "Jika kau mudah membuka mulut, kau akan disambar petir dan kilat. Tolong tutup mulutmu". 

"Ya..ya, baiklah aku akan pergi", ucap Chul Goo kemudian.

Chae Won memperhatikan mereka dengan tatapan heran dan bingung. Sebelum masuk mobil, Chul Goo pamit pada Chae Won seraya melambaikan tangan, "Dah. Aku akan menemuimu lagi". Lalu menatap Se Yoon dengan tatapan menantang. 

Do Hee menghampiri Chae Won. Se Yoon pamit sekali lagi pada Chae Won dan Do Hee. Setelah mobil Se Yoon pergi, Chae Won langsung tanya apa yang bibinya bicarakan dengan Chul Goo. Do Hee gelagapan berbohong dengan bilang hanya menanyakan kesehatan Chul Goo saja. Tidak ada yang penting. Tapi dasarnya orang salah, selalu takut jika perbuatannya terbongkar. Do Hee buru-buru pergi sebelum Chae Won mengajukan pertanyaan lainya. 

Chul Goo pulang kerumah dengan perasaan berbunga-bunga. Berteriak-teriak memanggil ibunya. Young Ja kesal dengan sikap Chul Goo yang aneh. Chul Goo berkata bagaimana pun juga ia di takdirkan akan hidup bahagia bersama Chae Won. Tanpa keraguan lagi karena surga memihaknya. 

"Apa yang kau bicarakan?", tanya Young Ja melongo. 

"Aku tidak bisa bilang karena aku tidak boleh mengungkapkan rahasia alam, tapi dalam waktu dekat Chae Won akan kembali pada kita. Jadi, ibu harus mempersiapkan kedatangannya dengan baik". 

"Maksudmu, apa Chae Won berencana kembali padamu?". 

Chul Goo menganguk penuh keyakinan. Sudah diprediksi dengan pasti, Chae Won akan kembali padanya. "Tidak mungkin dia tidak kembali". 

Young Ja kesal karena juga tidak mengerti, katakan lah sesuatu yang bisa membuatnya paham. Chul Goo tetap tidak mau memberi tahu, semakin banyak tahu maka akan semakin banyak terluka. Lebih baik hentikan pembicaraan ini sampai disini saja. Chul Goo lalu bersorak kesenangan. Sementara Young Ja hanya bisa bengong.

Meski hatinya masih dirundung sedih, Choon Hee tidak lupa memberikan kakek minuman herbal. Kakek berkata seharusnya yang meminum ramun ini bukan dirinya, melainkan Choon Hee, karena wajah Choon Hee terlihat sangat lelah dan tirus akhir-akhir ini, "Apa ada sesuatu yang menganggumu?". 

Choon Hee menggeleng, "Tidak ada. Tapi ayah, kupikir ayah harus pergi kerumah sakit". 

"Kurasa aku masih bisa menahan sakitnya", ujar kakek masih bersikeras. Lebih baik kita tetapkan pernikahan Chae Won secepatnya. Rasanya aku tidak punya waktu banyak lagi. Sebelum aku mati, aku ingin melihat Chae Won menikah dengan pasangannya. Kudengar kau dan keluarga besan memiliki hubungan yang baik. Jadi diskusikan dengan mereka dan tentukan tanggal pernikahannya".  

Choon Hee kembali ke kamar. Permintaan kakek barusan membuatnya semakin sedih. Kalau sudah begini apa yang bisa ia lakukan?. 

Se Yoon pulang kerumah, diruang tengah presdir Lee dan Sol Jo sedang minum teh. Kedua orang tua itu menyakan hal yang berbeda. Presdir Lee bertanya apakah Se Yoon baru saja mengantarkan Chae Won pulang. Dan yang ditanyakan Sol Joo adalah, apa Se Yoon bertemu dengan Choon Hee. Se Yoon berkata sejujurnya, Ia hanya mengantar Chae Won hingga pintu gerbang, tanpa sempat masuk ke dalam rumah. Karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan.
 
Sol Joo menghela napas lega (masih selamat kau kali ini). Se Yoon hendak pergi ke kamar, tapi ia ingat sesuatu dan bertanya pada Sol Joo, "Apa ibu kebetulan tahu dimana keberadaan putra ibunya Chae Won?". 

"Apa yang kau bicarakan?", tanya Sol Joo terbata. 

"Kudengar ibu dan ibunya Chae Won melahirkan diwaktu yang sama di sebuah klinik bersalin 30 tahun yang lalu", jelas Se Yoon. 

"Dari mana kau mendengar itu?", tanya Sol Joo dipernuhi rasa ketakutan. 

"Aku mendengar langsung dari ibunya Chae Won, saat makan malam bersamanya tempo hari. Sepertinya Chae Won juga tidak tahu. Aku penasaran bagaimana itu bisa terjadi".

Presdir Lee menjawab bayi Choon Hee meninggal tak lama setelah dilahirkan. Suami Choon Hee meninggal lebih dulu karena kecelakaan. Musibah yang beruntun menimpa Choon Hee sempat membuatnya kehilangan pikiran (terguncang). Dulunya, Presdir Lee berpikir Choon Hee tidak akan pernah bangkit dan membangun keluarga lagi. Se Yoon terlihat prihatin, selama ini ia mengenal calon ibu mertuanya itu sebagai wanita yang ceria, bahagia dan penuh semangat. Tapi ternyata dia memiliki masa lalu yang menyedihkan. 

Sol Joo memalingkan wajah, di penuhi dengan rasa ketakutan. Dengan alasan ingin beristirahat, Sol Joo pergi ke kamar dan menghindari pembicaraan ini. Se Yoon menatap bingung, melihat sikap ibunya tiba-tiba kembali aneh.  

Dikamar, Sol Joo meminum pil penenang untuk menghilangkan rasa gugup. Meski  begitu, tetap saja rasa takut dan perasaan bersalah di kejar dosa tidak bisa hilang dengan mudahnya.

Bong Soo mengantar Kang Sook hingga di depan pintu gerbang rumah mie. Ia ingin tahu kenapa Kang Sook bercerai. Kang Sook menjawab kalau mantan suaminya tidak bisa mencari nafkah dengan baik dan kepribadian mereka tidak cocok satu sama lain, karena itulah ia memutuskan bercerai. 

Bong Sook mendesah, "Jadi begitu?". Kang Sook menduga pasti Bong Soo merasa sangat kecewa dengan dirinya. Bong Soo berkata tidak seperti itu, hatinya terasa ikut sakit memikirkan Kang Sook hidup menderita selama ini. Bukan karena kecewa seperti yang Kang Sook pikirkan. 


Kembali Kang Sook di buat terpesona. Kata-kata yang Bong Soo ucapkan benar-benar menyentuh hati. Khawatir di lihat anggota keluarga mie yang lain, Kang Sook minta Bong Soo untuk pulang. Bong Soo berkata akan pergi setelah melihat Kang Sook masuk. Akhirnya mereka hompimpa.

Kang Sook menang. Terpaksa Bong Soo harus pergi, "Sook-ah, tidur yang nyenyak", Bong Soo mengecup jarinya sendiri lalu menempelkannya ke bibir Kang Soo, sebagai ucapan selamat malam. Lalu pergi dengan berjalan mundur, tersenyum dan melambaikan tangan pada Kang Sook. 



Kang Sook semakin dibuat klepek-klepek dengan sikap manis Bong Soo. Ia memandang Bong Soo hingga menghilang di persimpangan jalan. Saking terpesonanya, Kang Sook tidak menyadari Ki Choon jalan perlahan-lahan menghampirinya dan berbisik ke telinga Kang Sook, "Apa yang kau lakukan disini?". 

"Ya, tuhan kau menakutiku", seru Kang Soo terkejut, refleks tangannya memukul wajah Ki Choon. 

"Istri sialan ini. Dari mana saja kau seharian dan pulang selarut ini?. Apa kau tahu jam berapa sekarang?", ucap Ki Choon menyentuh wajahnya yang kesakitan.

"Dengar Tuan Ki Choon. Namaku bukan "Istri sialan", tapi Gang Kang Sook. Kenapa kau mengganti nama yang bagus dan memanggilku dengan istri sialan. Dan juga, bagaimana bisa aku istrimu?. Kita sudah bercerai sejak musim dingin lalu", balas Kang Sook nyolot. 

(Udah lama cerai, tapi kenapa juga masih tinggal serumah. Aneh!!!). 

Ki Choon penasaran apa yang membuat kepercayaan diri Kang Sook bertambah besar. Terlebih lagi saat melihat pakaian yang dkenakan mantan istrinya itu, "Lihat kau juga berdandan. Apa kau sedang berselingkuh di belakangku?". 

"Memangnya kenapa kalau aku selingkuh?", tantang Kang Sook. 

Ki Choon mencibir sekaligus tidak percaya, lelaki waras mana yang akan memilih janda anak satu seperti Kang Sook. Karena itulah Ki Choon bersedia terus tinggal bersama Kang Sook meski sudah bercerai. 

Kang Sook kesal, "Apa katamu?". Ki Choon membentak, "Ayo, cepat masuklah!", lalu melangkah masuk ke dalam. Kang Sook kesal bukan main, bagaimana ada lelaki tak bermatabat dan rendahan seperti Ki Choon. Berbeda jauh dengan Bong Soo. 

Beban pikiran membuat Choon Hee jatuh sakit. Chae Won merawat ibunya bersama Hyo Dong yang juga sangat mengkhawatirkan istrinya itu. Chae Won berkata siang tadi ibunya Se Yoon yang kurang sehat. Kini malamnya, Choon Hee yang jatuh sakit, "Aku tidak tahu apa yang membuat mereka jatuh sakit secara bergantian". 

Hyo Dong menyarankan Choon Hee dari pada memendamnya di dalam hati, lebih baik Choon Hee memberitahu dimana anak kandung Choon Hee tinggal. Hyo Dong bersedia mencari dan membawa pulang anak itu. (Seandainya, dia tahun anak kandung Choon Hee itu siapa).

"Membawa siapa, ayah?", tanya Chae Won bingung.  

"Itu...seseorang yang akan menjadi kakakmu", jawab Hyo Dong. 

"Kakak!". 

Pembicaraan ini semakin membuat Choon Hee pusing. Ia memohon pada mereka untuk berhenti membicarkan hal itu. Hyo Dong heran, cepat atau lambat Chae Won juga akan mengetahuinya. Hyo Dong ingin berkata bahwa Choon Hee sebenarnya memiliki seorang putra. Tapi sebelum kata itu terucap, Choon Hee lebih dulu memotong, "Tolong hentikan". 

"Baiklah", ucap Hyo Dong menurut melihat wajah Choon Hee yang tampak tekan. 

Chae Won merasa bingung dan penasaran. Choon Hee menghela napas berat. Belum siap mengatakan yang sebenarnya,  entah sampai kapan dia berniat menyimpan semua ini sendirian. 


Kang Jin terus melatih suaranya menjelang rekaman. Sang istri, Ki Ok turut mengiringi dengan alunan petikan piano. Usai bernyanyi, Ki Ok bertepuk tangan memberikan pujian bahwa suaminya itu bernyanyi dengan bagus. Tak lupa Ki Ok memberikan ramuan telur setengah matang sebagai suplemen agar suara Kang Jin selalu dalam kondisi prima.

Kang Jin yakin lagu andalannya kali ini akan sukses dan menjadi hits. Ia akan memberikan yang terbaik untuk Ki Ok dan mendapatkan restu dari kakek dan nenek, serta mendapatkan julukan "Menantu terbaik". 

Bahkan jika lagu Kang Jin tidak sukses, bagi Ki Ok, Kang Jin tetaplah sosok suami yang terbaik untuknya. Kang Jin tersenyum dengan sanjungan Ki Ok. Ia harap Ki Ok tetap berpikiran seperti itu selama sisa hidup mereka. 

Young Ja bersiap tidur dan memakai masker ketika Chul Goo menyerbu masuk dan berteriak dengan suara riang. Young Ja heran kenapa Chul Goo terlihat begitu bersemangat sekali. Chul Goo menunjukan lembaran kertas yang ia bawa, dimana tertulis perjanjian sumpah yang telah ia tulis. 

"Aku akan mengirim video pada Chae Won. Ibu bersumpahlan dengan mengangkat tangan. Dan lepaskan masker itu, ibu seperti hantu", ujar Chul Goo sembari menarik masker yang menempel di wajah ibunya.

Young Ja tak mengerti, ada apa dengan Chul Goo kenapa malam-malam begini memintanya untuk bersumpah. Young Ja meraih kacamata dan mulai membaca tulisan yang tertera di atas kertas. 

1. Aku, Bang Young Ja, akan mengijinkan  Min Chae Won menjadi menantuku lagi, dan tidak pernah menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah.

2. Aku, Bang Young Ja, akan mengijinkan Min Chae Won dan putraku pindah dari rumahku, tapi mereka harus mengunjungiku satu kali sebulan. Dan juga aku tidak akan pernah meminta uang pada mereka. 


"Hei!. Apa yang kau pikirkan", protes Young Ja keberatan. 

"Jika ibu berjanji tidak akan pernah melakukan hal-hal yang pernah ibu lakukan dulu, maka Chae Won akan kembali padaku". 


"Jadi, kau membuat ibumu harus bersumpah". 

Chul Goo berkata sekarang ini adalah saat-saat penting. Jika saat ini, Chul Goo tidak bisa mengubah pikiran Chae Won maka akan sulit untuk mendapatkan Chae Won untuk selama-lamanya. Young Ja bertanya memangnya sepenting apa sekarang ini. Chul Goo belum bisa memberitahu sekarang, ia hanya minta ibunya mau berkerja sama dengan mengucapkan sumpah. 

"Aigo..ini benar-benar menjijikan dan sepele. Jadi, kau membuat ibumu yang tua ini harus bersumpah supaya kau mendapatkan istri, hah..begitu!", omel Young Ja 

"Jika ibu tidak ingini putra ibu satu-satunya menua sendirian, maka bantulah aku ibu", rengek Chul Goo memelas. 

Young Ja pusing, merasa muak dengan semua ini. Dengan berat hati ia mengikuti permintaan Chul Goo, "Lalu sekarang apa yang harus ibu lakukan?". 

Chul Goo memberi intruksi, "Angkat tangan kanan ibu. Baca semuanya dengan jujur dan tulus. 


Young Ja mengikuti apa yang Chul Goo katakan, sementara Chul Goo sibuk dengan ponselnya. Merekam apa yang Young Ja lakukan yang nantinya video tersebut akan ia kirimkan pada Chae Won. 

Dengan memasang wajah memelas, Young Ja menghadap ke arah kamera dan berkata, "Orang bilang tidak ada orang tua yang bisa mengalahkan anak mereka. Baik siang ataupun malam, saat dia tertidur ataupun bangun. Dia duduk ataupun berdiri, yang Chul Goo lakukan hanyalah terus memikirkanmu. Aku saksi kesetian Chul Goo terhadapmu.

Suara Young Ja meninggi, suara memelasnya berubah menjadi omelan, "Tapi, kau benar-benar sulit! Pada titik ini, kau harus dengarkan Chul Goo dan datanglah. Berapa lama kau terus keras kepala begitu? Apa kau akan membuatku melakukan sesuatu seperti sekarang ini?"

"Cut...cut..cut...ibu!", tegur sang sutradara Chul Goo.


Chae Won sedang menyusun tempat tidur saat ponselnya menerima pesan video. Ia membukanya dan tampaklah wajah Chul Goo di layar ponsel. Chul Goo berkata ada sesuatu yang ingin ibunya katakan. Ia minta Chae Won mendengarkan baik-baik. 


Wajah Young Ja muncul kemudian. Dengan senyum manis ia menyapa Chae Won, lalu mengucapkan sumpah yang tertera di lembar kertas. Tanpa menunggu waktu lama, Chae Won menutup pesan video tersebut, "Apa lagi yang mereka lakukan sekarang?", ucapnya menghela napas kesal. Lalu menghubungi nomor ponsel Chul Goo. 


Chae Won bertanya sebenarnya apa lagi yang Chul Goo lakukan saat ini. Chul Goo berkata sudah mempersiapkan banyak hal untuk mempertunjukan video tadi pada Chae Won. Rekamana video yang ia kirim, merupakan hasil kerja kerasnya dalam membujuk ibunya, "Kali ini aku yakin, ibuku memiliki niat untuk menjadi ibu mertua terbaik se- Korea. 

Chae Won marah, "Dengar!. Apa kau mempunyai harga diri?. Berapa lama lagi kau akan terus melakukan hal ini?". 

"Tidak lama lagi. Karena kau dan Se Yoon tidak bisa bersatu bagaimanapun juga", sahut Chul Goo. 

Chae Won bertanya apa maksud perkataan Chul Goo. Chul Goo tersenyum dan bilang maksud perkataanya adalah... tapi ia enggan mengatakan hal yang sebenarnya, karena tidak menjadi menarik lagi bagi pria yang terlalu banyak bicara. Chul Goo hanya berkata tunggu sebentar lagi, Chae Won pasti akan mengetahui apa maksud perkataannya. 

"Apa kau tahu rahasia yang aku tidak tahu?", tanya Chae Won makin penasaran. 

"Aku tidak bisa berkata lebih banyak lagi. Hari ini pembicaraan kita cukup sampai disini.  Tidur yang nyenyak, sayang", kata Chul Goo menutup percakapan. 

Chae Won tentu saja tak mengerti sekaligus penasaran, sebenarnya apa yang terjadi. Tapi pasti lebih pada rasa takut akan berpisah dengan Se Yoon. 


Pembicaraan dengan Chul Goo barusan membuat rasa kantuk Chae Won hilang. Ia berjalan keluar halaman untuk menghirup udara segar sekaligus menjernihkan pikiran. Disana ia melihat Choon Hee duduk sendirian, "Kenapa ibu berada di luar dan belum tidur", guman Chae Won heran. 

Perlahan ia berjalan mendekat, langkahnya terhenti saat mendengar suara isak tangis Choon Hee. Choon Hee meluapkan kesedihannya dengan menangis terisak - isak sembari memukuli dadanya yang terasa sesak. Pemandangan yang menyedihkan.

Chae Won berdiri mematung, menatap dari jauh turut merasa sedih melihat ibu yang ia sayangi menangis sedih seperti sekarang ini. 


Pagi hari. Joo Ri mengajukan proposal penambahan 1 milyar won untuk pemasaran dan biaya produksi. Young Ja tentu saja keberatan, 4 milyar sudah di habiskan untuk pemasangan produk mie baru mereka, dan kini perlu tambahan 1 milyar lagi?. 

Joo Ri meyakinkan akan memperoleh keuntungan yang besar dari bisnis ini, yang perlu mereka lakukan sekarang adalah membangun image yang baik di mata konsumen. Young Ja menilai ini terlalu beresiko, Joo Ri bahkan belum mampu membayar produksi di pabrik mie. Ditambah Joo Ri juga di haruskan membuat surat kesanggupan untuk bisa segera melunasi biaya produksi. 

"Bagaimana bisa ibu berkata seperti itu saat ibu sudah melihat hasil penjualannya. Mie kita sukses besar", ujar Joo Ri bersikukuh. 

"Itu benar. Tapi kau meminta lebih banyak dari yang ibu duga", 

Joo Ri bersikukuh dengan pendapatnya. Tanpa melakukan restrukturisasi besar, mereka tidak bisa mengejar ketertinggalan dengan perusahaan Se Yoon hanya dengan iklan, "Kita sudah sejauh ini, sekarang kita tidak bisa kembali", 

Young Ja menghela napas pasrah, "Baiklah. Ibu akan meminta penasehat keuangan untuk mengajukan pinjaman pada bank". 

"Setelah kita mencuri produk baru mereka, mereka sekarang dalam kekacauan. Dengan kesempatan ini, aku akan menghancurkan Se Yoon", tekad Joo Ri penuh dendam. 

Se Yoon mengundang Chae Won bersama Ki Choon dan Ki Moon untuk datang ke perusahaan. Ki Choon bertanya hal penting apa yang ingin Se Yoon bicarakan dengan mereka. Se Yoon ingin tahu apakah Ki Moon dan Ki Choon bisa membangun Teknologi Kemitraan. Karena pabrik rumah mie kecil, maka Se Yoon ingin memproduksi mie premium buatan Chae Won di pabrik perusahaan miliknya. Tentu saja dengan mengikuti standar pembuatan dari rumah mie. 

Tidak cuma-cuma Se Yoon menawarkan imbalan royalti dari setiap hasil penjulan mie premium yang menggunakan teknologi buatan Chae Won. itulah yang dimaksud dengan Teknologi Kemitraan. Kedua paman Chae Won tidak menolak, justru mereka senang. Tidak pernah terbayang bahwa mereka bisa melangkah sampai sejauh ini. Jika kata sepakata telah di dapat, Se Yoon akan segera menyiapkan dokumen untuk mereka tanda tangani. Chae Won serta ke dua paman-nya, menerima tawaran Se Yoon ini dengan tangan terbuka. 


Bel pintu rumah Sol Joo berdenting. Bibi melihat dari layar monitor siapa yang datang. Yang rupanya adalah Choon Hee. Bibi bertanya pada Sol Joo, haruskah ia membukakan pintu teman Sol Joo. 

"Teman yang mana?", tanya Sol Joo menatap layar monitor yang menampilkan wajah Choon Hee, "Bukalah", ucapnya kemudian. 

Choon Hee masuk, tanpa senyum dan sikap ramah seperti biasa, langsung ke pokok permasalahan, "Aku datang karena ada sesuatu yang harus aku katakan padamu". Mengetahui arah pembicaraan Choon Hee. Sol Joo menyuruh bibi untuk pergi ke pasar, hal itu dimaksudkan agar ia dan Choon Hee bisa lebih bebas bicara tentang rahasia yang telah tersimpan selama 30 tahun lamanya. 

Beda dengan sikap sebelumnya, Sol Joo bersikap lebih ramah dan mempersilahkan Choon Hee duduk. Sol Joo berkata, wajah Choon Hee terlihat suram. Dada Choon Hee naik turun menahan rasa amarah, "Anggap saja sebagai sebuah keberuntungan, karena aku tidak menjadi gila...dan tampak baik-baik saja di depanmu"

Tak ada yang bisa Sol Joo katakan selain, "Maafkan aku...Maafkan aku..". 

Tadinya, Sol Joo berpikir jika Choon Hee akan langsung mengatakan pada Se Yoon setelah mengetahui kebenarannya. Mulanya Choon Hee akan melakukannya, jadi apa Sol Joo sekarang ingin berterima kasih karena ia telah menutup mulut. 

"Aku tidak berniat untuk  merahasiakan ini sendiri. Kau pikir aku harus menutup mulutku demi siapa?. Saat seluruh darah di tubuhmu mengering dan hatimu mengerut, aku akan mengatakannya. Aku menahan diri sampai saat itu tiba. Kau harus merasakan hal yang sama sampai sejauh itu. Tidak menyenangkan jika kau ungkap semuanya dengan mudah". 

(Choon Hee begitu marah hingga ingin membuat Sol Joo menderita dengan menanggung rahasia yang akan membuat dia terus merasa bersalah dan dikejar-kejar dosa). 

"Kau benar-benar kejam", ucap Sol Joo tak percaya. 

"Kejam?. Kau bilang aku kejam??. Kau mengambil anak ku dan membuat seluruh hidupku jadi sebuah kebohongan. Kau bilang aku kejam?. Apa kau masih waras???', ucap Choon Hee marah. 


Sementara itu, Chae Won baru tiba di pintu gerbang rumah Se Yoon dan berpapasan dengan bibi yang akan pergi ke pasar. Chae Won bertanya apa ibu Se Yoon ada dirumah. Bibi mengiyakan, tanpa berkata Sol Joo mempunyai lain. Bibi pamit pergi pergi ke pasar dan mempersilahkan Chae Won untuk masuk. 

Chae Won memasuki halaman rumah Se Yoon, sembari memikirkan perkataan Sol Joo, "Jika ada alasan kalau kalian berdua benar-benar tidak bisa bersama, bisakah kau menyerah terhadap  Se Yoon?"




Kembali ke ruang tengah, Sol Joo tidak berniat menyembunyikan rahasia ini lebih lama. Sebaliknya, ia akan mengatakan semuanya pada Se Yoon, "Kupikir aku tidak bisa hidup seperti ini  lebih lama lagi". 

"Aku hidup seperti itu (menderita) selama 30 tahun, dan kau mengeluh hanya karena kau merasa terganggu selama beberapa hari ini". 

"Choon Hee - ah". 

"Aku yang akan mengatakan pada putraku. Jadi Onnie, kau tutup saja mulutmu". 

Bukannya Sol Joo tak mengerti perasaan Sol Joo. Tapi jika ini memang benar-benar demi Se Yoon, bukankah yang terbaik mereka tetap menutup mulut dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. (Berbanding terbalik dengan apa yang ia katakan tadi, yang ingin mengungkapkan kebenaran. Plin plan amat).

"Apa?", seru Choon Hee terkejut tidak percaya

"Jika Se Yoon mengetahui kalau kau  adalah Ibu kandungnya, maka Se Yoon dan Chae Won tidak bisa menikah. Jika jadi seperti ini, ini akan melukai mereka berdua. Meskipun Se Yoon adalah putramu, Chae Won masih tetap putrimu". 

Choon Hee bangkit dari tempat duduk dengan marah, "Tidak bisa di percaya....tidak seorangpun bisa mengikuti pikiranmu. Maksudmu, aku harus merahasiakan hal ini dari Chae Won". 

"Bukan itu maksduku, Choon Hee-ah. Jangan marah dan dengarkan apa yang ingin aku katakan. Aku tidak mengatakan kau harus merahasikan hal ini dari Chae Won. Ini adalah keputusanku setelah memikirkannya selama berhari-hari", ucap Sol Joo membela diri. 
Kedua ibu ini terus berdebat, tanpa menyadari Chae Won masuk ke dalam rumah dan mendengarkan pertengkaran mereka. 
"Itukah keputusan akhirmu yang sudah kau pikirkan?!", bentak Choon Hee. 
"Jika kebenaran bahwa Se Yoon adalah putramu terungkap, apa sebenarnya yang ingin kau dapatkan?. Apa ada hal lain lagi selain memberi luka pada anak-anakmu (Se Yoon dan Chae Won)", tanya Sol Joo menyudutkan, seolah semuanya ini kesalahan Choon Hee. 

Chae Won terbelalak terkejut, kebenaran yang baru saja ia dengar bagaikan petir di siang bolong. Ia berdiri membeku mendengarkan pertengkaran mereka.


"Kau benar-benar tidak tahu malu. Jadi maksdumu adalah, aku harus membiarkan putraku yang tidak bersalah di bawa lari dariku, dan mendengarnya memanggilmu dengan sebutan ibu seumur hidupnya?", sergah Choon Hee emosi. 

Sol Joo hampir menangis ketika berkata bersedia pergi ke Amerika jika Choon Hee tidak menyukai kehadirannya di sekitar Se Yoon, "Aku akan pergi ke Amerika. Kau bisa tinggal dengan Se Yoon (setelah Se Yoon menikah dengan Chae Won)". 

"Berhenti berkata seperti itu", bentak Choon Hee semakin tinggi. 

"Jangan marah. Jangan marah Choon Hee, dan kita bicara dengan suasana lebih tenang. Pikirkan ini baik-baik". 

Choon Hee menangis marah, tidak rela Se Yoon dicuri untuk kedua kalinya, "Berhenti bicara omong kosong. Bagaimanapun aku akan mendapatkan putraku. Jadi, berhenti memiliki harapan yang tidak perlu seperti itu!". 

Choon Hee mengambil tas dan berbalik pergi. Saat itulah ia melihat keberadaan Chae Won ditengah-tengah mereka, "Chae Won-ah", seru Choon Hee syok, sama dengan Chae Won yang juga syok mendengar pertengkaran mereka. 

"Kapan kau datang kesini?", tanya Sol Joo tak kalah terkejut. 

"Maafkah aku. Aku pergi dulu", ucap Chae Won linglung lalu pergi. 

"Chae Won-ah...Chae Wo-ah...", seru Choon Hee panik, mengejar Chae Won keluar. 

Sol Joo terduduk lemas, menangis tersedu, "Sekarang....sekarang...semuanya sudah berakhir..sudah berakhir".

Choon Hee berhasil mengejar Chae Won di luar, ia meminta Chae Won untuk bicara berdua sebentar, "Kau pasti sangat terkejut, kan?. Apa kau baik-baik saja?". 

Chae Won menangis syok, "Aku berpikir apa yang menganggu pikiran ibu. Tapi..bagaimana bisa begini, bagaimana bisa ini terjadi".

"Maafkan ibu. Karena Ibu bodoh, sesuatu seperti ini terjadi". 

"Aku... aku tidak bisa percaya ini. Ini tidak mungkin!", Chae Won lari meninggalkan rumah Se Yoon. Choon Hee mengejar di belakang.


Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 43 Part 2
Komentar : 
Apa jadinya ini. Situasi sekarang benar-benar sulit. Tak adil rasanya, bagi Choon Hee jika Se Yoon tidak mengetahui siapa ibu kandung yang sebenarnya. Tapi, jika kebenaran ini terungkap, bagaimana nasib Se Yoon dan Chae Won. Apakah mungkin bagi saudara tiri untuk menikah???

7 comments:

  1. yeeeee!!! aku yg pertama coment:D (siapa yg tanya?!? wkwk) mba nuriku yg cantik makasih ya udah di posting walaupun agak telat tapi aku tetap bersyukur karena mba nuri masih melanjutkan sinopsis ini:* thank you mba nuri:* oh ya, lupa mempernalkan diri, nama aku lia mba hehe:) salken ya mba:) tetep lanjut ya mba aku ceknya tiap hari looo:p:D ayo fighting mba nulisnya:D part 2 nya besok ya mba hehe:D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Lia salam kenal.... Part 2 nya gak janji ya bisa di posting kapan, diusahakan secepatnya... :0

      Delete
    2. ok dehh mba gpp:D secepatnya ya mba dibikin mba nuriku yg cantik;;) hehe! soalnya gk sabar nihh:D
      -lia-

      Delete
    3. ohh, iya mba lupa tanya hehe:D mba nonton videonya dimana sih mba, aku pengen liat banget soalnya, dari dulu aku cari-cari gk pernah dapet, di youtube juga cuma previewnya doang mba itupun gk lengkap-_-
      -lia lagi mba:D-

      Delete
  2. makasih 1000x buat mbak yg msh nyempetin buat lanjutan sinopsis ini ...^^ smoga sehat slalu ( FITRI )

    ReplyDelete
  3. yeeeayyyy.. akhinya datang lg sinopsisnya. mksh y mbk nuri yg baik.. aq teteup kekeuh nungguin sampe akhir y. semangat!!
    -dewi-

    ReplyDelete
  4. yeach semangat..biarpun lamaaaa banget sinop x keluar.tp lanjut trs mba.. \^o^/

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)