Episode 8
Pengadilan Untuk Iblis
= Dalam drama ini, situasi penjara yang sebenarnya dilebih-lebihkan untuk kepentingan drama =
Woo Jin mundur ketakutan saat melihat Jo Bong Hak berjalan mendekatinya. Ia benar-benar tak percaya bagaimana bisa orang yang ia pikir telah ia bunuh berada di depannya. Jelas-jelas ia telah menembak Bong Hak 7 tahun lalu. Jo Bong Hak yang maju perlahan mendekati Woo Jin dan menyebut Woo Jin sebagai pembunuh.
Dari arah belakang, dokter klinik menjerat leher Woo Jin dengan tali gantungan, tali yang biasa di gunakan untuk eksekusi pidana mati. Bong Hak menaikan tombol yang membuat papan tempat Woo Jin berpijak jatuh ke bawah. Woo Jin terjatuh kebawah dengan tali menjerat lehernya.
Bong Hak hanya menatap dingin melihat kaki Woo Jin yang berusaha mencari tempat pijakan. Sementara kedua tangannya memegangi tali itu agar tidak benar-benar mencekik lehernya. Woo Jin ingat kejadian 7 tahun lalu dan berkata kalau saat itu ia benar-benar melihat sendiri Bong Hak yang terjatuh di tanah setelah tertembak 2 kali.
"Salah", ujar Bong Hak yang membawa kita flashback ke 7 tahun lalu.
7 tahun lalu, Woo Jin memang menembak Bong Hak 2 kali. Alasan Woo Jin menembak Bong Hak karena ia mengira Bong Hak yang bertanggung jawab atas kematian Seung Hee. Woo Jin menjatuhkan pistolnya setelah menembak Bong Hak. Dan saat itu Bong Hak masih bisa bergerak seakan ingin mengatakan sesuatu pada Woo Jin.
Tiba-tiba kembali terdengar suara letusan pistol. Peluru kembali bersarang di tubuh Bong Hak untuk yang ke - 3 kalinya. Woo Jin terkejut dengan suara tembakan itu menoleh ke arah belakang. Orang yang terakhir kali menembak Bong Hak adalah anak buah presdir Kim. Flashback end.
Woo Jin berkata bukan ia yang menembak Bong Hak untuk ke-3 kalinya. Bong Hak bertanya, "Kau ingat sekarang?. Siapa dia?. Orang yang mengambil kasetnya?". Woo Jin tak mengerti kaset apa. Bong Hak menoleh pada dokter yang kini berdiri di dekat tombol tali. Ia menekan tombol naik yang membuat Woo Jin semakin tercekik.
Ingatan Woo Jin kembali melayang ke peristiwa 7 tahun lalu. Di rimbunya semak-semak, anak buah presdir Kim memberikan amplop pada Woo Jin dan memberi kode pada Woo Jin untuk segera "menghabisi" Bong Hak.
Dokter menekan tombol turun dan jeratan di leher Woo Jin sedikit longgar. Sebelum mengatakan apa yang ia ingat, Woo Jin bertanya pada Bong Hak, "Apa kau yang menyakiti Seung Hee?".
"Orang itu bilang aku memperkosa Seung Hee, kan?. Kau begitu percaya padanya karena kau di butakan dendam. Tapi itu salah. Kau pembunuh. Siapa yang mengambil kaset itu?. Siapa?".
Woo Jin menjawab tidak tahu, benar-benar tidak tahu. Bong Hak menatap dokter dan dokter langsung tanggap menekan tombol yang membuat tali kembali menjerat leher Woo Jin. Diantara rasa sakitnya, Woo Jin mencoba mengingat.
7 tahun lalu Woo Jin pernah menangani kasus presdir Kim. Posisi presdir Kim saat itu sebagai tersangka. Presdir Kim memberikan foto Bong Hak dan mengatakan kalau Bong Hak yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Seung Hee.
Presdir Kim berkata akan memberitahu dimana Bong Hak berada dengan imbalan Woo Jin harus membebaskan dirinya dari dakwaan. Woo Jin yang sudah di butakan dendam tak peduli lagi dengan syarat yang di ajukan dan bersedia membantu presdir Kim dengan melenyapkan bukti-bukti suap yang di lakukan presdir Kim.
Bong Hak bertanya lagi siapa yang mengambil kaset itu. Woo Jin tetap menjawab tidak tahu. Bong Hak mendesak agar Woo Jin mengingatnya, "Banyak orang tak berdosa terbunuh karenamu!. Coba ingat-ingat. Siapa yang mengambil kasetnya!", ujar Bong Hak memukul wajah Woo Jin.
Dokter ikut kesal dan menekan tombol narik. Tali yang melingkar di leher Woo Jin kembali menjerat lehernya. Tali itu mengencang dan tiba-tiba putus. Tubuh Woo Jin jatuh terhempas kelantai.
Woo Jin menjawab tidak tahu, benar-benar tidak tahu. Bong Hak menatap dokter dan dokter langsung tanggap menekan tombol yang membuat tali kembali menjerat leher Woo Jin. Diantara rasa sakitnya, Woo Jin mencoba mengingat.
7 tahun lalu Woo Jin pernah menangani kasus presdir Kim. Posisi presdir Kim saat itu sebagai tersangka. Presdir Kim memberikan foto Bong Hak dan mengatakan kalau Bong Hak yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Seung Hee.
Presdir Kim berkata akan memberitahu dimana Bong Hak berada dengan imbalan Woo Jin harus membebaskan dirinya dari dakwaan. Woo Jin yang sudah di butakan dendam tak peduli lagi dengan syarat yang di ajukan dan bersedia membantu presdir Kim dengan melenyapkan bukti-bukti suap yang di lakukan presdir Kim.
Bong Hak bertanya lagi siapa yang mengambil kaset itu. Woo Jin tetap menjawab tidak tahu. Bong Hak mendesak agar Woo Jin mengingatnya, "Banyak orang tak berdosa terbunuh karenamu!. Coba ingat-ingat. Siapa yang mengambil kasetnya!", ujar Bong Hak memukul wajah Woo Jin.
Dokter ikut kesal dan menekan tombol narik. Tali yang melingkar di leher Woo Jin kembali menjerat lehernya. Tali itu mengencang dan tiba-tiba putus. Tubuh Woo Jin jatuh terhempas kelantai.
Kilasan peristiwa 7 tahun berkelebat dalam kepala Woo Jin yang membuatnya ingat siapa yang mengambil kaset itu 7 tahun lalu. Orang yang menyimpan kaset itu tal lain adalah ayah Seung Hee sendiri. Woo Jin langsung pingsan usai mengatakan apa yang ia ingat.
Sementara itu presdir Kim yang masih berada di luar penjara memahami satu hal. Ia merasa yakin orang yang telah merenggut nyawa purtanya adalah Jo Bong Hak, yang tak lain adalah X yang selama ini bermain di belakang layar.
Bong Hak dan dokter ternyata mengenal siapa ayah Seung Hee. Dulu ayah Seung Hee adalah ketua tim mereka. Ia yakin pasti ayah Seung Hee telah di hasut oleh presdir Kim. Bong Hak meminta bantuan dokter klinik untuk mencati kaset video itu. Dokter klinik mengiyakan. Bong Hak berterima kasih dan sadar selama ini telah banyak membebani dokter klinik.
Kilas balik 7 tahun lalu. Dokter klinik mememukan Bong Hak terbaring di tanah dengan luka tembak di dada. Setelah memastikan Bong Hak masih hidup, ia segera membawa Bong Hak pergi dari sana. Itulah kenapa Bong Hak yang di kira Woo Jin sudah mati ternyata masih hidup sampai detik ini.
Presdir Kim yang kini berada di rumah menelpon seseorang. Ia meminta orang tersebut untuk segera datang ke Seoul besok pagi-pagi sekali dengan penerbangan pertama.
Eun Bi datang ke Cafe Pohon Almond, tempat kerja Yoon Hee dengan penampilan berbeda. Ia mengubah penampilannya dengan dandanan anak punk. Dari luar jendela, Eun Bi melihat Yoon Hee yang sedang tertawa riang dengan seorang pria. Eun Bi yang hanya melihat punggung pria itu mengiranya Woo Jin.
Bergegas Eun Bi masuk kedalam sembari mengacungkan pisau lipatnya, "Cha Woo Jin, Kau pembunuh!". Tapi Eun Bi salah orang karena pria yang ada di hadapannya bukan Woo Jin. Gertakan Eun Bi tentu saja membuat pria itu kaget.
Kini Yoon Hee dan Eun Bi bicara berdua. Yoon Hee tak percaya dan menganggap Eun Bi gila saat Eun Bi mengatakan Woo Jin seorang pembunuh. Dengan jutek Eun Bi bertanya dimana Woo Jin, ia yakin pasti Yoon Hee tahu keberadaan Woo Jin saat ini.
Yoon Hee kesal karena Eun Bi bersikap tidak sopan, mengatainya sebagai pembohong dan menganggap ia bersekutu dengan Woo Jin. Dengan nada tidak suka Yoon Hee menegaskan kalau ia juga tidak tahu di mana Woo Jin berada saat ini. Woo Jin tidak pernah lagi datang kemari dan tidak pernah menghubunginya.
Yoon Hee kemudian berdiri dan menyuruh Eun Bi pulang. Eun Bi tetap tidak percaya pada ucapan Yoon Hee, "Menyembunyikan pembunuh juga termaksud kejahatan, kau tahu?", ucapnya lalu pergi.
Yoon Hee kemudian berdiri dan menyuruh Eun Bi pulang. Eun Bi tetap tidak percaya pada ucapan Yoon Hee, "Menyembunyikan pembunuh juga termaksud kejahatan, kau tahu?", ucapnya lalu pergi.
Kata-kata itu cukup berpengaruh pada Yoon Hee. Ia ingat janji Woo Jin yang akan menangkap pelaku yang menyebabkan Seung Hee meninggal. Yoon Hee tampak cemas dan mencoba mengbhubungi Woo Jin tapi tidak aktif.
Dokter klinik membawa Woo Jin yang pingsan kembali ke kilinik. Malam itu juga, ia berusaha untuk mencari tahu keberadaan video kaset yang di inginkan Bong Hak.
Kabag Han memberitahu penyidik Go tentang Eun Bi yang menghilang dari rumah. Penyidik Go nyaris tak percaya saat kabag Han bilang Eun Bi kabur dari rumah dengan membawa sejumlah uang kabag Han dan juga kartu identitas miliknya.
Kabag Han memberitahu penyidik Go tentang Eun Bi yang menghilang dari rumah. Penyidik Go nyaris tak percaya saat kabag Han bilang Eun Bi kabur dari rumah dengan membawa sejumlah uang kabag Han dan juga kartu identitas miliknya.
Buru-buru penyidik Go mengecek jas miliknya yang semalam di pinjam kabag Han. Penyidik Go lemas saat tahu surat informasi Jo Bong Hak yang semula terselip di saku jasnya menghilang. Kabag Han yang merasa heran bertanya apa ada yang hilang. Penyidik Go menjawab surat informasi tentang Jo Bong Hak mengilang dan yakin Eun Bi telah membaca surat tentang ayahnya itu.
Eun Bi masuk ke dalam warnet dan mencari informasi mengenai ayahnya. Tiba-tiba Eun Bi di kejutkan dengan suara pemilik warnet yang menghalangi 2 orang petugas yang ingin masuk. Kedatangan petugas itu untuk mengecek apakah masih ada pelajar yang masih berada di warnet diatas jam 10 malam.
Eun Bi masuk ke dalam warnet dan mencari informasi mengenai ayahnya. Tiba-tiba Eun Bi di kejutkan dengan suara pemilik warnet yang menghalangi 2 orang petugas yang ingin masuk. Kedatangan petugas itu untuk mengecek apakah masih ada pelajar yang masih berada di warnet diatas jam 10 malam.
Petugas itu tak mengindahkan kekesalan pemilik warnet, mereka tetap masuk dan memeriksa pengungjung warnet satu demi satu sembari meminta mereka untuk menunjukan tanda pengenal. Saat petugas mendekatinya, Eun Bi menunjukan tanda pengenal milik kabag Han sembari memalingkan wajahnya.
Setelah petugas pergi, Eun Bi kembali berselancar di dunia maya. Mesin pencari menampilkan beberapa hasil penelusuran. Tampak salah satu diantara wajah ayah Eun Bi. Namun sayang artikel yang baca malah mengenai berita buruk. Tentang Jo Bong Hak pengikut aliran sesat yang telah melakukan pembunuhan masal.
Ketika keluar dari warnet Eun Bi seperti mendapatkan cibiran dari orang-orang yang di sekelilingnya. Orang-orang itu menudingnya dan mengatai ia sebagai anak pembunuh. Eun Bi yang tidak tahan dengan tudingan itu menutup telinga dan matanya. Dan saat ia membuka matanya, ternyata itu hanya halusinasinya saja.
Yoon Hee duduk di depan foto ibu, ayah dan juga Seung Hee. Ia merasa khawatir pada Woo Jin. Mampukah Woo Jin membalaskan dendam pada orang yang telah mencelakai Seun Hee. Yoon Hee memandangi foto keluarganya satu persatu. Ia merasa sedih karena di tinggal sendiri di dunia ini tapi ada lagi keluarga di sisinya.
Yoon Hee duduk di depan foto ibu, ayah dan juga Seung Hee. Ia merasa khawatir pada Woo Jin. Mampukah Woo Jin membalaskan dendam pada orang yang telah mencelakai Seun Hee. Yoon Hee memandangi foto keluarganya satu persatu. Ia merasa sedih karena di tinggal sendiri di dunia ini tapi ada lagi keluarga di sisinya.
Untuk mengobati rasa rindunya pada keluarganya, Yoon Hee memutar video ketika merayakan ulang tahunya dengan kedua orang tuanya.
Eun Bi berjalan tanpa tujuan, ia berhenti di sebuah cafe dan melihat sebuah keluarga yang berkumpul dan sedang merayakan ulang tahun salah satu anak mereka. Eun Bi menatap mereka dengan sedih dan kembali berjalan tanpa arah.
Eun Bi berjalan tanpa tujuan, ia berhenti di sebuah cafe dan melihat sebuah keluarga yang berkumpul dan sedang merayakan ulang tahun salah satu anak mereka. Eun Bi menatap mereka dengan sedih dan kembali berjalan tanpa arah.
Pada akhirnya Eun Bi kembali ke warnet dan bermalam di sana. Tapi tentu saja tidur dalam keadaan duduk tidaklah senyaman tidur di atas ranjang. Malam itu kabag Han datang menjemputnya.
Mereka berdua menikmati makan malam yang lezat bersama kabag Han dan melalukan perawatan wajah. Mereka juga menarik Woo Jin dan penyidik Go agar ikut melakukan perawatan bersama, lalu mengabadikan momen ini dengan foto bersama.
Mereka berdua menikmati makan malam yang lezat bersama kabag Han dan melalukan perawatan wajah. Mereka juga menarik Woo Jin dan penyidik Go agar ikut melakukan perawatan bersama, lalu mengabadikan momen ini dengan foto bersama.
Tapi itu hanya mimpi indah, karena saat ia terbangun Eun Bi mendapati dirinya masih berada di di warnet dengan keadaan perut lapar. Tanpa sadar Eun Bi menangis. Kemarahan hatinya membuat ia pergi dari rumah yang memberikan perlindungan dan kenyamanan.
Pagi hari. Sipir penjara Ho Dong Hong pergi ke klinik mengecek keadaan Woo Jin dan juga Dong Cheol yang masih tertidur. Ia takut akan terjadi masalah jika kedua napi itu di biarkan terus-terus'an tidur di ruangan ini.
Pagi hari. Sipir penjara Ho Dong Hong pergi ke klinik mengecek keadaan Woo Jin dan juga Dong Cheol yang masih tertidur. Ia takut akan terjadi masalah jika kedua napi itu di biarkan terus-terus'an tidur di ruangan ini.
Dokter menyakinkan tidak akan terjadi masalah, tangan mereka tidak bisa bergerak karena sudah di borgol. Dokter menyerahkan berkas yang telah ia tandatangani pada Dong Hoon. Saat itulah tanpa sengaja ia menjatuhkan klip kertas di dekat tangan Dong Cheol.
Ternyata Dong Cheol pura-pura tidur, ia langsung bangun ketika dokter dan Dong Hoon keluar ruangan. Dong Cheol mengambil klip kertas itu dan dengan menggunakan bantuan mulutnya, ia berusaha membuka borgol yang mengikat tangannya dengan besi ranjang.
Dokter kilinik menemui Yoon Hee ketika Yoon Hee hendak berangkat kerja. Dokter mengenalkan diri sebagai orang suruhan Woo Jin. Ia menyinggung kaset video yang dulu di simpan ayah Yoon Hee dan mengaku Woo Jin yang menyuruhnya untuk mengambil kaset itu. Ia beralasan akan sangat berbahaya jika Yoon Hee terus menyimpan benda itu.
Yoon Hee tampak ragu bertanya di mana Woo Jin sekarang ini. Dokter menjawab saat ini Woo Jin berada di persidangan sehingga tidak bisa datang langsung. Yoon Hee itdak mau percaya dan menitipkan pesan agar Woo Jin datang sendiri untuk mengambil barang itu. Lalu pergi meninggalkan dokter.
Dong Cheol yang berhasil melepas borgol di tangannya, mencari sesuatu yang akan ia gunakan untuk menyerang Woo Jin. Ia meraih sebuah botol lalu memecahkannya. Pecahan itulah yang ia gunakan untuk mencelakai Woo Jin.
Kedatangan dokter membuat pikiran Yoon Hee tidak tenang. Ia kembali pulang kerumah tidak jadi berangkat kerja. Yoon Hee mengira dokter sudah pergi dan tanpa ragu masuk ke dalam rumah. Padahal dokter yang saat ini sedang bersembunyi sedang mengawasinya dari jauh.
Dokter kilinik menemui Yoon Hee ketika Yoon Hee hendak berangkat kerja. Dokter mengenalkan diri sebagai orang suruhan Woo Jin. Ia menyinggung kaset video yang dulu di simpan ayah Yoon Hee dan mengaku Woo Jin yang menyuruhnya untuk mengambil kaset itu. Ia beralasan akan sangat berbahaya jika Yoon Hee terus menyimpan benda itu.
Yoon Hee tampak ragu bertanya di mana Woo Jin sekarang ini. Dokter menjawab saat ini Woo Jin berada di persidangan sehingga tidak bisa datang langsung. Yoon Hee itdak mau percaya dan menitipkan pesan agar Woo Jin datang sendiri untuk mengambil barang itu. Lalu pergi meninggalkan dokter.
Dong Cheol yang berhasil melepas borgol di tangannya, mencari sesuatu yang akan ia gunakan untuk menyerang Woo Jin. Ia meraih sebuah botol lalu memecahkannya. Pecahan itulah yang ia gunakan untuk mencelakai Woo Jin.
Kedatangan dokter membuat pikiran Yoon Hee tidak tenang. Ia kembali pulang kerumah tidak jadi berangkat kerja. Yoon Hee mengira dokter sudah pergi dan tanpa ragu masuk ke dalam rumah. Padahal dokter yang saat ini sedang bersembunyi sedang mengawasinya dari jauh.
Yoon Hee membongkar kardus video kaset dan menemukan satu kaset video yang di beri judul "Kamera tersembunyi Yoon Hee". Di dalam video itu, Yoon Hee merekam ayahnya yang sedang menangis. Yoon Hee mempunyai hobi merekam aktifitas keluarganya. Dan di lain hari, Yoon Hee merekam ayahnya yang secara diam-diam menyimpan sesuatu di lemari jam antik.
Setelah mendapatkan petunjuk, Yoon Hee bergegas membuka lemari antik dan menemukan sebuah kaset yang dulu di sembunyikan ayahnya.
Woo Jin terbangun saat merasakan air yang menetes di matanya. Saat ia membuka mata, sudah ada Dong Cheol berdiri di atas tubuhnya dengan senyum menyeringai. Woo Jin mencoba untuk bangun, tapi borgor yang mengikat tangannya membuatnya tidak bisa bergerak.
Woo Jin terbangun saat merasakan air yang menetes di matanya. Saat ia membuka mata, sudah ada Dong Cheol berdiri di atas tubuhnya dengan senyum menyeringai. Woo Jin mencoba untuk bangun, tapi borgor yang mengikat tangannya membuatnya tidak bisa bergerak.
"Kau mau membunuhku. Kau bisa di penjara seumur hidup", ujar Woo Jin takut.
Dong Cheol tak perduli lalu menghantamkan pecahan botol ke arah Woo Jin. Woo Jin berhasil menghindar sehingga benda tajam itu tidak berhasil melukai dirinya. Dong Cheol terus menyerang, Woo Jin menendang pria itu hingga jatuh terjengkang.
Dong Cheol berdiri dan kembali ingin menyerang, Woo Jin menghantamkan kepalanya ke pria itu. Saat Dong Cheol merasakan kesakitan dan terjatuh di dekatnya, kesempatan itu ia gunakan untuk menjepit kepala Dong Cheol dengan menggunakan kakinya.
Dong Cheol membalasanya dengan menusuk kaki Woo Jin. Sangat dalam yang tentunya membuat Woo Jin kesakitan setengah mati. Woo Jin berteriak merasakan sakti di kakinya. Tak puas sampai di situ Dong Cheol berniat menusuk perut Woo Jin.
Tepat pada saat itu sipir muda berwajah jutek yang mendengar teriakan Woo Jin masuk ke dalam dan memergoki Dong Cheol. Spontan ia memukul Dong Cheol, "Apa yang kau lakukan?", bentaknya galak.
Penyidik Go datang ke kantor dengan membawa kardus besar. Ia bertanya pada Kabag Han apa ada kabar dari Eun Bi. Kabag Han mengeleng, ponsel gadis itu tidak aktif sehingga ia tidak bisa melacak posisinya. Kabag Han lalu bertanya kardus apa yang dibawa penyidik Go.
Tepat pada saat itu sipir muda berwajah jutek yang mendengar teriakan Woo Jin masuk ke dalam dan memergoki Dong Cheol. Spontan ia memukul Dong Cheol, "Apa yang kau lakukan?", bentaknya galak.
Penyidik Go datang ke kantor dengan membawa kardus besar. Ia bertanya pada Kabag Han apa ada kabar dari Eun Bi. Kabag Han mengeleng, ponsel gadis itu tidak aktif sehingga ia tidak bisa melacak posisinya. Kabag Han lalu bertanya kardus apa yang dibawa penyidik Go.
Penyidik Go menjawab kardus ini berisi informasi yang di kumpulkan Woo Jin. Mereka lalu membongkar bersama dan menempelkan foto berserta informasi itu di papan kaca. Dari informasi itu kabag Han menarik kesimpulan Kim Man Cheol, Han Mi Seon, Yoo Chang Seon, detektif Park, dan psikiater Young Jae semuanya adalah korban dari rumah kebahagian, "Kalau begitu X bukan hanya satu orang".
Penyidik Go tidak bisa memastikan tapi mereka bisa mengetahuinya dengan korban-korban lain yang dulunya juga berasal dari rumah kebahagiaan. Penyidik Go yakin pasti Woo Jin saat ini juga tengah mencari tahu siapa X sebenarnya.
"Bagaimana dengan ayah Eun Bi?. Bagaimana kaitan ayah Eun Bi dengan semua kejadian ini?", tanya kabag Han bertepatan saat Eun Bi masuk keruangan mereka tanpa suara.
"Ayah Eun Bi, Jo Bong Hak adalah direktur dari rumah kebahagian", jawab penyidik Go.
"Eun Bi-ah", seru kabag Han berjalan mendekat
"Jangan mendekat!!", larang Eun Bi, "Jadi karena ayahku X, atau apalah itu, Woo Jin membunuhnya?".
Penyidik Go berusaha menjelaskan, ia tidak tahu dari mana Eun Bi mendengar hal itu tapi yang pasti Woo Jin tidak membunuh ayah Eun Bi. Eun Bi menganggap mereka pembohong dengan menyembunyikan kenyataan kalau Woo Jin telah membunuh ayahnya dan bersikap baik padanya selama ini.
Penyidik Go dan kabag Han minta pada Eun Bi untuk percaya pada mereka. Eun Bi malah menuntut penjelasan kenapa kabag Han dan penyidik Go malah menyembuyikan kematian ayahnya. Kabag Han takut Eun Bi terluka jika mengetahui kematian ayahnya, karena itu mereka merahasiakannya. Tapi Eun Bi tetap tidak percaya dan tidak bisa mempercayai siapapun saat ini.
"Terutama perkataan kalian berdua saat ini. Aku tidak percaya", ucap Eun Bi lalu pergi dengan penuh kemarahan.
Kabag Han dan penyidik Go mengejar sembari memanggil nama Eun Bi. Eun Bi yang mendengar suara mereka bukannya berhenti malah berlari. Karena terburu-buru ia tersandung batu dan terjatuh sementara kedua orang itu semakin mendekat. Eun Bi memilih bersembunyi sambil menahan perih di lututnya. Ia bisa melihat kabag Han dan penyidik Go yang berada tak jauh darinya.
Kabag Han dan penyidik Go berhenti berlari karena mengira Eun Bi telah pergi jauh. Penyidik Go yakin Eun Bi tidak akan kembali ke rumah sebelum kesalahpahaman ini teratasi. Kabag Han bertanya bagaimana caranya. Penyidik Go berkata diantara orang-orang yang berasal dari rumah kebahagiaan, ada satu yang tersisa.
Orang itu saat ini sedang berada di rutan Seobu. Namanya Kang Yoon Seong, terpidana hukuman mati. Penyidik yakin jika mereka berhasil bertemu dengan Kang Yoon Seong. Maka masalah ini akan cepat teratasi. Tentu saja percakapan kabag Han dan penyidik Go ini bisa di dengar jelas oleh Eun Bi.
Kpan ni lanjutannya..., uda g'sabar nie....
ReplyDeleteDi tunggu ya, mungkin besok malam baru bisa saya posting kelanjutannya.
Delete