Pages - Menu

Tuesday, February 04, 2014

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 41 Part 2

Sol Joo berlari memasuki lobby perusahaan. Sebuah sapaan khas dari arah belakang menghentikan langkahnya. Suara Se Yoon yang memanggilnya membuat Sol Joo seperti mendapat serangan jantung. Sol Joo berbalik, menatap Se Yoon dengan wajah cemas dan takut.

"Apa ibu datang untuk menemui ayah?", tanya Se Yoon

"Ya. Ibu ada urusan di sekitar sini. Ibu datang untuk menemui ayahmu dan juga dirimu", jawab Sol Joo terbata. 

Se Yoon berkata sekertaris memberitahu kalau ada ibu Chae Won di dalam ruangannya saat ini. Wajah Sol Joo sangat tegang saat bertanya kenapa ibu Chae Won datang. Pembicaraan mereka terpotong karena Manager Kim datang. Ia minta Se Yoon ikut dengannya untuk membicarakan kontrak baru. Manager Kim lalu menyapa Sol Joo. 

Wajah tegang Sol Joo perlahan berubah, inilah kesempatan dia untuk mencegah Se Yoon bertemu dengan Choon Hee. Sol Joo menyuruh Se Yoon untuk menyelesaikan pekerjaan lebih dahulu, lebih baik ia saja yang keatas menemui Choon Hee. Se Yoon setuju dan pergi bersama manager Kim. 

Choon Hee gelisah menunggu Se Yoon. Pintu terbuka, tapi yang datang bukan Se Yoon melainkan wanita yang telah mencuri anaknya. Sol Joo mengajak Choon Hee keluar dan bicara dengan tenang. Choon Hee memandang Sol Joo penuh kebencian, perlahan berjalan mendekat dan tanpa peringatan menampar wajah Sol Joo. 

Plak..., 2 tamparan mendarat dengan mulus di wajah Sol Joo (jangan kan 2, 10 kali tamparan sekalipun Sol Joo pantas menerimanya). 

"Kau bukan hanya mencuri putraku, tapi kehidupanku juga!", Choon Hee menangis marah dan kecewa.

Sol Joo belaga pilon, dengan berpura-pura tidak mengerti, "Apa kau tidak tahu kalau kepala panti  menderita Alzheimer?. Apa kau benar-benar percaya apa yang dia tulis di dalam diary-nya?". 

"Kau sasih berpura-pura tidak merasa bersalah?. Sayang sekai, diary itu  ditulis 30 tahun lalu saat kepala panti masih sehat!. Jika kau terus seperti ini, aku akan melakukan tes DNA", ucap penuh kemarahan. 

Ketakutan Sol Joo  bertambah, ia merayu Choon Hee agar mau bicara di tempat lain, bukan di tempat Se Yoon bekerja. Choon Hee tak peduli, "Sudah kubilang. Aku datang kesini untuk bertemu dengan putraku!. Bukan kau". 

"Kumohon, kumohon tenanglah. Dengarkan aku dulu. Kau bisa bicara dengan Se Yoon  kapan saja. Tolong berikan aku kesempatan untuk menjelaskannya sendiri", pinta Sol Joo putus asa. 

Akhirnya, kedua ibu itu bicara di tempat sepi. Sol Joo mengaku selama 30 tahun ini tidak pernah merasa tenang. Melihat wajah Se Yoon mengingatkannya pada Choon Hee dan hal itu membuatnya merasa sangat bersalah. 

"Kau pikir kau bisa hidup tenang setelah menghancurkan hidupku?. Bagaimana bisa seorang manusia melakukan hal keji semacam itu? Kau bahkan bukan manusia", cerca Choon Hee marah. 
Sol Joo mencoba mencari pembenaran atas tindakan yang ia lakukan. Ia berkata mertuanya sangat mengharapkan kehadiran seorang cucu laki-laki. Akhirnya ia bisa mengandung dengan susah payah setelah di diagnosa tidak subur. Sol Joo takut akan diusir keluar jika ibu mertuanya tahu bahwa bayi yang ia lahirkan telah meninggal. Sol Joo sadar telah melakukan dosa besar. 

Choon Hee tidak bisa menerima alasan tersebut. Bagimana bisa Sol Joo melakukan hal semacam itu. Sol Joo bahkan melihat sendiri bagaimana terpuruk dan putus asanya Choon Hee setelah kehilangan suami dan juga bayinya. 

"Jadi, kau mengirimku ke Amerika untuk memisahkanku dari putraku, dan untuk memisahkanku dari kepala panti!. Aku sungguh bodoh. Tanpa mengetahui apapun, aku menganggapmu sebagai penyelamat hidupku".

"Pada saat itu, kau bukanlah dirimu. Kau tidak dalam kondisi baik untuk membesarkan seorang anak. Kau menderita karena depresi. Kau tidak bisa membesarkannya. Dan juga, akulah yang mencegahmu melakukan aborsi. Jika bukan karena aku, Se Yoon tidak akan dilahirkan. Seandainya aku tidak mengambilnya saat itu. kau tetap akan melepaskannya untuk diadopsi. Kau tidak berniat untuk membesarkannya", ujar Sol Joo membela diri.

Choon Hee tertawa tak percaya, "Jadi maksudmu, aku harus berterima kasih padamu?. Kau sungguh bermuka tebal". 

Sol Joo meminta maaf, dan akan mencoba menebus semua dosa-dosa selama sisa hidupnya. Choon Hee tidak sudi, "Tidak perlu. Aku akan mengambil kembali putraku". Choon Hee hendak pergi. Sol Joo menahan Choon Hee pergi dan duduk berlutut memohon.

"Se Yoon tidak mengetahui hal ini, jangan membuatnya bingung".

"Apa kau ingin bilang, aku harus melepaskan putraku selamanya!", teriak Choon Hee meledak. 

Sol Joo berkata Se Yoon menderita selama ini. Kehilangan indra perasanya akibat kecelakaan 3 tahun lalu yang juga menewaskan kekasihnya, Eun Sool. Bagaimana jika Se Yoon tahu bahwa dia memiliki ibu yang lainnya, "Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya dia. Aku tidak memintanya untukku. Ini demi Se Yoon". 

(Ya elah, memangnya semua itu salah siapa????)

"Hentikan omong kosongmu!", Choon Hee menepis tangan Sol Joo, "Aku akan mendapatkan kembali anak ku dengan berbagai cara". 

"Tidak..Choon Hee-ah". 

"Jangan sebut namaku. Kau pencuri!", Choon Hee pergi dengan kemarahan memuncak. 

Sol Joo menangis meraung-ruang, tersedu sedan diantara isak tangisnya, "Tidak..Choon Hee..Jangan bawa pergi Se Yoon dariku..... Jangan bawa Se Yoon-ku pergi". 


Chae Won berserta ke-2 pamannya bekerja di pabrik. Seharian ini mereka banyak kedatangan para pembeli. Seorang ahjuma berkata disuruh seseorang untuk membeli mie paling sedikit 10 bungkus, dan harus mie yang paling mahal. Chae Won yang merasa curiga bertanya siapa yang menyuruh. Ahjuma berkata seorang pria yang berdiri di depan pintu gerbang. 
Ternyata bukan hanya ahjuma itu saja. Para pembeli sebelumnya ternyata adalah suruhan Chul Goo yang berusaha menyamarkan wajahnya dengan memakai masker dan kacamata hitam. Ahjuma-ahjuma itu mau saja di suruh tentunya dengan bayaran yang lumayan besar. Mereka berkata tidak pernah mendapatkan uang dengan cara mudah seperti ini.

Dan Chul Choo balik menimpalinya dengan berkata, "Aku juga tidak pernah menghabiskan uang segampang ini sebelumnya". (wkwkwkw..siapa suruh). 


Saat Chul Goo sedang asyik bercerita dengan para ahjuma. Tanpa ia ketahui, Chae Won berdiri di belakang. Melihat tangan di depan dada dan memasang wajah marah. Tentunya ia mendengar semua perkataan Chul Goo barusan. "He!. Kim Chul Goo-shi", tegur Chae Won kemudian. 

Chul Goo menoleh mendengar namanya di sebut, dan langsung kikuk seketika karena tertangkap basah oleh Chae Won. Ia menyembunyikan wajahnya dengan berpura-pura sibuk menyusun mie yang ada di dekatnya. Chae Won menghela napas kesal. (Ada-ada aja kelakukan Chul Goo ini).


"Apa kau sedang bercanda?", tanya Chae Won ketika mereka bicara di tempat lain, agak jauh dari rumah mie.

"Bercanda?. Aku sedih jika kau berkata begitu, Yobo (panggilan sayang untuk suami/istri)". 

"Jangan panggil aku Yobo", sentak Chae Won tidak terima. 

Chul Goo meminta maaf. Lidahnya sudah terbiasa memanggil Chae Won dengan panggilan sayang. Chae Won bertanya apa tujuan Chul Goo melakukan hal seperti tadi. Chul Goo berkata melihat Chae Won yang bekerja keras membuatnya ingin membantu, "Aku pendukungmu nomor satu", ucapnya nyengir.

Chae Won menganggap Chul Goo hanya membuang-buang waktu. Kenapa Chul Goo malah berada disini bukannya bekerja. Chul Goo bilang ia sudah tidak bekerja lagi, Joo Ri keluar dari pekerjaan lamanya dan sekarang menggantikan posisinya di perusahaan ibu mereka, "Joo Ri memiliki pemikiran yang sama dengan ibuku, mengurus semuanya. Aku bos yang bodoh". 

"Kau kalah dari adikmu. Apa kau tidak malu dengan diri sendiri?", tanya Chae Won heran.

Chul Goo tersenyum, "Kau tahu aku tidak terlalu tertarik dengan urusan bisnis. Yang aku pedulikan hanya kau. Dan yang aku pikirkan hanyalah bagaimana aku bisa mendapatkanmu kembali". 

Dengan tegas Chae Won berkata tidak akan pernah kembali pada Chul Goo. Sebaiknya Chul Goo mengurus masalahnya sendiri, "Dan jika kau memainkan trik lagi. Aku akan bilang pada pamanku. Jangan coba datang mendekati pabrikku". 

Chul Goo menilai Chae Won kejam sekali, "Bagaimana kau bisa begitu dingin padaku saat aku setulus ini?". 

"Sudah kubilang, aku mencintai Se Yoon". 

Chul Goo tidak terima, sekarang ia adalah orang yang baru, bukan lagi anak mama seperti dulu. Chae Won menghembuskan napas lelah (susah banget ya ngomong sama Chul Goo ini!. Harus pake bahasa apa lagi coba!).
Chae Won menyuruh Chul Goo berhenti bicara omong kosong, lalu melangkah pergi. Langkahnya terhenti saat Chul Goo berkata, "Kau akan lihat!. Kau ditakdirkan untuk kembali padaku. Aku akan membuatnya terjadi". 

Chae Won mendesis kesal, dan melanjutkan langkahnya. Tak perlu lagi baginya mendengarkan ocehan tak bemutu dari Chul Goo. Tapi tak demikian dengan Chul Goo, berkali-kali menerima penolakan tidak membuatnya menyerah sedikit pun. 

Chul Goo pulang dengan membawa sekardus mie. Young Ja bertanya kenapa Chul Goo membeli mie banyak sekali. Chul Goo berkata ingin membantu Chae Won. Wajah Young Ja langsung masam seketika, "Kau sibuk menghabiskan uang Tuan CEO". 

"Aku harus membantu usaha mie-nya. Dan Ibu tahu, aku suka mie", ucap Chul Goo ngeles. 

Kalau begitu, Joo Ri berkata seharusnya Chul Goo membeli mie hasil produksi perusahaan mereka, bukan mie orang lain. Chul Goo tak mengerti, "Apa perusahaan kita memproduksi mie. Aku belum pernah mendengarnya". 
"Ck..ck..ck.. kau keterlaluan, tidak mengetahui apapun meski namamu masih menjabat sebagai CEO. Joo Ri membawa subkontaktor dan staf yang biasa bekerja bersamanya", jelas Young Ja panjang kali lebar...hehehehe.

Chul Goo menilai itu merupakan tindakan culas. Tindakan Joo Ri sama saja dengan mematai-matai perusahaan lain. Joo Ri melotot tidak terima dikatai seperti itu, "Apa yang kau bicarakan?". 

Chul Goo berkata bukankah baru-baru ini perusahaan mereka memasuki pasar penjualan susu. Dan sekarang ingin memasuki pasar mie. Tidakah itu tindakan gegabah. Young Ja menyuruh Chul Goo duduk diam saja dan nikmati permainannya, "Kita akan menguasai pasar mie. Benarkan Joo Ri". 

Joo Ri tersenyum mengangguk dengan penuh keyakinan. Chul Goo menyipitkan mata, seperti tidak sependapat atau mempunyai firasat rencana ibu dan adiknya tidak berjalan baik sesuai harapan mereka.

Se Yoon menelpon Chae Won bertanya tentang Choon Hee. Saat ia kembali keruangan Choon Hee sudah pergi, "Apa mungkin ibumu mengatakan sesuatu?". Chae Won menjawab tidak. Se Yoon berpikir mungkin Choon Hee pergi keluar bersama ibunya. Se Yoon menutup telepon ketika manager Kim masuk keruangan.

Se Yoon bertanya bagaimana hasil perkembangannya. Dengan mundurnya subkontaktor dan para staf yang terlibat, akan sulit melanjutkan produk yang sedang mereka kembangkan kini. Manager Kim memberi usul lebih baik menyingkirkan item-item tersebut dan fokus mengembangkan produk baru yang lain. 

Dirumah, Chae Won merasa penasaran kenapa Choon Hee datang menemui Se Yoon di perusahaan. Hyo Dong keluar dari kamar nenek. Chae Won bertanya bagaimana keadaan nenek sekarang. Hyo Dong mengatakan kondisi nenek lebih baik setelah minum obat tapi ia masih khawatir. 

"Ngomong-ngomong kemana ibumu seharian?". 

Tepat saat itu, Choon Hee pulang dengan sempoyongan. Chae Won yang khawatir bertanya apa ibu sakit?. Choon Hee menggeleng, "Tidak..ibu baik-baik saja. Hanya perlu istirahat". Choon Hee masuk ke kamar. Hyo Dong heran, lalu menyusul istrinya. 

Hyo Dong bertanya darimana saja Choon Hee seharian, tadi terjadi kekacauan besar di rumah, "Ki Ok dan Kang Jin datang kerumah. Ibu pingsan dan ayah menyuruh mereka keluar dari rumah. Benar-benar kekacauan besar". 

Choon Hee tak punya tenaga untuk membahas masalah itu, ia merebahkan badanya ke lantai, merasa lelah dan ingin istirahat. Hyo Dong khawtir, meraba kening Choon Hee, "Apa kau sakit?. Sepertinya kau demam". 

"Tidak apa-apa. Aku hanya sakit kepala", ucap Choon Hee menenangkan dengan mata terpejam.

Chae Won masuk membawakan segelas minuman dingin. Choon Hee bangun menerima minuman yang ditawarkan Chae Won. Choon Hee menatap Chae Wonm lama, tatapannya tampak berbeda dari biasa. Tatapan cemas seorang ibu akan masa depan dan kebahagian putrinya. 

"Jika Se Yoon berubah menjadi putraku, apa yang akan terjadi pada putriku Chae Won?", ucap Choon Hee dalam hati. 

"Apa kau ingin mengatakan sesuatu pada Chae Won?", tanya Hyo Dong. 

Choon Hee menggeleng lemas, tidak. Chae Won memberitahu Se Yoon tadi menelpon. 

"Kenapa?", tanya Choon Hee tampak cemas. 

"Se Yoon bilang dia berharap dapat menemui ibu di kantornya tadi, tapi Ibu sudah pergi", jawab Chae Won. 

"Kenapa kau pergi menemuinya", tanya Hyo Dong heran. 

Choon Hee terpaksa berbohong dengan bilang kalau ia kebetulan lewat dan mampir untuk minum teh bersama Se Yoon. Tidak ada apa-apa. Baik Chae Won maupun Hyo Dong bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Choon Hee, tapi mereka memilih diam dengan memendam rasa penasaran di dalam hati saja. 

Kang Sook dan Do Hee memijat nenek. Nenek sangat marah dan tidak percaya. Ia tak bisa berdiam diri terus seperti ini. Ingin rsanya nenek pergi membawa Ki Ok pulang bersamanya. Kakek masuk dan berkata biarkan saja Ki Ok bersama suaminya. Nenek protes, apa kakek tidak peduli melihat anak bungsu mereka hidup bersama pria yang berusia 60 tahun. 

"Anggap saja kita sudah kehilangan dia", sahut kakek bersikap dingin. Tapi nenek tidak bisa, bagaimanapun Ki Ok adalah anaknya juga anak kakek. Nenek bangkit ingin keluar, Do Hee dan Kang Sook menahan, minta ibu mertua mereka untuk tenang. Tapi masa bisa nenek tenang dalam kondisi seperti ini. 

"Aku akan mematahkan kaki pria itu sehingga perasaanku bisa menjadi lebih baik", nenek berdiri keluar kamar, tidak bisa lagi ditahan. Do Hee dan Kang Sook mengikuti di belakang. 

Kakek menghela napas panjang. Merasakan sakit di bagian perutnya. Kakek lalu mengeluarkan obat pengurang rasa sakit. Tampaknya kanker pankreas yang diderita kakek semakin bertambah besar. 

Do Hee dan Kang Sook menuntuk nenek ke tempat kerja Kang Jin yang baru. Nenek tidak yakin apa benar ini tempat kerja pria itu. Kang Sook menunjuk brosur yang memajang  foto Kang Jin sebagai penyanyi tetap club tersebut.  

"Dasar gigolo kurang ajar", maki nenek emosi. Do Hee menambahkan pastilah Kang Jin serigala berekor sembilan. Nenek berkata akan memotong semua ekor-ekornya. 


Mereka lalu jalan masuk kedalam, tapi di hadang petugas keamanan. Untuk apa nenek-nenek datang ke tempat ini, tanya mereka heran. Nenek menjawab tentu saja dia datang untuk berdansa. 

"Punggungmu bisa sakit jika kau berdansa untuk seumuranmu. Segeralah pulang dan urus saja cucu-cucumu", ejek mereka tertawa. 

Nenek mencoba menerobos masuk, "Memangnya kalian siapa mendiskriminasi orang?. Kalian tidak punya hormat pada orang tua!". 

Petugas keamanan menahan sekuat mereka, Do Hee dan Kang Sook membantu nenek untuk masuk. Tapi 3 tenaga wanita tidaklah cukup jika dibanding tenaga 2 pria yang masih muda. Usaha mereka menjadi sia-sia. 

Pria berdasi yang tempo hari melihat penampilan Kang Jin hendak masuk dan melihat kekacauan ini. Lalu melenggang masuk bebas tanpa beban. 


Kang Jin tengah menghibur pengunjung club dengan nyanyian andalannya, "Turo..turo..". Pria berdasi tadi memanggil waiter dan menitipkan pesan agar Kang Jin menemuinya setelah menyelesaikan pertunjukannya. 


Belum selesai Kang Jin bernyanyi, tiba-tiba nenek naik ke atas panggung, menyebut Kang Jin dengan "B******n tidak tahu malu. Kau menghancurkan kehidupan putriku". Otomatis Kang Jin berhenti bernyanyi, dan diam saja saat nenek bertubi-tubi memukulinya. 

Do Hee dan Kang Sook menyusul, mereka mencemaskan nenek yang mungkin bisa pingsan karena terlalu emosi. Pria berjas menajamkan pandangannya melihat ke atas panggung. Seperti mengenali salah satu dari 3 wanita yang sedang membuat kekacauan di atas panggung. 

2 petugas keamanan naik ke atas panggung dan menarik mereka untuk turun. Tapi wanita-wanita Uhm bukanlah wanita lemah dan tak mudah di kalahkan. Bahkan Kang Sook dan Do Hee sempat mengancam akan menjebloskan mereka ke penjara jika berani bertindak kasar. Hingga datanglah bala bantuan lainya baru bisa membawa mereka turun dari atas panggung. 

Saat 3 wanita Uhm di seret turun, pria berjas berseru memanggil nama Kang Sook. Kang Sook menoleh dan ternyata mengenali pria tersebut. Dia memanggil pria berjas dengan sebutan, "Bong Soo oppa". 

Kang Jin ikut turun dari panggung setelah meminta maaf kepada para pengunjung karena tidak bisa menyelesaikan pertunjukan. 



Kang Jin menyusul nenek yang dituntun keluar oleh Do Hee. Kang Sook nya ngilang. Nenek mengatakan sekali lagi tidak akan menerima Kang Jin sebagai menantunya, "Batalkan pernikahanmu dan kembalikan putriku". 



Kang Jin berkata tidak ada jalan baginya dan Ki Ok untuk membatalkan pernikahan. Nenek bersikeras tidak mau menerima, "Kau harus merangkak di tanah dan memohon pengampunanku. Beraninya kau menjawab perkataanku". Nenek hendak memukul Kang Jin. 

Do Hee mengajak nenek pulang saja. Ia sudah memohon pada pemilik club agar tidak melaporkan mereka ke polisi karena telah membuat keributan dan mengganggu usaha mereka, "Tapi ngomong-ngomong di mana Kang Sook?", tanya Do Hee celingukan. 


Kang Sook bicara dengan Bong Soo. Ia tersipu-sipu malu ketika Bong Soo memberinya kartu nama. Kang Bong Soo memiliki perusahaan rekaman "Sugar Entertainment". 

"Wow... Oppa kau menjadi sukses sekarang", puji Kang Sook. 

Bong Soo merendah dengan berkata hanya menjalankan bisnis kecil. Ia balik memuji dengan berkata Kang Sook tidak berubah sama sekali, tetap sama seperti dulu. Kang Sook kembali tersipu malu lalu bertanya apa Bong Soo sudah menikah?. Bong Soo menjawab belum. 


"Kau belum menikah?", tanya Kang Sook setengah tak percaya. 

"Aku belum bertemu wanita yang sebaik dirimu, jadi aku masih single". 

(Ow..ow...ternyata mantan pacar. Pantas Kang Sook tersipu malu-malu seperti barusan).

Kang Sook menyentuh pipinya yang bersemu merah. Bong Soo menebak pasti Kang Sook sudah menikah. Dengan cepat Kang Sook menjawab kalau ia sudah bercerai. Bong Soo bertanya lalu siapa wanita yang bersama Kang Sook tadi. Keluaga mertuaku, jawabnya. 

"Aku punya adik ipar perempuan, dan dia jatuh cinta dengan penyanyi tua itu". 


"Ah. Jadi wanita yang di mengamuk diatas panggung tadi pastilah Ibu mertuamu". 


Kang Sook membenarkan dengan canggung. Sedetik kemudian Do Hee muncul di belakang mereka, membuat Kang Sook terbelalak terkejut. Do Hee ngomel karena Kang Sook tiba-tiba menghilang, "Kemana saja kau. Ibu sudah menunggumu". 

Bong Soo membungkukan badan tanda salam saat Do Hee melirik kearahnya. Do Hee bertanya siapa pria itu. Kang Sook tak menjawab, dengan sikap manis ia berkata harus pulang dan berjanji akan menelpon Bong Soo, lalu pergi. 

Meski sudah di permalukan di hadapan orang banyak, tapi Kang Jin tetap berusaha bersikap baik dengan membayarkan ongkos taksi yang akan membawa wanita Uhm pulang. Taski perlahan berjalan menjauh, Do Hee melempar uang pemberian Kang Jin.

Kang Jin memungut uang di jalan sembari memandang taksi dengan tatapan sedih. Bong Soo keluar menyapa dan memperkenalkan diri. Ia menawarkan kontrak kerjasama dengan Kang Jin. 


 Sol Joo sedang melipat pakaian Se Yoon ketika teringat perkataan Choon Hee yang akan mengambik putranya kembali. Sol Joo menangis, merasa sangat takut jika Choon Hee benar-benar mengambil Se Yoon darinya. Saat itulah Se Yoon masuk dan heran melihat ibunya menangis, "Ibu. Kenapa ibu menangis?". 


Sol Joo menyangkal sembari menghapus air matanya. Se Yoon bertanya kemana Sol Joo dan Choon Hee pergi tadi, "Baik Ibu dan Ibunya Chae Won tidak ada di kantorku siang tadi. Apa kalian pergi keluar bersama-sama". 

"Kau tadi kelihatannya sibuk, jadi kami minum teh, kemudian berpisah", jawab Sol Joo. 

Se Yoon termenung mengingat perkataan Chul Goo yang bilang kalau Sol Joo dan Choon Hee memiliki hubungan yang buruk. Se Yoon ingin menanyakan hal tersebut. Tapi melihat wajah Sol Joo yang tampak lelah dan pucat, membuat Se Yoon urung melakukannya. 


Sol Joo memandang Se Yoon dengan tatapan takut akan kehilangan, "Se Yoon-ah. Bolehkah ibu memelukmu?". 

Sol Joo berjalan mendekat, memeluk putra yang ia besarkan dengan erat. Diam-diam Sol Joo menangis di pelukan Se Yoon. 

"Apa ibu baik-baik saja?", tanya Se Yoon heran dengan sikap ibunya yang tidak biasa. 

"Ya. Ibu cuma ingin memeluk putra ibu", jawab Sol Joo menahan isak tangisnya. 

"Aku adalah milik ibu walau aku sudah menikah. Ibu bisa memelukku kapan saja", ujar Se Yoon menenangkan. 

Sungguh beruntung atau mungkin terasa tidak adil. Sol Joo bisa memeluk Se Yoon kapan saja, tapi tidak begitu dengan Choon Hee. Ia tak bisa memeluk anak kandungnya sendiri selama 30 tahun. 

Di malam hari saat semua orang terlelap dalam tidur, Choon Hee menangis sendirian. Menangis penuh penyesalan karena tidak bisa mengenali Se Yoon sebagai putranya. Ia menutup mulut, menahan isak tangis agar tidak terdengar Hyo Dong yang sedang tidur. 


Keesokan harinya. Chae Won bertemu dengan Sol Joo dicafe. Chae Won bergegas berlari ketika Sol Joo berkata ingin segera menemuinya. Ia bertanya apa yang ingin Sol Joo sampaikan. 

Sol Joo minum air putih terlebih dahulu sebelum mengutarakan maksudnya meminta Chae Won untuk datang. Lalu menarin napas berat. 

"Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf, tapi kupikir kau harus berpisah dengan Se Yoon?". 

"Apa?", Chae Won terbelakak terkejut luar biasa. Tak mengerti kenapa tiba-tiba Sol Joo memintanya untuk putus dengan Se Yoon. 


END 


6 comments:

  1. Wahhhhhh semakin.seruuuu...

    Trims mbak nuri for sinopnya...
    Suka banget... :)

    Ditunggu lanjutannya... ^_^

    Regards
    Dian

    ReplyDelete
  2. hi mba:) namaku lia:)
    aku senang banget baca tulisannya mba nuri :) pokok'e lanjut terus yaa mba sinop a hunred nya:)

    ReplyDelete
  3. Mba ...tetep semangat nulis Ÿå°˚...ditunggu...

    ReplyDelete
  4. Mbakk semangat Чªª"̮..
    Tinggal 9 epsd lagi
    (ง^•^)ง hwaitiingg!!

    Mita

    ReplyDelete
  5. Mbak nuriiii..
    Lanjutannya doong

    ReplyDelete
  6. Sis lanjutannya dong penasaran nich...

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)