Pages - Menu

Tuesday, January 14, 2014

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 39 Part 1

Sol Joo menerima surat dari kepala panti. Di surat itu, kepala panti berkata telah berpesan pada biarawati Michaela untuk mengirimkan diary rahasia miliknya pada Choon Hee. Diakhir surat kepala panti berharap Sol Joo akan merenungi segala dosa-dosa dan menyesali perbuatannya, serta menemukan ketenangan pikiran. Itulah hadiah terakhir yang bisa kepala panti berikan pada Sol Joo. 

Sol Joo terguncang, "Hadiah?.  Mendorongku sampai ke pinggir jurang adalah hadiah terakhir darimu?. Kau kejam sekali suster kepala". 

Sol Joo meraih ponselnya, menghubungi panti asuhan Evergreen. Ia ingin bicara dengan biarawati Michaela. Tapi biarawati yang menjawab telpon Sol Joo mengatakan bahwa biarawati Michaela berada di Jejudo dalam rangka ibadah. Ditambah lagi biarawati Michela berada di biara kecil di pedesaan dan tidak bisa dihubungi. 

Sementara Sol Joo merasa ketakutan dan panik. Di rumah mie, Chae Won dan Se Yoon berbagi kebahagian dengan Choon Hee. Choon Hee gembira sekali ketika Se Yoon memberitahu telah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Choon Hee berkata pasti ayah Chae Won akan sangat senang jika mendengar kabar ini. Ia mengundang Se Yoon masuk ke rumah, mengobrol sembari minum teh. 

"Aku ada pertemuan penting besok pagi, jadi aku harus pergi sekarang", tolak Se Yoon halus. 

Choon Hee mengerti dan merasa tidak enak telah membuang-buang waktu Se Yoon. Ia mempersilahkan Se Yoon pulang. Sebagai gantinya, Se Yoon mengajak Choon Hee minum teh lain waktu. Se Yoon memandang Chae Won, lalu berpamitan pulang. 

Se Yoon jalan menuju mobilnya, lalu berbalik berasa ada yang kurang. Ia berbisik mesra ke telinga Chae Won, "Sampai jumpa dalam mimpi". Chae Won tertawa geli. 

"Aku mendengarmu. Aku punya pendengaran yang bagus", ujar Choon Hee menguping pembicaraan mereka.

"Ah. ibu mendengarku. Kalau begitu ibu bisa bergabung bersama kami dalam mimpi", ucap Se Yoon. Hahaha LOL. 

Choon Hee tertawa, "Aku bukanlah orang yang tidak pengertian". 

Se Yoon pamit sekali lagi dan kali ini benar-benar pergi yang dilepas dengan lambaian tangan Chae Won dan Choon Hee. 

Masih di depan pintu gerbang. Choon Hee mengucapkan selamat pada putrinya. Ayah Chae Won pasti akan sangat senang. Chae Won berkata tidak pernah membayangkan kalau kedua orang tua Se Yoon akan menerimanya. Choon Hee mengenggam tangan Chae Won dan berkata. 

"Ini adalah hadiah dari Tuhan karena kau berhati baik. Kau harus bersyukur". 

"Ya", ucap Chae Won tersenyum penuh syukur. 

Sol Joo menghilangkan rasa stres-nya dengan minum alkohol. Ia melonjak terkejut ketika mendengar suara Se Yoon pulang. Tak ingin ketahuan sedang minum alkohol, Sol Joo segera menyembunyikan gelas minumannya di balik punggung.

"Kau dari menemui wanita itu...oh bukan, maksud ibu... Chae Won?". 

"Ya. Aku ingin langsung mengatakan kabar ini secara langsung padanya". 

Sol Joo bisa menduga pasti Chae Won sangat senang. Se Yoon menambahkan ibu Chae Won juga senang mendengar kabar itu. Sol Joo menyuruh putranya naik ke kamar dan beristirahat. Se Yoon menurut, tapi sebelum naik ke kamar ia bertanya kenapa ibunya belum tidur. 

"Ibu sedang menunggu kau pulang. Karena sekarang kau sudah pulang, ibu akan pergi tidur", jawab Sol Joo. 

Se Yoon mengucapkan selamat malam, lalu melangkah pergi. Namun ia berbalik. Memandang dan tersenyum lembut pada Sol Joo, "Ibu. Terima kasih banyak. Aku menyayangi ibu". 

Sol Joo terharu, mengangguk seraya menahan tangis. Se Yoon pergi ke kamar. Tangis Sol Joo langsung pecah saat itu juga, menangis terisak-isak memegangi dadanya yang terasa sakit. Entah karena apa ia menangis, tapi perkataan tulus Se Yoon barusan membuatnya merasa bersalah.

Hyo Dong terkejut tak percaya saat Chae Won mengatakan bahwa kedua orang tua Se Yoon telah memberikan restu. Choon Hee mengerti jika Hyo Dong terkejut, karena hal ini memang sulit di percaya. Hyo Dong heran bagaimana bisa restu itu di dapat lebih mudah. 

"Lihatkan? Sudah kubilang padamu kalau Se Yoon akan mengurus masalah ini", ucap Choon Hee. 

"Se Yoon memang handal". Hyo Dong tertawa gembira.

Choon Hee berkata saat pertama kali melihat Se Yoon, ia sudah mempunyai perasaan bahwa pria itu akan menjadi bagian dari keluarganya. Hyo Dong minta Chae Won bersikap baik pada kedua orang tua Se Yoon, dengan memberikan restu itu pertanda bahwa mereka telah memutuksan sesuatu hal yang besar dan sulit. 

Chae Won mengerti, "Ya. Ayah". 

Do Hee yang kini resmi menjadi mata-mata Young Ja mengabarkan berita buruk terkait restu orang tua Se Yoon. Young Ja menonjak dari tempat duduknya, berteriak dengan nyaring di telepon. 

"Apa?. Restu?. Itu tidak masuk akal!". 

Do Hee tahu ini terdengar tak masuk akal, tapi itulah kenyataannya dan tidak ada yang bisa ia lakukan. Masih dengan suara tinggi Young Ja menuntut pertanggung jawaban, beberapa waktu lalu Do Hee berjanji akan mengurus masalah ini dan meyakinkannya untuk tidak perlu merasa khawatir.

"Aigo. Itu bukan kesalahanku. Jangan melampiaskan kekesalanmu padaku", Do Hee balas teriak. 

Young Ja langsung jinak, menurunkan suaranya. Ia tak bermaksud melampiaskan kekesalannya pada Do Hee, perkataan tadi hanya sebuah reaksi dari rasa terkejutnya, Young Ja membungkukan badan seakan-akan Do Hee ada di depannya ketika mengucapkan permintaan maaf. 

"Aku sangat emosional. Maafkan aku. Aku tidak menyalahkanmu sama sekali. Kita tidak pernah tahu bagaimana hal-hal akan berubah. Tolong beritahu aku tentang apa yang sedang terjadi secepat mungkin. Kalau begitu aku akan mempercayakan padamu. Ya, sampai jumpa".

Young Ja menutup telepon tepat pada saat Chul Goo muncul dari dapur. Ia bertanya telpon dari siapa itu. Young Ja berkata telpon tadi dari Do Hee, bibinya Chae Won. Chul Goo heran kenapa dengan bibinya Chae Won. Young Ja mengaku kalau ia sudah menyogok Do Hee agar bibi Chae Won itu mau berpihak padanya. 

Chul Goo senang mendapat sekutu. Tapi Young Ja berkata apa gunanya mendapat sekutu, "Chae Won tidak tertarik padamu". Chul Goo yakin, akan segera mendapatkan Chae Won kembali setelah urusan perceraiannya dengan Hong Joo selesai. 

Joo Ri baru saja turun dari lantai atas ketika Young Ja berkata, 

"Orang tua Se Yoon. Tuan dan nyonya Lee sudah memberikan restunya dan menerima Chae Won".
 
"Apa?", tanya Chul Goo dan Joo Ri terkejut, "Apa yang baru saja ibu katakan?". 

"Orang tau Se Yoon menerima Chae Won", ulang Young Ja 

"Apa mereka gila?. Bagaimana bisa mereka melakukan hal itu", Joo Ri melotot tak percaya. 

Young Ja berkata Sol Joo adalah wanita yang tidak gigih, bagaimana bisa dia  menyerah pada keingianan anaknya dengan begitu mudah. Joo Ri tetap tidak percaya, menganggap ibunya mendapatkan informasi dari sumber yang salah. 

Young Ja menghela napas, "Apa yang harus kita lakukan sekarang?. Masalahnya bertambah kacau". 

"Jangan khawatir. Kupikir tidak akan semudah itu. Jika aku berusaha lebih keras, Chae Won pasti akan mengubah pikirannya", ujar Chul Goo yakin, "Joo Ri, jangan khawatir. Oppa akan mengurusnya. Percayakan saja pada oppa mu ini". 

"Kau cuma bisa bicara saja!", bentak Joo Ri judes. Chul Goo langsung terdiam. Hehehe..

Kang Soo dan Ki Choon kembali pulang kerumah mie dan menempati kamar lama mereka. Kang Sook mengeluarkan baju-bajunya dari dalam koper, ingin menyusunnya di dalam lemari. Ki Choon menahan tangan Kang Sook dan berkata, "Semua orang kecuali orang tuaku sudah tahu kalau kita bercerai. Kau tidak bisa tinggal disini seolah-olah tidak ada yang terjadi". 

"Lalu, apa kau ingin aku pergi?", tanya Kang Sook marah, tangannya bergerak memasukan kembali bajunya ke dalam koper. 

Ki Choon buru-buru meralat bukan itu maksudnya. Justru sebaliknya ia mengajak Kang Sook rujuk, "Aku malu bertemu dengan keluargaku, dan pikirkanlah Bo Reum". 

"Hentikan omong kosongmu". 

"Lalu berapa lama lagi kita harus hidup seperti orang asing", rengek Ki Choon. 

Kang Sook berkata sampai kapan mereka hidup sebagai orang asing itu semua tergantung dari Ki Choon sendiri, "Jika kau memperbaiki hidupmu dan bekerja keras, aku akan memikirkannya". 

"Aku sudah memperbaiki hidupku dan aku akan bekerja keras. Ayolah. Kita mulai lagi dari awal, ya", Ki Choon merayu layaknya anak kecil minta di belikan mainan. 

Kang Sook kesal, kenapa tiba-tiba Ki Choon memaksanya. Ki Choon meminta Kang Sook kembali mendaftarkan pernikahan mereka. Kang Sook mengancam, jika Ki Choon terus menekan dan memaksa seperti sekarang, maka ia benar-benar akan pergi. 

"Kau kasar sekali", gerutu Ki Choon lalu keluar dari kamar, merajuk. 

Kang Sook berguman, haruskah ia memberikan kesempatan kedua pada Ki Choon. 

Chae Won panik saat menyadari ada perubahan di kamarnya. Ia pun segera melaporkan hal ini pada Ki Choon. Chae Won berkata sepertinya bibi Ki Ok meninggalkan rumah, "Aku tidak melihat barangnya di manapun". 

"Apa?. Apa dia sudah gila?". teriak Ki Choon marah, langsung menyerbu masuk ke kamar Chae Won. 

Do Hee, Ki Moon dan Kang Sook yang mendengar teriakan Ki Choon segera keluar dari kamar. Pada Chae Won mereka bertanya apa yang terjadi. Tapi Chae Won tidak bisa menjawab. 

Ki Choon membunyikan peluit dan kembali teriak kalau Ki Ok sudah gila. Do Hee, Ki Moon dan Kang Sook menyusul masuk ke kamar Chae Won. Ki Choon benar-benar tak habis pikir, "Ki Ok  pasti benar-benar gila. Dia kabur dari rumah. Dia mengemasi barang-barangya dan pergi".

"Apa?. Lalu apa dia pergi bersama si gigolo rumah atap itu?", seru Do Hee yakin.

Ki Moon ikut geram, menilai adik bungsunya itu benar-benar sinting. Kang Sook bertanya-tanya dimana Kang Jin itu pergi. Ki Choon berpikir keras dimana ia bisa menemukan Kang Jin. Ia mengusulkan, lebih baik mereka bertanya pada pemilik rumah, mungkin dia tahu dimana Kang Jin pindah. Ke-empatnya mengangguk setuju bergerak mencari adik mereka. 

Seperti yang sudah kita ketahui, Kang Jin tidak jadi pindah dan tetap tinggal dirumah atap. Ki Ok dan Kang Jin duduk berhadapan dengan Ki Ok, dikamar yang hanya di terangi cahaya lilin, seakan mereka akan memulai suatu ritual. 

Sebelumnya, Kang Jin minta Ki Ok untuk berpikir dua kali, "Kau terlalu muda dan cantik untuk pria tua sepertiku". 

"Sudah kukatakan. Pada saat aku melihatmu di acara konser itu, aku sudah memutuskan". 

"Kau ini lugu atau kau cuma sembrono?. Kau harus realistis pada tingkat tertentu. Kau harus hidup seperti itu. Usiaku 60 tahun. Bahkan jika kita menikah, kita tidak bisa hidup bersama-sama dalam waktu yang lama". 

Ki Ok optimis dan yakin mereka bisa hidup bersama-sama sampai 100 tahun asalkan Kang Jin menjaga kesehatan. Lagipula siapa yang bisa menjamin kalau Ki Ok akan hidup lebih lama dari Kang Jin. 

"Hidup kita ada di tangan Tuhan. Tidak ingin mencintai karena takut berpisah, sama seperti tidak ingin bernapas karena takut mati. Aku yakin kita akan hidup bahagia. Jadi percaya padaku. Okay?". 

Ki Ok meraih tangan Kang Jin, mengenggamnya erat. Kang Jin tersenyum penuh haru dengan kata-kata meyakinkan yang ditutukan Ki Ok. Tapi, mereka di kagetkan dengan terikan nyaring.

"Ki Ok!. Keluarlah sekarang juga, kau gadis bodoh!", suara Ki Choon. 

Ki Choon berteriak dari tangga yang menuju apartemen Kang Jin, tapi suara teriakannya terdengar jelas hingga membuat Kang Jin dan Ki Ok ketakutan. Ki Ok cepat-cepat meniup lilin hingga ruangan itu sekarang benar-benar gelap tanpa cahaya sedikitpun, seperti tanpa penghuni. 

Ki Choon and the gank tiba di depan apartemen Kang Jin. Mereka berseru heran ketika melihat kamar di dalam kamar itu mati, "Pasti mereka hanya pura-pura tidur". Tapi mereka tidak bisa di tipu, karena sudah mendengar semua ceritanya dari pemilik sewa. 

"Berhenti beraking dan keluar saja", teriak Do Hee galak. 

"Mungkin mereka tidak ada di dalam", kata Ki Moon. 

"Tunggu!. Tertangkap kau", Ki Choon menunjuk pada 2 piring kotor yang berada di depan pintu. Piring berisi sisa Jajangmyeon (mie dengan saus kedelai hitam).

"Beraninya mereka memobodohi kita. Ki Ok!. Keluar saja". 

"Bersikaplah sesuai usiamu tuan Kang. Kau tidak mempunyai hati nurani. Lepaskan adik kami atau kami panggil polisi", gertak Do Hee ikut membantu. 

Do Hee teriak saking kesalnya. Ki Moon menyuruh Do Hee berhenti teriak, lebih baik membujuk adik mereka dengan cara baik-baik bukannya mengancam. Kali ini giliran Ki Moon yang membujuk Ki Ok. Ia minta pada adik bungsungnya itu untuk pulang, "Ini tidak benar. Pikirkanlah ayah dan ibu di rumah". 

"Ini bukanlah dirimu, Ki Ok. Ayo keluarlah, kita bicara baik-baik", Kang Sook ikut membujuk. 

Mereka menunggu, tapi baik bujukan atau ancaman, keduanya cara itu tidak berhasil membuat Ki Ok keluar dari persembunyiannya. Ki Choon tak sabar lagi, "Bocah gila itu!". Ki Choon membunyikan peluit dengan nyaring, tak peduli jika orang yang ada di dekatnya harus menutup telinga karena suara itu sungguh sangat-sangat berisik. 

Kang Jin ketakutan setengah mati, ia membujuk Ki Ok untuk keluar dan minta pengampuan dari kakak-kakak Ki Ok. Ki Ok bersikap keras kepala, ia sudah menduga hal ini akan terjadi, tapi tidak ada lagi yang bisa menghentikannya.  

Ki Choon pun tak mau menyerah, meniup peluit semberi mengedor-gedor pintu tak terkendali. Kang Jin mengerang, memegangi dadanya yang terasa mau copot. Ki Ok menutup mulut Kang Jin agar tidak mengeluarkan suara. 

Ki Choon mungkin akan nekad mendobrak pintu itu jika saja Ki Moon tidak menghentikannya. Ki Moon yakin pasti mereka tidak ada di dalam, sepi sekali. Ki Choon berpendapat lain, lalu bagaiamana dengan dua piring kotor itu. 

"Mungkin itu bekas makan siang mereka", sahut Kang Sook.

"Ya. Tidak mungkin mereka tetap tinggal disini penggerebekan kita", timpal Do Hee. 

Kang Sook membenarkan, pasti kedua orang itu sudah melarikan diri pada malam hari. Ki Choon kesal, "Bagaimana kita akan memberinya pelajaran?". Ki Moon mengajak pulang, lebih baik merahasiakan hal ini dari ayah dan ibu. Kang Sook setuju lebih mereka kita pulang dan menyusun strategi di rumah. 

Dirumah mie, nenek memuji anak-anaknya yang sungguh baik. Seharusya kakek bersyukur karena anak mereka mau balik pulang kerumah. Kakek berkata mereka pasti akan memahami tindakannya, seiring berjalannya waktu. 

Nenek menilai kakek sudah berlebihan kali ini, "Kau seharusnya tidak meminta mereka untuk memahami kita hanya karena kita adalah orang tua mereka. Anak-anak seharusnya tidak menyakiti hati orang tua mereka, begitu juga dengan orang tua". 

"Berhenti bicara dan tidur saja", kakek berbalik membelakangi nenek. 

Nenek ngomel, "Kau selalu menghindari pembicaraan. Dasar pria tua keras kepala". 
Nenek bersungut-sungut kesal, ikut membelakangi kakek. Tanpa nenek ketahui, kakek menarik napas panjang, menyimpan kesedihan di dalam hati. 

Pagi hari. Chae Won sedang menyiapkan sarapan ketika menerima telpon dari Se Yoon. Se Yoon mengundang Chae Won makan malam di rumahnya. Ia minta pada kekasihnya itu untuk dandan yang cantik, dan akan menjemput setelah pulang kerja. 

Choon Hee keluar dari dapur dan bertanya apa telpon itu dari Se Yoon. Chae Won mengiyakan, "Aku di undang makan malam di rumahnya malam ini". 

"Benarkah?", tanya Choon Hee terkejut. Chae Won mengangguk. 

Choon Hee mengajak Chae Won pergi ke mal belanja pakaian setelah sarapan. Chae Won berkata Se Yoon membelikannya beberapa pakaian dan juga ia masih memiliki banyak pakaian. 

Nenek keluar kamar, ia heran kenapa rumah sepi sekali kemana Do Hee dan Kang Sook. Choon Hee mengira mungkin mereka pergi ke pemandian air hangat. Nenek jalan menuju tangga yang menuju lantai atas. Chae Won menghentikannya seraya bertanya apa yang ingin nenek lakukan diatas. 

"Untuk membangunkan Ki Ok. Matahari sudah menyising tinggi di langit tapi dia masih tidur di dalam kamar.", jawab nenek. 

Choon Hee memberikan kode. Chae Won terpaksa berbohong dengan berkata kalau bibi Ki Ok juga pergi ke pemandian air hangat bersama yang lainnya. Wah kalau nenek tahu yang sebenarnya, bisa jatuh pingsan. 

Kang Jin menyiapkan sarapan untuk 2 porsi di depan halaman rumah. Tak lama Ki Ok keluar. 

"Selamat pagi, nona Uhm", sapa Kang Jin riang. 

Ki Ok tertawa, "Nona Uhm?. Kita sudah menikah sekarang, panggil aku dengan panggilan 'yobo'. 

Kang Jin tersipu malu. Berbeda dengan Ki Ok yang sama sekali tidak malu. Kang Jin berterima kasih atas cinta yang diberikan Ki Ok. Sebagai hadiah ia menyiapkan sarapan di ruangan terbuka.

Mereka lalu sarapan bersama. Kang Jin mengajak Ki Ok mengunjungi kakek - nenek dan mengatakan semuanya pada mereka setelah selesai sarapan. Ki Ok tidak mau, "Kedua orangtuaku pasti akan memukulku sampai mati. Jadi kita jangan pergi kesana sekarang. Kita lakukan nanti saat situasinya sudah tenang". 

Lagi-lagi, gangguan datang. Tim penggerebek yang terdiri dari Ki Choon cs, datang mendadak menangkap basah mereka. Ki Choon sudah seperti tukang parkir yang kerjaannya selalu meniup peluit tanda bahaya. 

"Sungguh pemandangan yang bagus". olok Do Hee. 

Ki Choon marah pada Kang Jin, harus ini kau akan mati di tanganku. Ki Choon siap melayangkan tinjunya. Ki Moon yang menyukai kedamaian menghalangi Ki Choon, dan minta pada adiknya untuk menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. 

"Menyelesaikan masalah apa?. Kami sudah melakukan ucapara pernikahan", ujar Ki Ok enteng, tanpa beban. 

Ki Choo cs terbelakak terkejut, perkataan Ki Ok itu bagaikan petir di siang bolong, "Pernikahan!!!!', teriak mereka kompak. 

Kang Jin mengaku sudah menikahi Ki Ok dan melakukan upacara pernikahan di atas semangkuk air (wkwk..wkwkw..nikah kok di hadapan semangkuk air...ada ada aja..ck..ck..). 

"Apa kau sudah gila?", teriak Do Hee dan Kang Sook sekuat tenaga. Ki Moon yang semula tenang, ikut emosi, "Apa itu benar?". Ki Ok mengangguk tanpa rasa takut sedikit pun. 

"Beraninya kau!. Ba****an, aku akan membunuhmu", Ki Choon teriak murka. Dalam gerakan cepat ia memukul wajah Kang Jin. 




Ki Ok panik dan menghambur ke sisi Kang Jin, "Kau baik-baik saja, yobo?". 

"Yobo?", seru Kakak-kakak Ki Ok tak terima.  

"Ya. Karena kami sudah menikah", bentak Ki Ok tak mau kalah. 

"Dasar sinting", Ki Choon maju ingin menarik Ki Ok, tapi Kang Jin maju sebagai suami melindungi istrinya.  

"Jika ingin memukul, pukul saja aku. Jangan sentuh istriku". 

"Istri?". 


Do Hee dan Kang Sook ikut mengamuk, menghambur meja makan dan membuat keributan. Sementara Ki Choon tak mau melepaskan Kang Jin, mencekek pria itu kuat-kuat. Giliran Ki Moon yang kebingungan, tak tahu harus menenangkan siapa. Para wanita yang sedang mengamuk atau memisahkan Ki Choon dari Kang Jin. 

Ki Ok pun tak mau kalah, ia menarik rambut kakaknya sendiri demi untuk membela suaminya. Belum puas mengamuk, Do Hee dan Kang Sook ikut menyerang Kang Jin. Hingga terjadilah adegan perkelahian lucu ala drama Hundred Years, benar-benar kacau. 

Lalu siapa yang menang?. Tentu saja Ki Choon, cs. Mereka berhasil menyeret Ki Ok pulang. Sepanjang jalan, Ki Choon terus mengomeli Ki Ok, diantara semua pria kenapa Ki Ok harus memilih pria tua itu, "Kau gila atau apa?". 
Kang Jin berontak, "Lepaskan aku!. Aku harus pulang".

"Kau pikir dimana rumahmu?",seru Kang Sook heran. 

"Tentu saja rumahku ditempat suami ku berada", sahut Ki Ok.

"Kau benar-benar tidak ada harapan. Bagaimana bisa kau jadi tergila-gila terhadapnya?. Dia pasti pria yang licik. Tidak bisa di percaya bagaimana bisa Ki Ok jatuh cinta padanya". omel Do Hee. 

Ki Moon angkat bicara, tak ingin memperpanjang masalah ini. Ia minta Ki Ok mendengarnya baik-baik, "Jika kau berani mengatakan pada ayah dan ibu. Kakak tidak akan pernah memaafkanmu". 

"Tidak. Aku akan mengatakan yang sebenarnya dan meminta restu ayah dan ibu", sahut Ki Ok keras kepala. 

Do Hee berkata bagaimana mungkin kakek dan nenek akan memberikan restu mereka. Kang Sook menyahut Ki Ok berubah seperti ini pasti karena sudah di butakan oleh Kang Jin. 

Ki Choon mengamcam akan menyita ponsel Ki Ok, mengurungnya di kamar dan mengunduli rambutnya, jika Ki Ok tidak mau mendengarkan dan terus saja bersikap keras kepala seperti sekarang, "Terus awasi dia selama 24 jam. Dia harus mendapatkan pelajaran keras". 

Nenek keluar rumah. Ia mengira anak dan menantunya itu baru pulang dari pemandian air panas. 

"Ibu", Ki Ok menangis seraya memeluk nenek. 

Nenek heran apa yang terjadi, kenapa kau tiba-tiba menangis. Ki Ok berkata ada sesuatu yang ingin ia katakan pada nenek. 

"Tidak", bentak kakak-kakak Ki Ok berbarengan. 

"Kenapa kalian menakuti adik kalian", bela nenek tak mengerti. 

Nenek minta Ki Ok mengatakan apa yang terjadi. 

"Tidak boleh", bentak kakak-kakak Ki Ok lebih nyaring membuat nenek semakin heran. Memandangi anaknya satu persatu. 

Young Ja mengajak Sol Joo bertemu di cafe dekat perusahaan. Sedikit berbasa-basi ia menanyakan kabar dan bilang kalau wajah Sol Joo menjadi lebih tirus dari terakhir mereka bertemu, "Apa kau sakit?". 

Sol Joo tidak menanggapi perkataan Young Ja, dengan dingin ia bertanya ada masalah apa hingga Young Ja ingin bertemu, "Aku tidak punya waktu". 

Young Ja berdehem, "Baiklah. Akan kupersingkat. Semalam aku mendengar rumor, jadi aku ingin menemuimu untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Kudengar kau menginjinkan putarmu untuk berkencan dengan Min Chae Won. Apa itu benar?". 

"Ya. Itu benar", jawab Sol Joo. 

"Apa?". Young Ja memukul meja, lalu buru-buru mengendalikan sikap buruknya, "Kau tidak boleh melakukan itu pada kami. Kau menyakinkan Joo Ri seolah-olah dia satu-satunya pasangan yang sempurna untuk Se Yoon. Dan kau mengingkari kata-katamu?. Kau membuat Joo Ri berharap untuk menikah dengan Se Yoon. Ini adalah pelanggaran etika, dan janji palsu pernikahan". 

"Apa?. Perkataanmu sudah kelewatan", ujar Sol Joo tidak terima. 

Young Ja balik menantang, "Aku tidak mengatakan sesuatu yang salah. Kau membangkitkan harapan palsu  ke dalam diri Joo Ri, dan kau mengingkari janjimu. Itu adalah janji palsu". 

"Kurasa aku harus mengatakan hal ini", ucap Sol Joo.

"Silahkan". 

"Bukankah kau menjebak Nona Min dan putraku sebagai orang yang melakukan perselingkuhan?. Dan kau masih berharap kelak Joo Ri akan menikah dengan Se Yoon!. Bagaimana bisa aku mempercayai orang sepertimu". 

Young Ja gelagapan berusaha menjelaskan. Sol Joo memotong, "Bahkan jika kau tidak menyukai menantumu, kau seharusnya tidak memasukkannya ke rumah sakit jiwa. Aku tidak tahu kau adalah wanita yang kejam seperti itu". 

Young Ja mencoba membela diri kalau ia mempunyai alasan yang kuat hingga melakukan tindakan itu. Tapi Sol Joo tidak ingin mendengar alasan apapun. Young Ja mencerca Sol Joo adalah orang yang aneh. Dengan suara berisiknya, Young Ja mengomeli Sol Joo yang hanya mendengarkan cerita dari satu pihak saja, "Kau tidak adil dan berat sebelah". 

"Biar kau perjelas satu hal. Aku tidak bisa berbesan dengan seseorang yang sudah menjebak purtaku. Kuharap kita tidak pernah bertemu lagi". Sol Joo pergi. 

Young Ja ngomel, mengatai Sol Joo wanita keras kepala yang tidak berperasaan, "Jadi, apa Se Yoon tidak dalam jangakauan kami lagi?. Kalau begitu, Chae Won juga tidak dalam jangkauan kami lagi?". 

Memikirkannya membuat kepala Young Ja pusing. Ia lalu menegak air putihnya dengan rakus, bahkan minta tambahan pada pelayan karena masih merasa haus..

(Terbang sudah harapan Young Ja mendapatkan menantu chaebol.wk...wk..wk..). 

Anak dan menatu kakek serta Chae Won kembali bekerja di pabrik. Kakek bertanya dimana Ki Ok dan Kang Sook. Ki Choon berkata kedua orang itu tidak bisa membantu bekerja di pabrik karena kurang sehat. 

Kakek mengerti dan tidak bertanya lagi. Sebaliknya, ia mengucapkan terima kasih karena anak dan menantunya mau kembali bekerja di pabrik, "Karena kalian memutuskan untuk meneruskan usaha keluarga. Aku merasa senang". 

Ki Choon ikut senang dan berkata akan menumbuhkan usaha mie ini menjadi mie nomor satu. Kakek mengangguk, sekarang kelangsungan usaha mie berada di tangan generasi muda, ia berharap anak dan menantu bisa menjalankan usaha mie sebaik mungkin. 

Meski begitu Ki Moon berkata masih membutuhkan bimbingan kakek. Kakek sudah menyerahkan pabrik ini sepenuhnya pada generasi muda, sudah saatnya ia pensium. Istirahat menikmati masa liburannya. 

"Aku belum pernah istirahat dan selalu bekerja keras. Sekarang aku ingin menikmati kehidupanku. Teruslah bekerja keras". 

Mata Chae Won memerah, menunduk sedih. Karena mengerti maksud dari ucapan kakek sebenarnya. Kakek inign menikmati sisa hidupnya sebelum ajal menjemput. Kakek beranjak keluar dari pabrik, langkahnya terhenti saat Do Hee berkata, 

"Jangan mengkhawatirkan pabrik. Beristirahatlah, Ayah". 

Kakek tersenyum mengangguk, melanjutkan langkah berjalan keluar. 

Chae Won bersama bibi dan pamannya, berkerja di pabrik dengan hati riang dan penuh semangat. Kali ini mereka benar-benar tulus bekerja, bukan karena ingin mendaptkan warisan atau yang lainnya. Ki Moon dan Ki Choon bertugas membuat mie, menguleni adonan dan mengilingnya. 

Do Hee dan Chae Won menjemur mie yang sudah jadi ke halaman depan. Do Hee bertanya kapan mereka akan mendapatkan pesanan pertama dari perusahaan Se Yoon.

Chae Won mengatakan pesanan pertama akan segara di dapat setelah ia menandatangani surat kontrak, "Kita bisa menjual mienya mulai bulan depan". 

"Terima kasih sudah memberikan pekerjaan pada kami", ucap Do Hee penuh syukur.

(Kalau bersyukur jangan jadi mata-mata rahasia Young Ja donk, aish..Do Hee ini tidak bisa di percaya). 
Terdengar bunyi klaskon mobil disusul dengan teriakan, "Yobo...Chae Won-ah". Do Hee mengenali itu sebagai suara Chul Goo. Chae Won heran kenapa pria itu kesini lari. Ia pergi ke depan untuk mengusir Chul Goo pergi. 

Chul Goo senang melihat Chae Won, melambaikan tangannya dengan riang. Beda dengan Chae Won yang tentu merasa kesal. Ia bertanya ada apa lagi sekarang. Chul Goo minta Chae Won menunggu sebentar. Ia hendak keluar dari mobil, tapi karena terlalu girang sampai-sampai kepalanya kepentok pintu mobil. Hahaha...

Ternyata mobil yang dikendarai Chul Goo saat ini adalah hadiah yang ingin ia berikan pada Chae Won. Mobil pick up dengan atap terbuka. Dengan bangga Chul Goo menunjuk mobilnya dan bertanya, "Bagaimana?. Apa kau suka?. Melihatmu mengendarai mobil tua pada hari itu membuat hatiku sakit". 

Chul Goo meraih tangan Chae Won. Memberikan kunci mobil dalam genggamannya, "Ini hadiah dari hatiku". 

"Kenapa aku harus menerima hadiah dari orang asing?". 

"Kita bukan orang asing, yobo". 

"Aku tidak butuh, pulanglah", Chae Won mengembalikan kunci. Tapi tanganya di tahan oleh Chul Goo. 

Chul Goo berkata kalau ia sudah bercerai dengan Hong Joo. Dengan dingin Chae Won bertanya, "Lalu?". 

"Lalu?. Tega sekali kau berkata begitu dingin?. Kau tahu aku bercerai dengannya agar bisa mendapatkanmu kembali". 

"Berapa kali harus kuulangi", bentak Chae Won putus asa menghadapi sikap Chul Goo, "Aku tidak punya niat sedikitpun untuk menikah lagi denganmu".
 Chul Goo mengatupkan kedua tangan memohon, "Aku akan bersikap baik. Aku akan memperbaiki semua hal buruk yang pernah kulakukan padamu". 

Chae Won tidak tertarik, lebih baik Chul Goo melupakan keinginan itu dan pulang saja. Chae Won masuk ke dalam meninggalkan Chul Goo sendirian. Meski berkali-kali menerima penolakan, tidak mematahkan semangat Chul Goo.

 "Aku tidak memintamu untuk menikah denganku sekarang. Aku bisa menunggu sampai kau memaafkanku. Kau bisa kembali kapan saja, ya?". 

Do Hee menyusul ke luar halaman menemui Chul Goo. Maksud hati ingin mengembalikan tas orange kulit buaya pemberian Young Ja. Tapi alih-alih mengembalikan tas itu. Do Hee malah menerima sogokan baru, yakni mobil yang dibawa Chul Goo.  

Chul Goo mempercayakan mobil itu pada Do Hee. Karena Chul Goo mendengar dari ibunya bahwa Do Hee berada di pihak yang sama dengannya. Tangan Do Hee gemetaran menerima kunci yang diberikan Chul Goo, pasti harga mobil itu sangat mahal. 

"Tolong jaga mobil itu untuk sementara waktu. Aku mengkhawatirkan Chae Won mengendarai mobil tua, jadi aku membelinya. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Tolong berikan aku kesempatan kedua". 
Chul Goo pergi. Do Hee terkejut seraya berguman, "Sungguh kejam kalau aku harus menolak permintaannya. Aku dalam masalah sekarang". 

Mata Do Hee berbinar-binar saat melihat mobil mulus dan baru yang terparkir di depan pintu gerbang. Jiwa matrealistis Do Hee kambuh lagi. 


Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 39 Part 2


7 comments:

  1. akhirnya ada juga{} lanjut yaa mna nuri:D ayoo semangat:D

    ReplyDelete
  2. Tks ya Nuri dah mo ngelanjutin lagi sinop ini...faithing......

    ika

    ReplyDelete
  3. wlopun prosesnya lama, aku kan menunggu sinop selanjutnya sampai akhir,,, soalnya dah penasaran bangeeeeet akhirnya gimn! SEMANGAaaaaaaaaT!!!
    ^_^"

    ReplyDelete
  4. iya mbak nuri.. dilanjutin ya mbak sinopsisnya sampai akhir.. uda nanggung bgt baca ceritanya mbak.. di link lainnya gk ada soalnya... thx before mbak... ciayo...!!!!

    ReplyDelete
  5. hyep!!kak,boleh tak kalau saya copy sinopsis akak untuk fans k-drama from malaysia.sebab sy orng malaysia.please akak...

    ReplyDelete
  6. Lanjutkan mbk.smngt.

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)