Pages - Menu

Saturday, September 21, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 20 Part 1

Jae In panik memanggil nama Cha Don. Dengan tenaga tersisa Cha Don meraih ponselnya, "Jae In-ah". Mobil truk kembali melaju dan menghantam taksi, sebelum hal itu terjadi Cha Don lebih dulu lompat keluar dari jendela. Tabrakan kali ini benar-benar membuat taksi ringsek seperti mobil bekas.

Supir truk tampak ketakutan, buru-buru pergi dari tempat kejadian. Dari jauh Sek. Seo dan jaksa Kwon menyaksikan sendiri bagaimana brutalnya truk itu menabrak taksi yang jauh lebih kecil. "Dia mati kan?", ujar Sek. 
"Kita pergi", ajak jaksa Kwon tanpa ekspresi.

Dengan menggunakan GPS Jae In berhasil menemukan keberadaan Cha Don. Ia semakin panik melihat keadaan mobil taksi yang rusak. Tak jauh dari sana, Cha Don terbaring tak sadarkan diri. Jae In menangis tak terkendali, "Cha Don. Bangunlah!. Cha Don. Maafkan aku!. Aku bersalah!. Maafkan aku, Cha Don! Cha Don!". 

Ambulance datang membawa Cha Don kerumah sakit, dalam perjalanan Jae In menggengam erat tangan Cha Don, enggan melepaskan, "Tolong jangan mati, Cha Don. Kumohon bangunlah! Cha Don!. Jika kau mati, bagaimana aku mampu melanjutkan hidupku?". 

Cha Don membuka sedikit matanya. Jae In yang menunduk tidak melihat. Cha Don tersenyum, lalu kembali tak sadarkan diri.

Jaksa Kwon menemui Se Kwang di bar langganan mereka. Se Kwang tanya bagaimana keadaan Cha Don. Apa dia mati?. Jaksa Kwon mengingat kembali tabrakan itu, "Seharusnya dia sudah mati. Dia sudah mati". 

Se Kwang tersenyum puas dan berkata seharusnya Cha Don sudah mati dari awal. "Memikirkan bagaimana dia mempermainkanku dan memenjarakan Eun Bi Ryeong dengan tanganku sendiri, tidak cukup hanya membunuhnya 2 kali"

Jaksa Kwon menyahut anggota komite mengenal Cha Don dengan baik. Se Kwang yakin, "Ini kerja sama antara Lee Cha Don dan Bok Hwa Sool. Jeong Hae Ryong dan Pria dari Jingogae juga bekerja sama dengan mereka. Pertunjukan berakhir!. Mulai dari sini, inilah saatnya kita untuk menghukumnya".

Langkah awal Jaksa Kwon ialah dengan mengambil alih Hwanghae Bank lebih dulu dengan mengadakan rapat para pemegang saham. Se Kwang berkata tidak perlu, ia sudah berencana menghancurkan lalu mendapatkannya kembali. Jaksa Kwon tanya apa Se Kwang bermaksud akan benar benar menghancurkan Ny. Bok. Se Kwang akan menilai jika dia bersalah sudah sepantasnya di hukum.

Keesokan harinya di rumah sakit. Jae In dengan telatan dan sabar merawat Cha Don. Sama seperti 15 tahun lalu. Cha Don sebenarnya sudah siuman, hanya saja di pura-pura tidak sadarkan diri di depan Jae In. Cha Don tersenyum menerima perhatian Jae In.

Sek. Hong dan Gu Shik datang. Jae In tanya bagaimana hasilnya, apa mereka menangkap pelakunya?. Gu Shik menjawab polisi masih menyelidikinya, bagaimana keadaan pengacara Lee?. 

"Dia masih belum sadar", ucap Jae In. 
Sek. Hong menangis, "Aku sangat kasihan pada Pengacara Lee".
"Tak bisa dipercaya!", Gu Shik ikut merasakan kesedihan.

Ny. Bok menelpon Jae In menanyakan keadaan Cha Don. Jae In mengatakan kondisi Cha Don masih sama. Petugas rumah sakit bilang mereka tak tahu kapan dia akan sadar. Jae In tak kuasa menahan tangis lari keluar.

Gu Shik dan Sek. Hong mendekati Cha Don. Gu Shik merasa bersalah tadi malam seharusnya aku mengantar dia pulang.
"Manager", panggil Cha Don pelan.

Gu Shik kaget, "Pengacara Lee. Kau sudah sadar"

Cha Don meletakkan tangan di bibir, memberi isyarat mereka untuk diam. "Kecelakaan ini, kurasa bukanlah kecelakaan biasa".
"Jadi... maksudmu ada seseorang yang sengaja menimbulkan kecelakaan itu?", tebak Sek. Hong. 

Cha Don belum bisa mengingat dengan baik, jadi ia tidak yakin 100%. Tapi ada yang aneh. Sek. Hong merinding. Cha Don minta Gu Shik jangan hanya mengandalkan polisi, cobalah untuk mencari tahu siapa yang menabrakku. Gu Shik mengerti. Untuk sementara waktu Cha Don akan berakting. Ia minta mereka mendekat dan berbisik memberitahukan rencananya pada ke dua rekannya itu.

Kabar Cha Don masih hidup sampai di telinga Se Kwang. Jaksa Kwon yang memberitahukan hal ini. Se Kwang menyalahkan jaksa Kwon, "Kau bilang truk besar itu pasti menabrak mobilnya 2 kali!". Jaksa Kwon gelisah dia belum mati, apa yang harus kita lakukan. Se Kwang kembali menyalahkan, "Seharusnya kau memeriksa mayatnya!". Jaksa Kwon emosi, "Kau pikir ini semudah itu?!". Mereka terlibat argumen saling teriak dan menyalahkan.

Tanpa sengaja pertengkaran mereka di dengar oleh Hyuk yang hendak masuk keruangan ayahnya. Hyuk terpukul mengetahui ayah dan senior yang selama ini ia kagumi ternyata merencanakan pembunuh. Hyuk jalan pergi dengan perasaan berkecambuk di dada.

Hyuk pergi. Sek. Seo datang memberi laporan. Lee Cha Don masih hidup tapi otaknya mengalami kerusakan. Kemampuan kognitifnya benar-benar rusak. Jaksa Kwon berkata jika itu benar maka dia sudah seperti mayat hidup. Tapi Se Kwang tidak seperti jaksa Kwon yang percaya begitu saja. Sebelum memastikanya sendiri.
Jae In menyuapi Cha Don. Bahkan di depan Jae In sekalipun, Cha Don berakting seperti orang idiot dengan pandangan mata kosong. Jae In berusaha tegar, "Tidak apa-apa, Cha Don. Kau bisa mengatasinya. Terakhir kali saat kepalamu terluka, kau menjadi lebih pintar. Aku akan pastikan kau bisa sadar kembali. Kita tidak boleh putus asa. Benar begitu, kan, Cha Don?".

Cha Don menjawabnya dengan senyuman seperti ini (hahaha). Tapi senyuman itu membuat Jae In semakin sedih.

Se Kwang datang menjenguk. Jae In keluar. "Pengacara Lee, ini aku. Apa kau bisa mengenaliku?", tanya Se Kwang. Cha Don kembali tersenyum idiot. Se Kwang tampak benar-benar percaya. 

Gu Shik minta tolong agar Se Kwang menangkap pelakunya. Dengan mulut palsu Se Kwang menyahut, "Tentu saja, kami akan menangkapnya!. Dialah yang membuatnya seperti ini!".

Akting Cha Don tampak meyakinkan, Se Kwang benar-benar dibuat percaya dengan gaya Cha Don yang mengunyah makanan seperti anak kecil.

Detektif Choi keluar dari ruang dokter. Se Kwang tanya apa yang dikatakan dokter. Detektif Choi berkata dokter yang merawatnya bilang Lee Cha Don benar-benar mengalami kerusakan otak yang parah. Sek. Hong mengintip dari balik tembok. 
Hal ini sudah diprediksi Cha Don sebelumnya. Gu Shik meminta bantuan dokter untuk bekerja sama dengan alasan melakukan ini untuk menangkap pelakunya. Sek. Hong masuk, "Kepala Ji Se Kwang benar-benar tertipu".

Cha Don menanyakan buku keuangan jaksa Kwon. Gu Shik membuka tas, Cha Don yang bersemangat segera mengambilnya, "Ah...", Cha Don mengaduh kesakitan memegangi tulang rusuk. 

Gu Shik mengingatkan dokter bilang agar Cha Don berhati-hati sampai tuluang rusuk Cha Don benar-benar sembuh. Cha Don minta Gu Shik menyerahkan buku ini pada jaksa Jo. Gu Shik bingung apa kah harus menyerahkannya secara langsung. Sek. Hong memberi saran bagaimana jika dikirimkan tanpa nama. 
Cha Don tidak begitu suka dengan cara itu, karena orang yang mereka hadapi adalah jaksa agung. Lebih baik jika melalui perantara orang lain. Gu Shik menyebut satu nama, "Bok Jae In". 
Di halaman belakang rumah sakit, Gu Shik memberikan buku itu ke Jae In. Ia berkata Cha Don susah payah mencurinya dengan susah payah dan mungkin sekarang jaksa Kwon sudah mengetahui kalau buku yang asli ada ditangan Cha Don. Jae In kaget, "Lalu...kasus tabrak lari itu?". Gu Shik mengatakan mungkin dilakukan juga pihak mereka untuk menutup mulut kami.

Jae In berada di cafe menunggu jaksa Jo. Jae In meminum kopinya dengan perasaan marah. 
"Nona Bok Jae In?", sapa jaksa Jo begitu sampai di cafe.
"Para bajin*** itu harus dipukuli sampai mati!", umpat Jae In membuat jaksa Jo kaget. 

Jae In menyadari kehadiran jaksa Jo dan mengubah sikapnya. Tanpa buang waktu ia langsung memberikan buku itu ke tangan jaksa Jo. "Apa buku ini yang kau bicarakan ditelepon?", tanya jaksa Jo. Jae In membenarkan, "Lihatlah". 

Jaksa Jo melihat sekilas dan yakin kalau ini adalah tulisan jaksa Kwon. "Semua nama dalam transaksi ini juga orang-orang yang kukenal". Jae In tanya apa dengan ini jaksa Kwon bisa di penjarakan. Jaksa Jo berkata dengan mantap kantor kejaksaan Korea masih punya keadilan. Korupsi seperti ini harus dihukum sesuai hukum yang berlaku, tak peduli siapapun dia, meskipun itu jaksa agung sekalipun.

Jae In tak menyangka ternyata jaksa Jo bisa diandalkan tidak seperti berita yang beredar. Jaksa Jo tertawa karena di puji, lalu tersadar, "Tidak seperti berita yang beredar...?. Kenapa...?. Apa Lee Cha Don membicarakan hal buruk soal diriku?". 

"Tidak, aku salah bicara", ralat Jae In.

Jaksa Jo tidak tahu apa yang dilakukan Cha Don sekarang, tapi dia tidak muncul di kantornya seharian ini. Jaksa Jo belum tahu kecelakaan yang menimpa Cha Don. Jea In pun menutupinya dengan bilang Cha Don demam jadi harus istirahat. Jaksa Jo berterima kasih atas bukunya, lalu pergi lebih dulu.

Jae In geram, "Beraninya mereka menyentuh Cha Don-ku!. Oh, dasar bajin*** busuk!". 

Jaksa Jo melimpahkan kasus korupsi jaksa Kwon kepada Ji Hoo. "Salinan buku ini asli?", tanya Ji Hoo terkejut tidak percaya. Jaksa Jo menjawab 100% asli, ditulis oleh jaksa Kwon sendiri. Ji Hoo minta yang tidak kenal takut dan pandang bulu minta di keluarkan surat perintah penangkapan segera.

Tidak. Pertama jaksa Jo akan memberitahu Menteri Hukum dan Kantor Kejaksaan Agung. Tugas Ji Hoo membocorkan rahasia ini pada medi, "Ingat baik-baik. Saat kita sedang berburu harimau, jika kita menembak beberapa kali, kita akan dimakan setelah itu. Dengan sekali tembakan saja. Harus selesai dengan sekali tembakan saja". Ji Hoo mengerti.

Jaksa Kwon datang kerumah Ny. Bok dengan tujuan ingin menjual sahamnya. Ny. Bok heran, "Anda ingin menjual semuanya?". Jaksa Kwon berkata karena Ny. Bok membantunya menjadi kandidat maka ia harus menepati janjinya. 

 Ny. Bok senang, "Omo, omo, omo, andai semua orang didunia ini seperti anda, Direktur, maka kontrak maupun nota tak akan ada gunanya lagi".

Untuk harga sahamnya jaksa Kwon menyerahkannya pada Ny. Bok. Biasanya jika seperti ini, dihitung lebih rendah dari harga pasar. Tapi Ny. Bok akan menilai sesuai dengan harga pasar. Pal Do memberikan stempel. Setelah Ny. Bok memberikan stempelnya diatas kertas. Secara resmi saham jaksa Kwon menjadi milik Ny. Bok. 

Ya..ya, ini hanyalah salah satu jebakan yang digunakan Se Kwang dan jaksa Kwon untuk menjatuhkan Ny. Bok. Hyuk memandangi ayahnya dengan tatapan miris.

Di perjalanan, jaksa Kwon menerima telepon dari Se Kwang. Buku keuangan rahasia jaksa Kwon terbongkar. Menteri Hukum sendiri yang langsung menyelidikinya. Dan beritanya sudah menyebar di internet. Semuanya sudah terlambat. 
Jaksa Kwon berang, "Apa?. Lee Cha Don. Kau bilang dia sekarang bodoh!. Lalu, siapa sebenarnya yang membocorkannya?". 
Untuk saat ini Se Kwang minta jaksa Kwon pulang, jangan kembali ke kantor. "Setelah aku tahu, aku akan menghubungimu". 

Jaksa Kwon menghubungi jaksa agung di kantor pusat. Mmenyangkal bahwa berita yang beredar itu palsu. Ia juga berkata akan mencari tahu dari mana asalnya dan...belum selesai jaksa Kwon bicara. Hubungan telepon terputus lebih dulu. Kantor pusat tidak mau mendengar penjelasannya. 

Kasus korupsi jaksa Kwon telah menyebar di seluruh negeri, bahkan hingga dimuat dalam liputan berita utama. Telah diperoleh bukti-bukti yang kuat atas tuduhan korupsi yang dilakukan jaksa Kwon. Kantor Kejaksaan Agung mengumumkan hari ini bahwa jaksa Kwon dipecat dari posisinya.

Pal Do takjub Cha Don tiba-tiba melakukan serangan bagus. Sekarang Ny. Bok mengerti kenapa bocah nakal itu pura-pura gila. Dia pasti tertawa senang di rumah sakit. Ny. Bok minta Pal Do membawakan perekamnya, aku akan merekam bagian ini dulu. 

Pal Do tanya apa Ny. Bok sudah minum obat. Ny. Bok balik tanya, "Obat apa?. Siapa yang sakit?".
"Nyonya!".

"Oh, benar...Benar...Bawa obat dan juga airnya".

Pal Do berdiri mengambil obat. Ny. Bok berguman sebelum semua baterai dalam kepala ku habis, ku harap aku bisa mengatur pernikahan Jae In dan Cha Don.

Hyuk mendatangi jaska Kwon yang sedang minum sendirian di ruang baca. Hyuk tanya kenapa ayahnya melakukan hal itu. Bukan memberikan jawaban, jaksa Kwon malah berkata telah membesarkan Hyuk dengan penuh kasih sayang selama 3o tahun, tapi sekarang anaknya sendiri mencurigai dirinya karena beberapa berita. "Ombak yang kecil butuh waktu yang lama untuk tenang, tapi angin kencang dan ombak besar biasanya segera menjadi tenang. Saat matahari terbit besok, semuanya akan kembali normal".

"Ayah"

"Hyuk, hanya pria lemah yang akan melakukan hal seperti itu, bukan seorang pria kuat. Dia melakukan apa yang bisa dia lakukan. Apa yang akan ayahmu ini lakukan, lebih baik kau perhatikan baik-baik, Hyuk".

Hyuk menangis. Sebagai anak ia tak ingin melihat ayahnya hancur. Tapi Hyuk juga kecewa, ayahnya semakin terseret dalam keserakahan dan ambisi. Terlebih lagi mengetahui, orang tua yang selama ini ia hormati terlibat dalam rencana pembunuhan yang seharusnya tidak dilakukan seorang Jaksa Korea.

Para wartawan berkumpul di depan kantor kejaksan. Memintai keterangan jaksa Kwon terkait kasus tuduhan korupsi yang menimpanya. "Apa kasus anda ini ada hubungannya dengan Pemerintah?. Bagaimana perasaan anda?. Apa anda mengakui semua tuduhan itu?".

Jaksa Jo, Ji Hoo dan Jaksa Kwon bertatap muka. Jaksa Jo bilang barusan surat penangkapan di keluar. Jaksa Kwon memantang, "Apa maksudmu kau akan menangkapku?". Karena di sini banyak orang, jaksa Jo mengajak jaksa Kwon untuk membicarakan hal ini di atas. 

"Di sini. Borgol aku di sini", ucap Jaksa Kwon menyerahkan diri dengan suka rela penuh percaya diri.
Hyuk syok, "Ayah".
Tentu saja penyerahan diri jaksa Kwon secara suka rela ini menarik perhatian wartawan. Lampu blitz tak henti-henti berkedip, kamera terus menyorot. Tak ada satupun dari mereka yang ingin melewatkan kesempatan unuk mengabadikan peristiwa ini. Taktik ini hanya taktik....
  
Jaksa Kwon : Bukankah kau mendapat surat perintahnya karena kau sangat yakin?. Kalau begitu, kau harus melakukannya sesuai hukum yang berlaku. Wakil Kepala Jo, tunjukkan surat perintahnya, borgol aku, dan bacakan peraturan penangkapan. Bukankah kau tahu dasar dari penyelidikan?. 

Jaksa Jo : Jika anda terus begini....
Jaksa Kwon menyela, "Buku korupsi?. Kehormatanku, yang kubangun selama 30 tahun, sudah dikotori oleh beberapa lembar kertas!. Kau pikir kau bisa melarikan diri?. Dengar baik-baik. Aku bersih kemarin, dan aku juga bersih sekarang!. Jika kau tak memborgolku di sini, maka cepat atau lambat aku yang akan memborgol tanganmu!. Cepat borgol aku!". 

Jaksa Jo diam tidak berkutik. Ji Hoo maju, "Aku kecewa, Direktur. Kupikir anda berbeda, tapi kau memperlakukan kami dengan cara yang sama seperti orang berpengaruh lainnya lakukan.

Ji Hoo menunjukkan surat penangkapan. Memasang borgol ke tangan jaksa Kwon, "Kau berhak untuk diam. Apapun yang kau katakan bisa dan akan digunakan untuk melawanmu di pengadilan. Kau berhak memanggil pengacara".

"Benar, penyelidikannya harus berjalan seperti ini", sindir jaksa Kwon ke jaksa Jo.

Dengan bangga jaksa Kwon memperlihatkan tangannya yang terborgol ke hadapan wartawan, "Para jaksa Republik Korea, aku bangga dengan kemampuan mereka, dan merupakan yang terbaik didunia!. Juniorku akan menemukan kebenaran, aku yakin!". lalu tertawa senang.

Jaksa Kwon hanya ingin terlihat baik di mata masyarakat...

Cha Don dan Gu Shik menyaksikan berita penangkapan jaksa Kwon di televisi. Gu Shik berkomentar jaksa Kwon benar-benar pria yang kurang ajar dan menakutkan. Dia benar-benar berani sekali. Apa kantor kejaksaan wilayah mampu menuntut dia?. Cha Don berkata kali ini kita percayakan saja pada jaksa Jeon Ji Hoo (satu-satunya jaksa yang bersih).

Se Kwang si penguntit mengintip dari balik pintu dan mendengar semuanya. Memastikan sendiri Cha Don tidak lah idiot seperti terakhir kali ia mengunjunginya.

Perlahan Se Kwang menutup pintu, berbalik dan berdiri di sana untuk berberapa saat. "Lee Cha Don, jangan senang dulu, mengira kalau tipuan murahanmu berhasil. Meskipun kau tak peduli pada Kwon Jae Kyu, aku sudah menyelesaikannya. Mulai sekarang, pertarungan ini dengan pedang asli, bukan tongkat kayu", batin Se Kwang.

Se Kwang jalan pergi. Sek. Hong melihatnya heran kenapa jaksa jahat itu pergi begitu saja.

Se Kwang belum keluar dari rumah sakit ketika menjawab panggilan telepon dari Cha Don. "Setelah datang jauh-jauh kesini, apa kau akan pergi begitu saja tanpa menemuiku?", ucap Cha Don dari seberang. 

Mereka berdua bicara di taman rumah sakit. Se Kwang berlagak khawatir mendengar kepala Cha Don terluka. Cha Don berkata berdasarkan keterangan dokter kesembuhan ini adalah keajaiban. Se Kwang tanya apa Cha Don ingat soal kecelakaan itu. Cha Don tidak ingat terlalu jelas hanya bagian dimana truk itu menabrak mobil taksi yang ia tumpangi.

"Buku korupsi jaksa Kwon, apa kau yang mengirimkannya?", tembak Se Kwang. Cha Don menyahut semula itu adalah tugasnya, dan Se Kwang yang seharusnya mengurus medianya. Se Kwang berkata karena jaksa Kwon dipecat, sekarang tidak ada sisa kandidat yang disahkan. Karena ucapan Se Kwang itu, Cha Don akan meminta pria dari Jingogae mencalonkan Se Kwang kembali.

"Terima kasih pengacara Lee. Kalau begitu cepat sembuh", ucap Se Kwang bersilat lidah. Menepuk pundak Cha Don pelan lalu pergi.



Dengan menggunakan keahliaannya sebagai jaksa senior, jaksa Kwon menyangkal dan berkelit dari semua tuduhan terima suap yang dilontarkan Ji Hoo. Lalu, Ji Hoo tanya apa semua rincian yang ditulis dalam buku itu hanya sebuah lelucon. Kami sudah mencocokkan tulisan tanganmu dengan tulisan dalam buku ini.

Jaksa Kwon mengejek, "Kenapa kau sangat yakin kalau buku itu aku yang menulisnya?. Di Korea, ada begitu banyak orang yang berpengalaman dalam meniru tulisan tangan . Orang yang bisa meniru tulisan tanganku, apa aku harus membawa mereka kesini?".

Ji Hoo geram. Jaksa Kwon menantang, "Aku percaya pada kemampuanmu. Jika kau ingin menyelidikiku dengan benar, kenapa kau tak membawa surat perintah penggeledahan dan mencari uangnya dirumahku?. Atau membawa beberapa fotoku saat aku menerima uang itu?. Semua orang dalam daftar ini, kenapa kau tak menangkap mereka semua dan menanyai mereka?. Lihat apa salah satu dari mereka akan bilang kalau mereka memberiku uang".

"Karena ucapan anda, aku akan menangkap mereka semua dan menyelidiki mereka", ucap Ji Hoo tanpa takut.

Se Kwang dan jaksa Jo menyaksikan proses interogasi ini dari ruang sebelah.

Setelah melewati proses interogasi yang panjang, jaksa Kwon di perbolehkan pulang. Di luar kantor kejaksaan, ada Se Kwang yang sudah menantinya di dalam mobil.

Se Kwang mengatakan Lee Cha Don lah yang membocorkan buku itu. "Untuk membuat pertahanan kita lemah, dia berakting seolah-olah dia gila. Kali ini, kita dibodohi lagi oleh Lee Cha Don, bukan, Lee Kang Seok".

Jaksa Kwon menyuruh Se Kwang untuk segera bertindak mengambil alih Hwanghae Bank. "Pertama, kita harus mematahkan kaki dan tangannya, jadi dengan begitu kita bisa mematahkan lehernya".

Tapi sebelum itu, Se Kwang minta jaksa Kwon menyelesaikan satu hal yang lebih penting. Se Kwang merasa Cha Don merasakan sesuatu soal kecelakaan itu. Jika dia berhasil menangkap supir truk itu masalah akan semakin bertambah runyam.

Jaksa Kwon tanya dimana Sek. Seo menyembunyikan pria itu. Sek. Seo menjawab dia di Busan. "Buat dia menyerahkan diri secepatnya", perintah jaksa Kwon. Sek. Seo mengerti.

Se Kwang ragu apa pria itu bersedia menyerahkan diri. Jaksa Kwon menyahut ini adalah salah satu syarat kesepakatan mereka dari awal. "Dia akan mendapatkan uang dalam jumlah besar yang mungkin dapat menanggung kehidupannya, jadi 3 tahun penjara tak akan ada artinya bagi dia".




Gu Shik dan Cha Don dengan santai makan pizza. Cha Don sedikit mengeluh, "Ah, aku tak bisa makan dengan tanganku sendiri. Jae In menyuapiku setiap hari".


"Menurutmu kau tak akan memberitahu dia yang sebenarnya?", tanya Gu Shik.

"Kau pikir aku gila?", jawab Cha Don. "Saat ini dia sudah jatuh hati padaku, jadi kenapa aku
harus mengakui lebih dulu?".


Gu Shik membenarkan. Jae In sudah lebih baik saat ini. Cha Don berkata, "Tunggu dan lihat saja aku akan memperbaiki kelakuan buruknya kali ini, seluruhnya!. Ngomong-ngomong, apa kau tahu apa yang dia katakan padaku saat memotong kuku jari kakiku".

Cha Don berbisik. Gu Shik terkejut, "Benarkah?. Oh. Benar-benar sesuatu", Gu Shik terbahak dengan mulutnya yang penuh makanan.
"Benar, sesuatu!" sahut Cha Don tertawa terbahak.

Jae In masuk tiba-tiba, terkejut bukan main menangkap basah Cha Don yang tampak sehat dan normal. "Hei, Lee Cha Don!.

Ny. Bok dan Pal Do menyusul masuk. Cha Don terbata, "Jae In..Oh, Nyonya, anda juga datang".

"Hei, kudengar kau mengalami kecelakaan, tapi kelihatannya kau sehat", ucap Ny. Bok.

Jae In menuntut penjelasan, "Kau...Apa yang terjadi?".

"Apa maksudmu apa yang terjadi?. Aku baru saja kembali normal, itu saja".

Gu Shik membenarkan, "Pagi ini, setelah mengeringkan rambutnya, dia tersengat listrik".

"Oh, ya, kudengar hal semacam itu kadang terjadi", sahut Ny. Bok.

Jae In tidak percaya dan ngamuk, mengguncang badan Cha Don, "Brengsek!. Sejak kapan kau membohongiku?". 

"Hei, kenapa kau bertingkah seperti ini? Ingat, aku ini pasien!"

"Pasien? Pasien apa?. Pasien palsu?. Beraninya kau mempermainkan orang lain, kau mau mati?!", Jae In hilang kendali naik keatas tempat tidur menindih badan Cha Don. "Kau mati saja, kubunuh kau!. Mati saja, kita mati sama-sama!!. Mati!!!!!". 

Cha Don tidak berdaya memohon bantuan, "Ah, apa yang kalian lakukan?. Tolong hentikan dia!"

Ny. Bok geleng-gelang kepala, Pal Do tersenyun geli. Gu Shik khawatir, "Nona Jae In! Pengacara Lee itu pasien sungguhan!". 

Jae In ngamuk tak terkendali, tak peduli meski Cha Don merintih memegangi lehernya yang sakit. Ny. Bok mengajak Pal Do pergi. "Dia benar-benar sehat". Pal Do tanya apa Ny. Bok tidak ingin menghentikan mereka lebih dulu. Ny. Bok menyahut kenapa harus menghentikan mereka?. Mereka saling suka dan bertengkar seperti itu, jadi aku harus bagaimana?. Aigoo, betapa besar cintanya! Betapa besar cintanya!". 

Cha Don tertolong dengan kedatangan Sek. Hong bersama 2 polisi yang masuk dengan mengampit supir truk pelaku tabrak lari. Polisi berkata supir truk baru menyerahkan diri pagi tadi.

Supir truk berlutut memohon maaf. "Tolong maafkan aku". Jae In berang, "Kau hampir membunuh seorang pria, tapi sekarang kau ingin dia memaafkanmu?".

"Maafkan aku. Maafkan aku, maafkan aku. Dirumah, ada ibuku yang sudah tua dan sakit-sakitan dan anak-anakku, jadi...Jika aku dipenjara, tak ada yang merawat mereka, itulah sebabnya. Itulah sebabnya... maafkan aku, aku sudah melakukan dosa besar".

Ny. Bok ke Pal Do, "Periksa apa itu benar, apa dia benar-benar punya ibu tua yang sakit-sakit dan anak-anaknya. Penjahat selalu bilang begitu saat mereka tak ada pilihan".

Pal Do : Benar nyonya. Penjahat seperti ini harus membusuk dipenjara sepanjang hidupnya!. 

"Cukup, berdirilah", ucap Cha Don, "Aku baik-baik saja, jadi berdirilah. Aku akan mengatur penyelesaiannya untukmu".

"Cha Don! Apa kau sudah gila?", Jae In protes

Cha Don berkata ini akan sangat membantu mengurangi masa hukuman supir truk. "Sebaliknya, saat kau dibebaskan, kau harus hidup dengan lebih baik. Kau mengerti?". 

"Terima kasih, terima kasih, Pengacara!", ucap supir truk berterima kasih dengan kebaikan hati Cha Don.

Cha Don menatap curiga, "Bagaimana kau tahu aku ini pengacara?". Supir taksi kaget, sadar keceplosan bicara. Cha Don tersenyum, "Nanti, jika kau tak bisa mencari pekerjaan karena catatan kriminalmu, temui saja aku. Aku akan membantumu".

"Terima kasih..terima kasih", supir truk menangis menyesal.

"Wow, kau sangat beruntung hari ini, bertemu dengan orang baik seperti dia", ujar polisi. "Kalau begitu, kami pergi dulu".

Setelah polisi pergi Jae In menyindir Cha Don, "Aigoo, aigoo, betapa sucinya kau ini!. Kau menipuku dengan baik, tapi dia, apa? Penyelesaian?. Kau pikir kau ini Gandhi?. Ibu Teresa?". 

Cha Don jelas sekali melihat supir taksi itu dihasut oleh Se Kwang atau jaksa Kwon. Pal Do tak mengerti kenapa Cha Don tidak membuat supir taksi itu mengaku. Cha Don yakin dia tidak akan pernah membuka mulutnya walaupun dipaksa. kita harus membuat dia membuka mulutnya sendiri nanti. Ny. Bok kagum setelah kecelakaan otak Cha Don semakin pintar.

Meskipun begitu, Jae In masih tidak terima Cha Don menipunya. Jae In loncat ke tubuh Cha Don membuat perhitungan sama seperti tadi. Cha Don meronta tidak berdaya. Dan mereka yang ada disana hanya menyaksikan tanpa berbuat apa-apa...Poor Cha Don, bisa-bisa tulangnya patah semua nanti...


Lanjut ke Sinopsis Incarnation Of Money Episode 20 Part 2


1 comment:

  1. Ditunggu part 2 nya ya mbak.....gomawo....benar2 bikin penasaran..

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)