Pages - Menu

Tuesday, July 15, 2014

Sinopsis Fated To Love You Episode 2 Part 1

Gun melatih kata-kata yang akan ia ucapkan saat melamar Se Ra. Namun, kegiatannya itu terganggu ketika mendengar suara bersin seseorang. Ia berdiri mencari sumber suara, "Ada orang disana?. Sepertinya ada orang disini. Aku yakin!".

Mi Young yang menimbulkan suara bersin tak ingin Gun menemukan keberadaannya. Sebelum bersembunyi, Mi Young mengambil botol yang mengapung di kolam lalu ngumpet di balik pot besar. Mi Young membuka botol minuman yang telah di campur dengan obat perangsang itu lalu meminum setengah dari isinya. 
Gun terus berseru apakah ada orang disana. Tapi sejauh mata Gun memandang ia tak melihat seorang pun. Gun berguman apakah karena gugup sehingga ia menghayal mendengar suara seseorang. Gun berbalik meninggalkan tempat itu. 

Kepala Mi Young menyembul di balik pot, mengintip apakah situasi sudah tenang. Sepi senyap tak ada lagi suara. Mi Young menghela napas lega. Huff...

 Episode 2 

Se Ra berada di bandara bersama direktur Tak. Ia siap berangkat ke Macau. Direktur Tak memuji gaya pakaian Se Ra yang terlihat keren. Se Ra tersenyum menerima pujian. Se Ra menerima telpon dari Gun yang menanyakan apakah pekerjaan Se Ra di Korea sudah selesai. Se Ra membenarkan dan berkata akan berangkat sebentar lagi. Se Ra balik tanya  bagaimana pekerjaan Gun di Macau.


Se Ra terlihat senang sekali bisa berlibur berdua dengan Gun. Ia bahkan sudah membayangkan apa yang akan mereka lakukan nanti. Se Ra ingin makan banyak hidangan lezat dan bermasalan seharian di kamar, "Aku cinta padamu", ucap Se Ra mengakhiri pembicaraan. Direktur Tak tersenyum mendengarnya. 

Setibanya di Macau, direktur Tak meminta Se Ra untuk mendengarkan semua perkataan Gun, "Presdir menyiapakan lam...", Direktur Tak menggigit bibir, hampir saja ia keceplosan menyinggung soal lamaran yang disiapkan Gun. Se Ra tentu tidak boleh mengetahuinya karena lamaran itu adalah kejutan.  

"Presdir sudah menunggu lama", sambung direktur Tak kemudian. Se Ra mengerti.
Sedetik kemudian, ponsel Se Ra berdering. Direktur Tak mempersilahkan Se Ra untuk menjawab telpon, lalu pergi mengurus keberangkatan. Telpon kali ini dari Thomas, teman Se Ra di Amerika. Thomas bertanya apakah Se Ra berada di Korea. Se Ra membenarkan, ia merasa sedih dan juga kecewa karena tidak mendapatkan peran dalam audisi.

Tujuan Thomas menelpon Se Ra untuk memberitahu, kalau ia berubah pikiran. Thomas ingin Se Ra menjadi pemeran utama sebagai Odette di pertunjukan balet. Ia meminta Se Ra segera kembali ke New York secepat mungkin. 

Setelah menerima telpon itu Se Ra dilanda bimbang. Disatu sisi ia tak ingin mengecewakan Gun. Tapi disisi lain menjadi balerina dan mendapatkan peran utama di panggung New York adalah impiannya. Dan tawaran yang datang padanya kali ini tentu tidak akan datang untuk kedua kalinya. 

Se Ra termenung mengingat kebersamaanya bersama Gun di malam itu. Flashback. Se Ra dan Gun berangkulan disofa. Se Ra mengingat awal pertemuannya dengan Gun. Saat itu ia hanya memikiran Gun. Tepatnya 6 tahun yang lalu saat mereka masih muda. Se Ra baru sadar sudah berkecan selama itu.

"Kau baru sadar?", tanya Gun. "Lihat semua keriputku karena menunggumu terlalu lama. Aku bakan tidak bisa tertawa. Kau lihat?. Kau lihat?". 

Se Ra tersenyum menanggapi perkataan Gun yang terdengar lucu. Flashback end. 

Se Ra yang masih bimbang menghela napas berat. Perkataan Gun terniang di telinganya, "Aku tidak akan pernah meninggalkan cintaku meninggalkan aku lagi. Tidak akan pernah".  

Manakah yang akan Se Ra pilih?. Cinta atau impiannya menjadi baleria terkenal?. Kebahagian yang ia rasakan bersama Gun di malan itu, akankah tetap ia pertahankan?.

Kembali ke Macau dimana Gun sedang menikmati pijatan dari petugas spa. Pijatan lembut yang bisa membuat orang tertidur. Petugas berkata bahu dan punggun Gun tegang sekali. Petugas menebak pasti Gun mempunyai banyak rasa kekhawatiran. Gun meminta petugas memijatnya dengan benar karena ia mempunyai acara yang penting. Sangat penting. 

Tak berapa lama 2 penguntit yang ingin menjebak Gun datang. Mereka mengintip Gun dari balik tanaman. Karena rencana pertama mereka gagal, maka sudah mempunyai rencana lain. Pria rambut keriting memegang plastik obat perangsang. Tak apa rencana pertama gagal. Tapi kali ini, pasti berhasil.


Mereka mendekati tempat Gun berbaring. Tanpa suara pria berkacamata menyentuh pundak petugas spa. Mencoba menyuap petugas dengan menyodorkan selembar uang. Petugas spa menggeleng. Terlalu sedikit mungkin. Pria kaca mata mendesis kesal lalu menambah satu lembar lagi. Kali ini petugas spa tergiur dan langsung menerima uang tersebut. Jadilah, para penguntit itu mengantikan tugas memijat Gun. 

Saat pria kacamata memijat Gun. Si pria rambut keriting beraksi memasukan obat perangsang ke botol minuman yang tersedia di meja sebelah tempat Gun berada. Karena tidak mempunyai keahlian memijat, pria kaca mata memijat Gun dengan asal hingga membuat Gun menjerit kesakitan. Dengan bahasa mandarin, Gun berkata, "Sakit!. Tolong pelan - pelan". 

Pria kacamata bingung mau menjawab apapun. Pada akhirnya ia mengeluarkan bahasa anehnya, "Ha mu ha mu". wkwkwk

Gun yang merasa aneh dengan bahasa itu menggerakan kepalanya seperti ingin melihat si pemijat. Tapi pria kacamata langsung menahan kelapa Gun dan juga meremas rambutnya. Tentu saja dia tidak ingin Gun melihat pria kerinting memasukan sesuatu ke dalam minuman. Gun pun menjerit kesakitan. Dengan suara sangat pelan, pria kacamata menyuruh rekanya untuk bergerak cepat. 


Pria rambut keriting tegang, erangan kesakitan dari Gun sempat membuatnya melonjak kaget. Akibatnya ia terlalu banyak memasukan obat ke minuman hingga membuat minuman itu mengeluarkan busa. Pria kacamata memberi kode pada rekannya untuk menutup botol dan membersihkan busa yang keluar.


Sementara itu Gun mengoceh mengingatkan bahwa hari ini ia mempunyai acara penting. Tak ingin badannya bertambah sakit, Gun meminta pijatannya di hentikan. Pria kacamata berusaha menahan badan Gun agar tetap pada posisinya. Tapi kali ini Gun langsung bangkit tepat saat pria rambut keriting menyelesaikan tugasnya. 

Pria rambut keriting langsung menawarkan minuman itu pada Gun. Tanpa curiga sama sekali Gun menerima minuman yang di sodorkan padanya lalu meminumnya. Gun tampak menyukainya "Cool", ucap Gun lalu kembali meminumnya hingga habis. 


Kedua penguntit itu senang melihat Gun yang menghabiskan minuman. Pria kacamata mengacungkan kedua jempolnya. Tiba-tiba Gun terdiam mengamati wajah pria kacamata, "Kau!", seru Gun, seakan wajah itu tak asing lagi baginya.

Dengan terbata pria kacamata berkata, "China. China. Aku punya tahi lalat". Gun menahan tangan pria kacamata yang ingin pergi. Ia menunjuk tahi lalat yang menempel di wajah pria kacamata, "Apa ini?". 

Gun bermaksud menyentuh tahi lalat itu, tapi satu sentuhan saja malah membuat tahi lalat palsu itu langsung gugur. Gun kaget, "Bukannya kau presdir Park!. Kau presdir Park?".
Presdir Park dan rekannya yang ketakutan penyamaranya terbongkar, langsung duduk berlutut di depan Gun, seakan memohon ampunan. Sembari memasang bathrobe Gun bertanya apa yang  mereka lakukan disini. 

Presdir Park tak mempermasalahkan jika Gun membeli pabriknya, tapi kenapa Gun juga memecat para karyawan. Sebagian orang di pulau Yeo Wool bekerja di pabrik sabun itu. Apa Gun ingin membuat semua penduduk pulau kelaparan?. Mereka memohon agar Gun membantu mereka. "Tolong bantu kami". 


Gun tertawa, "Hei!. Kenapa aku harus memberimu pabrik yang sudah ku beli dengan sah?. Jangan hanya duduk disini. Kembali ke pulaumu dan suruh orang-orang keluar dari pabrik!. Aku akan kesana dalam 3 minggu dan menutup pabriknya". 

Presdir Park dan temannya memegang tangan Gun. Berharap Gun berbaik hati dan berubah pikiran. Gun berontak berusaha menyelamatkan tanganya mendorong kedua orang itu. Gun berkata meski keduanya memohon seperti ini Gun tidak peduli dan tidak akan mendengarkan mereka, "Tidak akan. Pergi!", bentaknya. 

Gun melenggang tanpa beban meninggalkan kedua orang itu yang berteriak sambil menangis memanggil namanya, "Presdir!!!...Presdir!!!". 

Bruk...Gun yang semula berjalan dengan gagah, tiba-tiba terjatuh. Tangisan kedua orang itu berhenti berganti bisikan kalau obatnya sudah mulai bekerja. Gun berusaha bangkit dan kembali berjalan. Pria rambut keriting berkometar obat dari pulau mereka adalah yang terbaik. Dan saat Gun jatuh lagi, kedua pria itu bersorak senang. 


Dengan langkah terhuyung Gun berjalan di koridor yang menuju kamarnya. Ia berhenti di kamarnya yang bernomor 2009. Kamar Gun berhadapan dengan kamar 2006. Gun masuk ke kamarnya. Ia meletakan telunjuk di depan mata berusaha berjalan lurus.


Gun duduk di tepi ranjang. Ia yang teringat sesuatu melihat ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Sebentar lagi Se Ra datang. Gun berdiri dan memukul wajahnya agar sadar dan fokus. Tapi pengaruh obat itu terlalu kuat. Mata Gun langsung terpejam saat badannya terhempas jatuh ke atas kasur yang yempuk. 

Presdir Kang dan rekannya kembali beraksi. Kali ini mereka menyamar sebagai petugas House Keeping. Tanpa hambatan kedua orang ini masuk ke dalam kamar Gun. Pria rambut keriting menggoyangkan tangan ke atas mata Gun, memastikan kalau pria itu sudah tertidur pulas. Gun tak bergeming seperti yang mereka harapkan.

"Oh...wow. Dia tidak akan menyadari jika ada yang menculiknya", komentar predir Park. 

Pria rambut keriting mengaku memasukan obat perangsang 2 kali lipat ke dalam minuman. Predir Park mengajak rekannya untuk segera bekerja. 

"Ding Hao", Gun mengigau. 

Presdir Park sempat mengikuti ucapan Gun, lalu mulai melepas satu persatu pakaian yang menempel di badan Gun dan hanya menyisahkan celana dalam saja. Presdir Kang dan rekannya tersentak kaget dengan reaksi obat yang mereka berikan. Pandangan mereka tertuju pada alat vital Gun. (Aih...sensor)

"Astaga...astaga.. Lihat...lihat itu...sebuah persembahan. Ini sungguh-sungguh hebat". Presdir Kang mengacungkan kedua jempolnya takjub. Wkwkwkw...

Lucunya lagi, Gun malah tersenyum dalam tidurnya, seakan mendengar pujian presdir Park.


Presdir Park menutup badan Gun dengan selimut Setelah itu, mereka keluar dari kamar. Sebuah balok kayu sengaja mereka gunakan untuk menahan pintu kamar agar tidak tertutup rapat. Keduanya berniat pergi dengan mendorong trolly yang berisi alat-alat dan bahan kebersihan. 

Mereka sempat bingung mau jalan ke arah mana, lurus kedepan atau memutar kebelakang. Presdir Park menyuruh rekannya untuk memutar trolly ke arah berlawanan. Saat dorong mendorong itulah, ujung dari alat pel yang mereka bawa memutar angka 9  angka 6. Jadinya, sekarang kamar Gun bernomor 2006. Tapi mereka berdua tidak menyadari hal itu.  

Sama dengan Gun, Mi Young berjalan sempoyongan menuju kamarnya. Ia tak bisa berjalan tegak karena pengaruh obat dari minuman yang ia minum siang tadi. Mi Young melihat kamar Gun yang kini menjadi nomor 2006. Mengira kalau itu adalah kamarnya, padahal kamar Mi Young berada di seberang.

Mi Young mengeluarkan kartu untuk membuka pintu. Ia tak sadar kalau kartu itu tidak masuk ke dalam lubang. Pintu terbuka karena ada pengajal yang sengaja di tinggalkan presdir Park. Mi Young melangkah masuk kedalam. Perlahan pintu tertutup rapat tanpa penghalang. 

Mi Young berjalan dalam kamar yang gelap dan langsung merebahkan dirinya keatas tempat tidur. Tanpa menyadari ada Gun di sampingnya.

Nona Kim yang siap menjalankan tugas mucul dengan pakaian seksi nan menggoda berwarna cerah. Ia berjalan berlenggak lenggok di sepanjang koridor sembari mengurutkan nomor kamar yang ia lewati. 2007...2008... dan 2009.. 

Tapi kamar yang ia kira 2009 malah bernomor 2006. Nona Kim bingung dan semakin bingung ketika melihat ada 2 kamar bernomor 2006. Tidak ada kamar 2009 yang ia cari. Terlebih lagi kedua kamar itu terkunci. Seharusnya kan ia bisa masuk ke kamar 2009 dengan mudah.

Sementara di dalam kamar, Gun bergerak dalam tidurnya. Tangannya menyentuh pundak wanita yang tidur di tepi ranjang. Dengan mata tetap terpejam, Gun menarik Mi Young mendekat dan memeluknya. Mungkin ia mengira wanita yang berada dalam pelukannya kni Se Ra. 

Mi Young juga tak menolak, mengira pria tidur dengannya adalah Byun Ho. Mereka yang berada di bawah pengaruh obat saling berangkulan dan membelai mesra. Tubuh mereka bergerak di dalam selimut tanpa menyadari sepenuhnya apa yang akan terjadi. # Sing "Cinta satu malam".

Ny. Wang berdiri menatap foto para leluhur yang telah meninggal. Wajah leluhur generasi pertama hingga yang terkahir semuanya berjawah mirip dengan Gun. Di antara foto itu ada ayah, suami dan putra Ny. Wang.

Ny. Wang bicara pada ketiga foto tersebut. Saat ini putra tunggal generasi ke-9 , Lee Gun  tengah menyiapakan lamaran. Ia berdoa memohon bantuan para leluhur agar proses lamaran itu berhasil. 

"Kini mereka pergi berdua dan aku berharap mereka kembali bertiga. Mohon bantuannya".(Doa yang aneh >_<)

Tak lupa Ny. Wang memohon maaf pada mendiang ayahnya karena tidak menggunakan gelar kehormatan. Sepertinya Ny. Wang takut jika mendiang ayahnya marah. LOL.

Ny. Wang berharap ada benih janin dalam rahim Se Ra sekembalinya dia dari liburan bersama Gun. Tapi kenapa imajinasi yang muncul malah Gun dan Mi Young. Imajinasi yang memperlihatkan MI Young dan Gun yang memakai hanbok dan sedang membuat kue beras.

Seperti pasangan pengantin, keduanya tampak bahagia menumbuk adonan dan saling menggoda. Dengan penuh semangat Gun menumbuk adonan kue. Gelembung pikiran muncul disisi kepala Gun, "Apa kau lelah?", tanyanya pada Mi Young.

"Tidak..tidak..", jawab Mi Young geleng-geleng kepala genit. 

Gun menumbuk andonan dengan penuh semangat. Gambar love muncul saat menatap Mi Young yang tersenyum malu-malu. Ketangkasan Gun dalam memumbuk adonan membuat Mi Young terpesona. Dua gambar hati muncul di mata Mi Young. Love...love... 

Macau. Pagi hari Mi Young terbangun dalam keadaan tanpa busana, hanya selembar selimut yang menutupi badannya. Ia sedikit terkejut saat sebuah tangan merangkul tubuhnya apalagi saat melihat pakaiannya yang terhambur di lantai. 

Apa yang terjadi semalam?. Mi Young tersipu malu, mengira lelaki di sampingnya adalah Byun Ho tersipu malu. Dalam hati Mi Young bertanya apa semalam ia benar-benar melakukannya. Mi Young bergerak ingin meraih kacamata di meja, tapi Gun menahan tangannya dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Tetaplah berbaring sebentar lagi", ucap Gun.

Mi Young merasa aneh dengan suara Byun Ho yang terdengar berbeda, tapi ia berpikir mungkin karena pengaruh baru bangun sehingga membuat suara Byun Ho berbeda. Mi Young bicara dalam hati pasti Byun Ho sering olahraga, hati Byun Ho terasa hangat. Tapi ia tak mengira ternyata Byun Ho mempunyai dada yang bidang. 

Mi Young sedikit bergerak, Gun memutar tubuh Mi Young sehingga wajah Mi Young menempel ke dadanya. Masih dengan mata terpejam, Gun meminta maaf tertidur lebih dulu dan tidak mengetahui kapan kau masuk. Mi Young berkata tidak apa-apa, seharusnya ia yang meminta maaf karena datang terlambat. 

"Kapan kau datang?", tanya Gun

"Kita datang bersama", jawab Mi Young tersipu

"Kita datang bersama?", Gun membuka mata, kesadarannya kini sudah pulih sepenuhnya.

Gun melepaskan pelukan, kini ia bisa melihat wajah wanita yang ia peluk tadi. Begitu pula dengan Mi Young. Sedetik, dua detik keduanya hanya diam saling menatap tapi setelah itu mereka terdasar dan teriak bareng, "Siapa kau??!!". 

Keduanya bangkit dari tidurnya. Gun menunjuk Mi Young, "Siapa kau?!!". 

Mi Young yang panik menarik sebagian selimut untuk menutupi bagian badanya yang terbuka, tapi itu malah membuat bagian intim Gun terlihat dengan jelas. Mi Young teriak kaget melihat kejantanan Gun yang menyembul dengan indahnya. Wkwkwkw... 

Mi Young yang malu segera menyembunyikan kepalanya di bawah selimut. Gun juga kaget kejantannya di lihat Mi Young. Untung masih ada bantal yang bisa ia gunakan untuk menutupi barang berharganya tersebut.

Saat itulah presdir Kang datang bersama temannya dengan membawa kamera. Mereka terlihat sangat girang saat merekam apa yang terjadi di kamar itu. Presdir Kang menyembut Gun sebagai musuh utama mereka dan menyalahkan Gun yang memulai pertikaian lebih dulu. Jadi jangan salahkan kami. 

Gun yang kesal hanya bisa melempar bantal ke arah mereka. Ia tak bisa berbuat banyak karena kondisinya saat ini. Pria rambut keriting tahu pasti Gun sangat terkejut. Ia berkata akan memperkenalkan Gun pada wanita tercantik di pulau Yeo Wool, yakni nona Kim. 

Pria rambut keriting menarik selimut yang menutupi wajah Mi Young. Presdir Park dan temannya terkejut saat melihat siapa wanita yang ada di hadapan mereka. Bukan nona Kim seperti yang mereka harapkan, tapi adik iparnya sendiri. Ya, pria keriting itu ternyata kakak ipar Mi Young. Nah loh, berabe kan!.

Pria rambut keriting heran kenapa Mi Young ada disini. Ia mengakui kalau Mi Young adalah adik iparnya. Gun teriak marah mengira presdir Park dan Mi Young sengaja menjebak dirinya. Mi Young yang takut terkena amukan Gun, memilih kabur ke kamar mandi dan mengunci diri disana. 



Presdir Park dan kakak ipar Mi Young menjadi panik, Gun meraih sprei dan melilitkan kain putih itu untuk menutupi badannya. Kedua orang itu pun lari tunggang langgang. Gun loncat - loncat ingin mengejar kedua pria itu. Sia-sia, ada hal yang lebih penting selain mengejar mereka. 

Gun mengedor pintu kamar mandi, "Buka pintunya!. Buka pintunya!. Apa yang sudah kau lakukan disini?. Siapa kau???". 

"Lalu kenapa kau ada di kamarku?", tanya Mi Young dari dalam. Bingung dan juga syok.

"Apa maksudmu kamarmu?. Yang benar saja. Ayo bicara di luar". 

Gun segera menelpon petugas hotel mengadukan apa yang barusan ia alami. Entah perampok atau orang cabul, pokoknya ada wanita aneh di sini dan kekasinya hilang. Buruk sekali. Gun meminta manager hotel untuk segera datang dan menghubungi polisi. Mi Young keluar dari kamar mandi dan kembali masuk lagi ke dalam setelah berhasil mengambil pakaiannya. 

Mi Young dan Gun sama - sama mengenakan pakaian mereka ditempat terpisah. Dari luar kamar mandi Gun bertanya apa yang Mi Young lakukan pada Se Ra. Kemana Se Ra pergi. Dari dalam Mi Young menyahut tidak mengenal siapa itu Se Ra. Ia juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Kejadian ini membuatnya gila. 

Mi Young melihat isi kamar mandi yang tampak berbeda. Sepertinya ia mulai sadar kalau ruangan ini bukanlah kamarnya seperti yang ia kira. Mi Young mengalah dan berkata akan keluar. 

Begitu Mi Young keluar, Gun langsung menarik dan menghempaskan tubuh Mi Young ke atas kasur dan menahannya, "Aku menangkapmu dasar cabul!". Tunggu sebentar, Gun mengenali wajah Mi Young yang tampak tidak asing. Ia ingat Mi Young adalah wanita yang membuat cincin nya hilang. Mi Young juga mengenali Gun.

Gun menunduh Mi Young sengaja mendekatinya waktu itu. Apakah karena itu Mi Young berusaha sangat keras untuk menemukan cincinya yang sempat hilang. Mi Young tak terima di tuduh seperti itu, apa maksudnya, "Aku hanya merasa tidak enak. Cincinmu jatuh karena aku".



Gun tak percaya begitu saja, katakan sejujurnya siapa kau, "Kau wanita penipu, kan?". Mi Young menggeleng. Tidak. Tidak ada hubungannya. Aku hanya orang normal seperti biasa. 

"Normal?. Yang benar saja", Gun tertawa. Mana mungkin wanita normal masuk ke kamar orang lain. Gun menguncang badan Mi Young, "Kenapa kau kemari, hah?". 

"Aku bukan wanita penipu!", Mi Young bangkit melepaskan diri dari Gun, "Apa kau terbiasa tidak mempercayai perkataan orang lain". 




Gun tak percaya kalau ia baru saja menghabiskan malam bersama wanita seperti Mi Young. Gun terduduk lemas dan syok. "Apa yang telah ku perbuat pada wanita sepertimu?". 


Mi Young meminta maaf, ia juga kaget dan tak tahu apa yang telah terjadi. Gun tak percaya, "Kau pikir aku tidak tahu kalau kau dan kakak iparmu sudah merencanakan semua ini?". 

Mi Young mati-matian membela diri, berapa kali ia harus katakan kalau itu tidak benar. Ia juga bingung dan kaget sama seperti Gun. Gun mengancam akan membunuh Mi Young jika melakukan sesautu hal yang buruk pada Se Ra. 3 petugas hotel masuk, tepat saat Gun menguncang pundak Mi Young.

2 biang kerusuhan, yakni presdir Park dan kakak ipar, Mr. Choi terburu-buru keluar dari lobby. Sementara Gun dan Mi Young kini berada di ruang CCTV. Gun memegang tangan Mi Young dengan erat, untuk mencegah Mi Young agar tidak kabur. 

Gun menunjuk monitor nomor 7 yang melihatkan arah kemana presdir Park dan Mr. Choi pergi. Gun menyuruh petugas hotel untuk mencari kedua orang itu. 

Presdir Park dan Mr. Choi bersembunyi di balik pilar. Mereka tahu sedang dicari petugas hotel saat ini. Mr. Choi yakin kalau wanita yang tadi ia lihat di kamar adalah adik iparnya, tidak salah lagi. 

Presdir Park heran, kenapa Mi Young ada disana. Ponsel presdir Park menerima pesan masuk dari nona Kim yang memberitahu kalau nona Kim tak menemukan kamar 2009. Kamar itu menghilang. Kedua orang itu heran, mana mungkin kamar itu menghilang begitu saja. 

Presdir Park menoleh untuk melihat keadaan, dasar sial apa yang ia lakukan malah membuatnya keberadaannya terlihat oleh petugas hotel. Mereka yang tak ingin tertangkap segera melarikan diri. Petugas hotel ikut mengejar, bersama Gun yang menarik paksa agar Mi Young ikut lari bersamanya. 

Presdir Park berhasil tertangkap, sementara Mr. Choi berhasil lolos. Tapi jarak mereka tidak terlalu jauh. Petugas hotel berusaha merebut kamera dari tangan Presdir Park yang ingin melemparkan kamera itu ke arah kakak ipar Mi Young. 

Mr. Choi bersiaga siap menerima lemparan dari presdir Park. Slow motion saat presdir Park melempar kamera. Kakak ipar Mi Young berusaha menggapai kamera yang melewati kepalanya. Kamera yang menjadi rebutan itu terjun bebas jatuh ke dalam sungai. 

Siapa yang paling senang disini?. Tentu saja Gun. Ia tersenyum senang saat melihat benda yang bisa mencemarkan nama baiknya nyemplung ke dalam sungai.

Perhatian petugas hotel tertuju pada kamera yang jatuh, kesempatan ini digunakan presdir Park dan Mr. Choi untuk melarikan dari. 



Beralih ke scene lain.  Daniel pergi ke panti asuhan untuk mencari keberadaan seseorang. Kepala suster ingin membantu tapi karena sudah lama tak mudah mencari tahu. Suster meminta maaf, seharusnya ia tak memberitahu Daniel soal adopsi. 

Daniel meminta maaf karena sudah meminta sesuatu yang sulit pada suster. Suster berkata tidak apa-apa. Jika ini memang pekerjaan Daneil, ia siap membantu. Bantuan ini tidak berati apa-apa jika dibandingkan dengan bantuan Daniel yang membuat panti asuhan ini berjalan dengan baik. 

 
Sebuah bola sepak menggelinding ke kaki Daniel. Tak jauh darinya, anak-anak panti yang laki-laki tengah asyik bermain bola. Mereka memanggil Daniel dengan sebutan ahjushi dan meminta agar Daniel mengembalikan bola itu. 

Daniel tersenyum menanggapi permintaan anak-anak. Pada suster Daniel berkata akan sering datang kemari, dan minta pada suster untuk menghubunginya jika mendapat informasi. Suster mengangguk mengerti. 

Daniel menggiring bola sepak mendekati anak-anak. Ia tampak menikmati kebersamaannya bermain bola bersama anak-anak panti. 



Direktur Tak menelpon Gun, memberitahu kalau Se Ra sudah berangkat. Bukan ke Macau seperti rencana awal tapi terbang ke New York. Direktur yang merasa bersalah, duduk berlutut ketika meminta maaf atas keteledorannya. Seharusnya ia ikut duduk di pesawat bersama Se Ra dan memastikan kalau gadis itu benar-benar terbang ke Macau. 

Gun tengah berada di lokasi lamaran ketika menerima telpon dari direktur Tak. Ia mengerti dan sama sekali tidak menyalahkan direktur Tak. Gun menutup telpon dengan lemas.

Tak lama kemudian pesan suara masuk ke ponsel Gun. Terdengar suara yang meminta maaf kepadanya. Benar-benar meminta maaf.

Saat ini Se Ra sedang duduk di dalam pesawat yang membawanya ke New York. Bukannya Se Ra tidak tahu tujuan dari perjalanannya bersama Gun. Ia bisa merasakan kebahagian dan saat itu hatinya berdebar karna memikirkan hal itu.

Tapi Se Ra memilih untuk kembali ke Amerika. Hatinya terasa sakit memikiran betapa besar rasa kekecawaan Gun padanya. Setelah gagal mendapatkan peran dari audisi, Se Ra kembali ke korea dengan perasaaan terluka. Ia mencoba untuk melupakan, tapi itulah perasaan yang sejujurnya.

"Tolong ijinkan aku menari balet sekali lagi. Aku tidak mau menikah dengan perasaan kalah dan gagal. Setelah semua ini selesai, aku akan kembali padamu, Gun. Maafkan aku. Aku mencintaimu". 

Gun menelan perasaan kecewa yang teramat sangat. Matanya berkaca-kaca melihat poster bergambar dirinya dan Se Ra diturunkan dari ketinggian. Para staf resort membersihkan dekorasi lamaran. Persiapan lamaran yang sudah Gun siapkan jauh-jauh hari kini tidak lagi berguna. 



Gun kembali keruang CCTV dan melihat Mi Young yang masih tetap berada disana. Jika Mi Young mau, ia bisa saja melarikan diri. Gun tampak marah saat mendekati Mi Young dan bertanya berapa yang Mi Young minta untuk memeras dirinya. Gun tak tahu berapa banyak uang  bayaran yang Mi Young terima dari mereka. Tapi bagaimana bisa Mi Young merencanakan hal ini bersama kakak iparnya.

Mi Young kembali menegaskan kalau tidak seperti yang Gun tuduhkan, "Aku sudah bilang, aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi. Ini juga pertama kalinya aku bertemu dengan kakak iparku di kamar itu".



Gun tidak mau percaya, jangan bersandiwara lagi. Mi Young menjelaskan, di depan kamar Gun tertera nomor 2006, jadi ia masuk mengira kalau itu adalah kamarnya. Jika tidak percaya lihat saja sendiri. 

"Tapi kebetulan, aku berada di ruangan itu?. Sama seperti sebelumnya. Dan kali ini juga. Kau berharap aku percaya dengan kebohonganmu?', hardik Gun. 

Sesaat Mi Young terdiam, lalu berdiri dan berkata ia juga kaget dengan semua yang telah terjadi. Ia meminta Gun untuk mempercayainya. Baiklah, anggap saja Gun mempercayai perkataan Mi Young. Tapi mereka meninggalkan Mi Young disini dan kabur demi keselamatan mereka sendiri. 





Gun menunjuk wajah Mi Young, seakan ingin melampiaskan kemarahannya, "Apapun alasannya. Kenyataan bahwa kau ditinggalkan oleh keluargamu, tidak akan pernah berubah". 

Mi Young yakin pasti ada alasan di balik semua itu. Mi Young mengenal presdir Park dan Mr. Choi sebagai pria yang baik. Gun tertawa geli, apa orang baik akan melakukan hal gila semacam ini?. Bicara saja yang jujur, pasti Mi Young sengaja ingin mengejar dirinya, kan?. Tak hanya itu, Gun juga tak percaya jika  Mi Young yang merupakan salah satu tamu di resort ini. 


Manager hotel datang dan mengkonfirmasi bahwa Mi Young memang benar tamu yang menginap di kamar 2006. Tetap saja, Gun tidak bisa langsung percaya begitu saja sebelum memastikan dengan mata kepalanya sendiri. Mi Young jadi kesal, jika Gun masih tidak percaya pergilah lihat sendiri. Dari pada terus mencurigai orang yang tidak bersalah. 

Gun menarik Mi Young untuk ikut dengannya, "Ikut aku". 

Bersama dengan petugas hotel, Gun memastikan sendiri dimana kamar Mi Young. Kamar Mi Young berada tepat di depan kamarny. Ia Guntak bisa berkutik ketika melihat nomor kamarnya yang bernomor 2009 berubah menjadi 2006. 



Tak bisa lagi menyalahkan Mi Young, Gun melampisakan kekesalannya pada petugas hotel, "Apa-apaan ini?. Bagaimana ini bisa terjadi, hah!". Manager hotel menundukan kepala meminta maaf. Gun ingin tahu bagaimana cara Mi Young bisa membuka pintu kamarnya. 

Mi Young mencoba mengingat, sepertinya pintu itu terbuka. Malam itu, ia mencoba memasukan kunci dan mendorong pintu, tapi sepertinya pintu itu sudah terbuka sendiri. Lagi-lagi Gun tak percaya, "Benarkah?". 


Gun memasukan kunci membuka pintu. Pintu terbuka dan tanpa sengaja kakinya menendang balok kayu yang sebelumnya digunakan untuk mengganjal pintu. Gun marah dan membanting balok kayu, "Benda apa lagi ini?". 

Sekarang terbukti kalau Mi Young tidak berbohong. Gun menyuruh pegawai hotel untuk pergi. Sebelum pergi manager hotel meminta Gun menghubunginya jika ada masalah, mereka siap di panggil kapan saja.


Gun marah-marah sendiri, bagaimana hal tidak masuk akal ini bisa terjadi. Mi Young meminta maaf dan menyesalkan kejadian ini, tapi ia mengkhawatirkan nasib presdir Park dan kakak iparnya. Apa yang akan terjadi dengan mereka. Mi Young tidak ingin kedua orang itu di penjara. Mi Young bertanya, tidak bisakah Gun melepaskan kedua orang itu.

Pandangan Gun tertuju pada kaki Mi Young yang tidak menggunakan sepatu. Tadi, saat menarik Mi Young untuk lari, ia tak menyadari kalau gadis itu lari dengan bertelanjang kaki. 

Gun sedikit luluh saat menujuk kaki Mi Young, "Kenapa kau mengkhawatirkan orang lain padahal kau sendiri mempunyai masalah?"

Gun tak habis pikir, apa yang ia lakukan di sini bersama wanita seperti Mi Young?. Pokoknya, masalah ini belum selesai. "Ingat itu!". 


Lanjut ke Sinopsis Fated To Love You Episode 2 Part 2 

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)