Sol Joo membuka laci, mengeluarkan kotak yang di dalamnya ada baju bayi beserta gelang bayi warna pink. Gelang bayi itu sama dengan gelang bayi ungu yang baru saja ia terima. Sol Joo mencocokan keduanya.
Sol Joo menangis, gemetar ketakutan, "Kenapa kau mengirimkan gelang ini padaku, Ibu kepala?. Kau bisa saja menguburkan semuanya. Kenapa kau mengirimkan ini padaku?".
"Aku pulang", terdengar suara Se Yoon memberi salam masuk ke kamar ibunya.
Sol Joo buru-buru menyembunyikan kedua gelang itu dibawah baju bayi dan menghapus air matanya. Se Yoon yang melihat baju bayi di meja tanya untuk apa itu. Sol Joo gelagapan tidak bisa menjawab. Se Yoon melihat ibunya sedih, meraih tangan Ibunya dan meminta maaf atas kejadian kemarin malam, "Maafkan aku, Ibu. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk menyakiti Ibu. Jangan marah".
"Ibu mengerti. Ibu terlalu sensitif", ucap Sol Joo.
Se Yoon mencoba memberi pengertian pada ibunya, "Sama seperti Ayah menikah dengan Ibu meski ditentang oleh Kakek, aku sangat membutuhkan dia. Itu yang kumaksudkan. Tolong jangan berprasangka buruk terhadapnya. Cobalah untuk melihat dia apa adanya. Dia wanita yang tulus dan baik. Aku yakin Ibu akan senang terhadapnya.
Sol Joo diam saja, tidak ada tenaga untuk berdebat kali ini.
Chul Goo kembali menenggelamkan dirinya dalam alkohol. Joo Ri datang ke dapur, heran melihat kelakuan kakaknya. Chul Goo menyuruh Joo Ri untuk mengurus sendiri masalahnya. Joo Ri mengira Chul Goo bertengkar dengan Hong Ju.
"Bukan begitu", sangkal Chul Goo. "Aku bertemu dengan Chae Won. Dia mengatakan dengan percaya diri bahwa dia mencintai Lee Se Yoon".
"Dia menjadi sombong", komentar Joo Ri.
"Dulu dia menyangkalnya saat aku bertanya apakah dia mencintai Le See Yoon, tapi sekarang dia mengatakan kalau dia mencintainya. Kurasa mereka membuat kemajuan".
Joo Ri mendesak Chul Goo segera menetapkan pilihan dan segera menceraikan Hong Ju, "Berhentilah bersikap plin-plan. Chae Won tidak bisa mempercayaimu selama kau masih menikah, iya kan?. Kau harus berubah untuk mendapatkan hatinya kembali".
Chul Goo ragu apakah dengan bercerai Chae Won akann menerimanya kembali. Joo Ri mengatai Chul Goo penakut. Lalu mengebrak meja dan membentak, "Bersikaplah seperti seorang pria!. Begitu kau mendapatkannya kembali, semua masalah kita akan terselesaikan".
Ki Moon dan Ki Choon masih minum, sementara Do Hee dan Kang Sook sudah teler. Begitu pula dangan Bo Reum dan Seul Hong yang sudah tertidur lelap di pojok meja. Ki Moon ingin tahu apa rencana Ki Choon sekarang. Ki Choon mengaku tidak mempunyai rencana yang jelas. Ki Moon tanya kenapa Ki Choon tidak memulai lagi bisnis warung makan kaki babinya.
Ki Choon tersenyum kecut, mengelus pundaknya. Dengan jujur dia berkata, "Sebenarnya, usaha kami dulu sangat buruk. Kami menderita kerugian setiap bulan. Kurasa Hyung bisa kembali ke perusahaan". Ki Moon yakin tidak akan di terima kembali, "Aku tidak dipromosikan, jadi aku keluar dan kembali ke Paju".
Ki Choon tidak tahu itu, ia pikir kakaknya bekerja dengan sangat baik. Pemilik rumah makan memberitahu mereka, "Kami mau tutup". Ki Moon mengerti dan segera membangunkan Do Hee, "Sayang, bangun. Ayo kita pulang ke rumah".
Do Hee bangun, "Rumah?. Kita tidak punya rumah".
Ki Choon membangunkan Kang Sook, "Sayang, bangun. Ayolah". Kang Sook bangun dan mulai meracau, "Apa kau memanggilku sayang?. Aku bukan istrimu".
Ki Choon kaget, "Hei. Kau mabuk".
"Kita sudah bercerai musim dingin yang lalu. Kita sekarang ini orang asing", ucap Kang Sook tanpa sadar.
"Kang Sook", tegur Ki Choon nyaring.
"Sekarang pertunjukannya berakhir. Berhenti memanggilku sayang", ucap Kang Sook lagi makin kacau lalu kembali tidur.
Ki Moon terkejut dan tanya apa yang Kang Sook bicarakan. Do Hee menunjuk Kang Sook dan Ki Choon bergantian, "Apa kalian berdua bercerai?".
Ki Choon stress mengacak wajahnya, "Ini benar-benar bukan hari keberuntunganku".
Ki Moon kaget, secara tak langsung Ki Choon mengiyakan pertanyaan Do Hee. Eh...Do Hee-nya malah ketawa gak jelas seraya membangunkan Kang Sook.
Mereka lalu pergi ke Motel kecil. Ki Choon menggendong Bo Reum yang tertidur sementara yang lainya jalan sambil terantuk-antuk. Ki Moon mengajak Do Hee pulang kerumah mie, dari pada harus menginap di motel kecil ini.
Do Hee bersikeras tidak mau, bahkan ia tak akan sudi buang air kecil di rumah kakek. Kang Sook berpendapat sama. Kalau begitu, Seul Hong minta tidur di hotel, disini kumuh sekali. Do Hee langsung memukuli kepala Seul Hong, "Kau nakal. Apa kepalamu itu cuma untuk pajangan?. Kita tidak punya apa-apa. Seperti pengemis".
Do Hee duduk lesehan di tanah sambil menangis, "Apa yang harus kita lakukan?". Kang Sook duduk di samping Do Hee, menenangkan kakak iparnya itu jangan menangis. Tapi dia sendiri menangis. Seun Hong yang merasa malu pergi dari sana.
Do Hee dan Kang Sook menangis bersama. Huhuhuhu... Ki Choon menyuruh Kang Sook bangun, "Kenapa kau meratap di jalanan". Ki Moon merayu Do Hee untuk berhenti menangis.
Do Hee teriak, "Kau!. Siapa yang memasukkanku dalam kondisi ini?. Uhm Ki Moon!. Itu kau!". Do Hee berdiri, "Jika bukan karena kau, aku tidak akan dalam kondisi menyedihkan begini!".
Do Hee ngamuk, menarik-narik ujung kerah baju Ki Moon, hingga Ki Moon seperti tercekik dan terombang-ambing. Melihat itu membuat Kang Sook berdiri, menatap Ki Choon garang. "Musuh abadiku".
Ki Choon ketakutan berusaha lari. Tapi tidak bisa karena ia menggendong Bo Reum. Dengan ganas Kang Sook menarik rambut Ki Choon, yang ditarik rambutnya tidak bisa melawan hanya teriak kesakitan. Kedua istri gila ini semakin menjadi, menjadikan suami2 mereka sebagai sasaran kemarahannya. Dan tindakan mereka itu di tonton orang-orang yang lewat di jalan itu.
(Aduh 2 ahjuma ini, ntar kualat sama suami baru tau!!!!!).
Pagi hari, kediaman keluaga Lee. Sol Joo memasangkan dasi suaminya. Presdir Lee melihat wajah Sol Joo yang suram dan pucat. Ia tahu istrinya itu pasti tidak tidur semalaman. Sol Joo berkata ia bisa tidur siang hari.
Presdir Lee membahas Chae Won, ia berkata Chae Won berasal dari keluarga yang ia kenal. Sol Joo kaget, "Kau mengenal keluarganya?". Presdir Lee membenarkan, "Ayahku dulu sering memuji mereka bahwa mereka mempunyai tradisi dan membuat mie yang berkualitas.
"Do Hee menikah dengan pria dari keluarga itu", tambah Sol Joo. Presdir Lee tanya maksudnya manager Uhm berasal dari keluaga mie itu. Sol Joo mengiyakan.
Choon Hee mengantar kakek keluar, hari ini kakek akan pergi kerumah sakit. Di pintu gerbang ada Se Yoon yang sudah menunggu. Choon Hee merasa tidak, lagi-lagi menyusahkan Se Yoon. Se Yoon tidak merasa di susahkan sama sekali. Se Yoon membuka pintu mobil, mempersilahkan kakek masuk. Kakek duduk di jok mobil belakang.
Sekali lagi Choon Hee minta maaf sudah merepotkan Se Yoon di saat jam sibuk kerja. Se Yoon berkata ia sudah menyelesaikan pekerjaannya, jangan khawatir. Choon Hee mengaku ayah Chae Won tidak tahu tentang penyakit kakek. Di anggota keluarga, hanya Chae Won dan ia saja yang mengetahui hal ini.
"Chee Won sudah mengatakan padaku", ucap Se Yoon.
"Itu sebabnya kami terpaksa harus merepotkanmu", ucap Chae Won merasa tidak enak hati.
"Merepotkan apanya?. Jangan berkata begitu. Kakek Chae Won seperti kakekku sendiri", ujar Se Yoon tulus.
Choon Hee meraih tangan Se Yoon, "Terima kasih". Chae Won berkata sebaiknya mereka pergi sekarang. Kita bisa terlambat.
Chae Won masuk ke mobil. Choon Hee tidak ikut, berpesan pada mereka untuk berhati-hati. Mobil Se Yoon perlahan melaju meninggalkan rumah mie. Choon Hee memandangi dari jauh, "Kelihatannya Sol Joo Onnie membesarkan Se Yoon dengan baik. Aku merasa dia cukup bisa diandalkan".
Dirumah sakit, Kakek menjalani serangkaian perawatan dan test mulai dari CT Scan dan lainya. Selama itu, Se Yoon terus berada di sisi Chae Won. Memberikan kekuatan pada kekasihnya, yang tampak cemas dan takut.
Setelah semua tahap di jalani. Chae Won dan Se Yoon bicara dengan dokter. Chae Won seakan tak percaya saat dokter bilang bahwa kakek tidak ada harapan sembuh. Dokter mengatakan hasil tesnya menunjukkan bahwa kankernya sudah menyebar ke organ-organ sekitar dan tulang. Operasi, komoterapi, atau radioterapi tidak akan berhasil.
Untuk sekarang, daripada mengharapkan kesembuhan total, lebih baik bantulah kakek untuk menikmati sisa-sisa hari dalam hidupnya. Mengingat faktor usia dan kankernya yang sudah stadium lanjut. Dokter minta pihak keluarga sebaiknya menghormati keputusan kakek jika menolak untuk berobat.
Chae Won menangis. Se Yoon ikut sedih dan tanya berapa lama kakek akan mampu bertahan hidup. Dokter memprediksi 3 sampai 6 bulan paling lama. Chae Won terisak sedih, Se Yoon merangkul Chae Won, memberikan kekuatan.
Kakek berdiri di taman rumah sakit, memandangi bunga-bunga yang sedang mekar dengan pandangan sedih. (Hiks..kasihan kakek). Tak lama Chae Won dan Se Yoon keluar menyusul kakek. Chae Won khawatir kakek akan lelah, sebaiknya menunggu di dalam mobil saja.
Kakek berusaha tersenyum dan berkata baik-baik saja. Ia ingin tahu apa yang dikatakan dokter. Chae Won dan Se Yoon saling pandang, tak kuasa mengatakan yang sebenarnya. Se Yoon terpaksa berbohong dengan bilang jika Kakek banyak beristirahat dan meminum obatnya, Kakek akan membaik. Jadi jangan khawatir.
Tapi kakek tahu Se Yoon sedang berbohong. Karena Se Yoon tidak bisa berbohong, "Kurasa kau tidak akan menyakiti Chae Won. Itu bagus", ucap kakek lega.
"Kakek", Chae Won menangis dan memeluk kakek. Kakek membalas pelukan dari cucu kesayangannya.
"Kakek sudah hidup cukup lama. Kakek tidak menyesalinya. Sekarang karena kau berjanji untuk meneruskan usaha keluarga, Kakek bisa mati tanpa penyesalan".
"Jangan berkata seperti itu", Chae Won semakin sedih dan melepas pelukannya. Tangisnya semakin deras.
Kakek tersenyum, menyatukan tangan Chae Won dan Se Yoon, "Sejak saat kau masuk ke rumahku, aku sudah menyukaimu. Aku tahu kau ditakdirkan untuk Chae Won. Kumohon jagalah Chae Won-ku dengan baik. Saling mengisi satu sama lain, saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tidak ada seorangpun yang sempurna dari awal. Meskipun orang tuamu menentang pernikahanmu, bersikap baiklah pada mereka".
"Ya. Aku akan melakukannya", janji Se Yoon.
Kakek tersenyum lega, "Ayo kita pulang", ucapnya lalu pulang lebih dulu.
Chae Won memandangi punggung kakek dengan sedih. Se Yoon merangkul Chae Won. Chae Won menangis dalam pelukan Se Yoon. Lalu jalan menyusul kakek.
Ki Choon dan Kang Sook jalan mengendap-endap masuk kepekarangan rumah mie. Mereka melihat ke lantai atas. Aman tidak ada orang. Buru-buru mereka mendorong gerobak masuk ke pabrik. Hm....gelagat mereka mencurigakan.
Ow..ternyata mereka mengisi gerobak itu dengan tumpukan karung tepung. 2 orang ini mencuri tepung untuk di jual kembali. Ki Choon tanya pada Kang Sook apakah mereka harus benar-benar menjadi pencuri. Kang Sook berkata selama ini mereka sudah bekerja secara gratis. Mengambil beberapa karung tepung saja bukanlah mencuri.
Ki Choon mengeluh, merasa dirinya seperti orang kotor. Kang Sook menyuruh Ki Choon berhenti mengeluh, "Kita sudah hancur sejak kemarin. Hentikan itu. Cepatlah, atau kita akan ketahuan".
"Dasar istri gila", guman Ki Choon.
"Kita harus menjual ini untuk membayar uang sekolah Bo Reum. Dan aku bukan istrimu!", sergah Kang Sook dengan wajah masam.
"Aku tahu. Cukup!", Ki Choon berhenti mengeluh, memenuhi gerobak dengan tepung hingga benar-benar penuh.
Sama seperti datang, mereka keluar dari pabrik dengan mengendap-endap. Hingga sebuah teguran mengagetkan mereka, "Kau tertangkap basah", tegur Choon Hee tiba-tiba dari belakang.
Kang Sook dan Ki Choon menoleh takut-takut. Nenek merasa penasaran siapa yang mencuri tepung-tepung dan ternyata pencurinya wajah-wajah yang sudah dikenal, "Sungguh tidak tahu berterima kasih!. Hanya karena Ayahmu mengecewakanmu, kau pergi dari rumah dan bahkan mencuri barang-barang?".
"Mencuri!. Kita luruskan ini. Ayahlah orang yang menipu kami dahulu!', protes Ki Moon.
"Kalau begitu laporkan dia ke Polisi", tantang nenek.
"Ya ampun. Ibu.....", Ki Moon merengek seperti anak kecil.
Ngomong-ngomgong, Kang Sook penasaran sejak kemarin. Ia menebak kelihatanya Choon Hee sudah tahu soal ladang gandum itu. "Bagaimana kau tahu itu?".
Choon Hee diam enggan menjawab. Nenek kaget, "Apa kau mengetahuinya?".
"Ya", jawab Choon Hee dengan suara berat.
"Lalu kenapa kau mengikuti kompetisinya?", tanya Ki Choon penasaran.
Choon Hee hanya berdehem, sebuah pertanyaan yang tak akan ia jawab apa alasannya.
Do Hee merenung di kamar motel, stress dan frustasi. Ki Moon keluar dari kamar mandi, dan tanya apa Do Hee tak mau mandi. Do Hee berkata ia sudah memikirkannya semalam, "Kurasa harapan kita satu-satunya adalah Sol Joo. Aku akan memohon padanya agar dia mengembalikan posisimu".
Ki Moon tidak setuju, "Tapi aku mengajukan surat pengunduran diri atas kemauanku. Aku tidak bisa".
"Lalu apa kau akan hidup sebagai pengangguran?", tanya Sol Joo.
Ki Moon juga tidak ingin seperti itu. Do Hee berkata ia mempunyai ide. Serahkan saja masalahnya padaku. Do Hee bertekad mengubah pikiran Sol Joo dengan segala macam cara.
Sol Joo sedang rebahan di kamar, saat Do Hee berkunjung kerumahnya. Sol Joo terlihat tidak suka menerima kedatangan Do Hee, bertanya apa yang Do Hee lakukan disini. Do Hee melihat wajah Sol Joo yang pucat dan lebih tirus, "Apa kau sakit?".
Sol Joo bilang ia tak bisa tidur nyenyak (karena gelang bayi itu). Do Hee tanya bagaimana bisa, apa karena Se Yoon. Sol Joo diam, seolah pertanyaan Do Hee itu memang benar. Do Hee benar-benar membuang harga dirinya, memijat kaki Sol Joo meski nyonya besar itu menolak dengan dingin. Sol Joo masih marah karena peristiwa di rumah mie beberapa hari lalu.
Do Hee mulai menjilat, "Kau pasti stres karena keponakanku". Sol Joo memasang wajah dingin. Do Hee mengeluh, "Aku sudah mencoba mencegahnya, tapi dia tidak mendengarkan. Membuatku frustasi". (Ya memang benar, Do Hee pernah memperingatkan Chae Won, tapi tak seharusnya dia menjelekan keponakannya sendiri).
"Kau mencoba mencegahnya", tanya Sol Joo tidak percaya.
"Aku tahu kalau Se Yoon adalah segalanya bagimu. Bagaimana bisa aku melihatnya berhubungan dengan keponakanku?", ujar Do Hee
"Apa kau sungguh-sungguh?", tanya Sol Joo tidak yakin.
"Tentu saja", tegas Do Hee. "Kau tahu aku bukan orang yang tidak peka".
Sol Joo lega mendengar itu, wajahnya tidak dingin seperti tadi. Ia berkata sebenarnya Se Yoon mempunyai tunangan. Do Hee tanya siapa, "Mantan adik ipar Chae Won?". Sol Joo sedikit kaget karena Do Hee juga mengetahui hal itu, tapi Sol Joo membenarkan pertanyaan Do Hee.
Do Hee heran, "Kau ini benar-benar aneh. Bagaimana bisa kau ingin berbesan dengan seseorang yang menjebak Se Yoon melakukan perselingkuhan?".
"Menjebaknya melakukan perselingkuhan?. Apa maksudmu?', tanya Sol Joo terkejut.
"Se Yoon tidak mengatakan apa-apa padamu?', tanya Do Hee membuat Sol Joo semakin kaget dan penasaran.
Joo Ri datang ke kantor Young Ja, dia sudah gak pake kayu penyangga lagi. Young Ja heran kenapa kau disini di jam segini?. Joo Ri protes, "Ibu terus mencegahku pergi ke luar negeri tapi lihatlah ini.
Young Ja tanya apa lagi sekarang. Joo Ri berkata Chul Goo mengatakan Se Yoon dan Chae Won sudah menjadi sepasang kekasih. Berapa lama Ibunya akan tinggal diam?.
Young Ja mengeluh, "Ini membuatku pusing. Hong Ju bertahan dengan kuat, jadi apa yang bisa Ibu lakukan?".
"Berikan dia tunjangan sebanyak yang dia mau dan usir dia", ucap Joo Ri enteng.
Young Ja menyuruh Joo Ri diam, ia tak bisa membuang-buang uangnya yang berharga dengan cara begitu. Yang lebih buruk, ini adalah pernikahan palsu. Joo Ri mendesak, jadi apa yang harus kita lakukan. Young Ja minta Joo Ri menunggu, ia mempunyai ide. Joo Ri diam, tak lagi mendesak. Mempercayai ide ibunya.
Chul Goo mondar mandir di kamar. Stress. Hong Ju masuk ke kamar. Chul Goo langsung menarik Hong Ju, "Kau dari mana saja. Aku menunggunya sejak tadi". Hong Ju menepis tangan Chul Goo, "Coco harus diberi vaksin. Kenapa kau menungguku?".
Chul Goo memberikan amplop coklat. Hong Ju tanya apa ini. Chul Goo menjawab surat cerai. Hong Ju tersenyum tipis, "Aku tidak mengatakan aku akan menceraikanmu". Chul Goo janji akan memberikan tunjangan sebanyak yang Hong Ju mau, sebutkan saja.
"Ini akan menguntungkan untukmu jika kau menyelesaikannya sekarang. Jika Ibuku ikut terlibat, kau akan menerima tunjangan yang sedikit", ujar Chul Goo.
"Sungguh perhatiannya. Aku sangat tersentuh", sindir Hong Ju.
Chul Goo mengatakan mereka tidak menikah karena cinta, dan belum membuat banyak kenangan bersama-sama. Hanya status mereka saja sebagai pasangan yang menikah. Hong Ju merasa sedih mendengar itu, ia mengaggap Chul Goo adalah orang yang cukup special.
Chul Goo nyengir, "Jangan jadi orang yang tidak masuk akal. Jangan saling menujukkan keburukan. Kita akhiri disini, Hong Ju".
"Ti..dak", kata Hong Ju membuang amplop coklat itu.
"Apa kau akan terus begini?", terak Chul Goo frustasi.
"Ibuku menyuruhku agar tidak menceraikanmu", balas Hong Ju.
Chul Goo teriak marah, "Sejak kapan kau mendengarkan Ibumu?". Mengatuokan kedua tangannya dan dengan suara lebih rendah Chul Goo memohon pada Hong Ju, "Tolong kasihanilah aku, Hong Ju. Kabulkan permintaanku. Kumohon?".
"Kubilang tidak. Jangan menyuruhku mengulanginya", ucap Hong Ju menatap tajam.
Chul Goo teriak gak jelas, guling-guling dikasur. Menutupi wajanya dengan kaos yang ia kenakan. Hahahaha...lucu...Hong Ju menatap heran, "Ada apa denganmu?. Berhentilah bersikap kekanak-kanakan".
Chul Goo menunjukkan wajahnya, memohon dengan wajah memelas, "Aku mohon padamu. Aku ingin bercerai. Kumohon?", pinta Chul Goo dibalas dengan delikan tajam dari Hong Ju.
Se Yoon pulang kerumah, diruang tamu ada Sol Joo menunggunya seperti biasa. Sol Joo langsung tanya kenapa Se Yoon tidak pernah menceritakan padanya. Tentang Young Ja yang menjebak Se Yoon berselingkuh dengan Chae Won. Se Yoon tanya bagaimana ibunya tahu tentang masalah itu.
Sol Joo bilang Do Hee baru saja dari sini, siang tadi. Sol Joo berkata seharunya Se Yoon menceritakan hal itu padanya. "Seandainya saja Ibu tahu, Ibu tidak akan memaksamu untuk bertunangan. Kau bersikap dingin pada Joo Ri karena Ibunya?".
"Terlepas dari semua itu, Chae Won adalah satu-satunya wanita yang aku bisa membuka hatiku", ungkap Se Yoon.
"Se Yoon-ah", Sol Joo menegur Sol Joo merasa jengah nama Chae Won dibawa-bawa. Se Yoon diam, perkataan itu memang keluar dari lubuk hatinya.
Chae Won mengetik proposal. Hyog Don mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar Chae Won. Chae Won tanya kenapa ayahnya belum tidur. Hyo Dong bilang ia melihat lampu kamar Chae Won masih menyala. Ia tanya apa yang dilakukan Chae Won hingga selarut ini.
Chae Won bilang sedang menyiapkan proposal untuk kompetisi mie. Hyo Dong tanya apa itu kompetisi yang disebutkan Se Yoon kemarin. Chae Won membenarkan, "Jika aku memenangkannya, kita bisa menjual mie kita melalui jalur distribusi mereka. Kita bisa menjual mie kita ke seluruh negeri".
Hyo Dong berkata dengan begitu usaha kita akan berkembang lebih besar. Chae Won tersenyum merasa yakin, paman dan bibinya akan bergabung kembali secara sukarela. Hyo Dong memandangi Chae Won yang tampak semangat. Chae Won tanya kenapa ayahnya memandang seperti itu.
"Kau terlihat jauh lebih percaya diri dan bahagia daripada sebelumnya", ujar Hyo Dong tersenyum.
Chae Won merasa yakin akan memenangkan kompetisinya dan mengembalikan reputasi parbik mie.
Pagi harinya, Choon Hee dan Chae Won keluar rumah. Keduanya berpakaian rapih. Choon Hee ingin mengantar Chae Won, tapi ia takut mungkin akan menganggu kencan Chae Won dengan Se Yoon.
"Tidak sama sekali. Se Yoon memintaku untuk mengajak Ibu", kata Chae Won.
Choon Hee senang, "Benarkah?. Apa kau membawa proposal dan mienya?".
Chae Won menunjukan proposal dan contoh mie. Semua persyaratan sudah lengkap. Choon Hee punya firasat, Chae Won akan memenangkan kompetisi ini. Chae Won minta ibunya jangan terlalu banyak berharap agar tidak kecewa. Chae Won tanya kenapa tidak, rasa mie buatan Chae Won jauh lebih baik daripada mie yang sebelumnya. "Jangan khawatir. Ayo pergi".
"Baik", jawab Chae Won. Mereka pergi dengan menggunakan mobil box.
Sol Joo pergi ke perusahaan dan bertemu dengan Joo Ri di depan lift. Joo Ri menyapa Sol Joo ramah dan ceria seperti biasa, "Apa kabar ibu". Sol Joo menjawab dingin, "Hai". Joo Ri tanya apa Sol Joo datang untuk mengunjungi presdir Lee.
"Ya", jawab Sol Joo pendek.
"Ibu, aku baru saja melepaskan gips. Berikan selamat padaku", ucap Joo Ri antusias.
"Selamat", kata Sol Joo lalu masuk ke dalam lift. Sifatnya berubah 180 derajat.
Joo Ri bingung dengan perubahan sikap Sol Joo, "Kenapa dia dingin sekali".
Choon Hee dan Chae Won tiba di perusahaan Se Yoon. Chae Won mengajak Choon Hee masuk, Se Yoon akan menunggu mereka di meja resepsionis. Choon Hee menolak, "Tidak. Ibu menunggu diluar saja. Pergilah ajukan proposalmu dan kembalilah setelah bertemu Se Yoon".
"Baiklah. Aku akan kembali", pamit Chae Won.
"Berjuanglah, putriku. Fighting", Choon Hee memberi semangat.
"Fighting", balas Chae Won riang lalu masuk ke dalam.
"Fighting", balas Chae Won riang lalu masuk ke dalam.
Saat masuk ke dalam perusahaan, Chae Won berselisih jalan dengan Sol Joo. Chae Won masuk melalui pintu masuk dan Sol Joo keluar melalui pintu putar.
Di lobby, Se Yoon sudah menunggu Chae Won. Se Yoon tanya, "Kau siap". Chae Won tersenyum yakin, "Ya". Keduanya lalu pergi ke panitia pendaftaran.
Sol Joo terkejut bukan main melihat Choon Hee berdiri di depan perusahaan. Choon Hee tak melihat Sol Joo, karena ia berdiri membelakangi.
Sementara itu di dalam. Chae Won menyerahkan contoh mie dan proposal yang ia buat. Se Yoon terus mendampingi di sampingnya.
Sol Joo langsung marah, menghampiri Choon Hee berdiri tepat di hadapannya. Choon Hee sedikit terkejut, "Onnie!". Sol Joo menatap marah, lalu tiba-tiba...
Plak...tanpa berkata apa-apa, Sol Joo langsung menampar Choon Hee (grr..). Choon Hee kaget memegangi pipinya, "Apa kau baru saja menamparku?".
"Kenapa kau selalu berada disekitarku. Kau berjanji untuk tidak muncul lagi. Kenapa kau begitu sering mengejutkanku?", ucap Sol Joo arogan.
Choon Hee marah, "Kesabaranku ada batasnya. Itu sudah cukup!", Choon Hee mengangkat tangannya ingin membalas tamparan Sol Joo.
Sol Joo terkesiap dengan mulut terbuka. Tangan Choon Hee mengambang di udara, tapi ia tak sejahat itu. Choon Hee menurunkan tangannya tak jadi menampar Sol Joo.
Mata Sol Joo terbelalak terkejut melihat kesatu arah. Dimana ada Chae Won dan Se Yoon keluar dari perusahaan. Jarak antara Se Yoon dengan Sol Joo tidak terlalu jauh. Tapi Se Yoon tak melihat ibunya karena sedang asyik berbincang dengan Chae Won.
Sol Joo panik, ketakutan dan cemas....
END
Komentar :
Sol Joo...oh Sol Joo, apa sih maunya nyonya besar satu ini. Ih...makin kesel dech. Mendingan liat lovely couple kita satu ini...hehehhe
makin asyik aza nich ceritay........Jadi Penasaran hubungan Sol Joo dan Choon Hee.
ReplyDeleteHuaaaaaa... Jangan jangan se yoon itu anaknya choon he....
ReplyDeleteKenapa soljo selalu ketakutan... Itu pasti ada sesuatu yg disembunyikan dan berhubungan dengan choon hee *dan tebakanku seperti itu...
Semakin menarik..... Ditunggu eps selanjutnya... Gomawo onnie... Figthing..!!!
kalau memang anaknya choon he... Trus anak nya soljo aslinya sapa ya? Pasti cewek.. Soalnya kan gelang baby nya pink dan biru.. Berarti aslinya ank soljo cewek? Hemmm menarik... Tapi anak aslinya kemana ya? Apakah meninggal... Semoga mbak nuri cepet selesaikan sinopnya... I like it so much... Trims mbak nuri...
DeleteRegard
Dian
Iya pasti see yoon itu anaknya choon hee yg ditukar ktk bayi..
ReplyDeleteika
Memang SY itu anaknya choon hee, tapi dituker sama sol joo, gak tau alasannya knp
ReplyDeleteSemangat ya nuri ngelanjutinnya :)
makin penasaran ma critanya.... Gomawo Unnie buat sinopsisnya...:) Ditunggu sinopsis berikutnya..........
ReplyDeletepenasaran banget gimn lanjutannya,,,,
ReplyDeletedi tunggu sinop selanjutnya yah...! "Fighting"!!!
Penasaran buanget...,semangat Ÿå°˚ kak nuri..
ReplyDeleteseru.... seru... di tunggu kelanjutan nya unnie... gomawo.
ReplyDelete