Chae Won menerima penghargaan dan hadiah utama sebagai pemenang kompetisi mie yang diadakan perusahaan Se Yoon. Penyerahan penghargaan ini sekaligus penandatanganan kontrak kerjasama. Ki Moon ikut serta menemani.
Saat pengambilan foto bersama. Se Yoon diam-diam menggenggam tangan Chae Won. Tampak rasa bangga dan bahagia di wajah Se Yoon. Sepanjang acara, senyum tak pernah lepas dari wajah keduanya.
Dari celah pintu yang terbuka, Joo Ri melihat dengan tatapan kebencian dan perasaan dengki. Ia yang telah menyusun rencana, merasa yakin bisa membalas rasa sakit hatinya meski dengan cara culas.
Kemudian, Joo Ri membawa subkontraktor dan ahli gizi yang berhasil ia bujuk keperusahaan Young Ja. Ia memperkenalkan ke - 3 pria itu pada ibunya. Young Ja menyambut mereka dengan tangan terbuka. Ia akan memberikan dukungan penuh, baik secara moril maupun materi.
Tiba-tiba, Chul Goo menyerbu masuk keruangan Young Ja tanpa permisi. Ia yang belum mengetahui rencana Joo Ri sama sekali tak curiga dengan kehadiran 3 pria di depannya. Dan menganggap mereka sebagai tamu biasa. Yang ia herankan kenapa Joo Ri berada di perusahaan ibu mereka disaat jam kerja.
(Chul Goo belum tahu kalau Joo Ri akan resign dari pekerjaan lamanya).
Joo Ri menjawab mereka akan rapat. Chul Goo mengerti, dan minta izin pada Young Ja pulang lebih cepat. Bukan memberi izin, Young Ja malah ngomel kenapa Chul Goo pulang kerja disaat hari masih siang. Chul Goo tak menghiraukan ocehan Young Ja, nyelonyor pergi begitu saja. Sadar sedang memiliki tamu, Young Ja menghentikan omelannya. Lalu memulai rapat, membahas rencana mereka selanjutnya.
Kemana Chul Goo pergi?. Ternyata dia pergi ke lokasi proyek tempat Hyo Dong bekerja. Rupanya ia ingin mengambil hati mantan ayah mertuanya itu. Chul Goo ingat perkataan Do Hee. Ia berguman membuat kopi itu hal sepele.
Bukan hanya kopi, Chul Goo bahkan memanggil catering hotel berbintang untuk menyediakan menu makan siang untuk para pekerja. Chul Goo membungkuk memberi salam dengan hormat begitu bertemu dengan Hyo Dong, masih memanggil dengan sebutan ayah mertua.
"Apa yang kau lakukan disini?", tanya Hyo Dong heran.
"Ini selalu membebani pikiranku bahwa aku belum pernah mentraktir ayah makan. Jadi aku memutuskan mentraktir ayah makan besar hari ini".
"Ayah"?. Sepertinya dia juga menantu Tuan Min", komentar teman-teman Hyo Dong heran. Yang lainya berpikir, mungkin Hyo Dong memiliki istri lebih dari satu.
Chul Goo bersikap santun pada mereka, mempersilahkan mencicipi makanan yang telah ia siapkan. Teman-teman Hyo Dong senang melihat makanan yang sangat banyak dan lezat. Ia memuji Chul Goo sebagai menantu yang berbakti. Tapi menantu satunya (Se Yoon) juga baik dan sopan.
Satu persatu teman-teman Hyo Dong mulai menyerbu meja buffet. Hyo Dong ingin mencegah tapi tak bisa. Dengan wajah tidak suka, Hyo Dong bertanya apa yang ada dalam pikiran Chul Goo, "Apa maksud tersembunyimu?".
"Aku tidak punya maksud tersembunyi. Aku ingin mencoba memperbaiki hubunganku dengan ayah di masa lalu".
"Apa?".
"Ayah memperlakukanku seperti putramu sendiri sebelum aku bercerai dengan Chae Won. Aku ingin kembali ke masa itu".
Hyo Dong tanya apa yang sedang merasuk dalam pikiran Chul Goo, apa kau waras?. Chul Goo mengaku masih mencintai Chae Won. Lalu menujukan surat perceraiannya dengan Hong Joo, sebagai bukti bahwa sekarang ia berstatus pria lajang secara hukum.
"Jadi sekarang karena kau lajang, kau ingin memulai kembali dengan putriku Chae Won?".
"Ya, ayah", jawab Chul Goo girang.
Hyo Dong marah dan tidak terima, menarik kerah baju Chul Goo, "Langkahi dulu mayatku. Kau sadarlah. Jika kau berani muncul lagi di hadapanku, aku akan bersikap lebik kasar dari pada hari ini!".
Hyo Dong mendorong Chul Goo hingga terjatuh terjengkang berguling di lantai (hahahaha). Hyo Dong pergi meninggalkan Chul Goo begitu saja. Chul Goo tak bisa berbuat banyak, selain menghela napas pasrah.
Tepat saat Sol Joo datang ke panti asuhan, saat itulah biarawati Michaela baru tiba dari perjalanannya. Tanpa membuang waktu, Sol Joo bertanya buku diary milik kepala panti yang dititipkan ke biarawati Michaela.
Biarawati Michaela berkata sudah mengirimnya tadi pagi. Bukan dia sendiri yang mengirim, tapi biarawati lain. Ia menambahkan mungkin paket yang berisi diary itu akan tiba besok.
"Kau mengirimnya ke Choon Hee?", tanya Sol Joo syok
"Ya", jawab biarawati Michaela. Sebuah jawaban yang membuat Sol Joo hampir jatuh pingsan.
Dengan sigap, biarawati Michaela menangkap badan Sol Joo, "Apa kau baik-baik saja?".
Sol Joo menjawab baik-baik saja. Setelah bisa berdiri tegap dengan sendirinya. Ia permisi pergi.
"Suster Kepala mengkhawatirkanmu sampai napas terakhirnya", kata biarawati Michaela mengiri langkah Sol Joo. Tapi Sol Jo sama sekali tak mendengarkan, sibuk dengan pikirannya sendiri.
Gagal mendapatkan buku diary, Sol Joo menghubungi Do Hee. Ia minta pada Do Hee untuk bertemu di cafe. Do Hee melihat wajah Sol Joo yang terlihat lebih tirus, ia juga mendengar kabar Sol Joo yang sakit beberapa hari lalu, "Kenapa kau tidak melakukan medical check up".
"Aku hanya kelelahan", balas Sol Joo
"Jadi ada masalah apa?. Ada urusan mendesak apa hingga seorang wanita kelas tinggi ingin bertemu dengan wanita kelas rendahan ini?", ucap Do Hee ketus.
"Jangan menyindir".
"Aku tidak menyindir. Ini hanya sangat tidak biasanya kau ingin menemuiku".
Sol Joo berbohong tentang paket yang mungkin akan tiba di rumah mie besok hari. Ia berkata paket itu berasal dari panti asuhan Everygreen, nama panti asuhan tempat ia di besarkan, "Mereka salah mengirimkan barang-barangku kepada Choon Hee. Jadi aku meminta bantuanmu. Apa kau bisa membantuku mengirimkan kembali paket itu kerumahku".
Do Hee berkata tidak masalah dan akan melakukannya. Sebenarnya, bisa saja Sol Joo memintanya melalui telepon, tidak perlu bertemu. Sol Joo merasa kembali disindir, ia berkata meminta Do Hee keluar karena memang ingin menemui Do Hee.
"Apa suamimu baik-baik saja", tanya Do Hee basa basi.
"Seperti biasa".
"Aku akan meminta suamiku untuk mengembalikannya kembali ke poisisinya. Jangan khawatir".
"Kau mengabaikan permintaanku hari itu. Kenapa kau berubah pikiran?", ucap Do Hee sinis.
Sol Joo beralasan, saat itu ia masih merasa sakit hati. Tapi bagaimana bisa ia mengabaikan permintaan Do Hee, "Jangan khawatir. Aku akan mengembalikan posisi suamimu".
Do Hee berkata tidak perlu, karena suaminya, Ki Moon memutuskan akan meneruskan usaha keluarga, "Kelihatannya hubunganmu dengan Choon Hee tidak terlalu baik. Dia bilang padaku, kalian beruda di besarkan di panti asuhan yang sama. Tapi karena karena hubungan kalian berdua terlihat tegang. Aku pura-pura tidak tahu. Apa terjadi sesuatu diantar kalian berdua?", tanya Do Hee penuh selidik.
"Tidak ada..Kami bertemu lagi setelah 30 tahun. Tidak mungkin bisa seperti dulu", jawab Sol Joo.
Do Hee tidak percaya begitu saja, menatap penuh curiga. Tapi Sol Joo tidak menghiraukan kecurigaan Do Hee. Ia mengingatkan agar Do Hee untuk menerima paket itu sendir dan langsung mengirimkan kerumahnya.
"Sepertinya paket itu berisi sesuatu yang penting", tebak Do Hee.
"Yah, itu cuma barang-barang masa kecil. Kau harus membawanya padaku. Berjanjilah", desak Do Hee.
"Baiklah. Akan kubawakan", Do Hee menyanggupi. Kerlingan mata dan raut wajahnya menunjukkan rasa penasaran sekaligus curiga.
Se Yoon mengantar Chae Won pulang. Se Yoon mengucapkan terima kasih pada Ki Moon atas penandatangan kerjasama. Tapi Ki Moon merasa dirinya lah yang harus berterima kasih. Berkat Chae Won, ia merasa bangga pada dirinya sendiri, "Terima kasih Chae Won-ah".
"Terima kasih kembali, Tuan Presdir", goda Chae Won.
Ki Moon mengajak Se Yoon masuk ke dalam rumah dan minum teh. Se Yoon menolak halus, ada hal yang harus ia kerjakan. Ia pamit pada Chae Won, lalu pergi.
Di perjalanan, Se Yoon melihat Choon Hee yang berjalan sendiri di trotoar. Ia menepikan mobilnya, lalu menghampiri Choon Hee, "Ibu".
"Oh..Se Yoon!. Apa yang kau lakukan disini?".
"Aku baru saja dari mengantarkan Chae Won pulang. Kelihatannya ibu mau pergi ke pasar.
Choon Hee membenarkan, ia ingin membeli bahan makanan. Dengan sikap manis, Se Yoon mengampit lengan Choon Hee dan berkata, "Ibu, ayo kita berkencan".
"Berkencan?", tanya Choon Hee bingung.
Se Yoon berkata akan membawakan tas Choon Hee dan menemaninya berkeliling pasar. Choon Hee tertawa, ia menyukai ide, taoi tidakah Se Yoon sedang sibuk. Se Yoon berkata akan menyempatkan waktuya demi bisa berkencan dengan wanita cantik seperti Choon Hee.
"Ayo kita pergi", ajak Se Yoon.
"Baiklah", jawab Choon Hee tertawa geli.
Choon Hee berjalan dengan mengampit lengan Se Yoon. Mereka berdua sangat akrab, tampak seperti ibu dan anak. Mulai dari memilih ikan, buah dan membeli makanan kecil, mereka lakukan dengan gembira. Senyum keduanya terus merekah di sepanjang jalan.
Terakhir, Se Yoon mengajak Choon Hee menghampiri stand yang menjual aksesoris rambut, "Pilihlah mana saja yang ibu sukai. Aku akan membelikannya". Choon Hee berkata tidak perlu, karena ia memiliki banyak jepit rambut.
"Silahkan pilih satu, atau ibu nanti akan menyesal", bujuk Se Yoon.
Sang penjual ikut membujuk, dengan menawarkan diskon, hanya 20ribu untuk semua item barang. Choon Hee bertanya bukankah Se Yoon sudah mengeluarkan uang banyak hari ini. Se Yoon menimpalinya dengan bercanda.
"Hm...Aku memang mengeluarkan banyak uang tapi jika untuk ibu, itu tidak masalah
"Baiklah. Aku suka dengan sikapmu".
Saat pengambilan foto bersama. Se Yoon diam-diam menggenggam tangan Chae Won. Tampak rasa bangga dan bahagia di wajah Se Yoon. Sepanjang acara, senyum tak pernah lepas dari wajah keduanya.
Dari celah pintu yang terbuka, Joo Ri melihat dengan tatapan kebencian dan perasaan dengki. Ia yang telah menyusun rencana, merasa yakin bisa membalas rasa sakit hatinya meski dengan cara culas.
Kemudian, Joo Ri membawa subkontraktor dan ahli gizi yang berhasil ia bujuk keperusahaan Young Ja. Ia memperkenalkan ke - 3 pria itu pada ibunya. Young Ja menyambut mereka dengan tangan terbuka. Ia akan memberikan dukungan penuh, baik secara moril maupun materi.
Tiba-tiba, Chul Goo menyerbu masuk keruangan Young Ja tanpa permisi. Ia yang belum mengetahui rencana Joo Ri sama sekali tak curiga dengan kehadiran 3 pria di depannya. Dan menganggap mereka sebagai tamu biasa. Yang ia herankan kenapa Joo Ri berada di perusahaan ibu mereka disaat jam kerja.
(Chul Goo belum tahu kalau Joo Ri akan resign dari pekerjaan lamanya).
Joo Ri menjawab mereka akan rapat. Chul Goo mengerti, dan minta izin pada Young Ja pulang lebih cepat. Bukan memberi izin, Young Ja malah ngomel kenapa Chul Goo pulang kerja disaat hari masih siang. Chul Goo tak menghiraukan ocehan Young Ja, nyelonyor pergi begitu saja. Sadar sedang memiliki tamu, Young Ja menghentikan omelannya. Lalu memulai rapat, membahas rencana mereka selanjutnya.
Kemana Chul Goo pergi?. Ternyata dia pergi ke lokasi proyek tempat Hyo Dong bekerja. Rupanya ia ingin mengambil hati mantan ayah mertuanya itu. Chul Goo ingat perkataan Do Hee. Ia berguman membuat kopi itu hal sepele.
Bukan hanya kopi, Chul Goo bahkan memanggil catering hotel berbintang untuk menyediakan menu makan siang untuk para pekerja. Chul Goo membungkuk memberi salam dengan hormat begitu bertemu dengan Hyo Dong, masih memanggil dengan sebutan ayah mertua.
"Apa yang kau lakukan disini?", tanya Hyo Dong heran.
"Ini selalu membebani pikiranku bahwa aku belum pernah mentraktir ayah makan. Jadi aku memutuskan mentraktir ayah makan besar hari ini".
"Ayah"?. Sepertinya dia juga menantu Tuan Min", komentar teman-teman Hyo Dong heran. Yang lainya berpikir, mungkin Hyo Dong memiliki istri lebih dari satu.
Chul Goo bersikap santun pada mereka, mempersilahkan mencicipi makanan yang telah ia siapkan. Teman-teman Hyo Dong senang melihat makanan yang sangat banyak dan lezat. Ia memuji Chul Goo sebagai menantu yang berbakti. Tapi menantu satunya (Se Yoon) juga baik dan sopan.
Satu persatu teman-teman Hyo Dong mulai menyerbu meja buffet. Hyo Dong ingin mencegah tapi tak bisa. Dengan wajah tidak suka, Hyo Dong bertanya apa yang ada dalam pikiran Chul Goo, "Apa maksud tersembunyimu?".
"Aku tidak punya maksud tersembunyi. Aku ingin mencoba memperbaiki hubunganku dengan ayah di masa lalu".
"Apa?".
"Ayah memperlakukanku seperti putramu sendiri sebelum aku bercerai dengan Chae Won. Aku ingin kembali ke masa itu".
Hyo Dong tanya apa yang sedang merasuk dalam pikiran Chul Goo, apa kau waras?. Chul Goo mengaku masih mencintai Chae Won. Lalu menujukan surat perceraiannya dengan Hong Joo, sebagai bukti bahwa sekarang ia berstatus pria lajang secara hukum.
"Jadi sekarang karena kau lajang, kau ingin memulai kembali dengan putriku Chae Won?".
"Ya, ayah", jawab Chul Goo girang.
Hyo Dong marah dan tidak terima, menarik kerah baju Chul Goo, "Langkahi dulu mayatku. Kau sadarlah. Jika kau berani muncul lagi di hadapanku, aku akan bersikap lebik kasar dari pada hari ini!".
Hyo Dong mendorong Chul Goo hingga terjatuh terjengkang berguling di lantai (hahahaha). Hyo Dong pergi meninggalkan Chul Goo begitu saja. Chul Goo tak bisa berbuat banyak, selain menghela napas pasrah.
Tepat saat Sol Joo datang ke panti asuhan, saat itulah biarawati Michaela baru tiba dari perjalanannya. Tanpa membuang waktu, Sol Joo bertanya buku diary milik kepala panti yang dititipkan ke biarawati Michaela.
Biarawati Michaela berkata sudah mengirimnya tadi pagi. Bukan dia sendiri yang mengirim, tapi biarawati lain. Ia menambahkan mungkin paket yang berisi diary itu akan tiba besok.
"Kau mengirimnya ke Choon Hee?", tanya Sol Joo syok
"Ya", jawab biarawati Michaela. Sebuah jawaban yang membuat Sol Joo hampir jatuh pingsan.
Dengan sigap, biarawati Michaela menangkap badan Sol Joo, "Apa kau baik-baik saja?".
Sol Joo menjawab baik-baik saja. Setelah bisa berdiri tegap dengan sendirinya. Ia permisi pergi.
"Suster Kepala mengkhawatirkanmu sampai napas terakhirnya", kata biarawati Michaela mengiri langkah Sol Joo. Tapi Sol Jo sama sekali tak mendengarkan, sibuk dengan pikirannya sendiri.
Gagal mendapatkan buku diary, Sol Joo menghubungi Do Hee. Ia minta pada Do Hee untuk bertemu di cafe. Do Hee melihat wajah Sol Joo yang terlihat lebih tirus, ia juga mendengar kabar Sol Joo yang sakit beberapa hari lalu, "Kenapa kau tidak melakukan medical check up".
"Aku hanya kelelahan", balas Sol Joo
"Jadi ada masalah apa?. Ada urusan mendesak apa hingga seorang wanita kelas tinggi ingin bertemu dengan wanita kelas rendahan ini?", ucap Do Hee ketus.
"Jangan menyindir".
"Aku tidak menyindir. Ini hanya sangat tidak biasanya kau ingin menemuiku".
Sol Joo berbohong tentang paket yang mungkin akan tiba di rumah mie besok hari. Ia berkata paket itu berasal dari panti asuhan Everygreen, nama panti asuhan tempat ia di besarkan, "Mereka salah mengirimkan barang-barangku kepada Choon Hee. Jadi aku meminta bantuanmu. Apa kau bisa membantuku mengirimkan kembali paket itu kerumahku".
Do Hee berkata tidak masalah dan akan melakukannya. Sebenarnya, bisa saja Sol Joo memintanya melalui telepon, tidak perlu bertemu. Sol Joo merasa kembali disindir, ia berkata meminta Do Hee keluar karena memang ingin menemui Do Hee.
"Apa suamimu baik-baik saja", tanya Do Hee basa basi.
"Seperti biasa".
"Aku akan meminta suamiku untuk mengembalikannya kembali ke poisisinya. Jangan khawatir".
"Kau mengabaikan permintaanku hari itu. Kenapa kau berubah pikiran?", ucap Do Hee sinis.
Sol Joo beralasan, saat itu ia masih merasa sakit hati. Tapi bagaimana bisa ia mengabaikan permintaan Do Hee, "Jangan khawatir. Aku akan mengembalikan posisi suamimu".
Do Hee berkata tidak perlu, karena suaminya, Ki Moon memutuskan akan meneruskan usaha keluarga, "Kelihatannya hubunganmu dengan Choon Hee tidak terlalu baik. Dia bilang padaku, kalian beruda di besarkan di panti asuhan yang sama. Tapi karena karena hubungan kalian berdua terlihat tegang. Aku pura-pura tidak tahu. Apa terjadi sesuatu diantar kalian berdua?", tanya Do Hee penuh selidik.
"Tidak ada..Kami bertemu lagi setelah 30 tahun. Tidak mungkin bisa seperti dulu", jawab Sol Joo.
Do Hee tidak percaya begitu saja, menatap penuh curiga. Tapi Sol Joo tidak menghiraukan kecurigaan Do Hee. Ia mengingatkan agar Do Hee untuk menerima paket itu sendir dan langsung mengirimkan kerumahnya.
"Sepertinya paket itu berisi sesuatu yang penting", tebak Do Hee.
"Yah, itu cuma barang-barang masa kecil. Kau harus membawanya padaku. Berjanjilah", desak Do Hee.
"Baiklah. Akan kubawakan", Do Hee menyanggupi. Kerlingan mata dan raut wajahnya menunjukkan rasa penasaran sekaligus curiga.
Se Yoon mengantar Chae Won pulang. Se Yoon mengucapkan terima kasih pada Ki Moon atas penandatangan kerjasama. Tapi Ki Moon merasa dirinya lah yang harus berterima kasih. Berkat Chae Won, ia merasa bangga pada dirinya sendiri, "Terima kasih Chae Won-ah".
"Terima kasih kembali, Tuan Presdir", goda Chae Won.
Ki Moon mengajak Se Yoon masuk ke dalam rumah dan minum teh. Se Yoon menolak halus, ada hal yang harus ia kerjakan. Ia pamit pada Chae Won, lalu pergi.
Di perjalanan, Se Yoon melihat Choon Hee yang berjalan sendiri di trotoar. Ia menepikan mobilnya, lalu menghampiri Choon Hee, "Ibu".
"Oh..Se Yoon!. Apa yang kau lakukan disini?".
"Aku baru saja dari mengantarkan Chae Won pulang. Kelihatannya ibu mau pergi ke pasar.
Choon Hee membenarkan, ia ingin membeli bahan makanan. Dengan sikap manis, Se Yoon mengampit lengan Choon Hee dan berkata, "Ibu, ayo kita berkencan".
"Berkencan?", tanya Choon Hee bingung.
Se Yoon berkata akan membawakan tas Choon Hee dan menemaninya berkeliling pasar. Choon Hee tertawa, ia menyukai ide, taoi tidakah Se Yoon sedang sibuk. Se Yoon berkata akan menyempatkan waktuya demi bisa berkencan dengan wanita cantik seperti Choon Hee.
"Ayo kita pergi", ajak Se Yoon.
"Baiklah", jawab Choon Hee tertawa geli.
Choon Hee berjalan dengan mengampit lengan Se Yoon. Mereka berdua sangat akrab, tampak seperti ibu dan anak. Mulai dari memilih ikan, buah dan membeli makanan kecil, mereka lakukan dengan gembira. Senyum keduanya terus merekah di sepanjang jalan.
Terakhir, Se Yoon mengajak Choon Hee menghampiri stand yang menjual aksesoris rambut, "Pilihlah mana saja yang ibu sukai. Aku akan membelikannya". Choon Hee berkata tidak perlu, karena ia memiliki banyak jepit rambut.
"Silahkan pilih satu, atau ibu nanti akan menyesal", bujuk Se Yoon.
Sang penjual ikut membujuk, dengan menawarkan diskon, hanya 20ribu untuk semua item barang. Choon Hee bertanya bukankah Se Yoon sudah mengeluarkan uang banyak hari ini. Se Yoon menimpalinya dengan bercanda.
"Hm...Aku memang mengeluarkan banyak uang tapi jika untuk ibu, itu tidak masalah
"Baiklah. Aku suka dengan sikapmu".
Choon Hee sibuk memilih, mana kira-kira jepit rambut yang bagus dan cocok untuknya. Se Yoon ikut memilih dan pilihannya jatuh pada jepit rambut berwarna hijau. Choon Hee memasangnya di rambutnya, mematut di cermin lalu bertanya pendapat Se Yoon, "Bagimana?".
"Ibu yang terbaik", sahut Se Yoon mengacungkan jempolnya.
"Terima kasih, menantuku", jawab Choon Hee.
Se Yoon berkata, wanita memang mudah luluh dengan perhiasan. Baru diberi ini saja, Choon Hee langsung merubah panggilannya pada Se Yoon menjadi menantu. Mereka lalu tertawa gembira. Choon Hee kembali mematut dirinya di depan cermin. Melihat dengan seksama jepit rambut pilihan Se Yoon.
Sol Joo terduduk lemas setelah kembali pulang kerumah. Pikirannya di penuhi dengan buku diary kepala panti. Ia berguman, buku diary itu tidak boleh jatuh ke tangan Choon Hee.
Saking cemasnya, ia menghubungi Do Hee. Sekali lagi mengingatkan begitu Do Hee menerima paket itu langsung kirim ke rumahnya, dan jangan sampai Choon Hee mengetahui hal ini.
"Kau terdengar seperti kaset rusak. Kau sudah mengatakannya berkali-kali", sahut Do Hee kesal. Ia sedang duduk di ruang tengah bersama anggota keluarga Uhm yang lainya.
Sol Joo berkata hanya Do Hee yang ia biasa ia andalkan dan percayai saat ini. Do Hee tak mengerti, tapi ia berjanji akan melaksanakan permintaan Sol Joo. Do Hee menutup telponnya.
Chae Won berserta paman dan bibinya berunding tentang langkah awal mengelola pabrik mie. Baru di ketahui, ternyata kakek selama ini memiliki pinjaman hutang di bank. Kang Sook mencibir, "Ayah mempunyai hutang, tapi masih membual tentang warisan 10 Milyar. Sungguh keterlaluan".
Ki Moon berkata kakek berhasil mempertahankan usaha mie (usaha kecil) tetap terus beroperasi di tengah gempuran usaha besar yang mendominasi pasar. Kerja keras kakek itu sungguh luar biasa dan pantas dihargai. Do Hee membenarkan, tanpa adanya semangat, hal itu mustahil terjadi.
"Tuan Uhm Pang Dal luar biasa, begitu juga dengan cucu perempuannya", tambah Ki Choon memuji Chae Won.
"Mari kita beri tepuk tangan meriah untuknya". Ajak Do Hee, di ikuti yang lainya.
Kang Sook bertanya kemana Seul Hong akhir-akhir ini. Akhir-akhir ini, ia jarang melihatnya di rumah. Do Hee menjawab, Seul Hong sibuk berkeliling dari perusahaan management satu ke perusahaan management lainnya. Cita-cita Seul Hong adalah menjadi penyanyi.
"Bukankah dia akan kembali ke New York?", tanya Chae Won.
"Seul Hong bilang dia tidak tertarik dalam pelajaran. Anak itu membuatku pusing", keluh Do Hee.
Ki Choon masuk ke kamar Ki Ok. Mengira adiknya sedang tidur, Ki Choon menyuruh Ki Ok untuk bangun, ada hal yang ingin ia sampaikan. Sekali, dua kali tidak ada sahutan. Ki Choon yang kesal langsung menarik selimut. Tapi apa yang ia dapati diatas kasur, hanya bantal dan guling. Tidak ada Ki Ok disana.
Ki Choon panik meniup peluitnya, turun kelantai bawah, "Ki Ok melarikan diri...!". Kang Sook tak percaya, saat ia pergi meninggalkan Ki Ok, adik iparnya itu sedang tidur.
"Apa kau tidak bisa mengawasi dengan benar?. Dia meletakkan bantal di atas kasur dan menutupinya dengan selimut", ujar Ki Choon kesal".
Do Hee tak kalah kesal, "Ah..aku bisa gila. Dimana aku bisa menemukannya?. Aku yakin dia tidak ada di rumah gigolo tua itu".
Meski terlihat tenang, tapi Ki Moon juga cemas. Masalah akan menjadi semakin besar jika kakek dan nenek sampai mengetahui hal ini. Sedetik kemudian, ponsel Chae Won berdering, "Ini bibi Ki Ok", ucapChae Won.
"Cepat, jawab teleponnya", seru paman dan bibi Chae Won bersamaan.
Chae Won menjawab teleponnya, bertanya dimana Ki Ok saat ini.
Ki Ok berkata saat ini sedang berada di kantor catatan sipil bersama Kang Jin. Mendaftarkan pernikahan mereka.
"Mendaftarkan pernikahan?", Chae Won terkejut bukan main, begitu pula dengan paman dan bibinya.
"Hei..Ki Ok!. Apa kau gila?. Pulang saja kerumah sekarang", teriak Ki Choon tak terkendali, mengambil alih ponsel Chae Won.
"Ibu yang terbaik", sahut Se Yoon mengacungkan jempolnya.
"Terima kasih, menantuku", jawab Choon Hee.
Se Yoon berkata, wanita memang mudah luluh dengan perhiasan. Baru diberi ini saja, Choon Hee langsung merubah panggilannya pada Se Yoon menjadi menantu. Mereka lalu tertawa gembira. Choon Hee kembali mematut dirinya di depan cermin. Melihat dengan seksama jepit rambut pilihan Se Yoon.
Sol Joo terduduk lemas setelah kembali pulang kerumah. Pikirannya di penuhi dengan buku diary kepala panti. Ia berguman, buku diary itu tidak boleh jatuh ke tangan Choon Hee.
Saking cemasnya, ia menghubungi Do Hee. Sekali lagi mengingatkan begitu Do Hee menerima paket itu langsung kirim ke rumahnya, dan jangan sampai Choon Hee mengetahui hal ini.
"Kau terdengar seperti kaset rusak. Kau sudah mengatakannya berkali-kali", sahut Do Hee kesal. Ia sedang duduk di ruang tengah bersama anggota keluarga Uhm yang lainya.
Sol Joo berkata hanya Do Hee yang ia biasa ia andalkan dan percayai saat ini. Do Hee tak mengerti, tapi ia berjanji akan melaksanakan permintaan Sol Joo. Do Hee menutup telponnya.
Chae Won berserta paman dan bibinya berunding tentang langkah awal mengelola pabrik mie. Baru di ketahui, ternyata kakek selama ini memiliki pinjaman hutang di bank. Kang Sook mencibir, "Ayah mempunyai hutang, tapi masih membual tentang warisan 10 Milyar. Sungguh keterlaluan".
Ki Moon berkata kakek berhasil mempertahankan usaha mie (usaha kecil) tetap terus beroperasi di tengah gempuran usaha besar yang mendominasi pasar. Kerja keras kakek itu sungguh luar biasa dan pantas dihargai. Do Hee membenarkan, tanpa adanya semangat, hal itu mustahil terjadi.
"Tuan Uhm Pang Dal luar biasa, begitu juga dengan cucu perempuannya", tambah Ki Choon memuji Chae Won.
"Mari kita beri tepuk tangan meriah untuknya". Ajak Do Hee, di ikuti yang lainya.
Kang Sook bertanya kemana Seul Hong akhir-akhir ini. Akhir-akhir ini, ia jarang melihatnya di rumah. Do Hee menjawab, Seul Hong sibuk berkeliling dari perusahaan management satu ke perusahaan management lainnya. Cita-cita Seul Hong adalah menjadi penyanyi.
"Bukankah dia akan kembali ke New York?", tanya Chae Won.
"Seul Hong bilang dia tidak tertarik dalam pelajaran. Anak itu membuatku pusing", keluh Do Hee.
Ki Choon masuk ke kamar Ki Ok. Mengira adiknya sedang tidur, Ki Choon menyuruh Ki Ok untuk bangun, ada hal yang ingin ia sampaikan. Sekali, dua kali tidak ada sahutan. Ki Choon yang kesal langsung menarik selimut. Tapi apa yang ia dapati diatas kasur, hanya bantal dan guling. Tidak ada Ki Ok disana.
Ki Choon panik meniup peluitnya, turun kelantai bawah, "Ki Ok melarikan diri...!". Kang Sook tak percaya, saat ia pergi meninggalkan Ki Ok, adik iparnya itu sedang tidur.
"Apa kau tidak bisa mengawasi dengan benar?. Dia meletakkan bantal di atas kasur dan menutupinya dengan selimut", ujar Ki Choon kesal".
Do Hee tak kalah kesal, "Ah..aku bisa gila. Dimana aku bisa menemukannya?. Aku yakin dia tidak ada di rumah gigolo tua itu".
Meski terlihat tenang, tapi Ki Moon juga cemas. Masalah akan menjadi semakin besar jika kakek dan nenek sampai mengetahui hal ini. Sedetik kemudian, ponsel Chae Won berdering, "Ini bibi Ki Ok", ucapChae Won.
"Cepat, jawab teleponnya", seru paman dan bibi Chae Won bersamaan.
Chae Won menjawab teleponnya, bertanya dimana Ki Ok saat ini.
Ki Ok berkata saat ini sedang berada di kantor catatan sipil bersama Kang Jin. Mendaftarkan pernikahan mereka.
"Mendaftarkan pernikahan?", Chae Won terkejut bukan main, begitu pula dengan paman dan bibinya.
"Hei..Ki Ok!. Apa kau gila?. Pulang saja kerumah sekarang", teriak Ki Choon tak terkendali, mengambil alih ponsel Chae Won.
"Maafkan aku, Oppa", Ki Ok menahan tangis, "Katakan pada Ibu dan Ayah kalau aku minta maaf karena menjadi putri yang buruk.
"Hei! Hentikan sekarang dan pulanglah saja!", teriak Ki Choon lebih nyaring.
"Kami akan berbulan madu ke pantai terdekat. Sampai jumpa lagi", ucap Ki Ok lalu memutus sambungan telepon.
Melihat Ki Ok yang hampir menangis, Kang Jin bertanya apa kau menyesalinya sekarang. Ki Ok tersenyum seraya berkata, aku tidak menyesal. Kemudian Ki Ok memberikan stempel diatas kertas pendaftaran. Dengan begini Ki Ok dan Kang Jin sah sebagai pasangan suami istri dimata hukum.
"Terima kasih Ki Ok. Aku akan bersikap baik padamu", ucap Kang Jin terharu.
Keesokan harinya. Joo Ri masuk ke ruangan Se Yoon memberikan surat pengunduran diri, "Aku keluar dari perkejaanku mulai hari ini. Aku bergabung dengan perusahaan ini karena dirimu. Sekarang karena kita sudah selesai,...Aku ingin pergi. Aku akan bekerja dengan Ibuku".
"Joo Ri-ah. Bereaksi secara emosional, bukanlah seperti dirimu", ucap Se Yoon keberatan dengan pengunduran diri Se Yoon.
"Lalu apa yang seperti diriku yang percaya padamu meskipun kau mencampakkanku. Seekor ulat pun bahkan bisa berubah. Aku menyayangimu,tapi aku tidak bisa menanggung penghinaan lagi", balas Joo Ri sinis.
"Penghinaan?".
Diliputi rasa dendam, Joo Ri berkata, "Kau akan lihat. Aku akan membuatmu sangat menyesal karena sudah mencampakkanku", lalu pergi dengan angkuh.
Young Ja memanggil Chul Goo keruangannya, didalam sudah ada Joo Ri. Chul Goo menyapa adiknya, "Kim Joo Ri. Ahkir-ahkir ini kau sering kesini". Joo Ri berkata baru saja keluar dari pekerjaannya dan akan berkerja di perusahaan Young Ja mulai besok.
"Berikan Joo Ri semua proyek yang sedang kita kerjakan", perintah Young Ja.
Young Ja berkata kepercayaannya pada Chul Goo sudah hilang, "Joo Ri dan ibu akan mengurus perusahaan. Kau mengundurkan diri saja".
"Apa?. Apa maksudnya aku akan menjadi CEO hanya nama saja?", teriak Chul Goo tidak terima.
"Kau harus menerimanya dan kembalikan lagi kepercayaan ibu padamu. Dengan begitu, maka ibu akan mempercayaimu lagi".
Chul Goo melotot kesal, "Apa kau menambahkan minyak ke dalam api?". Young Ja ikut mengejek dengan mengatakan sekarang Joo Ri adalah jagoannya. Chul Goo seharusnya merangkak di hadapan adiknya itu.
"IBU!!!!", rengek Chul Goo seperti anak kecil.
Young Ja tak mempan dengan rengekan itu, memajukan bibirnya seangkuh mungkin. Joo Ri tersenyum senang, tidak merasa bersalah telah mendepak kakaknya. Baik, kita lihat saja, apakah rencana balas dendam Joo Ri berhasil dengan menjatuhkan perusahaan Se Yoon. Atau sebaliknya, dia yang terjatuh atas lubang jebakan yang gali sendiri.
Chae Won, Do Hee dan Kang Sook bekerja di pabrik membuat mie. Kang Sook tidak semangat dan tidak bisa konsentrasi dengan baik jika ingat Ki Ok. Sampai hari ini belum ada kabar sama sekali. Ki Choon sudah menjelajahi seluruh pantai, tapi tidak bisa menemukan mereka (Ki Ok - Kang Jin).
Do Hee berkata apa gunanya menemukan Ki Ok - Kang Jin. Mereka sudah resmi menikah. Mari kita terima ini sebagai takdir. Chae Won berpikir, dan seperti bisa merasakan apa yang dialami bibinya. Chae Won berkata, "Kurasa mereka memang saling mencintai".
"Cinta tidak bisa membayar tagihan", bentak Do Hee dan Kang Sook bersamaan. Membuat Chae Won terkejut setengah mati. Ia memegangi dadanya, hampir saja jantungnya melonjak keluar karena teriakan 2 ahjuma bawel itu. Hihihi...
Kurir ekspedisi datang mengantarkan paket untuk Choon Hee. Do Hee yang memang sejak tadi menunggu, menjadi orang yang menerima paketan tersebut. Do Hee merasa penasaran apa isinya hingga Sol Joo meminta bantuannya begitu mati-matian.
"Apa aku harus melihat isinya?". Do Hee bersiap merobek lakban yang menempel di sisi pinggir paket. Namun, niat itu ia urungkan. Kepalanya sudah pusing dengan permasalahan keluarga yang terjadi di rumah mie. Kenapa harus menambah masalah lagi. Lupakan saja.
Do Hee datang sendiri ke rumah Sol Joo mengantarkan paket. Berkali-kali ia menekan bel tidak ada yang membuka pintu. Apa tidak ada orang dirumah?. Do Hee mengambil ponselnya, menelpon Sol Joo.
Sambungan tersambung. Perasaan cemas kembali menyerap ketika Sol Joo melihat nama Do Hee di layar ponsel. Do Hee berkata datang kerumah Sol Joo membawakan paket, tapi sepertinya tidak ada siapa-siapa di rumah.
Do Hee membenarkan, "Ditujukan untuk Choon Hee".
"Terima kasih...Terima kasih Do Hee", ujar Sol Joo lega.
Do Hee bertanya apa Sol Joo berada di luar rumah. Sol Joo mengiyakan, ada sedikit urusan. Mungkin ahjuma sedang pergi ke pasar. Ia minta Do Hee meletakan paket tersebut di kotak surat. Ia akan segera pulang setelah urusannya selesai. Do Hee mengerti. Sol Joo mengucapkan terima kasih berkali-kali. Wajahnya tampak cerah, menghembuskan napas lega. Seakan semua bebannya selama ini, terangkat keluar.
Sesuai permintaan Sol Joo, Do Hee meletakan paket itu di kotak surat. Tak lama Do Hee pergi, ahjuma yang bekerja di keluarga Lee pulang dari pasar. Ahjuma langsung masuk rumah tanpa sempat mengecek kotak surat.
Dirumah, Choon Hee memandangi jepit rambut pemberian Se Yoon. Ia ingat sikap manis Se Yoon saat menemaninya belanja di pasar. Senyum bahagia Se Yoon - Chae Won, dan sikap kasar Sol Joo tempo hari yang menyiramnya dengan segelas air.
"Aku tidak akan pernah memberikan Se Yoon padamu", perkataan pedas Sol Joo kembali terniang di telinga Choon Hee.
Choon Hee mengelengkan kepala, menepis bayangan buruk di kepalanya. Bagaimana jika Sol Joo kembali mempersulit hubungan Chae Won - Se Yoon, "Aku harus menyelesaikan masalah ini dengan Sol Joo".
Dalam perjalanan pulang, pikiran Sol Joo tak bisa lepas dari paket yang dikatakan Do Hee. Memikirkan itu, membuatnya tak sabar untuk sampai dirumah.
"Aku tidak akan meminta bantuanmu. Hanya jangan menghalangi jalanku, Kepala panti", ucap Sol Joo dalam hati, merasa yakin rahasia besar yang ia sembunyikan selama 30 tahun akan terkubur selamanya.
Choon Hee datang kerumah Sol Joo dengan membawa buket bunga besar. Dengan harapan, Sol Joo bisa menerima kedatangannya kali ini. Baru sampai di depan pintu gerbang, Choon Hee bahkan tidak di izinkan masuk oleh ahjuma. Meski Choon Hee berkali-kali memohon, Ahjuma tetap bersikeras tidak mau membukakan pintu.
"Terakhir kali saya mengijinkan anda masuk tanpa seijin Nyonya, dia memarahiku. Maaf tapi aku akan membiarkan anda masuk dengan seijin Nyonya".
Siapa yang tidak kesal di tolak seperti itu, "Oh..sungguh kejam". Choon Hee mencoba menghubungi ponsel Sol Joo. Panggilan telponnya langsung di reject.
"Dia tidak punya sopan santun. Jika bukan karena Chae Won, aku tidak akan memohon padanya. Kita lihat siapa yang menang. Aku akan menunggu sampai kau datang".
Tapi ada baiknya juga Choon Hee tidak di izinkan masuk, karena ia bisa melihat paket yang ada di kotak surat.
"Apa ini?. Bagaimana bisa paket untukku ada disini?. Dari Panti Asuhan Evergreen?. Kenapa bisa ada disini?. Siapa yang meletakkannya disini?", tanya Choon Hee keheranan.
Sementara itu, mobil Sol Joo mulai terlihat memasuki kompek perumahan. Mungkinkah mereka akan bertemu???
Apa yang akan terjadi?. Apa isi tulisan di dalam diary itu. Kenyataan apa yang tersembunyi selama 30 tahun, dan bagaimana reaksi Choon Hee setelah membaca isinya????...
END
Uuuuuuhhh penasaran sekali...... makasih ya sai sinopsisnya. Ditunggu terus lanjutannya n teteup semangat.
ReplyDeletepenasaran bangettttttt ^_^ thanks kak nuri...
ReplyDeletemakasih dah dilanjut... T.T .. ditunggu ya selanjut ya...
~dian~
kak nuri semangaty... ditunggu lanjuty
ReplyDeletemba nuri aku gak sabar banget nunggin kelanjutannya:D ayoo mba segera:D fighting:D
ReplyDelete~riska~