Pages - Menu

Tuesday, March 26, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 12 Part 2


Kakek keluar dari kamar, berpakaian rapi. Ki Moon bertanya hendak pergi kemana kakek disaat kondisi badannya tidak sehat. Kakek bilang ia ingin pergi ke kantor polisi dan tidur disana. Ia tidak bisa tidur nyenyak dirumah yang hangat sementara menantu harus tidur di sel yang dingin. Ki Ok dan Ki Choon berusaha menghalangi kakek, penjara bukanlah penginapan, jika kakek tidur di penjara hanya akan membuat kondisinya bertambah parah.

Dengan santai kakek berkata, jika hal itu terjadi kemungkinan buruknya ia akan meninggal dunia. Ki Moon meminta kakek untuk tidak bicara seperti itu, bagaimana pun juga Hyo Dong berpesan pada mereka, untuk tidak membiarkan kakek ataupun nenek mengunjunginya di penjara, hal itu hanya akan membuat Hyo Dong semakin merasa menyesal. Do Hee ikut membujuk kakek, sebaiknya mereka mengunjunginya setelah makan malam. Semua memohon pada kakek untuk duduk. Kakek akhirnya menurut, ia duduk dengan wajah sedih.

Didapur, nenek juga sedih memikirkan Hyo Dong, ia memotong sambil menangis, "Sungguh kemalangan yang tak terduga. Situasi macam apa ini. Bagaimana bisa aku melihatnya di penjara? Aku tidak tahan jika melihatnya, lebih baik aku mati daripada harus melihatnya di penjara".

Chae Won berada di kantor polisi dan berbicara dengan penyidik. Penyidik bilang cara terbaik ialah berdamai dengan pihak korban sebelum kasus ini dikirim ke kejaksaan. Penyidik lalu bertanyam bukankah korban bekerja di perusahaan mertua Chae Won. Chae Won membenarkan, tapi pihak korban sama sekali menolak untuk menerima uang kompensasi.
Se Yoon dan pengacara Park tiba di kantor polisi. Pengacara Park bertanya siapa penyidik yang menangani kasus Min Hyo Dong. Penyidik menangkat tangan, "aku?". Chae Won menoleh, ia terkejut melihat Se Yoon di kantor polisi. Se Yoon juga tak kalah terkejut melihat Chae Won, "apa yang kau lakukan disini?", tanya Se Yoon.
"Dia adalah putri Tuan Min Hyo Dong", jawab penyidik kemudian.

Chae Won lalu bertanya pada Se Yoon, "apa yang membawamu kemari?". Pengacara Park memberikan kartu namanya. Chae Won dan Se Yoon saling melihat dengan tatapan terkejut. 

Pengacara Park berkata jika tidak ada seorang pun yang masuk setelah Hyo Dong pergi, maka akan sulit baginya untuk bebas. Dengan tuduhan kelalaian bekerja hingga menyebabkan orang cedera, terancam satu tahun hukuman penjara, mungkin juga bisa lebih.
Chae Won semakin cemas mendengarnya, "Ya tuhan. Ayah apa yang harus kita lakukan?". Hyo Dong berusaha menenangkan Chae Won, "Putriku, ayah baik-baik saja, jangan khawatir. Penyidikan akan membuktikan Ayah tidak bersalah. Karena ayah tidak membuat kesalahan apa pun".

Se Yoon memperhatikan keduanya, dan melihat Chae Won yang mulai menangis. Ia lalu bertanya pada pengacara Park, "apa tidak ada harapan?". Pengacara Park berkata hukuman penjara bisa di hindari jika korban bersedia berdamai dan menerima uang kompensasi. Pengacara Park juga bilang sebelum kemari, ia terlebih dahulu pergi kerumah sakit menemui korban. Anehnya, korban tidak mempunyai niat untuk berdamai untuk kasus ini.

Pengacara Park lalu bertanya pada Hyo Dong, "Apa kebetulan pernah terjadi perselisihan antara anda dan korban?". Hyo Dong menggeleng, mereka bahkan tidak saling mengenal.
Se Yoon ke Chae Won : Bukankah Golden Dragon Foods adalah perusahaan ibu mertuamu?. 
Chae Won : ya.
Se Yoon : Lalu korban adalah pekerjanya. Menurutmu kenapa korban menolak kompensasinya?.

Hyo Dong dan Chae Won saling melihat. Chae Won lalu memikirkan perkataan Se Yoon barusan.

Chae Won dan Se Yoon keluar kantor polisi bersama. Chae Won tak pernah membayangkan akan bertemu dengan Se Yoon lagi, ditempat seperti ini. Se Yoon bilang ia merasa menjadi superman yang muncul setiap kali Chae Won berada dalam masalah. Hubungan mereka yang aneh di mulai sejak pertemuan mereka di pulau Namhae. Chae Won lalu bertanya bagaimana bisa Se Yoon datang ke kantor polisi. 

Se Yoon berkata teman semasa kecil ibunya datang menumui ayahnya dan meminta bantuan menyelesaikan masalah yang dialami ayah Chae Won. Chae Won lalu teringat perkataan Choon Hee saat mereka bertemu di depan kantor polisi. Se Yoon lalu berkata ayahnya mengirim dirinya bersama pengacara Park untuk datang kemari. 

Chae Won lalu mengucapkan terima kasih untuk semuanya. Se Yoon sedikit bercanda, "Tapi aku selalu diperlakukan buruk olehmu, kau bahkan meminta ku untuk tidak ikut campur dalam masalahmu. Aku pasti orang yang menyedihkan". Chae Won merasa tidak enak, ia kembali meminta maaf, sebenarnya ia ingin meminta maaf saat mereka bertemu di supermarket.

"Apa kau kali ini akan memaksa untuk naik bis juga?. Kalau begitu aku akan memberikan ongkos bis", ucap Se Yoon.
Chae Won tersenyum, "Aku tidak punya tenaga karena aku sibuk sepanjang hari. Apa kau bisa mengantarku?".
Se Yoon balas tersenyum, "dengan senang hati".
(Hm...senyum mereka...)

Di sepanjang jalan Chae Won hanya diam saja, memalingkan wajahnya menatap jalanan. Se Yoon tahu Chae Won sedih, ia memintanya untuk tidak terlalu khawatir. Pengacara Park seorang pengacara kompeten, dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya, "Tidurlah jika kau lelah. Aku akan membangunkanmu saat kita sampai di rumahmu". 

Se Yoon melihat Chae Won menangis. "kau tak apa?", tanyanya. Chae Won tak menjawab, ia kembali terisak.

 Se Yoon lalu menepikan mobilnya dipinggir sungai. Chae Won bertanya kenapa Se Yoon membawanya ke tempat ini.
Se Yoon : Saat kau merasa ingin menangis, menangislah. Atau kau akan sakit jika menahanya. Aku akan keluar dan mencari udara segar, jadi menangislah sepuasnya. Kau akan merasa lebih baik sesudahnya.

Se Yoon keluar mobil setelah memberikan sapu tangan biru miliknya pada Chae Won. Ia berdiri menatap sungai. Chae Won mulai menangis sedih, mengeluarkan semua air mata dan kesedihan yang selama ini ia pendam. Sebisa mungkin dia mencoba untuk bertahan dengan semua penderitaan yang ia alami. Tapi memikirkan nasib ayahnya, membuatnya tak mampu lagi menahan rasa sakit di hatinya. Entah berapa lama dia menangis. 

Se Yoon berbalik, melihat Chae Won yang masih menangis sedih. Ia menghela napas, seperti ikut merasakan kesedihan Chae Won, "Dimana dia menyembunyikan semua air mata itu?".

"Terima kasih untuk hari ini", ucap Chae Won pada Se Yoon saat mereka tiba di depan pintu gerbang kediaman keluarga Kim. Ia lalu bertanya bagaimana dengan sapu tangan yang Se Yoon pinjamkan. Se Yoon meminta Chae Won mengembalikannya setelah di cuci dan disetrika dengan rapi. Chae Won akan menjadi orang jahat jika mengembalikan sapu tangannya dalam keadaan kotor seperti itu.

Chae Won tersenyum, "baiklah".
Se Yoon : Jangan melarikan diri dengan sapu tanganku. Kembalikan sebelum kau pindah ke luar negeri. Kurasa akan sulit bagimu untuk pergi karena ayahmu. Kalian berdua terlihat saling menyayangi. Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja.
Chae Won : Kekasihmu pasti sangat bahagia. Karena dia memiliki kekasih yang hangat dan penuh pengertian.
Se Yoon : kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu?
Chae Won : entahlah. tiba-tiba saja hal itu melintas di pikiranku. Hati-hati menyetir, dan terima kasih banyak untuk hari ini.

Chae Won masuk rumah dengan wajah lelah. Chul Goo bertanya apakah Chae Won baru kembali dari kantor polisi. Chae Won mengangguk, berjalan menuju kamar. Chul Goo bilang ibunya mencemaskan keadaan ayah Young Ja dan baru tidur. Ia merasa Chae Won bertingkah berlebihan. Seharian ini dia hanya sibuk mengurus masalah ayahnya sehingga menelantarkan ibu mertuanya sendirian di rumah dalam keadaan sakit.

Chul Goo berkata meskipun Chae Won memiliki masalah dengan Young Ja, tapi tak sepantasnya dia bersikap dingin seperti ini disaat ibu mertuanya jatuh sakit, "bagaimana pun ibu sakit seperti itu karena kita!". 
Chae Won menghela napas, "apa kau akan kembali menjadi anak mama, Kim Chul Goo?". Chae Won merasa lelah, dan ingin beristirahat. 

Chul Goo mulai emosi, ia merasa ibunya telah berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki hubungannya dengan Chae Won termaksud memberikan pekerjaan pada ayah Chae Won untuk memperbaiki instalasi listrik di gudang Paju.
"bukan nya kau yang memberikan pekerjaan itu pada ayahku?", tanya Chae Won.

Chul Goo bilang sebelum sakit, ibunya telah memutuskan untuk memberikan pekerjaan ini pada ayah mertua, "Ibu melakukan banyak usaha untuk memperbaiki hubungannya denganmu, tapi kau tidak pernah membuka hatimu untuknya. Chae Won mulai mengerti sekarang, "jadi ini rencana ibumu lagi, huh?". Chul Goo bertanya apa maksud Chae Won.

Chae Won tak menjawab, ia masuk ke kamar Young Ja dengan amarah meluap. Chul Goo menarik Chae Won keluar kamar. Chae Won menampik tangan Chul Goo, berteriak pada Young Ja, "Jadi ini adalah rencanamu?. Bagaimana bisa kau merencanakan hal seperti ini?. Bagaimana bisa kau berpikir untuk memanfaatkan ayahku?".

Young Ja berpura-pura tidak mengerti, berlagak tidak bisa bicara seperti orang bisu.
Chul Goo menarik tangan Chae Won, "apa kau sudah gila!, Keluar!!!!".
Chae Won menarik tangannya, "lepaskan aku". Ia kembali berteriak pada Young Ja, mengeluarkan seluruh emosinya, "Aku tahu kau adalah orang yang kejam, tapi tidak pernah kubayangkan kau bahkan akan menjebak ayahku. Kau benar-benar luar biasa". 

Young Ja merengek, mengeluarkan air mata palsu. Chul Goo panik, ia meminta Chae Won untuk berhenti berteriak, "ibu tenanglah. Dia stres karena masalah ayahnya, jadi dia tidak bisa berpikir dengan baik".

Joo Ri yang mendengar keributan masuk ke kamar ibunya, bertanya apa yang terjadi. Young Ja semakin memperlihatkan kelemahannya di depan dua anaknya.
Chae Won ke Young Ja : Apa kau merencanakan ini, bahkan berakting seperti penderita aphasia?. BEGITU!!!!. 

Chul Goo menampar keras Chae Won (ya ampun kasar banget Chul Goo, saya sampe kaget). Young Ja pura-pura kaget melihat Chul Goo menampar Chae Won. Joo Ri shock melihat sikap kasar kakaknya. Chae Won menatap Chul Goo dengan tatapan tak percaya.

Chul Goo melihat Chae Won dengan tatapan marah, "Apa kau sudah gila? Begitukah?. Bahkan jika kau merasa kesal, tidak seharusnya kau melampaui batas. Berakting? Bagaimana bisa kau mengatakan itu pada pada ibuku!.

Chul Goo ingin menampar Chae Won lagi. Joo Ri menahan tangan kakaknya, "Bicara saja!. Kau tidak seharusnya menggunakan kekerasan". 
Chae Won tertawa dengan tatapan marah pada Young Ja, "haruskah aku mengacungkan kedua jempol kaki dan tanganku padamu. Kau benar-benar luar biasa". Chae Won keluar dengan amarah didada. 

Young Ja berpura-pura terkejut dengan sikap Chae Won. Ia Menangis, meraung dan merengek dengan suara yang tidak jelas. Chul Goo dan Joo Ri berusaha untuk menenangkan ibu mereka. Diruang tengah, Chae Won merasa sangat marah dan tak percaya bagaimana bisa Young Ja memperdayainya seperti itu. 


Sol Joo bertanya kenapa Se Yoon pulang terlambat, apa ada banyak pekerjaan di kantor. Se Yoon menjelaskan teman ibunya yang bernama Choon Hee datang ke perusahaan dan meminta bantuan Presdir Lee untuk membantu menyelesaikan masalah temannya yang ditahan di kantor polisi. Jadi ia bersama pengacara Park pergi ke kantor polisi untuk mewakili presdir Park. 

Wajah Sol Joo berubah tegang, dan juga marah saat mengetahui Choon Hee diam-diam menemui suaminya, "jadi, apa kau bertemu dengannya?".
Se Yoon menggeleng, "tidak. aku tidak bertemu dengannya di kantor polisi. Kenapa ibu?". Sol Joo berkata tidak apa-apa, ia menyuruh Se Yoon pergi ke kamar dan beristirahat, karena putranya pasti merasa lelah.

Sol Joo merasa badannya lemas, ia berjalan dengan berpegang pada kursi. Segera mungkin menelpon Choon Hee. Choon Hee menjawab teleponnya, dan bilang ia tak bisa menghubungi Sol Joo seharian ini. Sol Joo marah dan tak terima Choon Hee diam-diam menemui suaminya, ia bertanya apa maksud Choon Hee menemui Presidir Lee tanpa meminta izin padanya terlebih dahulu, mengganggu kehidupannya.

Choon Hee tak mengerti dengan perkataan Sol Joo yang menurutnya aneh, ia mengira Sol Joo sedang mabuk.
Sol Joo : Jangan mengalihkan pembicaraan. Apa alasanmu kembali ke Korea. Mengapa kau berkeliaran di sekitarku?. Mengapa kau menemui suami dan anakku?.

Choon Hee tak mengira Sol Joo akan marah dan kesal karena ia menemui Presdir Lee tanpa sepengatahuan Sol Joo. Hal itu ia lakukan karena ia butuh bantuan darurat, dan baginya Sol Joo satu-satunya orang yang bisa ia andalkan di Korea. Choon Hee berusaha untuk menghubungi ponsel Sol Joo seharian ini, tapi selalu tersambung nada tidak aktif. Choon Hee lalu meminta maaf, ia tidak tahu jika perbuatannya ini membuat Sol Joo kesal dan marah, tapi ia tak mempunyai maksud lain. Choon Hee bilang ia tidak bertemu dengan putra Sol Joo, bahkan melihat bayangannya pun tidak. Jadi jangan salah paham padanya.

 Sol Joo berkata ia berada dalam kondisi yang buruk sehingga kehilangan kesabarannya, "Tolong lakukan sesuatu untukku. Maafkan aku tapi aku tidak ingin kau terlibat dengan keluargaku. Meskipun itu semua adalah masa lalu, tapi masa-masa yang sulit di panti asuhan masih menyisakan bekas luka padaku. Kau mengingatkanku pada masa lalu yang pahit dan itu menyakitiku. Dan juga, aku tidak ingin keluargaku mengetahui masa laluku". 


Choon Hee mengerti sekarang, itulah alasannya Sol Joo begitu ingin mengirimnya kembali ke Amerika, "Baiklah Onnie. Mulai saat ini, lebih baik kita bersikap tidak saling mengenal". Setelah mengatakan itu, Choon Hee memutus sambungan telepon dengan perasaan kesal, "Itu sebabnya dia mencoba memberiku uang saat pertama kali kami bertemu. Dia benar-benar tidak ingin aku berada di dekatnya. Hah. Sejak kapan dia menjadi wanita terhormat?. Dia benar-benar membuatku terlihat buruk". 

Choon Hee merasa kesal berbeda dengan Sol Joo yang merasa bersalah. Ia menangis,  mengeluarkan air mata yang sedari tadi tertahan, "maafkan aku Choon Hee. Jangan memaafkanku".

Hyo Dong tersenyum, mengingat perkataan Choon Hee saat mengunjunginya. Choon Hee meminta Hyo Dong untuk tidak lagi memanggilnya dengan sebutan Ny. Yang, panggil saja "Choon Hee....Choon Hee-sshi". Senyum Hyo Dong semakin lebar, "Terima kasih, Choon Hee-sshi. Meskipun aku ditahan dengan tuduhan yang salah, aku senang bisa mengetahui perasaanmu".

Malam telah larut, tapi kakek dan nenek tidak bisa tidur karena merasa gelisah. Kakek merasa ia sudah hidup terlalu lama. Nenek meminta kakek untuk tidak terlalu khawatir, bukankah anak-anak mereka bilang Hyo Dong akan segera di bebaskan setelah adanya kesepakatan.

Kakek berkata Hyo Dong telah melayani ke dua mertuanya seperti seorang pelayan selama 30 tahun semenjak ibu Chae Won meninggal. Dia mampu bertahan dengan ayah mertua yang aneh seperti dirinya, tak satu pun dari ke-3 anaknya yang lebih berbakti di bandingkan dengan Hyo Dong. 

Nenek merasakan hal yang sama, tak satupun dari anak mereka yang sebaik Hyo Dong. Karena itulah ia menganggap Hyo Dong seperti putranya sendiri bukan lagi menantu. Kakek merasa khawatir Hyo Dong tidak bisa tidur di sel yang dingin. Nenek tahu itu, kejadian ini sungguh seperti petir di siang bolong di malam tahun baru begini.

Pagi hari. Kang Jin melakukan upacara peringatan bagi arwah ibu dan ayahnya. Ia  meminta maaf karena hanya mampu menyediakan makanan yang sederhana. Seharusnya, di umurnya yang sekarang ia sudah menikah, dan istrinya lah yang akan menyediakan makanan yang lezat untuk upacara ini. Kang Jin menangis, ia bersumpah demi arwah ke dua orang tuanya akan menikah tahun depan dan menyediakan makanan yang lezat pada upacara peringatan berikutnya.

Kang Jin merasa sangat yakin, akan menikah dengan wanita yang pertama kali dia temui hari ini. Dengan langkah bersemangat ia berjalan keluar rumah. Merasa yakin wanita yang pertama kali dia temui hari ini adalah Choon Hee. Tapi keyakinan Kang Jin memudar saat melihat pintu Opera cafe yang masih tertutup rapat. Tak kehilangan akal, Kang Jin mengedor pintu, "Ny. Yang, apa kau didalam, buka pintunya. Ini pagi hari di tahun baru. Ayo saling mengucapkan salam".

Didalam, Choon Hee masih berbaring malas diatas kasur. Mendadak perasaannya menjadi kesal mendengar teriakan Kang Jin yang menggedor pintu, "Aku muak dengannya. Kenapa dia harus menggangguku di pagi awal tahun ini".
Choon Hee melihat helm Hyo Dong diatas meja, perasaannya kini sedih memikirkan nasib Hyo Dong. Choon Hee lalu memeluk helm Hyo Dong, "Oppa".

Kang Jin bertemu Ki Ok di jalan. Ki Ok bertanya apa Kang Jin melihat nenek. "tidak", jawab Kang Jin. Ki Ok mengatur napasnya yang ngos-ngos'an, "ahh. Ibu, kenapa jalannya cepat sekali". Ki Ok kembali berlari mencari nenek.

Kang Jin tertegun menyadari sesuatu, "jadi hari ini wanita yang aku temui bukanlah Ny. Yang, melainkan guru piano itu!".....

Ki Ok berhasil menyusul nenek yang sudah sampai di kantor polisi. Nenek bertanya kenapa Ki Ok mengikutinya. Ki Ok berkata nenek hanya akan merasa malu jika membawa makanan ke kantor polisi. Nenek hanya ingin memberikan sup pada Hyo Dong diawal tahun baru, dan tak ada yang bisa menghentikannya. Ki Ok menghela napas menghadapi sikap keras kepala nenek. 

Detektif memberitahu Hyo Dong bahwa kasusnya akan diserahkan ke pengadilan jika pihaknya tidak berhasil membujuk korban berdamai hingga jam 3 siang hari ini. Hyo Dong menjawab dengan wajah sedih, "ya. saya mengerti".

Nenek memanggil nama Hyo Dong. Hyo Dong terkejut melihat nenek datang ke kantor polisi, "Ibu, kenapa datang kemari di cuaca dingin begini?". Hyo Dong meminta Ki Ok untuk membawa nenek pulang. Nenek berkata ia hanya ingin memberikan semangkuk sup pada menantu kesayangannya, "Setelah kau menghabiskannya, aku akan pergi bahkan jika kau memintaku untuk tinggal". Penyidik bicara pada nenek, keluarga dilarang membawa makanan dari luar.

"Apa aku akan meletakkan racun di makanan untuk menantuku?. Makanan ini benar-benar aman, jadi ijinkan aku memberikannya. Kumohon?. Tolong kabulkan permohonan wanita tua ini. Berbaik hatilah di tahun baru begini. Menantuku yang tidak bersalah ini akan melewati cobaan, dan hanya ini yang bisa kulakukan untuknya. Ijinkan aku memberinya satu mangkuk sup saja. Kumohon?", pinta nenek sambil menangis. 

Mata Hyo Dong berkaca-kaca. Penyidik tak tega menolak permintaan nenek, "Baiklah, silahkan". Nenek tersenyum senang, "Dia mengijinkanku. Ayo makan".
Hyo Dong merasa terharu dengan perhatian nenek, "Terima kasih, Ibu".
"Jangan berkata begitu. Makan  sebelum ini jadi dingin", balas nenek.
Kali ini Hyo Dong tak kuasa menahan air matanya. Nenek menepuk punggung menantunya, "Jangan menangis. Jangan menangis. Jangan menangis", ucap nenek terisak.

Ki Ok ikut sedih dan menangis melihat nasib kakak iparnya. 

Chae Won pergi kerumah sakti mengunjungi Yoo Won Sang, penjaga gudang yang menjadi korban peristiwa kebakaran gudang. Chae Won memperkenalkan diri sebagai putri dari Min Hyo Dong, orang yang melakukan pekerjaan listrik di gudang. Ia juga bilang, jika sampai jam 3 mereka gagal mencapai kesepakatan dengan pihak korban maka kasusnya akan dilimpahkan ke pengadilan dan ayahnya akan dikirim ke penjara.

Chae Won memohon pada istri Yoo Won Sang untuk menerima kesepakatan berdamai, pihaknya akan memberikan uang kompensasi sesuai yang diminta pihak korban. Istri Yoo Won Sang menjelaskan ia dan suaminya telah setuju untuk berdamai dengan uang kompensasi yang akan diberikan tapi ada orang lain yang melarang mereka untuk melakukan hal itu.

"Apa ini karena Presdir Bang Young Ja?", tebak Chae Won kemudian.
"bagaimana kau tahu?", ucap istri korban.
Chae Won terpaksa berbohong dengan mengatakan Bang Young Ja baru saja bilang padanya, bahwa pihak korban akan menyetujui kesepakatan yang diajukan.
Istri korban menjadi binggung, "ini aneh. Dia bahkan menelpon pagi ini dan mengatakan padaku agar tidak membuat kesepakatan.". 

Chae Won pulang dengan langkah lemas, dan putus asa. Diruang tengah Young Ja duduk meminum ramuan herbalnya.
Chae Won ke Young Ja : Ibu sekarang bisa berhenti berakting. Kau menang.
Young Ja menatap Chae Won dengan tatapan menantang.

Chae Won duduk berlutut, menahan rasa amarahnya, "Aku akan mengembalikan putramu, Kim Chul Goo dan bercerai dengannya tanpa syarat apapun. Jadi lepaskan Ayahku".

Young Ja menatap tajam Chae Won, tersenyum sinis penuh kemenangan.


END

Komentar
Gak rela liat Chae Won berlutut di depan Young Ja seperti itu. Benar-bener devil Young Ja ini bikin emosi tingkat dewa. Chae Won terlalu sibuk mondar-mandir ke kantor polisi hingga lupa  berganti baju, (hehehehe)...

Dan tentang Sol Joo, saya merasa dia semakin aneh dan selalu ketakutan dan cemas setiap kali ada hal yang berhubungan dengan Choon Hee. Sebenarnya rahasia apa yang dia sembunyikan dari Choon Hee dan juga keluarganya. Dengan sangat jelas dia ingin Choon Hee pergi jauh dari kehidupannya. Alasannya, dia tidak ingin suami dan juga Se Yoon mengetahui masa lalunya yang dibesarkan di panti asuhan. Menurut saya itu hanyalah alasan yang terlalu berlebihan.